Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Minggu, 24 Agustus 2025

Kisah penentangan dakwah nabi Muhammad SAW di kota mekkah

 Kisah tekanan dakwah di kota mekkah

Akhirnya, datanglah suatu masa di mana Nabi saw mengetahui bahwa dakwah Islam di Mekah telah   mengalami   penekanan   yang   luar   biasa   sehingga   keadaan   sangat   tidak   mendukung   bagi kaum   Muslim.   Rasulullah   saw   bergerak   dengan   dakwahnya.   Lalu   Allah   SWT   mewahyukan kepadanya agar ia berhijrah. 

Kisah penentangan dakwah nabi Muhammad SAW di kota mekkah


Kemudian mulAllah Nabi berhijrah di jalan Allah SWT setelah tiga belas   tahun   beliau   di  Mekah.    Islam   ingin   membangun   negaranya   dan   ingin   menghilangkan pengepungan       dan   serangan    kaum    musyrik.    Mula-mula      terjadilah   perubahan    sedikit   dalam keadaan kaum Muslim. Rasulullah saw keluar dalam musim haji untuk menunjukkan dirinya pada kabilah-kabilah Arab sebagaimana   yang   beliau   lakukan   pada   setiap   musim.   Beliau   berada   di   tempat   yang   bernama 'Aqabah,     lalu  beliau  bertemu    dengan    jamaah    dari  Khazraj.    Rasulullah    saw   berkata   kepada mereka,     "siapa  kalian?"   Mereka     menjawab:     "Kami    berasal   dari  kelompok     Khazraj."   Beliau berkata. "apakah kalian termasuk pembantu kaum Yahudi?" Mereka menjawab, "benar." Beliau berkata, "maukah kalian duduk bersama aku karena aku ingin sedikit berbicara dengan kalian." Mereka     menjawab:      "Boleh."   Kemudian      mereka    duduk    bersama    Nabi   lalu  beliau   mengajak mereka untuk mengikuti agama Allah SWT. Rasulullah   saw   sedikit   menceritakan   Islam   kepada   mereka   dan   membacakan   Al-Qur'an.   Enam orang     mendengarkan       apa   yang   disampaikan      oleh   Nabi   saw.   Setelah    beliau   selesai  dari pembicaraannya,        mereka     membenarkannya         dan    beriman    kepadanya.      Kemudian      mereka menceritakan   kepada   Nabi   saw   bahwa   mereka   meninggalkan   kaumnya   karena   kaum   mereka terlibat peperangan dan kebencian. Mudah-mudahan Allah SWT mengumpulkan mereka dengan kedatangan      Nabi   saw   yang   mulia   ini.  Mereka    memberitahu     Nabi   saw   bahwa    mereka    akan menceritakan   kepada   kaumnya   apa   yang   mereka   dengar   dari   Nabi   saw   dan   akan   mengajak mereka untuk memenuhi dakwah Nabi. Keenam       lelaki  itu  kembali    ke   kota   Madinah     yang    berubah    namanya     menjadi     Madinah Munawarah   yang   sebelumnya   ia   bernama   Yatsrib   di   zaman   jahiliah.   Allah   SWT   berkehendak untuk meneranginya dengan   Islam. Para lelaki itu kembali ke Madinah dan mereka membawa Islam di hati mereka sehingga banyak orang yang masuk Islam. Kemudian datanglah musim haji dan keluarlah dari Madinah dua belas orang lelaki dari orang- orang   yang   beriman   yang   di   antara   mereka   terdapat   enam   orang   yang   Rasulullah   saw   telah berdakwah kepada mereka pada musim yang dulu dan Nabi saw menemui mereka di 'Aqabah.

Kemudian   Nabi   melakukan   baiat   pada   mereka   agar   mereka   mempertahankan   keimanan   dan membela dakwah kebenaran serta kemanusiaan. Kaum   lelaki   itu   kembali   ke   Madinah   disertai   salah   seorang   yang   terpercaya   dari   tokoh   Islam yaitu Mus'ab bin Umair di mana ia menjadi utusan Rasulullah saw di Madinah dan ia mengajari manusia   tentang   agama   mereka   dan   membacakan   kepada   mereka   Al-Qur'an   dan   menyerukan kebenaran   kepada   manusia   sehingga   tersebarlah   Islam   di   Madinah.   Penduduk   Madinah   mulai bertanya-tanya,   mengapa   saudara-saudara   kita   kaum   Muslim   Mekah   ditindas?   Mengapa   Rasul saw   keluar   untuk   berdakwah   dan   menebarkan   rahmat   tetapi   beliau   justru   mendapatkan   angin kebencian? Sampai kapan kita akan membiarkan Rasulullah saw teraniaya dan terusir di Mekah? Demikianlah, pergilah tujuh puluh orang ke Mekah, tujuh puluh orang dari penduduk Madinah Munawarah.   Mereka   pergi   ke   'Aqabah   dalam   keadaan   sendirian   dan   berkelompok-kelompok. Islam   telah   menghasilkan   buah   pertamanya   dalam   hati   mereka   sehingga   hati   mereka   dipenuhi cinta   kepada   Allah   SWT   dan   Rasul-Nya   serta   kaum   Muslim.   Penderitaan   yang   dialami   kaum Muslim mempengaruhi jiwa mereka dan mencegah mereka dari mendapatkan kenikmatan tidur dan   nikmatnya   memakan   dan   nikmatnya   kehidupan.   Orang-orang                yang   baik   itu   datang   dan berbaiat   kepada   Rasul   saw   untuk   membela   beliau   menolongnya   dan   melindunginya   serta   siap untuk   mati   di   jalannya.   Mereka   datang   setelah   hati   mereka   diliputi   oleh   Islam   dan   mereka memberikan   segala   sesuatu   untuk   dakwah   yang   baru;   mereka   datang   sebagai   pecinta-pecinta kebenaran. Kitab-kitab hadis yang suci meriwayatkan apa yang terjadi pada baiat 'Aqabah al-Kubra. Dalam kitab tersebut dikatakan bahwa Abbas Ibnu Abdul Muthalib datang bersama Nabi dan saat itu ia masih berada dalam agama kaumnya. Ia ingin menyelesaikan urusan anak pamannya. Ketika ia duduk dan berbicara, ia mengatakan suatu pernyataan yang mengisyaratkan bahwa Muhammad saw   mendapatkan   kemuliaan   dari   kaumnya   dan   kekuatan   di   negerinya   tetapi   ia   enggan   dan memilih      untuk   bergabung     bersama   kalian   wahai     penduduk   Madinah.       Jika   kalian   memenuhi janjinya dan melindunginya, maka ambillah ia, namun jika kalian khawatir jika suatu saat nanti akan mengkhianatinya, maka mulai dari sekarang biarkanlah ia di negerinya. Kata-kata   Abbas   tersebut   berasal   dari   fanatisme   kesukuan   dan   ikatan   darah   keluarga   namun penduduk Madinah tidak begitu peduli dengan kalimat Abbas itu karena ia bukan termasuk dari agama   mereka   dan   ia   tidak   mengetahui   tingkat   cinta   kepada   Rasul   saw   yang   mereka   capai. Abbas   bin   Abdul   Muthalib   menunggu   jawaban   dari   penduduk   Madinah.   Lalu   mereka   berkata

kepadanya, "Kami telah mendengar apa yang engkau katakan, maka berbicaralah ya Rasulullah, ambilah untuk dirimu dan Tuhanmu apa saja yang engkau sukai." Kita   ingin   mengamati   jawaban   sekelompok   orang   yang   mukmin   dari   penduduk   Madinah   ini sehingga     Rasulullah     saw   berbicara.    Jawaban     yang   dicari   oleh  Abbas     bin  Abu    Muthalib tersembunyi       dalam    pernyataan     Nabi.   Demikianlah      setelah   Rasulullah     saw    mengucapkan kalimatnya,     maka    tidak  keluar   pemyataan     apa   pun.  Cukup   hanya     Nabi   yang   berbicara    dan mereka   hanya   menaatinya.   Mereka   meminta   kepada   beliau   agar   mengambil   pada   dirinya   dan Tuhannya apa saja yang beliau sukai; mereka merasa tidak memiliki apa-apa dan tidak memiliki keputusan. Nabi berbicara lalu beliau membaca   Al-Qur'an dan mengajak ke jalan Allah SWT. Kemudian   beliau   bebicara   tentang   Islam   dan   beliau   membaiat   mereka   agar   membantu   beliau sehingga mereka pun membaiat kepadanya. Demikianlah terjadinya baiat 'Aqabah al-Kubra. Orang-orang   yang   terpilih   oleh   Allah   SWT   itu   mengetahui   bahwa   sebentar   lagi   mereka   akan diajak untuk mengangkat senjata: mereka diajak untuk mendapatkan kematian di bawah naungan pedang. Mereka menenangkan Rasulullah saw bahwa beliau akan mendapati orang-orang yang sudah terlatih dalam peperangan karena mereka mewarisi dari kakek-kakek mereka. Salah   seorang   dari   tujuh   puluh   orang   itu   menyebutkan   masalah   yang   penting.   Abul   Haitsyam berkata:   "sesungguhnya   di   antara   orang-orang   Madinah   dan   Yahudi   terdapat   suatu   tali   ikatan, maka   mereka   boleh   jadi   akan   memutuskannya   lalu,   apakah   sikap   yang   harus   kita   ambil   jika mereka   lakukan   hal   itu   dan   memusuhi   orang-orang   Yahudi,"   kemudian   Allah   SWT   menolong Nabi dan memenangkan atas kaumnya, lalu ia kembali kepada mereka dan meninggalkan mereka di bawah kasih sayang orang-orang Yahudi. Perhatikanlah   bahwa   pertanyaan   tersebut   berkisar   pada   kecintaan   kepada   Nabi   dan   keinginan agar Nabi tetap bersama mereka selama perjalanan hari dan bulan. Masalah yang dituntut oleh Abbas   bin   Abdul   Muthalib   secara   jelas   adalah   masalah   perlindungan   mereka   kepada   Nabi,   di mana     hal  tersebut   tidak   lagi  diperdebatkan     oleh   orang-orang     yang   terpilih  dari  penduduk Madinah.      Namun     masalah     yang   mereka    inginkan    adalah    masalah    perlindungan     Nabi    dan keberadaan Nabi bersama mereka di Madinah. Nabi tersenyum dan beliau mengatakan kalimat-kalimat yang justru menekankan bahwa ikatan akidah     lebih  kuat   daripada    ikatan  darah.   Beliau    berkata:   "Tetapi   darah   adalah    darah   dan kehancuran adalah kehancuran. Aku dari kalian dan kalian dariku aku akan memerangi orang- orang   yang   kalian   perangi   dan   aku   akan   berdamai   dengan   orang-orang   yang   kalian   berdamai dengan mereka." Akhirnya,   penduduk   Madinah   pergi   dan   kembali   ke   negeri   mereka.   Kemudian   berita   tentang baiat   ini  sampai    ketelinga   orang-orang     Mekah     dan  para   tokoh   musyrik,    lalu  mereka    justru menambah penekanan kepada Rasulullah saw dan kaum Muslim.

0 comments:

Posting Komentar