Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Sabtu, 12 April 2025

kisah Nabi saleh As

 KISAH NABI SALEH A.S.

Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan

bahagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam

bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak

antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang

telah habis binasa disapu angin taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan

atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi

Hud A.S.

kisah nabi saleh


Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan

dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang subur

yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang

berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yang

didirikan di atas tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung.Semuanya itu

menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala

gangguan alamiah dan bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan

anak keturunan mereka.

Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang

mereka sembah dan puja, kepadanya mrk berqurban, tempat mrk minta perlindungan

dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.Mrk

tidak dpt melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dpt mrk jangkau dengan

pancaindera.


Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud


Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan

hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi

pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mrk keluar dari jalan

yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan

seksaan kepada suatu umat sebelum mrk diperingatkan dan diberi petunjukkan

oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya.

Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mrk telah diutuskan

Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mrk sendiri, dari keluarga yang

terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati

dan ramah-tamah dalam pergaulan.

Dikenalkan mrk oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatut mrk sembah, Tuhan Allah

Yang Maha Esa, yang telah mencipta mrk, menciptakan alam sekitar mrk, menciptakan

tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bhn-bhn keperluan hidup mrk, mencipta

binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mrk dan dengan demikian

memberi kepada mrk kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan

batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mrk sembah dan bukan patung-patung yang

mrk pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mrk atau melindungi mrk dari ketakutan dan bahaya


Nabi Saleh memperingatkan mrk bahwa ia adlah seorang drp mrk, terjalin antara

dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mrk adalah kaumnya dan sanak

keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mrk.Ia mengharapkan

kebaikan dan kebajikan bagi mrk dan sesekali tidak akan menjerumuskan mrk ke

dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mrk

Ia menerangkan kepada mrk bahwa ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa

yang diajarkan dan didakwahkan kepada mrk adalah amanat Allah yang harus dia

sampaikan kepada mrk untuk kebaikan mrk semasa hidup mrk dan sesudah mrk mati

di akhirat kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan

sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mrk segera

meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada

Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan

perbuatan syirik yang selama ini telah mrk lakukan.Allah maha dekat kepada mrk

mendengarkan doa mrk dan memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya.


Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mrk

merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mrk

sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka

kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan

cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat.

Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami

mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpinkami menyelesaikan hal-hal

yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami

dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan

kesusahan.Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami

kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang

menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada

kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek

moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami

menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan

untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu

dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap

kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek

moyang kami dengan meninggalkan persembahan mrk dan mengikuti jejakmu."


Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti

ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mrk rezeki yang luas dan

penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mrk kisah kaum-kaum yang

mendapat seksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan

risalah-Nya. Hal yang serupa itu dpt terjadi di atas mrk jika mrk tidak mahu menerima

dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur

sebagai seorang anggota dari keluarga besar mrk dan yang tidak mengharapkan atau

menuntut upah drp mrk atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang

ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mrk.


Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang

yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya

sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mrk yang tergolong orang-orang

kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak

ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:" Wahai

Saleh! Kami kira bahwa engkau telah kerasukan syaitan dan terkena sihir.Engkau telah

menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah

kacau sehingga engkau dengan tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang

tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku

bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah

kelebihanmu drp kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada

orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau

rasul drp engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk

mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi

kaummu.Jika engkau merasa bahwa engkau sihat badan dan sihat fikiran dan

mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam

dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan

mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu sendiri.Kami tidak akan mengikut

jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih

dahulu.


Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku

tidak mengharapkan sesuatu apapun drpmu sebagai imbalan atas usahaku memberi

tuntunandan penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau

mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan

semata-mata atas perintah Allah dan drp-Nya kelak aku harapkan balasan dan

ganjaran untuk itu. Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas

dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata

atas kebenaran dakwahku.Jgnlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan

melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya

semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek moyang kami yang bathil itu.

Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat

demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku

dengan seruanmu itu."


Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia

bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya para

pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya

yang makin lama makin mendpt perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah

dalam masyarakat. Mrk menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran

kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa

yang berada di luar kekuasaan manusia.


Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Saleh A.S.

Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti drpnya berupa

mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis

kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi

tentangan dan tuntutan mrk. Nabi Saleh membalas tentangan mrk dengan menuntut

janji dengan mrk bila ia berhasil mendatangkan mukjizat yang mrk minta bahwa mrk

akan meninggalkan agama dan persembahan mrk dan akan mengikuti Nabi Saleh dan

beriman kepadanya.


Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah

Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk

membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan

tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan

kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu

karang besar yang terdpt di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta

terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.

Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah

Nabi Saleh kepada mrk:" Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia

mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunyai giliran untuk mendptkan air

minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendptkan minum bagimu dan bagi ternakanmu

juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai

mengganggu binatang ini."

Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa

mendpt gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi

yyang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta

Nabi Saleh itu datang minum tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana

menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin

merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan

gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.


Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendtgkan mukjizat yang mrk tuntut gagallah para pemuka

kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan

pegaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para

pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mrk

pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi

Saleh yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mrk serta ditakuti oleh binatang-binatang

peliharaannya.


Unta Nabi Saleh Dibunuh

Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan

pembunuhan unta Nabi Saleh. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab

yang diancam oleh Nabi Saleh bila untanya diganggu di samping adanya dorongan

keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mrk, muncullah

tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya menawarkan akan menyerah dirinya

kepada siapa yang dpt membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita

lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan

salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.


Dua macam hadiah yyang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para

pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan

Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang

dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku

Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.

Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di

mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ianya minum. Dan

begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang

disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.


Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota

menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendpt sambutan sorak-sorai dan

teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mrk kembali dari medan perang dengan

membawa kemenangan yang gilang gemilang.

Berkata mrk kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah

datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu,

jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."


Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan

azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu

maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku

sampaikan kepada kamu.Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat

tentanganmu kepada-Nya.Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh bersuka ria dan

bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada

hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dpt ditunda atau

dihalang."


Ada kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi Saleh

memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mrk sedar akan

dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.

Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada

Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah

ditangguhkan tiga hari lagi.


Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan

Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mrk akan

didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mrk terbangun dari tidurnya

akan menemui wajah mrk menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada hari kedua dan

hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.

Mendebgar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok

sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabu

Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mrk mengadakan pertemuan rahsia

dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam,


di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga

Nabi Saleh, jika diketahui identiti mrk sebagai pembunuhnya. Rancangan mrk ini

dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang

itu sendiri.


Ketika mrk datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam

yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar

yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mrk di atas

tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindingi rasul-Nya dari

perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.

Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah

berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah

tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa,

ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.


Kisah Nabi Saleh Dalam Al-Quran

Kisah Nabi Saleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah Al-A'raaf,

ayat 73 hingga 79 , surah " Hud " ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah " Al-Qamar " ayat 23

sehingga ayat 32.

Pengajaran Dari Kisah Nabi Saleh A.S.


Pengajaran yang menonjol yang dpt dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan

perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dpt berakibat

negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.

Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas

bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir

orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.

Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar.

Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah

itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam

masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau

merestui perbuatan mungkar itu Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan

mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar

itu.


Read More

Jumat, 11 April 2025

Kisah nabi Hud As

 KISAH NABI HUD A.S

“Aad” adl nama bapa suatu suku yg hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama

“Al-Ahqaf” terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yg tertua

sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dgn kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yg

besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yg subur dgn sumber-sumber airnya yg

mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam utk bhn

makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dgn kebun-kebun bunga yg

indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur sejahtera dan bahagia

serta dalam waktu yg singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yg terbesar

diantara suku-suku yg hidup di sekelilingnya.

Sebagaimana dgn kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adl penghidupan rohaninya

tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat

patung-patung yg diberi nama ” Shamud” dan ” Alhattar” dan itu yg disembah sebagai tuhan

mereka yg menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan kebaikan dan

keuntungan serta dapat menolak kejahatan kerugian dan segala musibah. Ajaran dan

agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati jiwa serta cara hidup

mereka sehari-hari. Keni’matan hidup yg mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat

tanah yg subur dan menghasilkan yg melimpah ruah menurut anggapan mereka adl

kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yg mereka sembah. Karenanya mereka

tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon

perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.


Sebagai akibat dan buah dari aqidah yg sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai

oleh tuntutan dan pimpinan Iblis di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar

penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan

lahiriahlah yg menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di

dalam masyarakat di mana yg kuat menindas yg lemah yg besar memperkosa yg kecil dan

yg berkuasa memeras yg di bawahnya. Sifat-sifat sombong congkak iri-hati dengki hasut

dan benci-membenci yg didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan

mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan sayang

menyayang jujur amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad

tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka. Nabi Hud

Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke

semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yg sesat sudah jauh

menyimpang dari ajaran-ajaran agama yg dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang

Nabi atau Rasul yg bertugas utk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yg

sebelumnya mengembalikan masyarakat yg sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan

mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya

dgn iman tauhid dan aqidah yg sesuia dgn fitrah.


Demikianlah maka kepada suku Aad yg telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan

keni’matan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yg mengurniakan itu semua. Di

utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri dari keluarga yg

terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dgn kelakuan yg baik budi pekerti yg luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan dgn kawan-kawannya.


Nabi Hud memulai dakwahnya dgn menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada

tanda-tanda wujudnya Allah yg berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yg

mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dgn segala keni’matan hidup yg

berupa tanah yg subur air yg mengalir serta tubuh-tubuhan yg tegak dan kuat. Dialah yg

seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yg mereka perbuat sendiri. Merek

sebagai manusia adl makhluk Tuhan paling mulia yg tidak sepatutnya merendahkan diri

sujud menyembah batu-batu yg sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan

memusnahkannya dari pandangan.


Di terangkan oleh Nabi Hud bahaw adia adl pesuruh Allah yg diberi tugas utk membawa

mereka ke jalan yg benar beriman kepada Allah yg menciptakan mereka menghidup dan

mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya drp mereka. Ia tidak mengharapkan

upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jalan yg

benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mereka

tetap menutup telinga dan mata mrk menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan

ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yg mati

binasa tenggelam dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak

ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka

kepada berhala dan patung-patung yg mereka sembah dan puja itu.


Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yg tidak pernah mrk

dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yg dibawa oleh Nabi Hud itu

akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat

istiadat yg telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang

dan merasa hairan bahawa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha

merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dgn

sesuatu yg baru yg mereka tidak kenal dan tidak dpt dimengertikan dan diterima oleh akal

fikiran mereka. Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dgn

berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yg

diterimanya dgn kepala dingin dan penuh kesabaran.


Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:”Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yg engkau

hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami

kepada tuhan-tuhan kami yg berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yg tidak dpt kami

jangkau dgn pancaindera kami dan tuhan yg menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara

persembahan yg kami lakukan ini ialah yg telah kami warisi dari nenek moyang kami dan

tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yg

seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan

dan agama mereka dgn memebawa suatu agama baru yg tidak kenal oleh mereka dan

tentu tidak akan direstuinya.”


Wahai kaumku! jawab Nabi HudSesungguhnya Tuhan yg aku serukan ini kepada kamu utk

menyembah-Nya walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dgn pancainderamu namun

kamu dpt melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaannya

dan dalam alam semesta yg mengelilingimu beberapa langit dgn matahari bulan dan

bintang-bintangnya bumi dgn gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yg kesemuanya dpt bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan

menjadi kamu dpt meni’mati kehidupan yg sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yg harus

kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada

bersekutu tidak beranak dan diperanakan yg walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya

dgn pancainderamu Dia dekat drp kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu

mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yg harus

disembah oleh manusia dgn kepercayaan penuh kepada Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya

dan bukan patung-patung yg kamu perbuat pahat dan ukir dgn tangan kamu sendiri

kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yg pasif tidak dapat

berbuat sesuatu yg menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah ****nya dan

dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yg sesat itu dan menolak

ajaran dan agama yg telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu.”


Wahai Hud! jawab kaumnya”Gerangan apakah yg menjadikan engkau berpandangan dan

berfikiran lain drp yg sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan

menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga

engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memper****kan kami

dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahwa

engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu utk membawa agama dan

kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yg sesat menurut

pengakuanmu ke jalan yg benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak dpt menerima

oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah

kelebihan kamu di atas seseorang drp kami engkau tidak lbh tidak kurang adl seorang

manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dgn kami

mengapa engkau yg dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami

seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan

tuhan-tuhan kami yg selalu engkau eje hina dan cemuhkan.”


Wahai kaumku! jawab Nabi Hud “aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap

waras dan sihat tidak krg sesuatu pun dan ketahuilah bahwa patung-patungmu yg kamu

pertuhankan itu tidak dpt mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi bandaku

atau fikiranku. Kamu kenal aku sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku

tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dgn kamu tidak

pernah terlihat pd diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yg

meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adl benar pesuruh Allah yg

diberi amanat utk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yg sudah tersesat

kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yg benar yg diajar

oleh nabi-nabi yg terdahulu krn Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu

lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul

yg menuntun mereka ke jalan yg benar dan penghidupan yg diredhai-Nya. Maka percayalah

kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah

Tuhan seru sekalian alam Tuhan yg menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi

menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu menumbuhkan tumbuh tumbuhan

bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala

perbuatan salah dan tindakan sesatmu agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran

hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yg telah dialami oleh kaum

Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahiulah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak

dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu di dunia ini


dan diberi ganjaran sesuai dgn amalanmu yg baik dan soleh mendpt ganjaran baik dan yg

hina dan buruk akan diganjarkan dgn api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah

Allah kepada kamu dan dgn ini telah memperingati kamu akan akibat yg akan menimpa

kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku.”


Kaum Aad menjawab: ” Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah

mendpt kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu

berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yg tidak masuk akal bahwa

jika kami mengikuti agamamu akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan

bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran

atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami

setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yg engkau

selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap

kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah

kepadamu dan mengikuti ajaranmu krn bayangan azab dan seksa yg engkau

bayang-bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa

yg engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan

bukan seorang pendusta.”


Baiklah! jawab Nabi Hud” Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras

kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada

berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak

akan dpt melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa aku telah

menyampaikan risalah-Nya dgn sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha

sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yg

baik yg telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya.” Pembalasan Allah Atas Kaum

Aad


Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yg kafir dan tetap membangkang itu diturunkan

dalam dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan yg melanda ladang-ladang dan

kebun-kebun mrk sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan kalau-kalau mereka

tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya.Dalam

keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu

adl suatu permulaan seksaan dari Allah yg dijanjikan dan bahwa Allah masih lagi memberi

kesempatan kepada mereka utk sedar akan kesesatan dan kekafiran mrk dan kembali

beriman kepada Allah dgn meninggalkan persembahan mrk yg bathil kemudian bertaubat

dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dgn lebatnya dan

terhindar mrk dari bahaya kelaparan yg mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu

percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adl janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi

menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan ari musibah yg mereka

hadapi.


Tentangan mrk terhadap janji Allah yg diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat

jawapan dgn dtgnya pembalasan tahap kedua yg dimulai dgn terlihatnya gumpalan awan

dan mega hitam yg tebal di atas mereka yg disambutnya dgn sorak-sorai gembira krn

dikiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami

kebun-kebun mereka yg sedang mengalami kekeringan.Melihat sikap kaum Aad yg sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dgn nada

mengejek: “Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega

yg akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yg telah ku janjikan dan

kamu ternanti-nanti utk membuktikan kebenaran kata-kataku yg selalu kamu sangkal dan

kamu dusta.


Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yg diramalkan oleh Nabi Hud itu bahawa

bukan hujan yg turun dari awan yg tebal itu tetapi angin taufan yg dahsyat dan kencang

disertai bunyi gemuruh yg mencemaskan yg telah merusakkan bangunan-bangunan rumah

dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan

melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari

kesana sini hilir mudik mencari perlindungan .Suami tidak tahu di mana isterinya berada

dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dgn tanah.

Bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat

menyampuh bersih kaum Aad yg congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan

yg menyedihkan itu utk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yg akan datang.

Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yg beriman telah mendapat perlindungan Allah dar

bencana yg menimpa kaumnya yg kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan

kaumnya yg kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan

bangunan-bangunan yg berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yg meminta tolong

dan mohon perlindungan.


Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah ” Al-Ahqaf ” sudah menjadi sunyi senyap

dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut di

mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana

dimana hingga sekarang makamnya yg terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lbh

kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yg datang beramai-ramai dari

sekitar daerah itu terutamanya dan bulan Syaaban pada tiap tahun. Kisah Nabi Hud Dalam

Al-Quran 

Kisah Nabi Hud diceritakan oleh 68 ayat dalam 10 surah di antaranya surah Hud ayat 50

hingga 60 surah ” Al-Mukminun ” ayat 31 sehingga ayat 41 surah ” Al-Ahqaaf ” ayat 21

sehingga ayat 26 dan surah ” Al-Haaqqah ” ayat 6 7 dan 8. Pengajaran Dari Kisah Nabi Hud

A.S.

Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yg baik yg patut ditiru dan diikuti oleh juru

dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau menghadapi kaumnya yg sombong dan keras

kepala itu dgn penuh kesabaran ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali

membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dgn serupa tetapi menolaknya dgn kata-kata

yg halus yg menunjukkan bahawa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai

kehilangan akal atau kesabaran.

Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dgn menuduhnya telah

menjadi gila dan sinting. Ia dgn lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dgn hanya

mengata:”Aku tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu yg kamu sembah tidak dapat

menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adl rasul pesuruh Allah


kepadamu dan betul-betul aku adl seorang penasihat yg jujur bagimu menghendaki

kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari azab

dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat.”

Dalam berdialog dgn kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka dan

mengajak mereka berfikir secara rasional menggunakan akal dan fikiran yg sihat dgn

memberikan bukti-bukti yg dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya

dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adl dari Allah Dia akan memberinya kepada

siapa yg Dia kehendakinya.

Read More

Kamis, 10 April 2025

KIsah Nabi Nuh As

 KISAH NABI NUH A.S

Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan

dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.

Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di

antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran

agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik

meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah

pimpinan Iblis.

Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi

Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah

patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai

tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala

kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut

kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu

diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera ke****an

mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa "

kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr"


Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak

mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid

menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan

kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan

dan Iblis.

Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh

Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi

dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air


yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam

menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan

adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka

buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada

mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya

di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap

perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi,

fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya

melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan

kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang

kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi

pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan

dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau

mematahkannya.

Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda

kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap

kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan

terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan

mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus

orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah.

Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat,

yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak

mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas

agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka

berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan

usaha dakwah Nabi nuh.


Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan

tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan

seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang

malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan

manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya

seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka

seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak

mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa

memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu

itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami

itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang

mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang

pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang

masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu

dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal

kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu

tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa

engkau adalh pendusta belaka."


Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa

aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai

kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak

ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap

mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan

kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang

manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya

kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang

benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada

Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya

pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada

hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni

dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia

kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau

menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha

Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".

Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki

kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama

yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani,

buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak

dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup

mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan

bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan

dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya

yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."


Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa

adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang ****, yang kaya

mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya

mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai

kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para

pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan

dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku

orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan

keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah

membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku.

Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada

mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan

ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan

tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran

yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang **** dan tidak berfikiran sihat.


Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi

Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau,

maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat

dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap

tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat

kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan

bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang

menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan

ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap

meragukan dakwahmu."


Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun

berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan

penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha

Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan

terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah

kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai

dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak

yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang,

tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu,

Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima

dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil

kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan

tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran

dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia

mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui

kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya

ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan

menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal

mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:


"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka

yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati

karena apa yang mereka perbuatkan."

Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan

habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas

kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang

pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha

menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak

akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak

yang kafir spt.mereka."

Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi

menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman

Allah dengan mati tenggelam.

Nabi Nuh Membuat Kapal

Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh

mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan

untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari

kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam

menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.

Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan

tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dar

ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina

kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila

engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi da

rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembua

kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu

untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke

laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan

tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengeje

dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu

dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya

azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."


Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut

pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan

kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut

bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis

makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."

Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang

dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa

menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak

bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal

Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang

diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.


Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya

menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala

ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan

gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang

sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.

Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat

orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba

terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam

dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang

sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan

kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan

cemas menghadapi maut ditelan gelombang.


Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat

suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu

bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau

selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan,

putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan

kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan

ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan

pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat

menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau

oleh air bah ini."


Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan

engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat

melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang

memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."

Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang

yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan

air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.


Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak

beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya

Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari

keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim

yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia

puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu,

melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp

kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima

dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan

golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya

danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu,

mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah

mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada

dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang

engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam

golongan orang-orang yang ****."


Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya

kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap

orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia

memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh

perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya

cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia

sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon

ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari

godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku

menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak

memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi

orang yang rugi."Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang

kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi

kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah

kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi

umat yang menyertaimu."


Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh

dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan

dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang

menimpa di atas mereka.

Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.

Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan

kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp

hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia

adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga

ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut

dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan

menentangnya.

Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang

bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis

Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia

menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga

peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak

dilahirkan oleh ibumu."

Read More

Rabu, 09 April 2025

Kisah Nabi Idris A.S

 Kisah Nabi Idris A.S

Allah s.w.t berfirman:

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris (yang tersebut)di dalam

Al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang ras

Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57)

Kita tidak mengetahui bila Nabi Idris hidup dan kepada kaum siapa dia diutus dan

bagaimana Allah s.w.t mengangkat darjatnya pada kedudukan yang tinggi.

Menurut cerita kuno disebutkan bahawa Nabi Idris adalah Uzairis, salah seorang pahlawa

Mesir kuno. Beliau dianggap sebagai Tuhan berhala. Izis, isterinya memainkan peranan

penting dalam mengembalikannya pada kehidupan. Kami tidak memiliki suatu sumber ya

otentik yang dapat kami percaya untuk meneguhkan pendapat seputar Nabi Idris.

Barangkali Idris adalah seorang Nabi yang dermawan dan mulia dan diutus di Mesir, lalu

Allah s.w.t mengangkatnya di sisi-Nya seperti Nabi Isa Ibnu Maryam. Ketika beliau

diangkat, terjadilah berbagai macam isu dan fitnah seputar beliau dan kemudian beliau

dijadikan sebagai Tuhan. Dan barangkali ada versi lain seputar kisah itu.

Yang jelas Al-Qur'an al-Karim tidak menyingkap kesamaran yang berhubungan dengan

Nabi Idris. Yang kami ketahui hanya bahawa beliau adalah seorang yang jujur, yang

terpercaya, dan seorang Nabi. Allah s.w.t mengangkatnya ke darjat yang tinggi di sisi-Nya?

kisah nabi idris


Nabi Idris a.s Bersama Malaikat Izrail

Suatu ketika Nabi Idris a.s telah dikunjungi oleh Malaikat Izrail dan bertanya Nabi Idris a.s

katanya: "Hai malaikat Izrail, engkau datang ini untuk mencabut nyawa atau untuk

menziarah?." Kata Malaikat Izrail aku datang untuk menziarah dengan izin Allah. Kata Nabi

Idris kepada Malaikat Izrail: "Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan

kepadamu" Kata Malaikat Izrail "Kepentingan apa itu?" Jawab Nabi Idris "Kepentingan

denganmu iaitu supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan

kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan

sakaratulmaut". Kata Malaikat Izrail sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa

seseorang melainkan mendapat izin Allah. Maka Allah memberi wahyu kepada kepada

Malaikat Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi Idris, maka seketika itu Malaikat Izrail

mencabut nyawa Nabi Idris a.s. Maka Malaikat Izrail menangis atas kematian Nabi Idris

sambil memohon kepada Allah agar Allah menghidupkan kembali Nabi Idris a.s.

Kemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka Nabi Idris hidup kembali.

Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris as. "Hai saudaraku, bagaimana rasanya

sakaratulmaut itu?. Kata Nabi Idris a.s "Sesungguhnya rasa sakaratulmaut itu saya

umpamakan binatang yang hidup itu dilapah kulitnya (dibuang kulitnya semasa hidup-hidup)

dan begitulah rasanya sakaratulmaut bahkan lebih seribu kali sakit."


Kata Malaikat Maut: "Secara halus dan berhati-hati aku mencabut nyawa yang seperti itu

selama-lamanya." Kemudian Nabi Idris a.s berkata lagi pada Malaikat Maut: "Hai Malaikat

Maut, saya ada keinginan lagi dengan engkau iaitu saya ingin melihat Neraka Jahanam

sehingga saya boleh beribadah kepada Allah dengan bersungguh-sungguh setelah melihat

belenggu, rantai-rantai dan kala jengking yang menyengat orang-orang yang ada di Neraka

Jahanam." Kata Malaikat Maut "Bagaimana saya boleh pergi ke Neraka Jahanam tanpa izin

Allah".

Mala Allah memberi wahyu kepada Malaikat Maut dengan firman: "Pergilah engkau ke

Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris a.s". Malaikat Maut pun pergi ke Neraka

Jahanam bersama-sama Nabi Idris kemudian Idris melihat segala macam seksaan yang

diciptakan Allah untuk musuh-musuhNya yang berupa belenggu, rantai-rantai daripada

neraka dan kala jengking serta ular dengan api-api yang menyala dan kayu zakum dan air

yang sangat panas untuk diminum oleh ahli neraka tersebut. Setelah kembali Nabi Idris

berkata lagi kepada Malaikat Maut. "Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi dengamu

iaitu saya ingin melihat syurga sehingga saya boleh tambah meningkatkan amal ibadah,"

maka Malaikat Maut berkata "Bagaimana boleh saya bersamamu ke dalam syurga tanpa

izin Allah." Maka Allah memberi izin pada Malaikat Maut untuk pergi berdua dan berhenti

dekat pintu syurga.

Maka Nabi Idris melihat di dalamnya nampak bermacam-macam nikmat dan istana besar

lagi indah dan beberapa anugerah yang berharga, juga tumbuh-tumbuhan serta

buah-buahan yang beraneka warna dan rasanya berbeza-beza. Nabi Idris berkata "Hai

saudaraku, saya telah merasakan sakitnya sakaratulmaut, saya telah melihat Neraka

Jahanam yang didalamnya bermacam-macam rupa seksaan dan azab neraka maka

mohonlah engkau kepada Allah agar Allah mengizinkan saya untuk masuk syurga dan

minum airnya agar hilang rasa sakitnya sakaratulmaut di tenggkorakku ini dan juga

terhindar daripada seksaan Neraka Jahanam.


Maka Malaikat Izrail minta izin kepada Allah lalu mengizinkannya, kemudian masuklah

meraka berdua ke alam syurga lalu keluar. Kemudian Nabi Idris masuk lagi ke dalam

syurga dan meletakkan seliparnya di bawah pokok kayu di dalam syurga. Maka Nabi Idris

berkata kepada Malaikat Izrail "Hai Malaikat Maut, selipar saya tertinggal didalam syurga di

bawah pokok kayu, maka kembalikanlah saya ke dalam syurga," maka Nabi Idris masuk ke

syurga dan tidak mahu keluar lagi dari syurga. Maka berteriaklah Malaikat Izrail memanggil

Nabi Idris agar keluar dari syurga. "Hai Idris, keluarlah engkau dari syurga." Maka Nabi Idris

pun tidak mahu keluar Allah s.w.t telah berfirman "Tiap-tiap orang mesti merasakan

sakaratul maut, sedang saya sudah merasakan sakaratulmaut. Dan Allah s.w.t berfirman

lagi maksudnya: "Tidak ada diantara kamu sekelian kecuali mereka itu memasuki

(neraka/syurga) sedang aku pernah memasuki neraka dan Allah pun juga berfirman lagi

maksudnya: "Dan tidaklah mereka itu dikeluarkannya". (keluar daripada syurga).

"Siapakah yang mengeluarkan saya dari syurga" sedangkan Allah telah memberi wahyu

kepada malaikat Maut. "Tinggalkanlah dia (Nabi Idris) sesungguhnya Aku telah

memutuskan dia di zaman azali dahulu bahawa sesungguhnya dia (Nabi Idris) tergolong

ahli dan penghuni syurga."

Dan Allah telah berfirman kepada rasul-rasulNya tentang kisah Nabi Idris dalam firmanNya

yang bermaksud. "Dan ingatlah olehmu cerita-cerita dalam kitab Nabi Idris a.s dan

seterusnya."




Read More

Selasa, 08 April 2025

Kisah nabi Adam As

 KISAH NABI ADAM A.S

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan

tumbuh-tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan

bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis

makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha

Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak

Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi

memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di

dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah

ditakdirkan baginya.

Kekhawatiran Para Malaikat.

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan

makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain

itu, disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau

karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah

s.w.t.:"Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami, padahal

kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa

henti-hentinya, sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,

nescaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh berebutan

menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga

akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:

"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat

penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh

kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan

bukan sebagai sujud ibadah, karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada

sesama makhluk-Nya."

Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat, kering dan lumpur

hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke

dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna


Iblis Membangkang.

Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,

yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang

akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya

serta yang terpendam di dalamnya. Iblis merasa dirinya lebih mulia,l ebih utama dan lebih

agung dari Adam, karena ia diciptakan dari unsur api, sedang Adam dari tanah dan

lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah

untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain, walaupun diperintah

oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang

telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"


Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari

api dan menciptakannya dari lumpur."

Karena kesombongan, kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang

diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan

mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan

melekat pada dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni

neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon

agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di

hari kiamat. Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari

kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, bahkan

sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai sebab terusirnya dia dari

syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat, dan akan mendatangi anak-anak

keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan

bersamanya menempuh jalan yang sesat, mengajak mereka melakukan maksiat dan

hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan

mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:

"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka

Jahanam dan bahan bakar neraka. Engkau tidak akan berdaya menyesatkan

hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki

aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau

menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."


Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.

Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan

menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa

bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,

kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah

sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu, jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan

lebih mengerti dari Adam."

Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama bend

yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan

berkata:"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang

sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang

Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para

malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada

mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan

bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."


Adam Menghuni Syurga.

Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk

mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, menghilangkan rasa kesepiannya dan

melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para

ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri

diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga, ia melihat Hawa sudah berada di

sampingnya. ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang

berada di sampingmu itu?"

Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh

Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi.

"Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.

Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi

keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah

kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-buahan yang

lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan

mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di

dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan

menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis

itu adalah musuhmu dan musuh isterimu, ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret

kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."


Iblis Mulai Beraksi.

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Allah dari Syurga akibat

bangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang

menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari

singgahsana kebesarannya. Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada

Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat

dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan

kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa

bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan

kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk

itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan

akan hidup kekal.Diulang-ulangilah pujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau

pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya

termakanlah pujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan

Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku

mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah

ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."

Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar

perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa

besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya

diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena pujukan Iblis. Ampunilah

dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak

mengampuni dan mengasihi kami."


Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.

Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran

yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan

rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi

mangsa pujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan

selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar

pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjad

pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan pujuka

Iblis yang terlaknat itu. Harapan untuk tinggal terus di syurga telah pudar karena perbuata

pelanggaran perintah Allah, hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang

merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh

sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka

untuk selama-lamanya. Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang

tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah

menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk

dikelolanya, akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan

Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manus

itu. Berfirmanlah Allah kepada mereka: "Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu

menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disana sampa

waktu yang telah ditentukan."


Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan

dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali. Mereka

harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan

menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna

kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi

suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling

bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu

Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan

yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju

kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.


Kisah Adam dalam Al-Quran.

Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah

ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25

Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.

Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan

Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oleh

otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh

para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan


Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan

bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada

mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan

nama-Nya.

Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan

fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai,

lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi

manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak

terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan

Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan

musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah

pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.

Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah

ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan

kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan

maghfirah-Nya dapat mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik

bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan

kesalahan.

Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis

yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan

diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada

dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan

asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan

menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.




Read More

Senin, 07 April 2025

Abul Mugits al-Husain bin Mansur al-Hallaj

 Abul Mugits al-Husain bin Mansur al-Hallaj

Nama lengkap Al-Hallaj adalah Abu al-Mughits al-Husain Bin Mansur bin Muhammad al-Baidhawi, tetapi kemudian lebih dikenal sebagai Al-Hallaj. Ia lahir pada tahun 244 H/ 858 M di Thur, salah satu desa sebelah Timur Laut Baidha’ di Persia. Mengenai sebab-sebabnya hukuman masih sekarang menjadi kontroversial. 

Abul Mugits al-Husain bin Mansur al-Hallaj

Kebanyakan orang mengemukakan bahwa sebab-sebab hukumannya dilaksanakan di karenakan ada perbedaan pemahaman dengan ulama fikih yang di lindungi oleh pemerintah. Dia dihukum bunuh dengan terlebih dahulu dicambuk, lalu disalib, kemudian dipotong kedua tangan dan kakinya, dipenggal lehernya, kemudian potongan-potongan tubuh itu dibiarkan beberapa hari, baru kemudian di bakar, serta abunya dihanyutkan di sungai Dajlah. Pada riwayat lain disebutkan bahwa saat digantung ia dipecut 1000 kali tanpa mengeluh, lalu tangan dan kakinya dipotong juga tanpa mengeluh, serta kepalanya dipancung.

Pemikiran Al-Hallaj yang sangat kontroversial yakni Hulul, Nur Muhammad, dan kesamaan semua agama. Hulul artinya Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang telah dapat melenyapkan sifat-sifat kemanusiaannya melalui fana. Ajaran Al-Hallaj yang lain adalah tentang haqiqah Muhammadiyah yakni kejadian alam ini yang berasal dari nur Muhammad, menurut Al-Hallaj, bahwa Nabi Muhammad SAW terjadi dari dua wujud yaitu wujud qadim dan azali serta sebagai manusia (Nabi) Al-Hallaj mengatakan bahwa agama-agama yang ada di dunia ini pada hakikatnya sama saja, maksudnya yang di sembah sama yaitu menuju Tuhan yang Maha Esa. Abul Abbas bin Atha’ Al-Bagdadi, Muhammad bin Khafif Asy Syairazi, Ibrahim bin Muhammad An Nazarbazi, semuanya membenarkannya

 

Al-Hallaj di lahirkan di kota Thur yang bercorak Arab di kawasan Baidhah, Iran tenggara, pada 866M. Berbeda dengan keyakinan umum, ia bukan orang Arab, melainkan keturunan Persia. Kakeknya adalah seorang penganut Zoroaster dan ayahnya memeluk islam.

Ketika al-Hallaj masih kanak-kanak, ayahnya, seorang penggaru kapas (penggaru adalah seorang yang bekerja menyisir dan memisahkan kapas dari bijinya). Bepergian bolak-balik antara BaidhahWasith, sebuah kota dekat Ahwaz dan Tustar. Dipandang sebagai pusat tekstil pada masa itu, kota-kota ini terletak di tapal batas bagian barat Iran, dekat dengan pusat-pusat penting seperti BagdadBashrah, dan Kufah. Pada masa itu, orang-orang Arab menguasai kawasan ini, dan kepindahan keluarganya berarti mencabut, sampai batas tertentu, akar budaya al-Hallaj.

Menjadi guru

Usai membahas pemikirannya dengan sufi-sufi lain, banyak reaksi baik positif maupun negatif yang diterima oleh Al-Hallaj yang kemudian memberinya keputusan untuk kembali ke Bashrah. Ketika al-Hallaj kembali ke Bashrah, ia memulai mengajar, memberi kuliah, dan menarik sejumlah besar murid. Namun pikiran-pikirannya bertentangan dengan ayah mertuanya. Walhasil, hubungan merekapun memburuk, dan ayah mertuanya sama sekali tidak mau mengakuinya. Ia pun kembali ke Tustar, bersama dengan istri dan adik iparnya, yang masih setia kepadanya. Di Tustar ia terus mengajar dan meraih keberhasilan gemilang. Akan tetapi, Amr al-Makki yang tidak bisa melupakan konflik mereka, mengirimkan surat kepada orang-orang terkemuka di Ahwaz dengan menuduh dan menjelek-jelekkan nama al-Hallaj, situasinya makin memburuk sehingga al-Hallaj memutuskan untuk menjauhkan diri dan tidak lagi bergaul dengan kaum sufi. Sebaliknya ia malah terjun dalam kancah hingar-bingar dan hiruk-pikuk duniawi.

Al-Hallaj meninggalkan jubah sufi selama beberapa tahun, tetapi tetap terus mencari Tuhan. Pada 899M, ia berangkat mengadakan pengembaraan apostolik pertamanya ke batasan timur laut negeri itu, kemudian menuju selatan, dan akhirnya kembali lagi ke Ahwaz pada 902M. Dalam perjalanannya, ia berjumpa dengan guru-guru spiritual dari berbagai macam tradisi di antaranya, Zoroastrianisme dan Manicheanisme. Ia juga mengenal dan akrab dengan berbagai terminologi yang mereka gunakan, yang kemudian digunakannya dalam karya-karyanya belakangan. Ketika ia tiba kembali di Tustar, ia mulai lagi mengajar dan memberikan kuliah. Ia berceramah tentang berbagai rahasia alam semesta dan tentang apa yang terbersit dalam hati jamaahnya. Akibatnya ia dijuluki Hallaj al-Asrar (kata Asrar bisa bermakna rahasia atau kalbu. Jadi al-Hallaj adalah sang penggaru segenap rahasia atau Kalbu, karena Hallaj berarti seorang penggaru) ia menarik sejumlah besar pengikut, namun kata-katanya yang tidak lazim didengar itu membuat sejumlah ulama tertentu takut, dan ia pun dituduh sebagai dukun.

Setahun kemudian, ia menunaikan ibadah haji kedua. Kali ini ia menunaikan ibadah haji sebagai seorang guru disertai empat ratus pengikutnya. Sesudah melakukan perjalanan ini, ia memutuskan meninggalkan Tustar untuk selamanya dan bermukim di Baghdad, tempat tinggal sejumlah sufi terkenal, ia bersahabat dengan dua diantaranya mereka, Nuri dan Syibli.

Pada 906M, ia memutuskan untuk mengemban tugas mengislamkan orang-orang Turki dan orang-orang kafir. Ia berlayar menuju India selatan, pergi keperbatasan utara wilayah Islam, dan kemudian kembali ke Bagdad. Perjalanan ini berlangsung selama enam tahun dan semakin membuatnya terkenal di setiap tempat yang dikunjunginya. Jumlah pengikutnya makin bertambah.

Akulah Kebenaran! dan hari-hari terakhir

Tahun 913M adalah titik balik bagi karya spiritualnya. Pada 912M ia pergi menunaikan ibadah haji untuk ketiga kalinya dan terakhir kali, yang berlangsung selama dua tahun, dan berakhir dengan diraihnya kesadaran tentang Kebenaran. Di akhir 913M inilah ia merasa bahwa hijab-hijab ilusi telah terangkat dan tersingkap, yang menyebabkan dirinya bertatap muka dengan sang Kebenaran (Al-Haqq). Di saat inilah ia mengucapkan, "Akulah Kebenaran" (Ana Al-Haqq) dalam keadaan ekstase. Perjumpaan ini membangkitkan dalam dirinya keinginan dan hasrat untuk menyaksikan cinta Allah pada menusia.

Di jalan-jalan kota Baghdad, dipasar, dan di masjid-masjid, seruan aneh pun terdengar: "Wahai kaum muslimin, bantulah aku! Selamatkan aku dari Allah! Wahai manusia, Allah telah menghalalkanmu untuk menumpahkan darahku, bunuhlah aku, kalian semua bakal memperoleh pahala, dan aku akan datang dengan suka rela. Aku ingin si terkutuk ini (menunjuk pada dirinya sendiri) dibunuh." Kemudian, al-Hallaj berpaling pada Allah seraya berseru, "Ampunilah mereka, tetapi hukumlah aku atas dosa-dosa mereka."

Tetapi, kata-kata ini justru mengilhami orang-orang untuk menuntut adanya perbaikan dalam kehidupan dan masyarakat mereka. Lingkungan sosial dan politik waktu itu menimbulkan banyak ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Orang banyak menuntut agar khalifah menegakkan kewajiban yang diembannya. Sementara itu, yang lain menuntut adanya pembaruan dan perubahan dalam masyarakat sendiri.

Tak pelak lagi, al-Hallaj pun punya banyak sahabat dan musuh di dalam maupun di luar istana khalifah. Para pemimpin oposisi, yang kebanyakan adalah murid al-Hallaj, memandangnya sebagai Imam Mahdi atau juru selamat. Para pendukungnya di kalangan pemerintahan melindunginya sedemikian rupa sehingga ia bisa membantu mengadakan pembaruan sosial.

Pada akhirnya, keberpihakan al-Hallaj berikut pandangan-pandangannya tentang agama, menyebabkan dirinya berada dalam posisi berseberangan dengan kelas penguasa. Pada 918M, ia diawasi, dan pada 923M ia ditangkap.

Al-Hallaj dipenjara selama hampir sembilan tahun. Selama itu ia terjebak dalam baku sengketa antara segenap sahabat dan musuhnya. Serangkaian pemberontakan dan kudeta pun meletus di Baghdad. Ia dan sahabat-sahabatnya disalahkan dan dituduh sebagai penghasut. Berbagai peristiwa ini menimbulkan pergulatan kekuasaan yang keras di kalangan istana khalifah. Akhirnya, wazir khalifah, musuh bebuyutan al-Hallaj berada di atas angin, sebagai unjuk kekuasaan atas musuh-musuhnya ia menjatuhkan hukuman mati atas al-Hallaj dan memerintahkan agar ia dieksekusi.

Akhirnya, al-Hallaj disiksa di hadapan orang banyak dan dihukum di atas tiang gantungan dengan kaki dan tangannya terpotong. Kepalanya dipenggal sehari kemudian dan sang wazir sendiri hadir dalam peristiwa itu. Sesudah kepalanya terpenggal, tubuhnya disiram minyak dan dibakar. Debunya kemudian dibawa ke menara di tepi sungai Tigris dan diterpa angin serta hanyut di sungai itu.

Karya-karya Al-Hallaj

 

Al-Hallaj banyak meninggalkan karya-karyanya dalam beberapa bidang namun semuanya hilang, yang tinggal hanya kepingan-kepingan posa dan syair yang berserekah, ibn Nadhim sebagai seorang ahli riwatat telah mencatat karya-karya tulis (kitab-kitab), hanya 46 buah yang ditemukan, diantaranya :

Al-Ahruf al-Muhaddatsah wal al-Azaliyah wa al-Asma al-Kulliyah

Kitab Al-Wa al-Tauhid

Kitab Madh al Nabi wa al Hatsal al-A’la

Kitab Al-Abl wa al-Fana

Kitab Al-Ushul wa al-Furu’[11]

kitab Al-Shaihur Fi Naqshid Duhur,

Kita Al-Abad wa Ma’bud,

Kitab Kaifa Kana wa Kaifa Yakun,

Kitab Huwa Huwa,

Kitab Sirru al-Alam wa al-Tauhid,

Kitab Thawasin al-Azal, dan lain-lain.

Kitab-kitab itu hanya tinggal catatan, karena ketika hukuman dilaksanakan, kitab-kitab itu juga ikut di musnahkan, kecuali sebuah yang disimpan pendukungnya, yaitu Ibnu Atha’ dengan judul Thawasin al-Azal. Dari kitab ini dan sumber-sumber muridnya dapat diketahui tentang ajaran-ajaran Al-Hallaj dalam tasawuf.

 

Read More