Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Sabtu, 06 September 2025

Nabi Adam A.S menjadi khalifah dimuka bumi

 Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda

Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cobalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu, jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam." Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Nabi Adam A.S menjadi khalifah dimuka bumi

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."

Read More

Jumat, 05 September 2025

kisah kesombongan iblis

 Kekhawatiran Para Malaikat.

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu, disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami, padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya, sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, nescaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

kisah kesombongan iblis


Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:

"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."

Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat, kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna Iblis Membangkang. Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain, yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya. Iblis merasa dirinya lebih mulia,l ebih utama dan lebih agung dari Adam, karena ia diciptakan dari unsur api, sedang Adam dari tanah dan

lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain, walaupun diperintah oleh Allah.

 Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yangtelah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"

Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dariapi dan menciptakannya dari lumpur." 

Karena kesombongan, kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat. Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat, dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat, mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:

"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka. Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."

Read More

Kamis, 04 September 2025

Tujuan Penciptaan Nabi ADAM A.S

 Tujuan Penciptaan Nabi ADAM A.S

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

tujuan penciptaan adam


Read More

Rabu, 03 September 2025

KISAH NABI ADAM A.S

 KISAH NABI ADAM A.S

Tujuan Penciptaan Nabi ADAM A.S

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

KIsah Nabi Adam A.S

Kekhawatiran Para Malaikat.

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu, disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami, padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya, sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, nescaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:

"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."

Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat, kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna Iblis Membangkang. Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain, yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya. Iblis merasa dirinya lebih mulia,l ebih utama dan lebih agung dari Adam, karena ia diciptakan dari unsur api, sedang Adam dari tanah dan

lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain, walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"

Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari

api dan menciptakannya dari lumpur." Karena kesombongan, kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan

mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat. Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat, dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat, mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:

"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka. Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."

Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda

Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu, jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam." Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang

sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para

malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."

penciptaan Hawa

 Adam Menghuni Syurga. Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga, ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.

 ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang

berada di sampingmu itu?"

Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya.

"Siapa namanya?"tanya malaikat lagi.

"Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.

Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi

keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu, ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."

Iblis Mulai Beraksi.

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Allah dari Syurga akibat bangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya. Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia. Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat

dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah pujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah pujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."

Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahwa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena pujukan Iblis. Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."

Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.

Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa pujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan pujukan Iblis yang terlaknat itu. Harapan untuk tinggal terus di syurga telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah, hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya. Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya, akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.

 Berfirmanlah Allah kepada mereka: "Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disana sampai waktu yang telah ditentukan."

Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali. Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu

Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Kisah Adam dalam Al-Quran.

Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25 Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.

Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oleh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.

Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.

Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dapat mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.

Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.

 

Read More

Selasa, 02 September 2025

Haji Wada' Rasulullah SAW

 Haji Wada' Rasulullah SAW

Nabi saw terbangun dan beliau mendapati dirinya sendirian di kamar. Suhu tubuh beliau meningkat karena demam, lalu beliau memanggil Aisyah dan meminta kepadanya untuk   membawa   air   yang   dapat   digunakannya   untuk   mendinginkan   tubuhnya.   Aisyah   mulai menuangkan air kepada Rasulullah saw sampai demam beliau berangsur-angsur sedikit menurun. Tampak bahwa waktu berlalu cukup lambat dan berat. 

haji wada nabi muhammad

Sakit Rasulullah saw semakin meningkat. Beliau   mulai   merasa   bahwa   tidak   mampu   lagi   untuk   salat   bersama   para   sahabat,   lalu   beliau memerintahkan        Abu    Bakar   untuk   salat  bersama     mereka.    Pada   saat  Nabi   mengalami      antara keadaan   terjaga   dan   tidur,   beliau   selalu   berpikir   apa   gerangan   yang   belum    disampaikannya kepada manusia. Beliau telah menyampaikan segala sesuatu dan telah mengajari mereka segala sesuatu serta telah meninggalkan sebuah Kitab yang siapa pun berpegangan dengannya ia tidak akan   sesat.   Rasul   saw   mulai   mengantuk   dan   berbagai   nostalgia   terlintas   di   kepalanya.   Beliau melihat   dirinya   di   haji   Wada'.   Selesailah   perjanjian   yang   diberikan   kepada   kaum   musyrik   dan mereka telah dilarang untuk memasuki Masjidil Haram dan sekarang Nabi saw keluar sebagai pemimpin   haji   dan   mengajari   kaum   Muslim   cara   manasiknya.   Rasulullah   saw   memperhatikan ribuan orang-orang yang bertauhid saat mereka menuju Baitul Haram dalam keadaan memenuhi panggilan Tuhan dan tunduk kepadanya. Mereka menghidupkan memori kakek mereka, Ibrahim Khalilullah.   Nabi   saw   berdiri   dan   berpidato   di   tengah-tengah   keramaian   itu.   Nabi   saw   mulai merasakan bahwa kehidupannya di dunia sebentar lagi akan berakhir. Beliau mengetahui bahwa kafilah ini akan pergi sendirian dalam menjalani kehidupan. Beliau kembali menanamkan nilai- nilai Islam dan wasiat dakwah di jalan Allah SWT. Setelah berjuang selama dua puluh tiga tahun menegakkan        agama     Allah    SWT,      beliau   bertanya     kepada    mereka:     "Apakah      aku    telah menyampaikan   amanat   Tuhan?"   Lalu   manusia   yang   hadir   saat   itu   menyatakan   bahwa   beliau benar-benar telah menyampaikan dakwah.Beliau memanggil Mu'ad bin Jabal dan mengajarinya bagaimana berdakwah kepada manusia di jalan Allah SWT dan bagaimana mengenalkan agama kepada mereka.

Kemudian       beliau   berwasiat    kepadaa    Mu'ad    saat  ia  menunggangi       kendaraannya      sedangkan Rasulullah saw berjalan di sebelah untanya: "Sesungguhnya orang yang paling utama di sisiku adalah orang-orang yang bertakwa, siapa pun mereka dan di mana pun mereka." Nabi saw adalah rahmat   bagi   semua   manusia   dan   sebagal   cermin   yang   tertinggi   dari   cermin   persaudaraan   dan kepatuhan. Beliau menegakkan Al-Qur'an di tengah-tengah umat   Islam namun beliau menolak segala bentuk penampilan yang biasa melekat pada seorang penguasa atau raja atau pemimpin apa   pun.   Beliau   berkata   kepada   para   sahabatnya:   "Aku   hanya   seorang hamba   Allah   SWT dan Rasul-Nya." Beliau keluar menemui sekelompok sahabatnya lalu sebagai bentuk penghormatan kepada beliau mereka berdiri. Kemudian beliau memerintahkan kepada mereka agar tidak berdiri. Ketika    beliau   keluar   untuk   menemui      sahabat-sahabatnya      dan   murid-muridnya,      maka    beliau duduk   bersama   mereka   di   tempat  terakhir   yang   ditemukannya.

    Beliau   sangat   bersahabat   dan ramah     dengan     para   sahabatnya,     bahkan  beliau   bercanda     dengan    anak-anak     mereka     dan mendudukkan mereka di ruangannya. Beliau memenuhi panggilan orang dewasa maupun anak- anak.   Beliau   membesuk   orang-orang   yang   sakit   meskipun   berada   di   tempat   yang   jauh.   Beliau menerima      alasan   orang    yang   mempunyai      uzur.   Beliau   mendahului      orang   yang   ditemuinya dengan     salam    bahkan    beliau   mendahului     berjabat    tangan   dengan    para   sahabatnya.     Ketika seseorang datang untuk menemuinya saat beliau salat, maka beliau mempersingkat salatnya dan menanyakan   keperluan   orang   itu.   Setelah   menyelesaikan   keperluan   manusia,   beliau   kembali menyelesaikan shalatnya. Beliau selalu menebar senyum kepada kawan dan lawan dan memiliki kepribadian yang paling baik. Ketika beliau berada di rumahnya, beliau melayani keluarganya. Beliau    mencuci     bajunya.   Beliau   memperbaiki      sandalnya     dan   memberi    minum     unta.   Beliau makan   bersama   pembantu.   Beliau   memenuhi   kebutuhan   orang   yang   lemah,   orang   yang   sedih, dan   orang   yang   miskin.   Bahkan   kebaikan   beliau   dan   kasih   sayangnya   sampai   pada   tingkat   di mana beliau membiarkan cucunya menaiki punggungnya saat beliau sedang shalat. Kasih sayang beliau tidak hanya terbatas kepada manusia bahkan juga tertuju pada binatang dan pohon. Beliau memberi makan binatang dengan tangannya sendiri bahkan beliau pernah merawat anjing    yang   sakit.  Beliau   memerintahkan       pasukan     Islam   saat  berperang    demi    menegakkan keadilan Islam agar mereka tidak membunuh anak kecil, orang tua, kaum wanita dan hendaklah mereka tidak mencabut pohon dan tidak pula merobohkan rumah. Apa   yang dibawa oleh   Nabi saw bukan hanya suatu undang-undang   yang mengatur hubungan antara manusia dan manusia yang lain, dan apa yang dibawa oleh Nabi saw bukan hanya berisi

suatu   sistem   untuk   meningkatkan   kualitas   kehidupan   dan   kemajuannya,   ini   semua   adalah   hal relatif namun beliau datang dengan membawa peradaban yang abadi yang mengatur hubungan antara manusia dan alam, dan mengembalikan keserasian di alam wujud sehingga semua berjalan secara seimbang dan mencapai kesempurnaan menuju Allah SWT. Meskipun pada titik terakhir dari kehidupannya, beliau masih sibuk mengurusi masa depan dakwah dan beliau sangat cemas terhadap masa depan agama dan sangat peduli dengan problema kaum Muslim. Beliau khawatir suatu saat Islam hanya tinggal namanya namun hakikatnya telah lenyap. Namun sebelum beliau meninggal, Allah SWT telah memperlihatkan kepada beliau sesuatu   yang membuat hati beliau menjadi tenang. Dan di hari Senin dari bulan Rabiul Awal yang mulia, beliau kembali kepada Tuhannya dalam keadaan ridha dan diridhai. Salam kepadamu ya Rasulullah dan kepada keluarga serta sahabat yang setia bersama

Read More

Senin, 01 September 2025

Kisah Penaklukan kota Mekah

 Penaklukan kota Mekah

Saat   aktivitas   kaum   Quraisy  terhenti,   maka   kaum   Muslim   mengalami   peningkatan   aktivitas   di mana   mereka   berhasil   menarik   orang-orang   yang   masih   memiliki   kemampuan   untuk   melihat kebenaran.   Sejak   dua   tahun   dari   masa   penandatanganan   perjanjian   itu   jumlah   penganut   Islam semakin bertambah lebih dari jumlah sebelumnya. Bukti dari itu adalah, bahwa saat Rasul saw keluar  ke   Hudaibiyah   beliau   ditemani   dengan   seribu   empat   ratus   Muslim  namun   ketika   beliau keluar    pada    tahun    penaklukan     kota    Mekah     beliau   disertai   dengan     sepuluh    ribu   Muslim.

penaklukan kota mekkah


 Penaklukan kota Mekah terjadi setelah dua tahun dari perundingan tersebut. Penambahan jumlah kaum   Muslim   yang   luar   biasa   ini   adalah   dikarenakan   hikmah   sang   Nabi   saw   dan   kejauhan pandangannya.   Nabi   saw   keluar   sebagai   pemenang   dalam   pergulatan   politiknya,   dan   syarat- syarat   yang   tadinya   merugikan   kaum   Muslim   kini   telah   berubah   menjadi   syarat-syarat   yang merugikan kaum Quraisy. Barangsiapa murtad dari kaum Muslim dan pergi ke kaum Quraisy, maka hendaklah mereka melindunginya karena   Allah SWT telah memampukan   Islam darinya, dan barangsiapa yang masuk Islam dari kaum kafir dan pergi ke kaum Muslim, maka hendaklah mereka mengembalikannya ke kaum Quraisy di mana ia tinggal di dalamnya sebagai mata-mata dari pihak Islam atau ia dapat lari dari kaum Quraisy untuk menyatukan kelompok yang bertikai dan   ia   dapat   hidup   laksana   duri   di   tengah-tengah   kaum   Quraisy.   Belum   lama   waktu   berjalan sehingga   kaum   Quraisy   mengutus   utusannya   kepada   Nabi   saw   dan   mengharap   kepada   beliau agar melindungi orang Quraisy yang masuk Islam daripada membiarkan mereka sebagai panah yang terbang menuju kaum Quraisy. Demikianlah kaum Quraisy justru membatalkan syarat yang telah   mereka   diktekan   dan   Nabi   saw   pun   menerimanya   dengan   puas.   Perundingan   itu   justru menguatkan   barisan   Nabi   savv.   Demikianlah   Nabi   saw   terus   menjalani   mata   rantai   pergulatan yang   tiada   henti-hentinya   di   mana   kehidupan   beliau   yang   pribadi   sekali   pun   tidak   sunyi   dari penderitaan. Nabi saw menikahi sembilan orang istri. Perkawinan beliau dengan sembilan istri tersebut merupakan keistimewaan pribadi yang hanya beliau miliki karena berhubungan dengan sebab-sebab   dakwah   Islam.   Yaitu   suatu   dakwah   yang   membolehkan   para   pengikutnya   untuk menikahi empat orang istri dengan syarat jika yang bersangkutan mampu menciptakan keadilan di antara mereka, dan ia menganjurkan untuk hanya puas dengan satu istri jika seorang Muslim khawatir   tidak   dapat     berbuat   adil.   Kaum    orentalis   dan   musuh-musuh   Islam   mencoba   untuk menghina       Nabi   dan   memojokkannya,        dan   salah   satu   cela  yang    mereka    manfaatkan      adalah perkawinan       beliau   dengan    sembilan     wanita.   Kita   mengetahui     bahwa     pernikahan-pernikahan beliau    terlaksana    dengan     sebab-sebab     politik   atau  kemanusiaan       yang    berhubungan      dengan dakwah   Islam. Dan   yang terkenal dari sejarah Nabi saw adalah bahwa beliau menikah dengan Sayidah Khadijah saat beliau berusia dua puluh   lima tahun dan Khadijah berusia empat puluh tahun. Semasa hidup Khadijah beliau tidak menikahi istri yang lain sampai Khadijah mencapai usia enam puluh lima tahun. Saat Khadijah meninggal, Nabi berusia di atas lima puluh tahun. Beliau   menikahi   Khadijah   sebelum   beliau   diutus   untuk   menyebarkan   Islam.   Beliau   tetap   setia bersama      Khadijah    sampai     ia  meninggal     dan   beliau   diangkat    menjadi     Nabi.   Namun      beban kenabian dan beratnya jihad, kasih sayangnya kepada manusia, pengorbanannya terhadap Islam dan perintah Allah SWT semua itu memaksanya untuk menikah lebih dari satu orang istri sampai mencapai   sembilan   orang   istri.   Perkawinan   beliau   dengan   Aisyah   yang   saat   itu   masih   belia merupakan usaha untuk   menjalin ikatan dengan   Abu Bakar, ayah dari Aisyah dan perkawinan beliau    dengan     Hafshah    meskipun     ia  sedikit   kurang    cantik   merupakan      usaha   beliau   untuk menjalin ikatan dengan Umar, ayahnya. Beliau juga menikah dengan Ummu Salamah, janda dari pemimpin       pasukannya      yang    mati   syahid   di  jalan   Allah  SWT     dan   wanita    itu  merasakan penderitaan   bersama   beliau   saat   hijrah   di   Habasyah   dan   hijrah   ke   Madinah.

 Ketika   suaminya meninggal   dan   ia   sendirian   menghadapi   berbagai   persoalan   kehidupan,   maka  Nabi   saw   segera merangkulnya        di   rumah     kenabian.    Perkavvinan      beliau    dengan    Sawadah      sebagai    bentuk penghormatan        terhadap     keislaman     wanita    itu   dan   kemuliannya       dari   kaum     lelaki   serta kesendiriannya dalam menjalani kehidupan. Sementara itu, pernikahan beliau dengan Zainab bin Jahasy   merupakan   ujian   berat   bagi   beliau   di   mana   perintah   pernikahan   itu   datang   dari   Allah SWT untuk mengharamkan suatu tradisi yang terkenal di kalangan jahiliah yaitu tradisi adopsi. Zainab termasuk kerabat Rasul. Jadi ia termasuk dari kalangan bani Hasyim. Ia merasa bangga dengan     nasab    yang   dimilikinya    yang    karenanya    ia  menolak     ketika   ditawari   untuk   menikah dengan Zaid bin Harisah, seorang budak Nabi yang telah beliau bebaskan, bahkan nasabnya telah beliau nisbatkan kepada dirinya dan beliau telah mengadopsinya sehingga ia dipanggil dengan sebutan Zaid bin Muhammad. Namun Zainab akhirnya menyetujui pendapat Nabi dan perintah Allah SWT sehingga ia menikah dengan Zaid: "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukimin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetaphan   suatu ketetapan, akan   ada bagi mereka pilihan yang   lain   tentang   urusan   mereka.   Dan   barangsiapa   mendurhahai   Allah   dan   Rasul-Nya,   maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata. " (QS. al-Ahzab: 36) Sejak semula tampak jelas bahwa pernikahan tersebut akan segera berakhir. Zainab tidak menyukai Zaid dan Zaid pun bukan tipe lelaki   yang   mampu menahan kehidupan bersama seorang   wanita   yang hatinya jauh darinya.   Zaid   datang   kepada   Nabi   saw   guna   mengadu   kepada   beliau   dan   meminta   izin   untuk menceraikan       istrinya.   Allah   SWT     mewahyukan        kepada    Rasul-Nya     agar   membiarkan       Zaid menceraikan   istrinya,   lalu   hendaklah   beliau   menikahinya.   Nabi   saw   merasakan   kesulitan   yang luar   biasa   dan   beliau   berbicara   kepada   Zaid   agar   ia   terus   melangsungkan   kehidupannya   dan bersabar. Nabi saw membayangkan apa yang dikatakan manusia kepadanya bahwa ia menikahi istri dari anaknya tetapi apa yang dikhawatirkan oleh Nabi saw justru merupakan sesuatu yang ingin dihapus oleh Allah SWT. Zaid bukanlah anaknya dan dalam Islam tidak ada sistem adopsi. Oleh     karena    itu,  Zaid   dapat    mencerai     istrinya   lalu  Nabi    dapat   menikahi     Zainab     untuk menetapkan apa yang diinginkan oleh Islam. Rasulullah saw mampu bersabar dan menahan diri saat   mendengar   berbagai   ocehan   yang   akan   dikatakan   oleh   manusia   kepadanya.   Ini   bukanlah pengorbanan pertama dan terakhir yang beliau persembahkan untuk Islam. Berkenaan dengan itu, Allah   SWT   berfirman:   "Dan   (ingatlah),   ketika   kamu   berkata   kepada   orang   yang   Allah   telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu   (juga) telah memberi nikmat   kepadanya:   'Tahanlah terus   istrimu   dan   bertakwalah   kepada   Allah,'   sedang   kamu   menyembunyikan   di   dalam   hatimu apa   yang   Allah akan menyatakannya, dan kamu   takut kepada manusia, sedang Allah-lah   yang

lebih   berrhak   kamu    takuti.   Maka   tatkala   Zaid  telah   mengakhiri    keperluan   terhadap   istrinya (menceraikannya),   Kami   nikahkan   kamu   dengan   dia   supaya   tidak   ada   heberatan   bagi   orang- orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya dari istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. " (QS.     al-Ahzab:    37)   Pemikahan      beliau   dipenuhi    dengan    unsur   politik   dan   usaha    untuk menyebarkan        kebaikan     dan    rahmat     serta   penghormatan       nilai-nilai   yang     tinggi   dan menggabungkannya   di   rumah   kenabian.   Sementara   itu,   Ummu   Habibah   binti   Abu   Sofyan   bin Harb, pemimpin Quraisy dalam memerangi Islam, berhijrah bersama suaminya ke Habasyah. Ia berhadapan      dengan     keterasingan    dan   kekhawatiran      dalam    membela     agama     Allah   SWT. Kemudian   suaminya   mati   meninggalkannya   sendirian   dalam   menjalani   kehidupan.   Sikapnya yang mulia demi menegakkan ajaran Islam dan hanya menentang ayahnya merupakan nilai lebih yang menyebabkan Rasulullah saw tertarik untuk menggabungkannya di rumah kenabian. Pada suatu hari, Abu Sofyan menemuinya saat ia telah menjadi istri Rasulullah saw. Abu Sofyan ingin duduk di atas tempat tidur Nabi lalu Ummu Habibah berusaha menjauhkan tempt tidur itu dari ayahnya.     Melihat    sikap  anaknya    itu,  ayahnya    bertanya   kepadanya:     "Apakah     engkau    mulai membenciku?" Dengan penuh keberaniaan ia menjawab: "Ini adalah tempat tidur Rasulullah saw dan engkau adalah seorang musyrik, maka engkau tidak boleh menyentuhnya." Adapun Shofiyah binti   Huyay    adalah   anak   seorang   raja  Yahudi.    Sedangkan     Juwairiyah    binti  Haris,   ayahnya seorang pemimpin kabilah Bani Musthaliq. Bani Musthaliq menelan kekalahan saat berhadapan dengan kaum muslim lalu kedua anak perempuan raja dan pemimpin kabilah itu jatuh menjadi tawanan.   Pemikahan   Nabi   dengan   kedua   wanita   itu   terkesan   dipaksa   oleh   orang-orang   yang kalah   itu   dan   sebagai   ajakan   agar   kaum   Muslim   memperlakukan   mereka   dengan   baik.   Mula- mula kaum Muslim menolak untuk bersikap lembut terhadap ipar-ipar Nabi, namun Nabi dengan kelembutan   sikapnya   ingin   menyingkap   aspek   kemanusiaan   dalam   peperangannya   dan   beliau mengisyaratkan kepada kaum Muslim agar mereka menunjukkan persaudaraan sesama manusia. Peperangan itu sendiri bukan sebagai tujuan namun ia sebagai usaha mempertahankan Islam dan aspek tertinggi dari Islam adalah rahmat dan cinta. Jadi Nabi saw menikahi wanita-wanita dari orang-orang      yang   kalah   itu   dengan   maksud   agar   kebebasan   dan   kemuliaan   kembali   kepada keluarga   mereka   dan   mereka   dapat   masuk   Islam   secara   puas   dan   sukarela.   Kemudian   beliau menikah   dengan   Maryam   al-Qibtiyah.   Muqauqis   telah   memberikannya   kepada   Nabi   sebagai budak di mana itu merupakan simbol tali kasih yang diisyaratkan oleh   Al-Qur'an antara  Islam dan   Masehi   dan   sebagai   bentuk   hukum   bagi   kaum   Muslim   dengan   dihalalkannya   pernikahan dengan   wanita-wanita   ahlul   kitab.   Maryam   memberikan   anak   kepada   Nabi   saw   yang   bernama Ibrahim, nama dari kakeknya, bapak para nabi. Namun Ibrahim tidak hidup lama. Ia meninggal saat   masih   menyusu.   Kematiannya   merupakan   ujian   bagi   Nabi   dan   sebagai   isyarat   dari   Ilahi bahwa pewaris-pewaris Rasul dari kaum pria adalah para pengikut Al-Qur'an dan para pembawa Islam, bukan anak-anak dari sulbinya. Salah jika ada orang yang membayangkan bahwa Rasul saw     mempunyai      banyak     waktu    untuk   mencari    kesenangan      meskipun     halal.  Kesenangan diperbolehkan bagi orang lain namun beliau lebih memilih untuk merasakan penderitaan berjihad, menegakkan hukum, dan kesabaran. Salah jika ada orang yang membayangkan bahwa Rasul saw

hidup di rumahnya dengan keadaan ekonomi yang lebih baik daripada orang yang termiskin dari kalangan Muslim di zamannya. Kehidupan beliau di rumahnya penuh dengan kezuhudan   yang luar biasa sehingga sebagian istrinya mengeluhkan keadaan tersebut. Di antara mereka ada yang berasal dari keluarga yang kaya seperti keluarga Abu Bakar atau keluarga Umar bahkan sebagian istrinya   bersatu   untuk   meminta   kepada   beliau   agar   beliau   menambah   nafkah   mereka   sehingga Nabi     meninggalkan       istri-istrinya,  lalu  tersebarlah     isu  yang   menyatakan       bahwa     beliau   telah menceraikan   semua   istrinya.   Kemudian   turunlah   ayat   Takhyir   (yaitu   ayat   yang   memberikan pilihan kepada istri-istri Nabi untuk tetap menjadi istri beliau atau diceraikannya). Turunlah Al- Qur'an al-Karim memberikan pilihan pada istri-istri Nabi antara menjalani kehidupan di rumah kenabian dengan penuh   kesederhanaan atau menerima perceraian. Allah   SWT berfirman: "Hai Nabi,    katakanlah   kepada   istri-istrimu:      'Jika   kamu    sekalian   mengingini   kehidupan   dunia   dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara   yang   baik.   Dan   jika   kamu   sekalian   menghendaki   (keridhaan)   Allah   dan   Rasul-Nya   serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka Sesungguhnya Allah menyediakan siapa yang berbuat baik di   antaramu      pahala    yang    besar.   "  (QS.    al-Ahzab:     28-29)    Selesailah    fitnah.   Demikianlah pergulatan      di  rumah    Rasul    saw.   Akhirnya,     istri-istri  beliau   memilih     kehidupan     zuhud    dan bersabar serta akhirat daripada kehidupan dunia. Permintaan istri-istri nabi tidak melebihi hal-hal yang bersifat mubah, namun Rasul saw merupakan teladan bagi seluruh umat, karena itu beliau harus   menjadi   teladan   bagi   umat   sehingga   beliau   dapat   menjadi   cermin   tertinggi   yang   layak diemban   oleh   seorang       yang    memegang   tampuk   kepemimpinan   Muslimin.                Allah   SWT   telah membalas   pengorbanan   istri-istri   Nabi   saw   dalam   bentuk   mengangkat   kedudukan   mereka   dan menjadikan mereka sebagai ibu dari kaum mukmin. Allah SWT berfirman: "Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri- istrinya   adalah   ibu-ibu   mereka."   (QS.   al-Ahzab:   6)   Dan,   sebagai   penegasan   terhadap   keibuan spiritual   ini,   Islam   mewajibkan   hijab   yang   teliti   kepada   mereka,   yaitu   suatu   hijab   yang   tidak diberlakukan   seperti   itu   kepada   Muslimah-Muslimah   lain.   Nabi   saw   melanjutkan   dakwahnya. Beliau     mengirim     surat   ke   raja-raja  dan    para  penguasa      di  mana    beliau   ingin   menunjukkan universalitas   ajaran   Islam.   Nabi   saw   mengajak   Kaisar   Romawi   untuk   mengikuti   Islam,   lalu beliau   mengirim   utusan   ke   Amir   Damaskus   mengajaknya   untuk   memeluk   Islam,   dan   beliau mengutus       utusan    ke   Amir    Basrah    bagian     dari  wilayah     Romawi      dan   mengajaknya        untuk mengikuti   Islam,   dan   beliau   juga   mengirim   surat   ke   penguasa   Qibti   dan   mengajaknya   untuk masuk      Islam,   dan   beliau   juga   menulis    surat  ke   Kisra,   Raja   Persia   dan   mengajaknya   untuk mengikuti      Islam.    Beliau   juga    mengirim     utusan    ke   Amir    Bahrain    dan    mengajaknya       untuk mengikuti   Islam.   Lalu   berbagai   reaksi   disampaikan   berkenaan   dengan   surat-surat   Nabi   itu.   Di antara mereka ada yang berusaha menyampaikan kepada pembawa surat bahwa ia masuk Islam dan mengembalikannya dengan hadiah, dan di antara mereka ada yang merobek-robek surat itu dan   di   antara   mereka   ada   yang   membalas   surat   itu   dengan   jawaban   yang   baik,   dan   di   antara mereka   ada   yang   menerima   kebenaran.   Demikianlah   hari   berlalu   dalam   pergulatan   yang   tidak pernah padam, suatu pergulatan yang dipimpin oleh Nabi sehingga beliau menaklukkan Mekah dan    menyucikan       jazirah   Arab.  

Akhirnya,     manusia     masuk    dalam    agama     Allah   SWT     dalam keadaan berbondong-bodong, dan Allah SWT menyempurnakan agama bagi kaum Muslim dan Nabi   saw   melaksanakan   haji   wada'   (haji   yang   terakhir)   dan   turunlah   kepada   beliau   wahyu   di Arafah sebagaimana firman-Nya:   "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan   untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itujadi agama bagimu. " (QS.   al-Maidah:   3)   Ayat   tersebut   dibacakan   kepada   Abu   Bakar   sehingga   ia   menangis.   Allah SWT   merasa   bahwa   telah   tiba   waktunya   untuk   mengakhiri   misi   Rasul-Nya.   Aisyah   berkata kepada   anak-anak       yang   berteriak   dan   bermain-main   di   luar   rumah:   "Diamlah   kalian   karena Rasulullah saw sedang sakit." Anak-anak itu pun terdiam dan mereka merasakan ketakutan yang luar    biasa.   Pada    hari-hari    terakhir,   Rasulullah     saw    tidak   lagi   bercanda     dengan     mereka sebagaimana   yang   biasa   beliau   lakukan.   Mereka   memperhatikan   bahwa   kepucatan   yang   aneh menyelimuti Nabi saw yang biasanya wajah beliau dipenuhi dengan senyuman hingga wajahnya laksana lempengan emas. Nabi saw yang terakhir masuk dalam rumahnya dan hampir saja beliau tidak kuat menahan langkah kedua kakinya. Beliau memasuki rumahnya dan bersandar kepada tangan   Fadl   bin   Abbas   dan   Ali   bin   Abu   Thalib.   Beliau   merasakan   keletihan   dan   kesakitan. Kemudian   Aisyah   menidurkan   beliau   di   atas   ranjangnya   yang   kasar   dan   Aisyah   meletakkan tangannya   di   atas   kening   beliau.   Kepala   beliau   tampak   panas   karena   saking   hebatnya   demam. Aisyah berkata dalam keadaan kedua matanya mengucurkan air mata, "demi ayah dan ibuku, ya Rasulullah apakah engkau merasakan sakit?" Nabi saw tersenyum untuk menenangkan Aisyah lalu   beliau   tertidur.   Kemudian   mengalirlah   dalam   memori   Nabi   saw   berbagai   gambar   hidup: Jibril   turun   kepada   beliau   dengan   membawa   wahyu   di   gua   Hira.   Beliau   telah   melewati   waktu yang diberkati selama dua puluh tiga tahun, yang sekarang tampak seperti mimpi. Bahkan empat puluh   tahun     yang   mendahuluinya   tampak   seperti   gambar          yang   hanya    dilukis   sesaat.   Segala sesuatu   menjadi   mudah   bagi   Allah   SWT   dan   Rasulullah   saw   telah   berhasil   melalui   berbagai penderitaan dengan penuh kesabaran, bahkan beliau tidak pernah mengeluh sekali pun. Beliau mengajarkan       akidah    kepada     para   pengikutnya     dengan     penuh    kemantapan.      Akhirnya,     Islam menjadi     mulia    dan   benderanya      semakin    berkibar.    Kemudian      beliau   bangun     karena    melihat tangisan   yang   tersembunyi   dari   Aisyah.   Beliau   membuka   kedua   matanya   dan   melihat   wajah Aisyah      sambil    beliau    sendiri    berusaha     melawan      rasa   pusing,    demam,      dan    sakit   yang dirasakannya.       Beliau    kembali    tersenyum      untuk    menenangkan        Aisyah    dan    beliau   kembali memejamkan         matanya     dan    tidak  sadarkan     diri.  Apa    gerangan     yang    menyebabkan       Aisyah menangis?   Tidakkah   Allah   SWT   memahkotai   jihad   Nabi   saw   yang   berat   dengan   penaklukan Mekah dan penyucian Baitul Haram? Berbagai gambar hidup dan aktual melayang-layang dalam memori   Nabi   saw.   Beliau   mengingat   bagaimana   tindakan   orang   Quraisy  ketika   membantalkan perjanjian   Hudaibiyah   dan   mereka   memerangi   Khaza'ah   yang   saat   itu   bersekutu   dengan   kaum Muslim      dan    akhirnya    mereka     membunuh        semua    sekutu    kaum     Muslim     di  Baitul    Haram. Kemudian beliau berjalan bersama pasukan yang berjumlah sepuluh ribu di mana semua pasukan telah   siap,   dan   tentara   Muslim   turun   dari   gunung   Mekah   laksana   air   bah   yang   tidak   berhenti sedikit pun. Telah lewatlah masa para pembawa tombak, panah, dan pedang; telah lewatiah masa di   mana   Rasulullah   saw   memimpim   pasukan   yang   di   dalamnya   terdapat   kaum   Muhajirin   dan Anshar.

 Di  tengah-tengah pasukan besar tersebut yang berhasil menaklukkan Mekah, Nabi saw menunggangi untanya dan beliau menundukkan kepalanya dengan penuh rendah diri di hadapan Allah   SWT   sampai-sampai   kepalanya   hampir   menyentuh   punggung   unta   yang   dinaiki.   Pintu Mekah     terbuka    untuk   pasukan   ini.  Para  pemimpin     Mekah     dan   pengikut-pengikut     mereka menyerahkan   diri.   Kalimat   Allah   SWT   semakin   meninggi   di   dalamnya.   Nabi   saw   memasuki Baitul Haram lalu beliau berkeliling di sekitar Ka'bah. Beliau menghancurkan berbagai patung yang   berbaris   di   sekitarnya,   lalu   beliau   memukulnya   dengan   kampaknya.   Kemudian   patung- patung itu berjatuhan dan hancur. Setelah beliau membersihkan masjid dari berbagai patung dan mengembalikannya   sebagaimana   yang   diciptakan   oleh   Allah   SWT   sebagai   rumah   tauhid   yang mutlak,   beliau   menoleh   kepada   orang   Quraisy   dan   memaafkan   mereka   dan   mengajak   mereka untuk    kembali   ke  jalan  Allah   SWT.    Kemudian     tibalah  waktu   salat,  lalu  Bilal  naik  di  atas punggung   Ka'bah   dan   mengumandangkan   Azan.   Penduduk   Mekah   mende-ngarkan   panggilan baru ini di mana gemanya berputar-putar di antara gunung: "Allah    Maha    Besar.   Aku   bersaksi   bahwa    tiada  Tuhan    selain  Allah.   Aku   bersaksi   bahwa Muhammad   utusan   Allah.   Marilah   melaksanakan   salat.   Marilah   menuju   keberuntungan.   Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah." Akhirnya, rumah itu dikembalikan kehormatannya dan kemuliannya.      Kemudian     lagi-lagi  arus  berbagai   gambar    terlintas  dalam   memorinya:      itulah peperangan   Hunain   dengan   kekalahannya,   kemenangannya,   dan   ganimahnya;   Itulah   Nabi   saw yang memberikan ganimah terhadap orang-orang yang bergabung dengan Islam hanya dua hari dari   penduduk   Mekah,   dan   mencegah   untuk   memberi   ganimah   Hunaian   kepada   kaum   Anshar yang telah memberikan segalanya untuk Islam. Salah seorang di antara mereka berkata: "Demi Allah, Rasulullah saw telah menemui kaumnya." Sa'ad bin 'Ubadah berjalan ke arah Rasulullah saw   dan   memberitahunya   bahwa   kaum   Anshar   sedang   marah.   Rasul   saw   bertanya:   "Mengapa marah?" Sa'ad menjawab: "Mereka protes saat engkau membagikan ganimah ini pada kaummu dan    pada  seluruh   orang   Arab   namun    mereka    tidak  mendapatkan     apa-apa."   Rasulullah    saw bertanya kepada Sa'ad bin Ubadah: "Kamu sendiri bagaimana pendapatmu wahai Sa'ad?" Sa'ad berkata:    "Aku     tidak   lain   kecuali   seseorang     dari  kaumku."      Rasulullah    saw    berkata: "Kumpulkanlah        kepadaku    kaummu     untuk   masalah    yang   penting   ini  dan  jika  kalian   telah berkumpul,      maka    beritahulah   aku."   Sa'ad   mengumpulkan       seluruh   kaum     Anshar    lalu  ia memberitahu Rasul saw bahwa ia telah mengumpulkan mereka. Rasulullah saw keluar menemui mereka     dan  berdiri  di  hadapan   mereka    sambil   memuji    Allah   SWT    dan  kemudian     berkata: "Wahai orang-orang Anshar, tidakkah aku datang kepada kalian saat kalian dalam keadaan sesat lalu Allah SWT memberikan petunjuk kepada kalian, dan kalian menjadi orang-orang yang fakir lalu Allah SWT memampukan kalian,   dan kalian dalam keadaan bermusuhan lalu Allah SWT menyatukan hati kalian?" Mereka menjawab: "Benar." Rasulullah saw berkata: "Mengapa kalian tidak   menjawab   wahai   kaum   Anshar?"   Mereka   berkata:   "Apa   yang   kita   akan   katakan   wahai Rasulullah dan dengan apa kita akan menjawabnya. Sungguh segala karunia hanya milik Allah SWT   dan   Rasul-Nya."   Rasulullah   saw   berkata:   "Demi   Allah,   seandainya   kalian   mau   niscaya kalian akan mengatakan dan benar apa yang kalian katakan: Engkau datang kepada kami sebagai seorang yang terusir, maka kami melingdungimu dan engkau datang dalam keadaan miskin lalu kami menghiburmu dan   engkau datang dalam keadaaan ketakutan lalu kami mengamankanmu dan engkau datang dalam keadaan teraniaya lalu kami menolongmu." Mereka berkata: "Segala puji dan karunia bagi Allah SWT dan Rasul-Nya." Rasulullah saw berkata: "Wahai kaum Anshar, apakah   kalian   akan   marah   terhadap   harta   yang   telah   aku   berikan   kepada   suatu   kaum   dengan harapan   agar   keimanan   meresap   dalam   hati   mereka   dan   kalian   justru   melupakan   karunia   yang telah   Allah   SWT   berikan   kepada   kalian   dalam   bentuk   nikmat  Islam.

  Tidakkah   kalian   wahai kaum   Anshar   merasa   puas   ketika   manusia   pergi   untuk   melakukan   perjalanan   di   musim  dingin sedangkan   kalian   pergi   dengan   Rasulullah   saw.   Maka   demi   Zat   yang   jiwaku   di   tangan-Nya, seandainya manusia melalui suatu jalan dan kaum Anshar melalui jalan yang lain niscaya aku akan   melalui    jalan   kaum    Anshar.   Ya   Allah,   rahmatilah    kaum    Anshar    dan   anak-anak     kaum Anshar dan cucu kaum Anshar." Mendengar doa itu, kaum tersebut menanggis sehingga jenggot mereka terbasahi dengan air mata dan mereka berkata: "Kami rela dengan Allah SWT sebagai Tuhan      dan   sangat    puas   dengan     pembagian      Rasulullah    saw."    Kemudian      Nabi    saw    pun meninggalkan mereka dan mereka pergi dalam   keadaan puas. Orang-orang Anshar memahami bahwa Muslim yang hakiki di dunia adalah seorang yang datang di dunia untuk memberi, bukan untuk mengambil.

Read More