Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Sabtu, 25 Oktober 2025

Kisah Ketampanan Nabi Yusuf A.S

 Kisah Ketampanan Nabi Yusuf A.S

Tuan    rumah    itu  tidak meminta perincian atau kronologis peristiwa yang terjadi antara isterinya dan pemuda yang mengabdi padanya. Yang ia minta adalah agar pembicaraan ini ditutup   sampai   di   sini   saja.   Tetapi   masalah   ini   sendiri   meskipun   terjadi   di kalangan masyarakat yang terpandang tidak dapat begitu saja di tutup. Alhasil, masalah tersebut akhirnya tersebar kemana- mana. Peristiwa itu tersebar dari satu istana ke istana-istana penguasa saat itu. Kemudian wanita-wanita yang tinggal di istana itu mulai ramai- ramai menjadikannya sebagai bahan cerita.

Kisah Ketampanan Nabi Yusuf A.S

Kemudian masalah itu pun tersebar di penjuru kota:

"Dan    wanita-wanita       di  kota   berkata:    'Isteri  al-Aziz   menggoda      bujangnya untuk menundukkan   dirinya   (kepadanya),   sesungguhnya   cintanya   kepada bujangan itu adalah sangat mendalam, Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata. " (QS. Yusuf: 30)

Di sini kita mengetahui bahawa yang dimaksud wanita dalam kasus roman itu adalah   isteri   dari   al-Aziz   dan   bahawa   laki-laki   itu   yang   membeli   Yusuf   dari Mesir itu adalah seorang menteri di Mesir, yakni seorang pembesar atau tokoh atau    ketua   dari   para   menteri.    Barangkali    ketika   membeli     Yusuf,   ia  masih menjadi      menteri    biasa   lalu  setelah    itu  ia  naik  jabatan.    Dan   sekarang     ia menjadi kepala menteri di Mesir. Akhirnya   berita   tersebut   berpindah   dari   satu   mulut   ke   mulut   yang   lain,   dan dari satu rumah ke rumah yang lain sehingga sampailah berita itu ke telinga isteri   al-Aziz.   Barangkali   dikatakan   kepadanya:   "Penduduk   kota   banyak   yang membicarakan kisah romantismu." la berkata: "Kisah romantisku dengan siapa?" Dikatakan      padanya:   "Dengan     Yusuf."   Ia  berkata:    "Aku   memang   tidak   dapat memungkiri   bahawa   aku   mencintainya."   Dikatakan   kepadanya:   "Semua   isteri menteri membicarakan tentang kecenderunganmu padanya." Ia berkata: "Apa yang mereka katakan?" Dikatakan kepadanya: "Sungguh engkau berada di dalam kesesatan   yang   nyata."   Ia   berkata   mulai   tampak   emosinya:   "Kesesatan   apa? Siapa    yang   mengatakan       bahawa     aku   tersesat.   Tidakkah     wanita-wanita      itu pernah melihat bagaimana si Yusuf? Apakah mereka mengetahui daya tariknya? Siapa mereka itu yang mengatakan demikian? Sebutkanlah padaku nama-nama wanita-wanita yang banyak bicara itu."Isteri al-Aziz terdiam sebentar dan tampaknya ia sedang berfikir. Kemudian ia telah menetapkan sesuatu dan memerintahkan untuk mendatangkan para juru masak. Akhirnya, para juru masak datang ke istana. Ia memberitahu mereka bahawa   ia   akan   menyiapkan   suatu   jamuan   besar   di   istana.   Ia   telah   memilih berbagai      macam     hidangan     dan    minuman.      Ia  telah    memerintahkan   agar

diletakkan      pisau-pisau     yang    tajam     di   sebelah     buah-buah      apel   yang dihidangkan, dan hendaklah juga diletakkan kain putih di sebelah wadah atau piring-piring yang di situ diletakkan apel, juga diletakkan bantal-bantal yang memang saat itu menjadi tradisi masyarakat timur. Kemudian ia mengundang kaum hawa yang membicarakan petualangan cintanya dengan Yusuf. Akhirnya, datanglah hari jamuan itu. Wanita-wanita dari kalangan masyarakat elit segera berdatangan   menuju   ke   istana   kepala   menteri.   Isteri   al-Aziz   memanfaatkan acara itu sebagai kesempatan emas untuk menunjukkan seorang pemuda yang paling tampan dan paling mengagumkan.

Undangan   tersebut   dibatasi   hanya   di   kalangan   wanita   sehingga   mereka   lebih leluasa   dan   lebih   bebas   untuk   mendengarkan   cerita   dan   untuk   mengobrol. Mereka duduk dan bersandar di atas bantal-bantal sambil makan dan minum. Pesta jamuan itu terus berlangsung di mana dihidangkan di atasnya makanan yang istimewa dan minuman yang dingin dan sangat menyenangkan orang yang melihatnya.

Tempat   pesta   itu   dipenuhi   dengan   berbagai   macam   komentar   dan   berbagai macam canda tawa. Kami kira bahawa setiap wanita yang hadir di tempat itu sengaja     menahan      lidahnya    agar   jangan    sampai    menyentuh      kisah   Yusuf. Sebenarnya mereka semua mengetahui peristiwa yang terjadi antara Yusuf dan wanita     perdana    menteri     itu,  tetapi   mereka    sengaja    menyembunyikannya seakan-akan mereka tidak mengetahuinya. Demikianlah aturan main yang biasa dipegang   oleh   kalangan   elit   dari   masyarakat   saat   itu.   Namun,   isteri   al-Aziz, sebagai     tuan   rumah,    justru   menggugah       mereka    dan   ia   justru  membuka persoalan     tersebut:    "Aku   mendengar      ada   wanita-wanita     yang    mengatakan bahawa aku jatuh cinta pada seorang pemuda yang bernama Yusuf." Tiba-tiba keheningan yang menyelimuti meja makan itu runtuh dan tangan-tangan para undangan nyaris lumpuh. Isteri al-Aziz benar-benar mencuri kesempatan itu. Ia bercerita sambil memerintahkan para pembantunya untuk menghadirkan apel. "Aku   mengakui   bahawa   memang   Yusuf   seorang   pemuda   yang   mengagumkan. Aku tidak mengingkari bahawa aku benar-benar mencintainya, dan aku telah mencintainya sejak dahulu," kata isteri al- Aziz dengan nada serius. Kemudian wanita-wanita   itu   mulai   mengupas   apel.   Saat   itu   peradaban   di   Mesir   telah mencapai       puncak     yang    jauh    di  mana     gaya    hidup    mewah      menghiasi istana-istana.

Pengakuan isteri al-Aziz menciptakan suatu kedamaian umum di ruangan itu. Jika isteri al-Aziz saja mengakui bahawa ia memang jatuh cinta kepada Yusuf, maka      pada    gilirannya    mereka     pun   berhak    untuk    mencintainya.       Meskipun demikian,      mereka     mengisyaratkan       bahawa      seharusnya     isteri   al-Aziz   tidak cenderung       pada   Yusuf    justru   sebaliknya,     ia  harus   menjadi     tempat     cinta. Seharusnya,       ia  yang    dikejar   oleh    lelaki,  bukan     sebaliknya.    Isteri   al-Aziz mengangkat   tangannya   dan   mengisyaratkan   agar   Yusuf masuk   dalam   ruangan itu. Kemudian Yusuf masuk di ruang makan itu. Ia dipanggil oleh majikannya kemudian ia pun datang. Kaum wanita masih mengupas buah, dan belum lama Yusuf   memasuki   ruangan   itu   sehingga   terjadilah   apa   yang   dibayangkan   oleh isteri al-Aziz.

Tamu-tamu wanita itu tiba-tiba membisu. Sungguh mereka tercengang ketika menyaksikan wajah yang bercahaya yang menampakkan ketampanan yang luar biasa,    ketampanan       malaikat.     Wanita-wanita      itu   pun   terdiam     dan   mereka bertakbir, dan pada saat yang sama mereka terus memotong buah yang ada di tangan   mereka   dengan   pisau.   Semua   pandangan   tertuju   hanya   kepada   Yusuf dan tak seorang pun di antara wanita itu melihat buah yang ada di tangannya. Akhirnya, wanita-wanita itu justru memotong tangannya sendiri namun mereka tidak    lagi   merasakannya.   Sungguh     kehadiran     Yusuf    di  tempat     itu  sangat mengagumkan mereka sampai pada batas mereka tidak merasakan rasa sakit dan keluarnya darah dari tangan mereka.

Salah   seorang   wanita   berkata   dengan   suara   yang   pelan:   "Subhanallah   (Maha Suci Allah)." Wanita yang lain berkata dengan suara lembut yang menampakkan kehairanan: "Ini bukan manusia biasa." Sedangkan wanita yang ketiga berkata: "Ini   tiada   lain   adalah   seorang   malaikat   yang   mulia."   Tiba-tiba   isteri   al-Aziz berdiri    dan    berkata:    "Inilah  dia   orang   yang    kalian   cela   aku   kerana    daya tariknya.     Memang      tidak   aku   pungkiri    bahawa     aku   pernah    merayunya      dan menggodanya untuk diriku. Di hadapan kalian ada handuk-handuk putih untuk membalut   luka.   Sungguh   kalian   telah   dikuasai   oleh   Yusuf,   maka   lihatlah   apa yang     terjadi    pada    tangan-tangan       kalian."    Akhirnya,     pandangan       mereka sekarang   berpindah dari Yusuf ke jari-jari mereka   yang   terpotong   oleh   pisau yang tajam di mana mereka tidak lagi merasakannya.

Kami     kira   Yusuf   melihat     atau   memandang        ke  arah    bawah     (tanah),   atau mengarahkan   pandangannya   ke   depannya   tanpa   ada   maksud   tertentu,   tetapi ketika   disebut   ada   darah yang   keluar   di sekitar   tempat   jamuan   itu,   maka   ia pun melihat ke arah tempat jamuan itu. Yusuf dikejutkan dengan adanya darah yang mengalir di sekitar buah apel yang keluar dari jari-jari wanita itu. Yusuf segera   mendatangkan   perban   dan   air   seperti   biasa   yang   dilakukan   pemuda yang   bekerja   di   istana.   Kami   kira   bahawa   isteri   al-Aziz   berkata   saat   Yusuf memerban        luka    yang    dideritai   oleh    para    wanita:    "Sungguh     aku    telah menggodanya namun ia mampu menahan dirinya. Jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan kepadanya, nescaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang- orang yang hina." Kami   kira   Yusuf   tidak   menghiraukan   ucapannya   dan   tidak   mengomentarinya.

Beliau adalah seorang Nabi, tetapi tragedi wanita tersebut adalah bahawa ia mencintai       seorang     nabi.    Kami     kira   juga     bahawa      wanita-wanita       itu menggodanya pada saat mereka hadir di tempat jamuan. Salah seorang yang sangat   cantik  berkata   kepada   Yusuf   saat   beliau   membalut   lukanya:   "Sungguh sekadar engkau memandang tanganku hai Yusuf, itu sudah cukup bagiku untuk mengubati      jariku   yang   terpotong."     Atau   ada   wanita   lagi  yang   mengatakan padanya: "Yusuf, tidakkah engkau menginginkan seorang perempuan yang akan membersihkan         sepatumu      dan   akan    mencuci      pakaianmu      dan    yang   akan mengabdi kepadamu."

Barangkali   wanita-wanita   yang   hadir   di   pesta   jamuan   itu   memiliki   berbagai macam       cara   untuk    menggoda.      Mungkin    sebahagian      mereka     menggunakan senjata   mata   atau   senjata   bulu   mata   atau   senjata   fizik   untuk   mendapatkan Yusuf. Kita tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi di tempat jamuan itu. Biarkanlah daya khayal kita menggembara dan menggambarkan apa yang sebenarnya   terjadi.   Tampak   bahawa   berbagai   godaan   ditujukan   pada   Yusuf dari   wanita-wanita   yang   hadir   dan   diundang   di   acara   itu.   Yusuf   berdiri   di tengah-tengah ujian yang berat ini dengan penuh kehairanan:

"Yusuf     berkata:     "Wahai     Tuhanku,       penjara     lebih   aku    sukai    daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.'" (QS. Yusuf: 33)

Semua wanita-wanita yang ikut serta dalam undangan tersebut mencuba untuk menundukkan   Yusuf   dengan   menggunakan   lirikan,   gerakan-gerakan   tertentu, atau isyarat atau dengan bahasa yang jelas. Yusuf memohon pertolongan Allah s.w.t agar ia diselamatkan dari tipu daya mereka. Ia berdoa kepada Allah s.w.t sebagai seorang manusia yang mengenal kemanusiaannya dan tidak terpedaya dengan   kemaksumannya   dan   kenabiannya. Ia   berdoa   kepada   Allah   s.w.t   agar memalingkan   tipu   daya   mereka   darinya   sehingga   ia   tidak   cenderung   kepada mereka   dan   kemudian   menjadi   orang   yang   bodoh.   Allah   s.w.t   mengabulkan doanya.   Kemudian   tangan-tangan   yang   terputus   mulai   merasakan   kesakitan, dan    Yusuf   meninggalkan      ruang    makan    itu.  Setiap    wanita   sibuk   memerban lukanya     dan   masing-masing      mereka     berfikir  tentang    alasan   apa   yang   akan mereka sampaikan ketika suami mereka bertanya tentang tangan mereka yang terpotong itu? Dan, di mana peristiwa itu terjadi?

Allah s.w.t menceritakan jamuan yang besar itu dalam firman-Nya:

"Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundanglah wanita-wanita       itu  dan    disediakannya      bagi   mereka    tempat     duduk,    dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan) kemudian dia berkata (kepada Yusuf): 'Keluarlah       (nampakanlah        dirimu)      kepada      mereka.'      Maka      tatkala wanita-wanita itu   melihatnya,   mereka   kagum   akan   keelokan   rupanya, dan mereka   melukai   (jari)   tangannya   dan   berkata:   'Maha   sempurna   Allah,   ini bukanlah      manusia.    Sesungguhnya       ini  tidak   lain  hanyalah    malaikat    yang mulia.   Wanita   itu   berkata:   'Itulah   dia   orang   yang   kamu   cela   aku   kerana (tertarik)    kepadanya      dan   sesungguhnya       aku   telah   menggoda      dia  untuk menundukkan          dirinya     (kepadaku)      akan     tetapi    dia    menolak.      Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, nescaya dia akan termasuk golongan orang- orang yang hina. Yusuf berkata:

'Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.   Dan   jika  tidak Engkau  hindarkan   daripadaku  tipu  daya mereka, tentu     aku   akan    cenderung      untuk    (memenuhi       keinginan    mereka)     dan tentulah      aku    termasuk      orang-orang       yang    bodoh.'     Maka     Tuhannya memperkenankan   doa   Yusuf   dan   Dia   menghindarkan   Yusuf   dari   tipu   daya mereka.       Sesungguhnya        Dia-lah     Yang     Maha     Mendengar       lagi    Maha Mengetahui." (QS. Yusuf: 31-34)

Allah   s.w.t   berhasil   memalingkan   dan   menyelamatkan   Yusuf   dari   tipu   daya wanita itu. Akhirnya, wanita-wanita itu merasa putus asa untuk mendapatkan Yusuf dan mendapatkan cinta darinya, sehingga mereka merasa bahawa rasa cinta    mereka    kepada    Yusuf   adalah   sesuatu   keinginan    yang   mustahil   untuk diwujudkan.      Keinginan-keinginan       yang   mustahil    ini  justru  membangkitkan ingatan mereka kepada Yusuf lebih daripada sebelumnya.

 

Read More

Jumat, 24 Oktober 2025

Kisah Fitnah seorang wanita kepada nabi Yusuf A.S

 Kisah Fitnah seorang wanita kepada nabi Yusuf A.S

Wanita yang sedang mabuk cinta kepada Yusuf itu melihat suaminya muncul di tengah-tengah peristiwa itu, ia segera menggunakan kelicikannya. Jelas sekali bahawa   di   sana   terdapat   pergelutan. Yusuf   tampak   gementar   dengan   penuh rasa  malu   dan   butiran-butiran    keringat   mengalir    dari  keningnya.    

Kisah Fitnah seorang wanita kepada nabi Yusuf A.S

Sebelum suaminya      membuka      mulutnya    untuk    mengawali     pembicaraan,      wanita    itu mendahuluinya        dengan    melontarkan      tuduhan    kepada    Yusuf:    "Wanita    itu berkata: 'Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?'" Ia   menuduh   Yusuf   telah   merayunya.   Ia   mengatakan   bahawa   Yusuf   berusaha memperkosanya.         Yusuf    memandangi       wanita    itu  dengan     kepolosan     dan kesabaran.     Sebenarnya     Yusuf   berusaha    menyembunyikan        rahsia  wanita    itu namun ketika ia mulai menuduhnya Yusuf terpaksa mempertahankan dirinya.

"Yusuf berkata: 'Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)." Kini   giliran  si  suami   untuk   menunjukkan      reaksinya.   Kami   kira  ia  berkata: "Pelankanlah suara kalian berdua. Sesungguhnya di rumah ini terdapat banyak budak dan pembantu. Ini adalah masalah khusus." Kepala menteri itu adalah seorang   tua   yang   terkesan   tenang   dan   tidak   gampang   emosi.   Peristiwa   ini terjadi   di   kalangan   kelompok   masyarakat   yang   bergaya   hidup   mewah,   bukan kaum     tradisional   sehingga   mereka    cenderung     menggunakan      cara-cara    yang bijak dan terbaik dalam menyelesaikan masalah. Kemudian kepala menteri itu duduk dan mulai mengusut kejadian itu. Ia bertanya kepada isterinya dan juga bertanya kepada Yusuf. Kemudian orang yang ada di dekat wanita itu berkata: "Sesungguhnya       kunci    persoalan    ini   terletak   pada    pakaian     Yusuf.   Jika pakaiannya      robek    dari   depan,     maka    ini  bererti    Yusuf   memang      ingin memperkosanya.          Wanita      itu   akan     merobek      pakaian      Yusuf    untuk mempertahankan dirinya."

Si   suami    berkata:    "Lalu  bagaimana      jika  pakaiannya     robek    dari  belakang." Seorang penengah dari keluarganya berkata: "Maka ini bererti wanita itu yang merayunya.   Jadi   kunci   dari   peristiwa   ini   ada   pada   pakaian   Yusuf."   Akhirnya, pakaian itu berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Kemudian seorang penengah dari keluarganya mengamati pakaian itu, lalu ia mendapatinya dalam keadaan robek dari belakang. Selanjutnya, kepala menteri itu pun melihatnya dan   ia   juga   mendapatinya   dalam   keadaan   robek   dari   belakang.   Maka   secara otomatis     tuduhan     itu  dibalikkan    pada    si  isteri.  Allah  s.w.t   menceritakan peristiwa     ini  dalam     firman-Nya:     "Dan   seorang     saksi  keluarga     wanita    itu memberikan kesaksiannya: 'Jika baju gamisnya itu koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak   di   belakang,   maka   wanita   itulah   yang   berdusta   dan   Yusuf   termasuk orang-orang   yang   benar.'   Maka   tatkala   suami   wanita   itu   melihat   baju   gamis Yusuf terkoyak di belakang berkatalah ia: 'Sesungguhnya (kejadian) itu adalah tipu daya kamu, Sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.'"

Ketika si suami memastikan pengkhianatan isterinya, ia tampak tenang- tenang saja dan tidak menunjukkan emosi yang berlebihan, bahkan ia tidak berteriak dan   tidak   marah.   Aturan   kelompok   terpandang   saat   itu   memaksanya   untuk menyikapi      suatu   persoalan     dengan    penuh    ketenangan      dan   kelembutan.  Ia  berkata:   "Sesungguhnya   ini   adalah   bahagian   dari   tipu   daya   kalian,   hai   para wanita." Ia mengisbatkan apa yang dilakukan oleh isterinya kepada tipu daya yang umumnya dikerjakan oleh para wanita. Ia menegaskan bahawa tipu daya perempuan   umumnya   sangat   besar   (berbahaya).   Kemudian   ia   menoleh   pada Yusuf   sambil   berkata:   "Hai   Yusuf   berpalinglah   dari   masalah   ini.   Lupakanlah masalah ini dan janganlah engkau terlalu peduli dengannya serta jangan pula engkau     menceritakannya.        Inilah  yang   penting,    yaitu  menjaga     hal-hal   yang telah terjadi. Kami tidak ingin masalah ini akan mencuat ke permukaan." Kemudian si suami merasa bahawa ia belum mengatakan sesuatu pun kepada isterinya    selain   penyataannya       yang   berhubungan       dengan    tipu   daya   kaum wanita secara umum. Ia ingin berkata kepada isterinya tentang sesuatu yang khusus.   Ia   berusaha   untuk  bersikap   keras  pada   isterinya   tetapi   kekerasan   itu berakhir dengan kelembutan yang terwujud dalam ucapannya: "Dan (kamu hai isteriku)    mohon     ampunlah      atas   dosamu     itu,   kerana    kamu     sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah. "

Setelah     pernyataan      yang    pertama     dan   nasihat    yang    terakhir,    si  suami mengakhiri      masalah    tersebut,    lalu  Yusuf   pun   pergi.

Read More

Kamis, 23 Oktober 2025

Kisah Cinta Zulaikha kepada nabi Yusuf A.S

 Kisah Cinta Zulaikha kepada nabi Yusuf  A.S

Hari demi hari berlalu. Yusuf pun semakin tumbuh besar:

"Dan   tatkala   dia  cukup   dewasa   Kami   berikan   kepadanya   hikmah   dan   ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Yusuf: 22)

Kisah Cinta Zulaikha kepada nabi Yusuf  A.S

Yusuf   diberi   kemampuan   untuk   mengendalikan   suatu   masalah   dan   ia   diberi pengetahuan       tentang    kehidupan     dan   peristiwa-peristiwanya.       Ia  juga   diberi metode   dialog   yang   dapat   menarik   simpati   orang   yang   mendengarnya.   Yusuf diberi kemuliaan sehingga ia menjadi peribadi yang agung dan tak tertandingi. Tuannya      mengetahui      bahawa    Allah   s.w.t   memuliakannya       dengan    mengirim Yusuf   padanya.   Ia   mengetahui   bahawa   Yusuf   memiliki   kejujuran,   kemuliaan, dan istiqamah (keteguhan) lebih dari siapa pun yang pernah ditemuinya dalam kehidupan.

Sementara itu, isteri al-Aziz selalu mengawasi Yusuf. Ia duduk di sampingnya dan   berbincang-bincang   bersamanya.   Ia   mengamati   kejernihan   mata   Yusuf. Lalu ia bertanya kepadanya dan mendengarkan jawapan dari Yusuf. Akhirnya, kekagumannya        semakin     bertambah      pada   Yusuf.   Al-Qur'an    melukiskan     kisah terakhir   dari   perjalanan   cinta   ini   di   mana   si   wanita   itu   mulai   menggunakan siasat dan taktik untuk memperdaya Yusuf:

"Dan   wanita   (Zulaikha)   yang   Yusuf   tinggal   di     rumahnya   menggoda   Yusuf untuk   menundukkan         dirinya   (kepadanya)      dan   dia   menutup      pintu-pintu seraya   berkata:   'Marilah   ke   sini.'   Yusuf   berkata:   'Aku   berlindung   kepada Allah,     sungguh       tuanku      telah    memperlakukan   aku     dengan      baik.' Sesungguhnya orang-orang yang lalim tiada beruntung. Sesungguhnya wanita itu   telah   bermaksud   (melakukan   perbuatan   itu)   dengan   Yusuf,   dan   Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan dia tidak melihat tanda     (dari)   Tuhannya.      Demikianlah,       agar   Kami    memalingkan        darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba yang terpilih. " (QS. Yusuf: 23-24)

Al-Qur'an    tidak   menyebut      sedikit  pun   tentang    berapa    usia  wanita    itu  dan berapa usia Yusuf. Kita dapat mengamati hal itu hanya dengan perkiraan. Ia menghadirkan   Yusuf   saat   beliau   masih   kecil   dari   telaga.   Dia   adalah   seorang isteri yang misalnya berusia dua puluh tiga sementara Yusuf berusia dua belas tahun. Setelah tiga belas tahun, ia berusia tiga puluh enam sementara Yusuf berusia dua puluh lima. Apakah peristiwa itu memang terjadi di usia ini? Boleh jadi memang demikian. Tindakan wanita itu dalam peristiwa itu dan peristiwa sesudahnya   menunjukkan   bahawa   ia   wanita   yang   sudah   matang   dan   cukup berani.    Peristiwa    ini  yang   diungkapkan     oleh   Al-Quran    al-Karim    merupakan puncak      dari  peristiwa-peristiwa      yang   lalu   yang   sangat    mengganggu      daya imaginasi kita.

Sungguh      isteri  al-Aziz  sangat   mencintai     Yusuf.   Ia  merayunya     dengan     cara terang-terangan       lalu   ia  menutup      pintu-pintu    sambil    berkata:    "Hai  Yusuf kemarilah kau ke sini. Kali ini engkau tidak akan dapat lari dariku." Ini bererti bahawa      terdapat    peristiwa    sebelumnya      di  mana    Yusuf   dapat    menghindar darinya. Peristiwa sebelumnya tidak disampaikan dengan cara terang-terangan seperti ini. Yusuf telah terdidik di istana seorang menteri besar di Mesir. Anda bisa membayangkan bagaimana Yusuf tinggal di lingkungan yang mewah yang dikelilingi   dengan   wanita-wanita   cantik.   Yusuf   adalah   seorang   pemuda   yang dibeli    oleh  suaminya     dan   menjadi     budaknya.     Ia  memanggilnya      di  tempat tidurnya      dan    memerintahkannya         untuk     menghadirkan       gelas    minuman, misalnya.     Atau   tampak     padanya    bajunya    yang   tipis  atau   ia  menampakkan padanya kecantikannya atau ia merayunya dengan rayuan yang biasa dilakukan oleh kaum wanita terhadap kaum lelaki.

Bayangkanlah semua ini di mana mereka berdua selama beberapa tahun tinggal di   satu   rumah    dan   di  bawah    satu   atap.   Wanita    itu  menggoda     Yusuf   dan merayunya, sementara Yusuf masih bertahan dengan ketakwaannya. Wanita itu                                                                                    terbelenggu   dengan   hawa   nafsunya.   Kemudian   datanglah   hari   yang   terakhir. Wanita itu bosan dengan sikap tidak peduli ini dan sikap pura-pura tidak tahu ini.   Ia   menentukan   untuk   mengubah   rencananya.   Ia   tidak   lagi   menggunakan bahasa   isyarat   dia   lebih   memilih   bahasa   terang-terangan.   Ia   menutup   semua pintu   dan   menyobek   cadar   rasa   malu   dan   ia   menjelaskan   cintanya   kepada Yusuf.

Barangkali   ia   berkata   kepada   Yusuf: 'Yusuf, alangkah   tampan   wajahmu."  Dan  barangkali     Yusuf    akan   berkata    demikian:     "Tuhanku     menggambarkan        aku  sebelum aku diciptakan." Wanita itu berkata sambil mendekati Yusuf: "Yusuf, alangkah halusnya rambutmu." Yusuf berkata: "Ia adalah sesuatu yang pertama kali   hancur    dariku   saat  aku   berada    dalam   kuburan."    Wanita    itu  berkata: "Alangkah     jernih   kedua    matamu."     Yusuf    berkata:    "Dengan    keduanya     aku  melihat apa yang diciptakan oleh Tuhanku." Wanita itu berkata: "Bukankah aku adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhanmu? Angkatlah pandangan matamu dan lihatlah wajahku." Yusuf berkata: "Aku takut pada hari kiamat." Wanita itu berkata: "Aku mendekat padamu tetapi engkau malah menjauh dariku." Yusuf berkata: "Aku ingin mendekat pada Tuhanku." Wanita itu berkata: "Aku telah dikuasai oleh perasaan cinta padamu. Aku menjadi bahagian dari udara yang aku hirup dan yang aku bernafas darinya. Engkau tidak akan lari dariku." Yusuf mengetahui   bahawa   ia   mengajaknya   untuk   mendekati,   lalu   beliau   berkata: "Aku   berlindung   kepada   Allah   s.w.t.   Aku   meminta   ampun   kepada   Allah   s.w.t  Yang Maha Agung. Tuhan Pencipta alam semesta telah memuliakan aku dengan rumah      ini,   dan    pemilik     rumah     ini   telah    memuliakan       aku    dengan kepercayaannya. Maka siapakah yang aku khianati? Dan keselamatan apa yang aku    harapkan    bagi   diriku   jika  aku   memang     melakukan      apa  yang    engkau inginkan."   Allah   s.w.t   berfirman:   "Sesungguhnya   wanita   itu   telah   bermaksud (melakukan   perbuatan   itu)   dengan   Yusuf,   dan   Yusuf   bermaksud   (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan dia tidak melihat tanda (dan) Tuhannya."Para ahli tafsir sepakat tentang keinginan wanita itu untuk melakukan maksiat, sedangkan   mereka   berselisih   pendapat   tentang   hasrat   yang   ada   pada   Nabi Yusuf.   Ada   yang   mengatakan      bahawa   wanita   itu    memang   ingin   melakukan maksiat   dengannya   dan   Yusuf   pun   memiliki   perasaan   yang   sama,   namun   ia tidak   sampai   melakukannya.   Ada   yang   mengatakan   lagi   bahawa   wanita   itu berhasrat   untuk   menciumnya   dan   Yusuf   berhasrat   untuk   memukulinya.   Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa hasrat ini memang terdapat di antara mereka   sebelum   terjadinya   peristiwa   ini.   Ia   merupakan   gerakan   jiwa   yang terdapat dalam diri Yusuf saat beliau memasuki alam remaja kemudian Allah s.w.t     memalingkannya         darinya.    Dan     sebaik-baik     tafsir    yang    cukup menenangkan   saya   bahawa   di   sana   terdapat   pendahuluan   dan   pengakhiran dalam ayat tersebut.

Abu Hatim berkata: "Aku membaca bahagian yang unik dari Al-Qur'an pada Abu Ubaidah   dan   ketika   aku   sampai   pada   firman-Nya":   "Sesungguhnya   wanita   itu telah    bermaksud      (melakukan      perbuatan     itu)   dengan    Yusuf,    dan    Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu," Abu Ubaidah berkata: "Ini berdasarkan pendahuluan dan pengakhiran. Dengan pengertian      bahawa     wanita    itu  benar-benar     cenderung      pada   Yusuf,    dan seandainya Yusuf tidak melihat tanda kebenaran dari Tuhannya nescaya ia pun akan cenderung padanya. Saya kira tafsir ini sesuai dengan kemaksuman para nabi sebagaimana ia juga sesuai dengan konteks ayat yang datang sesudahnya": "Demikianlah,      agar  Kami    memalingkan      darinya   kemungkaran      dan   kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba yang terpilih."

Ayat   tersebut   menetapkan   bahawa   Nabi   Yusuf   termasuk   hamba-hamba   Allah s.w.t   yang   ikhlas,   pada   saat   yang   sama   menetapkan   juga   kebebasannya   dari pengaruh      kekuasaan     setan.   Allah   s.w.t   berkata    kepada     Iblis  pada   hari penciptaan:

"Sesungguhnya        hamba-hamba-Ku         tidak   ada   kekuasaan     bagimu     terhadap

mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-arang yang sesat. " (QS. al-Hijr: 42)

Selama Yusuf termasuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas, maka ia akan tersucikan dari    berbagai    dosa.   Ini  tidak  bererti   bahawa     Yusuf   sunyi   dari  perasaan kejantanan   dan   ini   juga   tidak   bererti   bahawa   Yusuf   berada   dalam   kesucian para malaikat di mana mereka tidak terpengaruh dengan daya tarik materialis (bendawi). Namun   ini   bererti bahawa   beliau   menghadapi godaan   yang   cukup lama    dan   beliau   mampu   untuk   melawannya,        dan   jiwanya   tidak   cenderung padanya. Kemudian beliau dibimbing dan ditenangkan oleh ketakwaannya yang mampu   melihat   tanda-tanda   kebenaran   dari   Tuhannya.   Apalagi   Yusuf   adalah putera Yakub, seorang Nabi, putera Ibrahim, kakek para Nabi dan kekasih Allah s.w.t.

Terjadilah     perkembangan       pergelutan    antara   mereka     berdua.    Dialog   telah berkembang       dari   bahasa    lisan  menuju    bahasa    tangan.    Isteri  menteri    itu menghulurkan tangannya kepada Yusuf dan berusaha untuk memeluknya. Yusuf berputar dalam keadaan pucat wajahnya dan berlari menuju ke pintu. Lalu ia dikejar oleh wanita itu dan wanita itu menarik-narik pakaiannya seperti orang tenggelam yang memegang perahu. Kedua- duanya sampai ke pintu. Tiba-tiba pintu itu terbuka namun suaminya datang bersama salah satu kerabatnya:

"Dan keduanya berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu." (QS. Yusuf: 25-29)

Read More