Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki

Sabtu, 10 Agustus 2024

DOA ASMAUL HUSNA UNTUK MEMUDAHKAN REZEKI

 DOA MEMUDAHKAN REZEKI


Agar kita lebih mudah dalam mencari rezeki kita sangat dianjurkan untuk berdoa kepada Allah Swt untuk mencari keridhoannya rezeki pun sangat kita perlukan untuk kelangsungan hidup kita di dunia ini supaya lebih tenang dan tentram tentunya kita membicarakan masyarakat pada umumnya terkecuali orang-orang sufi yang mempelajari tassawuf yang sudah menjalani hidup hanya mengharapkan cinta dari Allah Swt

Berikut doa agar rezeki kita di permudah oleh Tuhan Yang  Maha Menguasai

Sesudah shalat 5 waktu bacalah

يَالَطِيْفُ

Bacalah Ya Lathif (129 kali)

اَللّٰهُ لَطِيْفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَا ءُ وَ هُوَ الْقَوِيُ اْلعَزِيْزٌ

“Allahu lathifum bi ibadihi yarzuqu mayyasya’u wahuwwal qawiyul ‘aziz” (7 kali)

Lakukan secara istiqamah dengan disertai ikhtiar untuk mencari rezeki dari Allah Swt semoga kita mendapatkan rezeki yang melimpah yang halal dan berkah

Download doa untuk memudahkan rezeki

doa memudahkan rezeki
Doa memudahkan rezeki


Read More

Jumat, 09 Agustus 2024

DOA ASMAUL HUSNA UNTUK MENGHILANGKAN KESUSAHAN

 Menghilangkan Kesusahan       

Jika kita ada masalah dalam hidup yang membuat hati kita merasa resah dan tidak bahagia karena berbagai masalah yang harus kita hadapi atau berbagai persoalan yang membuat hidup kita terbebani cobalah mengambil air wudhu kemudian lakukan shalat 2 rakaat

Mushala  Al Islah Jl leces no 7 sonosari kebonagung
Mushala  Al Islah Jl leces no 7 sonosari kebonagung


Kemudian bacalah dzikir asmaul husna seperti berikut ini

يَا اَللهُ،يَا لَطِيفُ يَاخَبِيْرُ يَارَحْمَانُ

Yaa Allahu,Yaa Lathifu,Yaa Khabiru,Yaa Rahman 1000X

Kemudian membaca shalawat  dibawah ini sebanyak 1000X

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِالنَّبِيِّ الْأُمِّيِ

Kemudian berdoalah kepada Allah supaya dihilangkan kesusahan dalam hidup kita dengan demikian kita telah memasrahkan segala urusan dan daya kita kepada Allah Swt semoga Allah memberi jalan keluar untuk kita tentang persoalan yang sedang kita hadapi

Downoad doa asmaul husna untuk menghilangkan kesusahan

doa menghilangkan kesusahan
doa menghilangkan kesusahan


Read More

Rabu, 07 Agustus 2024

menjaga keharmonisan rumah tangga

 

بِسۡمِ اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ ١ اَلۡحَمۡدُ لِلّٰهِ رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَۙ‏ ٢ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِۙ‏ ٣ مٰلِكِ يَوۡمِ الدِّيۡنِؕ‏ ٤ اِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَاِيَّاكَ نَسۡتَعِيۡنُؕ‏ ٥ اِهۡدِنَا الصِّرَاطَ الۡمُسۡتَقِيۡمَۙ‏ ٦ صِرَاطَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ‏ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ‏ ٧

Membuat orang benci menjadi sayang

Jika ada orang yang membenci kita sehingga ia selalu berbuat ulah yang dapat menyakiti hati kita maka bacalah اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ (an-'amta 'alaihim)secara berulang-ulang dengan hati yang ikhlas dan ditujukan kepada orang yang membenci kita Insya Allah dengan cara itu kebencian orang tersebut akan segera hilang dan berganti menjadi sayang kepada kita

 

Agar pasangan tetap setia

Jika kita menginginkan pasangan kita tetap setia dan selalu cinta kepada kita maka bacalah

بِسۡمِ اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ (BISMILLAHIROHMANIROHIM) sebanyak 786 kali pada segelas air kemudian air tersebut kita minumkan kepada pasangan kita Insya Allah dia akan tetap mencintai kita

Sumber : syamsul maarif

Download menjaga keharmonisan rumah tangga

menjaga keharmonisan rumah tangga


Read More

Selasa, 06 Agustus 2024

Mudhaharoh,Mukasyafah, Musyahadah, dan Tajalli

 Mukasyafah, Musyahadah, dan Tajalli

Mukasyafah, Musyahadah, dan Tajalli

Setelah mengalami mudharah(belajar pada kitab-kitab), seseorang akan mengalami mukasyafah, yaitu kehadiran hati dengan segala kejelasan yang diperolehnya, sehingga hati tidak perlu lagi berpikir dan merenungi dalil-dalil. Pada saat itulah, hati memperoleh kejelasan yang begitu terang-benderang. Setelah mukasyafah ini, seseorang akan mengalami musyahadah. Yaitu, kehadiran Tuhan. Menurut Imam Junaid al-Baghdadi, musyahadah adalah kehadiran wujud Tuhan dengan hilangnya wujudmu sendiri.

Dengan begitu, orang yang mengalami muhadharah, ia akan terus-menerus terikat dengan ayat-ayat al-Quran. Orang yang mengalami mukasyafah, ia terikat dengan hamparan sifat-sifat Tuhan. Sedangkan orang yang mengalami musyahadah, ia sendiri menjadi wadah bagi manifestasi dzat Tuhan. Umar bin Utsman al-Makki mengatakan, musyahadah ini adalah datangnya pancaran cahaya tajalli secara bertubi-tubi ke dalam hati seseorang, tanpa terhalang oleh tabir apapun atau terputus sekejap pun (Imam al-Ghazali, al-Munqidz min al-Dhalal wa al-Muwasshil ila Dzi al-Izzah wa al-Jalal, Jam'iah al-Buhuts fi al-Qiyam wa al-Falsafah, Washington, USA, 1999: 260).

Dengan begitu, mukasyafah adalah kondisi awal seseorang terhubung dengan dimensi spiritual. Ketika ia memasuki kondisi mukasyafah, maka saat itu ia bisa masuk ke dimensi atau tahapan berikutnya, yaitu musyahadah atau memandang langsung kepada Tuhan. Sedangkan Tuhan yang menampakkan diri-Nya kepada makhluk disebut Tajalli.

Mukasyafah itu sendiri terbagi menjadi tiga macam: pertama, mukasyafah melalui  ilmu pengetahuan. Seseorang dianggap mengalami mukasyafah dengan  ilmu apabila pemahaman, perenungan, dan pendapatnya dapat meraih kebenaran. Kebenaran sainsitifk disebut mukaysafah bi al-'ilm.

Kedua, mukasyafah dengan Ahwal. Apabila seseorang mampu melihat adanya peningkatan Hal yang dialaminya, sehingga ia merasa ahwal-nya jauh lebih banyak dan lebih baik dari sebelumnya, maka itu disebut mukasyafah bi al-hal.

Ketiga, mukasyafah dengan perolehan. Seseorang yang mendapatkan anugerah berupa makna-makna melalui isyarat-isyarat yang didengarnya selama mengalami mukasyafah, maka itu disebut mukasyafah bi al-wajdi (Muhammad bin Abdul Qadir Kailani, Abwab at-Tasawuf, Dar al-Kutub al-Ilmiah Beirut, 2010: 267).

Dengan kata lain, jenis-jenis mukasyafat di atas dibedakan berdasarkan objeknya. Mukasyafah tentang objek sainstifik disebut mukasyafah bil  ilmi. Mukasyafah karena perkembangna ahwal spiritual, maka disebut mukasyafah bil hal. Sedangkan mukasyafah karena mendapatkan perolehan kebenaran isyarat maka disebut mukasyafah bil wajdi. Jadi, mukasyafah ini terjadi lebih dulu dari pada musyahadah.Namun begitu, ada pandangan berbeda dari Asy-Sya’rani tentang keutamaan mukasyafah dan musyahadah.

Abdul Wahhab bin Ahmad asy-Sya'rani mengatakan; mukasyafah itu terkait dengan makna-makna, sedangkan musyahadah berkaitan dengan dzat-dzat. Musyahadah itu untuk mendapatkan sesuatu yang diberi nama, sedangkan mukasyafah hanya untuk nama-nama saja. Karena itulah, mukasyafah menurut kami jauh lebih utama dari pada musyadahah, kecuali musyahadah-nya adalah musyadah Dzat, maka tentu itu musyahadah jauh lebih utama dari mukasyafah (Abdul Wahhab bin Ahmad asy-Sya'rani, Lawaqih al-Anwar al-Qudsiah al-Muntaqat min al-Futuhan al-Makkiah li Muhyiddin Ibni Arabi, Dar al-Kutub al-Ilmiah Beirut, 2015: 2/198).

Di sini, Asy-Sya’rani lebih berhati-hati untuk mengatakan kemungkinan musyahadah terhadap dzat Allah. Seandainya pandangan para sufi itu benar, tentang kemungkinan musyahadah dzat Allah, maka menurut asy-Sya’rani itu adalah musyahadah yang jauh lebih baik dari mukasyafah. Karena mukasyafah berurusan untuk menyingkap hal-hal yang kasar, dan musyahadah menyingkap hal-hal yang lebih halus. Dzat Allah adalah hal paling halus, karenanya musyahadah dzat Allah jauh lebih utama dari mukasyafah.

Dalam kondisi seseorang sedang musyahadah, setelah sebelumnya menglmani mukasyafah, maka saat ituah Allah bertajalli. Tajalli adalah munculnya Dzat Allah dan sifat-sifat ilahiah. Jadi, tidak mungkin ada musyahadah tanpa terjadi tajalli (Muhammad Ali at-Tahanawi, Mawsu'ah Kasysyaf Isthilahat al-Funun wa al-Ulum, Maktabah Lubnan Nasyirun, 1996: 1/385). Dengan kata lain, ketika seseorang masuk ke dalam kondisi musyahadah, maka sasat itu Allah ber-tajalli.

Tajalli Allah tidak harus berupa tajalli dzat, bisa juga tajalli asma’ ilahiah. Tajalli Dzat ini merangkum seluruh bentuk tajalli. Karenanya, Allah bisa ber-tajalli dengan cara lain selain tajalli dzat. Tetapi, ketika tajalli dzat ini terjadi, maka tajalli yang lain akan tertutupi. Seperti saat matahari di langit muncul, maka cahaya bintang-bintang tertutupi. Walaupun bintang itu ada tetapi cahayanya tertutupi cahaya matahari (Muhammad Ali At-Tahanawi, 1996: 1238).

Bagaimana Allah itu dapat di hijab oleh sesuatu, sedangkan Allah yg menjadikan segala sesuatu.

Dan bagaimana Allah dapat di hijab oleh sesuatu, sedangkan jika tidak ada Allah, maka tidak ada sesuatu.

Hal ini menunjukkan bahwa sebuah kedekatan atau taqarrub sampai² seakan-akan melihat-Nya, adalah akibat dari kesadaran kuat bahwa “Dialah yg melihat kita.” Kesadaran jiwa bahwa Allah melihat kita terus menerus, menimbulkan pantulan pada diri kita, yg membukakan mata hati kita dan sirr kita untuk memandang-Nya.

Kesadaran MUSYAHADAH (menyaksikan) dan Memandang Allah, akan mengekspresikan sebuah pengalaman demi pengalaman yg berbeda-beda antar para Sufi, sesuai dengan tingkat maqam ruhaniyah (kondisi ruhani) masing². Ada yg menyadari dalam pandangan tingkat Asma’ Allah, ada pula yg sampai ke Sifat Allah, bahkan ada yg sampai ke Dzat Allah. Lalu kemudian turun kembali melihat Sifat²Nya, kemudian Asma’²Nya, lalu melihat alam semesta dan makhluk-Nya.

Untuk menyikapi dalam hal MUSYAHADAH dan MUKASYAFAH ini sepertinya kita perlu mengoreksi diri kita sendiri lewat perkataan Syaikh Abu Yazid al-Busthami, yaitu:

“Apa pun yg engkau bayangkan tentang Allah, Dia bertempat, berwarna, berpenjuru, bergerak, diam, itu semua pasti bukan Allah. Karena sifat² tersebut adalah sifat makhluk.”

Kontemplasi (pengosongan diri) tanpa bimbingan ruhani seorang Guru Mursyid yg Kamil Mukammil hanya akan menggapai jalan yg buntu saja meskipun dalam praktek Muraqabah, Musyahadah maupun Ma’rifah. Jadi agar tidak menjadi kesia-siaan maka sebaiknya untuk mencapai MUSYAHADAH maka haruslah dalam bimbingan seorang Guru Mursyid yg Kamil lagi Mukammil.

Bagi mereka yg dicahayai oleh Allah maka, “Telah terpancar cahayanya dan jelaslah kegembiraanya, lalu ia pejamkan matanya dari dunia dan berpaling darinya, sama sekali dunia bukan tempat tinggal dan bukan tempat ketentraman. Namun ia jiwanya bangkit di dalam dunia itu, semata menuju Allah Ta’ala, berjalan di dalamnya sembari memohon pertolongan dari Allah untuk datang kepada Allah.”

Hamparan tekadnya tak pernah terhenti, dan selamanya berjalan, sampai lunglai di hadapan Hadratul Quds dan hamparan kemesraan dengan-Nya, sebagai tempat Mufatahah, Muwajjahah, Mujalasah, Muhadatsah, Musyahadah, dan Muthala’ah.”

Syaikh Ibnu Atha’illah menyebutkan enam hal dalam soal hubungan hamba dengan Allah di hadapan Allah, yg harus dimaknai dengan rasa terdalam, untuk memahami dan membedakan satu dengan yg lain.

MUFATAHAH, permulaan hamba menghadap-Nya di hamparan remuk redam dirinya dan munajat, lalu Allah membukakan tirai hakikat Asma’, Sifat dan keagungan Dzat-Nya, agar hamba luruh disana dan lupa dari segala yg ada bersama-Nya.

MUWAJJAHAH, saling berhadapan, adalah sikap menghadapnya hamba pada Tuhannya tanpa sedikit pun dan sejenak pun berpaling dari-Nya, tanpa alpa dari mengingat-Nya. Allah menemui dengan Cahaya-Nya dan hamba menghadap-Nya dengan Sirr-nya, hingga sama sekali tidak ada peluang untuk

melihat selain-Nya, dan tidak menyaksikan kecuali hanya Dia.

MUJALASAH, menetap dalam majelis-Nya dengan tetap teguh terus berdzikir tanpa alpa, patuh tunduk tanpa lalai, beradab penuh tanpa tergoda, dan hamba memuliakan-Nya seperti penghormatan cinta dan kemesraan agung, lalu disanalah Allah Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi, “Aku berada dalam majelis yg berdzikir pada-Ku.”

MUHADATSAH, dialog, yaitu menempatkan sirr (rahasia bathin) dengan mengingat-Nya dan menghadap-Nya dengan hal² yg ditampakkan Allah pada sirr itu, hingga cahaya-Nya meluas dan rahasia²Nya bertumpuan. Inilah yg disabdakan Rasulullah Saw., “Pada umat² terdahulu ada kalangan yg disebut sebagai kalangan yg berdialog dengan Allah, dan pada umatku pun ada, maka Umar di antaranya.”

MUSYAHADAH, ketersingkapan yg nyata, yg tidak lagi butuh bukti dan penjelasan, tak ada imajinasi maupun keraguan. Dikatakan, “Syuhud itu dari penyaksian yg disaksikan dan tersingkapnya Wujud.”

MUTHALA’AH, keselarasan dengan Tauhid dalam setiap kepatuhan, keta’atan dan bathin, semuanya kembali pada hakikat tanpa adanya kontemplasi atau analisa, dan setiap yg tampak senantiasa muncul rahasia-Nya karena keparipurnaan-Nya.

Dari uraian diatas, bahwa Imam Al-Ghazali mencoba menjelaskan hubungan antara ilmu mukasyafah yg biasa juga disebut dengan Ilmu Laduni dengan ilmu ta’limiyah, yaitu laksana hubungan naskah asli dengan duplikatnya.

 

Imam Al-Ghazali mengklasifikasikan pengetahuan pada tiga tingkatan sesuai dengan dasar pengetahuan dan metode yg digunakan.

 

Pengetahuan awam diperoleh melalui jalan meniru atau taqlid. Sedangkan pengetahuan para mutakallimin diperoleh melalui pembuktian rasional. Kualitas peringkat pertama dan kedua ini hampir sama, sedangkan peringkat ketiga adalah yg tertinggi kualitasnya, yaitu pengetahuan para sufi yg diperoleh melalui metode penyaksian langsung dengan radar pendeteksi qalb yg bening.

Dalam perkembangan ilmu Tasawuf, para sufi membagi kasyf pada dua tingkatan, yakni kasyf aqli dan kasyf bashari.

Kasyf Aqli

Kasyf aqli adalah penyingkapan melalui akal. Ini merupakan tingkatan pengetahuan intuitif paling rendah. Allah tidak bisa diketahui dan dicintai melalui akal, karena akal membelenggu dan menghalangi manusia dalam tahap tahap akhir taraqqi-nya (pendakiannya).

Kasyf Bashari

Adapun Kasyf Bashari adalah penyingkapan visual yg terjadi melalui penciptaan yg langsung dilakukan Allah.

Dan dalam suatu peristiwa, tempat, tindakan, atau ucapan bagi seorang sufi bisa menjadi tempat bagi peningkatan visual ini.

Allah adalah Yang Maha Mutlak. Dia adalah Keindahan dan Keagungan.

Melalui makhluk-Nya, Allah bisa mengungkapkan Diri-Nya pada hamba-Nya lewat salah satu Nama Keindahan-Nya yg akan menimbulkan kemanisan dan kesenangan atau lewat salah satu Nama Keagungan-Nya yg akan melahirkan ketakziman dan ketakutan.

Begitulah kasyf, kondisi dimana hati seseorang bersih-bening, sehingga dengannya bisa melihat dan menyaksikan apa yg selama ini terhijab oleh dosa dan materi keduniaan.

Musyahadah

MUSYAHADAH adalah penyaksian atas ketersingkapan hijab yg nyata, yg tidak lagi butuh bukti dan penjelasan, serta tak ada lagi imajinasi maupun keraguan sedikitpun. Dikatakan, “Syuhud itu dari penyaksian yg disaksikan dan tersingkapnya Wujud.”

Di dalam Al-Qur’anul Karim disebutkan tentang MUSYAHADAH/penyaksian seperti Ayat di bawah ini:

 

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

 

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 115)

 

Juga Allah berfirman:

إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yg menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yg benar, dan aku bukanlah termasuk orang² yg mempersekutukan Tuhan.” (QS. Al-An’am: 79)

Syaikh Ibnu Atha’illah menggambarkan secara bijak dalam definisi musyahadah yaitu:

Alam semesta ini gelap, dan sebenarnya menjadi terang karena dicahayai Allah di dalamnya. Karena itu siapa yg melihat semesta, namun tidak menyaksikan Allah di dalamnya, atau di sisinya, atau sebelum dan sesudahnya, benar² ia telah dikaburkan dari wujud Cahaya, dan tertutup dari matahari ma’rifat oleh mendung² duniawi semesta.”

Musyahadah yaitu dapat diartikan dengan Menyaksikan Allah.

Sebenarnya dalam mukasyafah, yaitu tiada yg menghalangi diri hamba dengan Allah. Namun yg menghalangi adalah prasangka hamba itu sendiri karena dia berprasangka adanya sesuatu selain Allah.

 Download pengertian Mukasyafah,Musyahadah dan Tajalli

Mudhaharoh,Mukasyafah, Musyahadah, dan Tajalli


Read More

Senin, 05 Agustus 2024

Takhalli,Tahalli,Tajalli Pengantar Ilmu Tasawuf

 Pengantar Ilmu Tasawuf

Takhalli,Tahalli,Tajalli Pengantar Ilmu Tasawuf

Menurut salah satu riwayat

 “Sesungguhnya, ilmu Allah itu cahaya dan tidak akan masuk ke dalam orang yang bermaksiat.”

barang siapa yang mengamalkan ilmu fiqih tetapi tidak mengamalkan ilmu tasawuf, maka dia orang fasik. Barang siapa yang mengamalkan ilmu tasawuf tetapi tidak mengamalkan ilmu fiqih, maka dia orang zindiq. Dan barang siapa yang mengamalkan kedua ilmu itu, maka dia akan mendapatkan pertolongan dari Allah Swt.

Tasawuf yang juga dikenal sebagai ajaran sufisme atau ilmu makrifat adalah suatu ajaran tentang cara mensucikan jiwa memperindah akhlak serta membangun  dhahir dan bathin melalui pendekatan spiritual untuk memperoleh kebahagian abadi

Dasar Ilmu Tasawuf

Sama seperti ajaran dalam agama Islam lainnya,  ilmu tasawuf kemudian dilarang menyimpang dari  Alquran. Berikut di bawah ini adalah dasar-dasar  ilmu tasawuf, yakni: dari surat Al-Baqarah : 115

وَلِلّٰهِ الۡمَشۡرِقُ وَالۡمَغۡرِبُفَاَيۡنَمَا تُوَلُّوۡا فَثَمَّ وَجۡهُ اللّٰهِؕ اِنَّ اللّٰهَ وَاسِعٌ عَلِيۡمٌ‏ ١١٥

Dan milik Allah timur dan barat kemanapun kamu menghadap disanalah wajah Allah Sungguh Allah Mahaluas,Maha Mengetahui

surat Al-Baqarah : 186

وَاِذَا سَاَلَـكَ عِبَادِىۡ عَنِّىۡ فَاِنِّىۡ قَرِيۡبٌؕ اُجِيۡبُ دَعۡوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ فَلۡيَسۡتَجِيۡبُوۡا لِىۡ وَلۡيُؤۡمِنُوۡا بِىۡ لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُوۡنَ‏ ١٨٦

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

surat Qaf : 16

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهٖ نَفۡسُهٗ ۖۚ وَنَحۡنُ اَقۡرَبُ اِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ الۡوَرِيۡدِ‏ ١٦

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

surat Al Kahf : 65

 

فَوَجَدَا عَبۡدًا مِّنۡ عِبَادِنَاۤ اٰتَيۡنٰهُ رَحۡمَةً مِّنۡ عِنۡدِنَا وَعَلَّمۡنٰهُ مِنۡ لَّدُنَّا عِلۡمًا‏ ٦٥

lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami.

Seorang hamba yang telah diberikan belas kasih (Rahmat) sang pencipta ini lebih dikenal dengan Nabi khidir as

Ilmu tassawuf menurut beberapa Ahli tasawuf memiliki makna

1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani

Tasawuf merupakan mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan cara khalwat, riya-dloh, taubah, dan ikhlas.

2. Syaikh Ibnu Ajibah

 Ilmu tasawuf menurut syaikh adalah  ilmu yang akan membawa seseorang agar dapat dekat bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian rohani serta mempermanisnya dengan amal-amal saleh. Jalan tasawuf yang pertama dengan  ilmu, yang kedua amal serta yang terakhir adalah karunia Illahi.

3.Imam Al Ghazali

Ketulusan kepada Allah dan pergaulan yang baik sesama manusia

4.Ibnu Sina

Tidak dimulai dengan zuhud(tingkatan di mana sesorang membenci dunia meninggalkan kehidupan atau kesenangan dunia dan lebih memilih akhirat),beribah dan meninggalkan keduniaan sebagaimana yang dilakukan orang-orang sufi sebelumnya beliau memulsi ilmu tasawufnya dengan akal yang dibantu oleh hati

5.Abu Yazid Al Busthami

Abu Yazid Al Busthami termasuk salah satu tokoh awal sufi beliau memaknainya karena Allah Maha Suci untuk bisa bertajjali maka diperlukan proses penyucian jiwa

6. Al-Junaid

Tasawuf memiliki makna kegiatan membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan manusia, serta memadamkan kelemahan, menjauhi keinginan serta hawa nafsu, mendekati hal-hal yang di ridai Allah, serta bergantung pada ilmu-ilmu hakikat.

7. H. M. Amin Syukur

Tasawuf sebagai suatu latihan dengan kesungguhan (riya-dloh, mujahadah) untuk kemudian dapat membersihkan hati, mempertinggi iman serta memperdalam aspek kerohanian seseorang.

Hal Ini sendiri dilakukan dalam rangka mendekatkan diri manusia kepada Allah sehingga perhatian yang ia miliki kemudian tertuju kepada Allah.

ilmu tasawuf adalah ilmu yang menerangkan cara-cara mencuci bersih jiwa, memperbaiki akhlak menurut syaikh Zakaria Al-Anshari

dari banyaknya pengertian dan makna dari beberapa tokoh tassawuf inti dari Ilmu tassawuf menurut penulis adalah cara bagaimana seorang hamba melakukan proses penyucian diri untuk meninggalkan kesenangan dunia bertujuan mengharapkan keridhoan dari Allah  hal ini tentunya sangat sulit karena kita hidup didalam gemerlap dunia yang fana ini untuk memperdalam ilmu ini diperlukan riyadhoh yang sungguh-sungguh

menurut bahasa sendiri Ilmu tasawuf dapat dimaknai dengan

Kata shuffah yang berarti emperan masjid Nabawi dan didiami oleh sebagian sahabat Anshar. Hal ini sendiri dikarenakan amalan ahli tasawuf hampir sama dengan apa yang diamalkan oleh para sahabat tersebut, yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah dan hidup dalam kesederhanaan.

Kata Shaf juga dapat berarti barisan. Istilah ini kemudian dianggap oleh sebagian ahli sebagai akar kata tasawuf karena ahli tasawuf merupakan seorang atau sekelompok orang yang membersihkan hati, mereka kemudian diharapkan berada pada barisan (shaf) pertama di sisi Allah SWT.

Kata shafa juga dapat berarti bersih, karena ahli tasawuf kemudian berusaha untuk membersihkan jiwa mereka untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kata shufanah, sebagai sebuah kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir. Hal ini karena ajaran tasawuf dapat bertahan dalam situasi yang penuh pergolakan, ketika umat muslim terbuai oleh materialisme serta kekuasaan, sebagaimana kayu shufanah yang tahan hidup di tengah-tengah padang pasir yang tandus.

Kata Teosofi, kemudian berasal dari bahasa Yunani yang berarti  ilmu ketuhanan, karena tasawuf banyak membahas tentang ketuhanan.

Kata shuf dapat juga bermakna bulu domba, karena para ahli tasawuf pada masa awalnya menggunakan pakaian sederhana yang terbuat dari kulit atau bulu domba (wol).

Meski memiliki definisi beragam, tasawuf kemudian memiliki arti yang satu

yaitu upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan serta menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi.

tasawuf dapat diartikan sebagai upaya manusia untuk memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada agama, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.

Ada beberapa hal yang bisa di lakukan para pelaku ajaran tasawuf dalam mencapai tingkatan tertentu  Menurut ahli sufi, Profesor Angha dalam karyanya The Hidden Angels of Life

Secara garis besar proses ini dibagi menjadi 3  yaitu

- Takhalli, artinya membuang sifat-sifat buruk seperti sirik, dengki, hasad, dan marah;

- Tahalli, artinya menghiasi diri dengan sifat terpuji seperti sedekah, tawadhu, dan senyum kepada orang lain;

- Tajalli, artinya orang yang dekat dengan Allah seperti para sufi.

Dalam meraih proses tersebut maka beberapa hal bisa dilakukan oleh para pelaku spiritual

1. Zikir

Zikir sebagai suatu proses pemurnian hati, pembersihan serta pelepasan. Orang-orang yang melakukan zikir kemudian bertujuan mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa serta melantunkan lafaz zikir.

2. Fikr (Meditasi)

Saat pikiran merasa bingung atau bertanya-tanya, pusatkanlah perhatianmu yang kamu miliki ke dalam diri dengan berkonsentrasi pada satu titik. Meditasi sebagai suatu perjalanan kegiatan mental dari dunia eksternal menuju suatu esensi diri.

3. Sahr (Bangkit)

Dengan Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai proses mengembangkankesadaran mata dan telinga. Selain itu juga sebagai suatu proses mendengarkan hati, serta proses meraih akses menuju potensi diri yang tersembunyi.

4. Ju’i (Merasa Lapar)

Merasakan lapar pada hati dan pikiran untuk kemudian bertahan mencari serta mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini kemudian melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah serta sabar dalam mencari jati diri.

5. Shumt (Menikmati Keheningan)

Berhenti berpikir serta mengatakan berbagai hal yang tidak perlu. Kedua hal ini merupakan proses menenangkan lidah serta otak serta mengalihkan dari godaan eksternal menuju Tuhan.

6. Shawm (Puasa)

Tidak hanya pada tubuh yang berpuasa melainkan pikiran juga. Proses ini kemudian termasuk puasa fisik, bermanfaat untuk dapat melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta pandangan atau persepsi indera eksternal.

7. Khalwat (Bersunyi Sendiri)

Berdoa dalam kondisi sunyi atau kesunyian, baik secara eksternal maupun internal akan membantu melepaskan diri. Bersunyi sendiri tetap akan mendekatkanmu dengan orang lain atau di tengah orang banyak.

8. Khidmat (Melayani)

Menyatu dengan kebenaran Tuhan. Seseorang yang menemukan jalan jiwa untuk pelayanan dan pertumbuhan diri.

Menurut salah satu riwayat

Rasulullah Saw pernah ditanya tentang Ubudiyah, dan beliau menjawab bahwa ada tiga hal yang terkait dengan beribadah, yaitu menjalankan perintah syariat, menerima ketentuan Allah Swt, dan meninggalkan kenikmatan dunia demi mencari ridha-Nya. 

Tasawuf Akhlaki (Sunni)

Tasawuf akhlaki merupakan suatu tasawuf yang berkonsentrasi kepada teori-teori perilaku akhlak serta teori budi pekerti.

Dengan berbagai metode tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya tasawuf seperti ini kemudian berupaya untuk menghindari akhlak mazmumah atau perilaku buruk dan mewujudkan akhlak mahmudah atau perilaku baik.

Dalam pandangan para sufi yang berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriyah saja, karenanya dalam tasawuf akhlaki memiliki sistem pembinaan akhlak yang disusun sebagai berikut:

 Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi merupakan suatu tasawuf yang didasarkan kepada gabungan teori-teori tasawuf serta berbagai filsafat atau yang bermakna metafisis atau mistik. Tasawuf ini juga kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filsuf.

 Tasawuf Syi’i

Tasawuf syi’i kemudian beranggapan bahwa manusia dapat meninggal dengan Tuhannya karena ia memiliki kesamaan esensi dengan Tuhannya.

Agar kita tidak salah dengan pengertian

Sihir dikatakan karomah

Orang bermasalah dikatakan ma'unah

Orang melihat jin di katakana mukasyafah

Menerawang masa depan dikatakan musyahadah

Yang akan di bahas pada artikel selanjutnya

Download tajjali tahalli dan takhalli

Takhalli,Tahalli,Tajalli Pengantar Ilmu Tasawuf
 tajjali tahalli dan takhalli


Mushalla al Islah kebonagung malang



Read More

Minggu, 04 Agustus 2024

Doa Asmaul Husna Supaya Diperluas Rezekinya Hingga Menjadi Kaya Raya

 Do’a Supaya Diperluas Rezekinya Hingga Menjadi Kaya Raya

kebonagung malang


Dalam hidup didunia ini tidak bisa dipungkiri harta dan kekayaan banyak diperlukan bagi setiap manusia kecuali orang-orang tertentu yang hidup hanya mencari keridhoan Allah Swt pada umumnya setiap manusia membutuhkan harta untuk ketenangan dalam beribadah harta juga diperlukan dalam hal dakwah dan pengembangan pendidikan untuk menjadi manusia yang bermanfaat sebagai media untuk mencari ilmu eksperimen dan lain sebagainya berikut ini doa supaya dipeluas rezeki hingga menjadi kaya raya yang di kutip dari salah satu kitab tassawuf

الْبَاسِطُ،اَلْوَدُوْدُ

Bacalah :

(Al Baashitu,Al Waduudu) setiap selesai subuh dan sesudah shalat fardhu maghrib sebanyak 92 kali sesudah itu membaca bait berikut

وَصَلَّيْتُ فِى الثَّا نِىْ عَلٰى خَيْرِخَلْقِهِ،مُحَمَّدِ مَنْزَاحَ الضَّلَا لَةَ وَلْغَلَتْ

WASHALLAITU FITSAANII ‘ALAA KHAIRI KHALQIHI MUHAMMADIMAN ZAAHADL DLALAALATA WAL GHALAT

Sebanyak 4 kali secara terus menerus maka tidak sampai satu tahun diperluas rizikinya hingga benar-benar menjadi kaya raya coba saja anda amalkan cara ini

Lakukan secara istiqomah dan tetap berikhtiar sesuai dengan kemampuan kita dengan cara seperti ini mudah-mudahan Allah Swt memberi kemudahan kepada kita untuk mendapatkan rezeki yang halal dan barokah serta diperbanyaklah harta benda kita dan semoga Allah melindungi kita dari perbuatan yang kikir selalu berjuanglah untuk bangsa dan negaramu serta Agama kita semoga Allah membalas setiap amal kebaikan kita diakhirat kelak

Download doa supaya diperluas rezeki hingga menjadi kaya raya

doa supaya dijadikan orang kaya
Doa agar dijadikan kaya


Read More