1.Malaikat Al-Arham
Malaikat al-Arham (Arab: ملاك الأرحام)
adalah para malaikat
yang diserahi tugas untuk meniupkan ruh kedalam janin, mengatur rezeki,
kematian, amal, sengsara atau kebahagiaan di dalam rahim. Malaikat Arham
memiliki tugas meniupkan debu bumi kepada janin, di mana calon makhluk itu
nanti akan tercabut nyawanya oleh Malaikat
Maut (Izrail).
Kata Arham
adalah bentuk jamak dari kata "rahim" (Arab: الرحم) yang
memiliki arti kasih sayang, penyayang atau ampunan di dalam bahasa Indonesia.
Tugas
Al-Arham
Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut
ibunya, maka Allah
akan mengutus malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk melaksanakan
kesemua ketetapan yang telah ditulis oleh Allah di Lauh
Mahfuzh.
Pada saat Sakrat al-Maut, Allah akan membukakan tabir yang
menyelubungi pandangan seseorang sehingga akan menembus akhirat.
Tercantum di dalam Al Qur'an surah Qaaf, yang berbunyi:
Sehingga bagi orang mukmin, ketersingkapan penglihatan
ini menambah ringan bebannya menempuh kematian, tetapi orang kafir justru akan
semakin membuatnya berat dan sulit untuk melampaui tahapan kematian itu. (Qaaf
50:22)
2.Malaikat Al-Mu’aqqibat
Al-Mu’aqqibat
(Arab:المعقبات) adalah
para malaikat
yang menjaga setiap makhluk pada waktu bermukim, bepergian, waktu tidur atau
ketika terjaga dari kematian sampai datang waktu kematian yang telah
ditetapkan. Para malaikat ini termasuk dalam golongan Hafazhah (Para
Penjaga)
Kata al-mu’aqqibat
adalah bentuk jamak dari kata al-mua’qqibah. Kata tersebut diambil dari
kata ‘aqiba yang berarti tumit, dari sini kata tersebut dipahami dalam arti
mengikuti seakan-akan yang mengikuti itu meletakkan tumitnya di tempat tumit
yang diikutinya. Pola kata yang digunakan di sini mengandung makna penekanan
bahasa dan dimaksud adalah para malaikat yang ditugaskan Allah mengikuti
setiap makhluk secara sungguh-sungguh.
Dalam Qur'an dan Hadits
Para malaikat
yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala ihwalnya, tercantum dalam Al
Qur'an Ar-Ra’du 10-11, yang berbunyi:
Sama
saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa
yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam
hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah." (Ar-Raad: 10-11)
Ibnu
Abbas menjelaskan, “Mereka adalah para malaikat yang menjaga manusia dengan
perintah Allah, jika ada takdir yang akan menimpanya maka malaikat ini
menyingkir darinya.”[1]
Hal yang sama juga dijelaskan ahli tafsir dari kalangan Tabi’in,
yang bernama Imam Mujahid. Ia menjelaskan ayat ini, “Pada
masing-masing manusia ada seorang malaikat penjaga, mereka menjaga orang
tersebut dengan perintah Allah.”[2]
Kemudian surat Al-An'am yang berbunyi:
...dan
Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hambaNya, dan diutusNya
kepadamu malaikat-malaikat penjaga…(Al-An’am: 61)
Dikutip
pada Jumat (11/10/2019) dari ceramah pendek Ustadz Zulkifli yang diunggah ke
channel Youtube Ceramah Pendek, berikut bacaannya:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ
إِلَّا بِاللهِ
Artinya: "Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada
Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."
Zulkifli
mengatakan, setiap orang yang membaca doa tersebut Insya Allah akan dijaga oleh
Malaikat Mu'aqqibat. Malaikat ini yang bertugas menjaga manusia yang keluar
rumah, bepergian jauh, hingga maut akan menjemput pun dia akan tetap menjaga. "Kemudian
malaikat Mu'aqqibat pun melebarkan sayapnya. Mu'aqqibat ini adalah malaikat
penjaga, yang nanti akan turun tepat di depannya, tepat di belakangnya bak
algojo-algojo, bodyguard-bodyguard," ujar Ustadz Zulkifli dalam unggahan
kajian di channel Youtube Ceramah Pendek.
Ia
menambahkan, Rasulullah SAW pun ketika akan keluar rumah membaca doa tersebut.
Kemudian, seperti yang juga dituliskan dalam Alquran, malaikat Mu'aqqibat
datang melindungi dari segala bahaya yang mengancam selama perjalanan. Contoh,
ketika seorang hamba berjalan, maka malaikat itu ada di depan dan di belakang.
Misal ada orang dihipnotis, sekali tepuk langsung.
"Kalau
ada orang baca doa ini, dihipnotis itu enggak akan mempan,"
pungkas Zulkifli.
3. Malaikat Roqib dan Malaikat Atid (Malaikat Kiraman katibin)
• Diriwayatkan, bahwa setiap manusia senantiasa disertai
dua malaikat. Salah satu dari keduanya berada disebelah kanannya, menulis
segala kebaikan tanpa persaksian yang lainnya. Dan yang satunya berada
disebelah kirinya untuk menulis kejelekan-kejelekan. Ia belum menulisnya
kecuali dengan disaksikan sahabatnya yang satu.
Jika manusia itu duduk, salah satu dari keduanya berada disebelah kanannya dan
yang lain berada disebelah kirinya. Apabila manusia itu berjalan, salah satu
dari dua malaikat itu berada di depan, sedangkan yang lainnya berada di
belakangnya. Ketika manusia tidur maka malaikat yang satu berada disamping
kepalanya dan yang lain disebelah kedua kakinya.
Adapun dua malaikat itu menulis kebaikan-kebaikan dan kejelekan-kejelekan
diantara kedua bahu manusia. Adapun pena yang di gunakan kedua malaikat itu
adalah lisannya manusia, tempat tintanya adalah mulutnya, tintanya adalah air
ludahnya. Keduanya menulis (mencatat) amal-amal manusia sampai ajalnya tiba.
• Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwa malaikat yang menjaga bagian kanan
percaya terhadap malaikat yang menjaga bagian kiri, yang berfungsi menulis
keburukan seorang hamba. Ketika seorang hamba mengerjakan perbuatan mungkar, di
saat hendak di tulis keburukannya oleh malaikat di sebelah kiri, maka malaikat
di sebelah kanannya berkata :”tahanlah dulu, jangan engkau tulis keburukannya
barangkali dia mau bertaubat”.
Akhirnya malaikat yang menjaga bagian kiri tidak segera menulis keburukannya
sampai tujuh jam. Jika dalam masa tujuh jam si hamba tidak mau bertaubat dan
memohon ampun kepada Allah swt, maka malaikat yang menjaga bagian kiri baru
menulis keburukannya. Jika seorang seandainya hamba itu bertaubat (mohon ampun)
kepada Allah swt maka keburukannya tak usah dituliskan. Dan jika tidak bertaubat
kepada Allah maka akan dituliskan satu kejelekan.
• para malaikat itu di sebut Kiraman Katibin. Disebut demikian karena mereka
sewaktu menulis kebaikan lalu mereka naik kelangit membawa kebaikan itu dan
menyerahkannya kepada Allah. Kedua malaikat ini disebutkan dalam Al Qur'an pada
surah Qaaf, Al Infithaar, Ar-Ra’du dan Az-Zukhruf.
Singkatnya
2)
Empat (4) Malaikat Mu’aqqibat (menjaga secara bergiliran) dan seorang (1)
Malaikat Hafazhah (Penjaga)
Ada
5 malaikat yang menyertai setiap manusia dan jin, dua malaikat dimalam hari dan
dua malaikat disiang hari, dan seorang malaikat tidak memisahkan dalam satu
waktu dari waktu-waktu.
• sebagaimana yang difirmankan Tuhan Allah swt. Artinya:
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia (Allah swt)." (QS. Ar-Ra'd: 11).
Yang dimaksud
“mu’aqqibaat” adalah malaikat-malaikat malam dan siang dimana mereka menjaganya
dari golongan jin-jin dan manusia-manusia
Kata al-mu’aqqibat adalah bentuk jamak dari kata al-mua’qqibah. Kata tersebut
diambil dari kata ‘aqiba yang berarti tumit, dari sini kata tersebut dipahami
dalam arti mengikuti seakan-akan yang mengikuti itu meletakkan tumitnya di
tempat tumit yang diikutinya. Pola kata yang digunakan di sini mengandung makna
penekanan bahasa dan dimaksud adalah para malaikat-malaikat yang ditugaskan
Allah mengikuti
setiap makhluk secara sungguh-sungguh.
dikatakan, bahwa “Para malaikat bergiliran untukmu pada malam dan siang hari.
Mereka berkumpul dalam shalat subuh dan shalat ashar. Kemudian malaikat malam
naik kepada Allah. Allah bertanya, kepada para malaikat sedang Dia lebih
mengetahui tentang kamu, "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku saat kamu
tinggalkan?" Para malaikat berkata, "Kami mendatangi mereka sedang
mengerjakan shalat dan kami meninggalkan mereka sedang shalat pula."
Seorang (1)
Jin Pendamping (Jin Qarin)
• Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang
qorin (pendamping) dari golongan jin.” Para sahabat bertanya, “Termasuk Anda,
wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, وَإِيَّايَ إِلاَّ أَنَّ اللَّه أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلا يَأْمُرنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ “Termasuk saya,
hanya saja Allah membantuku untuk menundukkannya, sehingga dia masuk Islam.
Karena itu, dia tidak memerintahkan kepadaku kecuali yang baik.” (HR. Muslim)
• Setiap manusia yang di lahirkan maka diutuspula baginya seorang Jin Qarin
sebagai pendamping sampai manusia itu meninggal maka jin Qarin akan
meniggalkannya.
• jika yang lahir anak laki-laki (manusia) maka jin Qarin juga laki-laki, jika
yang lahir anak perempuan (manusia) maka jin Qarin juga perempuan.
• Jika seorang (manusia) itu beragama islam maka jin Qarin belum tentu beragama
islam, Jika seorang (manusia) itu beragama non muslim atau Ateis maka jin Qarin
belom tentu beragama non muslim atau Ateis.
• jika laki-laki & perempuan menikah (manusia), maka jin Qarin dari si
laki-laki & wanita tersebut tidak ikut menikah.
• jika suami istri (manusia) mempunyai anak, maka jin Qarin tidak menikah &
tidak memiliki anak.
• jin qarin bisa mempengaruhi manusia sehingga merasa malas, ragu terhadap
sesuatu, Pelupa, bingung dll, namun godaannya tak sekuat godaan iblis (setan).
Seorang (1)
Iblis Pendamping (Setan Qarin).
Dalam kisah yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah ra.
bahwa Rasulullah Muhammad saw bersabda: "ketika tiba giliran Iblis untuk
meminta,
iapun berkata, “Ya Tuhanku, manusia (Adam) inilah yang telah Engkau muliakan
atasku.”
Tuhan Allah swt berfirman yang artinya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak
darinya kecuali dilahirkan pula seorang anak dari bangsa kamu sebagai
pendampingnya”
Iblis berkata lagi, “Ya Tuhanku, berilah tambahan kepadaku.”
Tuhan Allah swt berfirman, “Kamu dapat berjalan berjalan ditubuh mereka seperti
mengalirnya darah dan kamu dapat membuat hati mereka sebagai rumah-rumah untuk
kamu.
MENYAPA MALAIKAT DALAM SHALAT
أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ
لِدُلُوكِ ٱلشَّمۡسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيۡلِ وَقُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِۖ إِنَّ
قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡهُودٗا ٧٨
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sungguh
shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat) (QS. Al Isra [17]:
78).
Inilah salah satu ayat yang mengaitkan shalat dan doa para
malaikat untuk pelakunya. Saya lalu teringat beberapa doa shalat yang berisi
nama-nama malaikat. Antara lain doa dalam rukuk dan sujud, “Maha Suci dan Maha Bersih Tuhanku dan Tuhan semua malaikat dan
Malaikat Jibril” (HR. Muslim dari ’Aisyah r.a). Juga doa
pada tasyahud akhir menjelang salam, “Wahai Allah, Tuhannya Malaikat Jibril,
Mikail dan Israfil. Engkaulah Pencipta langit dan bumi; Engkaulah yang Maha
mengetahui yang tersembunyi dan yang terbuka; Engkaulah yang akan menghakimi
semua yang diperselisihkan di antara hamba-hamba-Mu. Berilah aku petunjuk yang
benar dari masalah yang diperselisihkan itu. Sungguh Engkau pembimbing ke jalan
yang lurus untuk siapapun yang Engkau kehendaki.” (HR. Muslim
1829). Nah, saya kemudian penasaran, mungkinkah kita berdialog dengan malaikat
ketika shalat?.
Untuk menjawab
pertanyaan di atas, saya jelaskan terlebih dahulu apa dan bagaimana malaikat
itu. Al Qur’an tidak menyebutkan bahan penciptaan malaikat. Hanya hadis yang
menjelaskan, bahwa ia tercipta dari cahaya. Penciptaan malaikat tersebut
dimaksudkan untuk mengingatkan keterbatasan pengetahuan manusia, sebab malaikat
adalah metafisika di luar jangkuan akal. Sekalipun demikian, kita
wajib mengimani keberadaannya, sifat-sifatnya, dan
ketundukannya kepada Allah. Ia satu-satunya makhluk yang selalu terkait dengan
aktivitas manusia di dunia, di alam kubur, dan di dalam surga atau neraka.
Perintah Allah kepada malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s merupakan
simbol perintah kepada malaikat untuk melayani manusia di dunia dan akhirat.
Berapa jumlah
malaikat? Nabi SAW pernah bertanya kepada Jibril tentang baitul ma’mur, suatu tempat yang suci di langit
tertinggi, lalu dijawab, “Setiap hari, ada 70.000 malaikat mengerjakan shalat
di tempat itu, dan mereka tidak kembali.” (HR. Al Bukhari).
Artinya, ada malaikat lain dalam jumlah yang
sama dan mengerjakan ibadah yang sama di tempat itu. Jadi, jumlahnya tak
terhitung. Penyebutan malaikat dalam Al Qur’an selalu berbentuk jamak. Itu
berarti masing-masing malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Israfil, dan sebagainya
hanya bertugas sebagai kordinator untuk malaikat-malaikat lainnya untuk tugas
masing-masing. Penyebutan adanya delapan malaikat yang memikul ‘arasy dalam Al
Qur’an (Q.S Al Haqqah [69]: 17) bisa diartikan delapan kelompok besar malaikat
pemikul ‘arasy. Malaikat digambarkan Al Qur’an sebagai makhluk yang gagah
perkasa atau “dzuu quwwatin” (QS. An
Najm [53]: 6), atau ’inda dzil ‘arsyi makiin, artinya
memiliki kecepatan seperti kilat (QS. Al Ma’arij [70]: 4), dan berparas menawan
(QS. Yusuf [12]: 30), tidak seperti setan yang selalu digambarkan buruk rupa.
Dalam melayani kebutuhan manusia, malaikat bisa berwajah manusia, sebagaimana
yang dialami Nabi Ibrahim a.s ketika kedatangan para tamu, yang ternyata mereka
adalah malaikat. Demikian juga ketika malaikat bertamu di rumah Nabi Luth a.s.
Nabi SAW juga pernah dua kali menerima wahyu dari malaikat Jibril dengan wajah
sahabat karibnya.
Apakah
malaikat hanya datang kepada para Nabi? Tidak, mereka juga bisa menemui
siapapun selain nabi, termasuk Anda, bahkan memberikan pertolongan atas
perintah Allah. Mereka inilah yang datang untuk menolong Maryam ketika
melahirkan Isa a.s. Akan tetapi kita harus berhati-hati, sebab setan juga bisa
saja datang dengan mengaku sebagai malaikat. Nabi SAW sendiri pernah didatangi
setan ketika shalat, lalu setan itu dicekiknya.
Menurut
Ibnu Sirin (W 729 M), ulama ahli takwil mimpi dalam kitabnya, Muntakhabul Kalaam fii Tafsiiril Ahlaam, malaikat juga
bisa hadir dalam mimpi kita, seperti yang dialami Abdullah bin Zaid r.a. Dalam
tidurnya, ia diajari azan oleh orang yang berjubah. Mendengar pelaporan mimpi
tersebut, Nabi SAW amat senang, sebab itulah yang ditunggu-tunggu, dan Nabi
langsung memerintakan Bilal bin Rabbah untuk mengumandangkan azan hasil
pengajaran malaikat melalui mimpi tersebut. Ketika Bilal beradzan, Umar bin
Khattab terkejut, karena pada malam yang sama, ia juga diajari malaikat dengan
bacaan azan yang sama. Malaikat juga bisa menolong manusia dengan cara yang
sangat halus berupa pemberian inspirasi, ilham dan sejenisnya. Inilah yang
disebut lamhah malakiyah atau lintasan
pengetahuan dari alam malaikat. Di samping bertindak secara langsung untuk
kebutuhan manusia, malaikat juga selalu mendoakan kebaikan untuk orang baik,
dan hukuman penderitaan (la’nat) untuk orang-orang
yang buruk perangai.
Dalam
kehidupan kita, ada sunnatullah dan ‘inayatullah. Orang yang jatuh dari lantai 10 dan
meninggal, misalnya, itulah sunnatullah, artinya sesuai dengan hukum alam.
Tetapi, jika ternyata ia tidak meninggal karena berbagai sebab, maka
itulah ‘inayatullah, artinya, ada tangan
malaikat yang ikut menyelamatkannya atas perintah Allah. Allah SWT
berfirman, “Dan bagi manusia, ada para malaikat yang
menjaganya secara bergantian di depan dan dibelakangnya atas perintah Allah” (QS.
Ar Ra’d [13]: 11). Inilah yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib r.a, setiap
manusia dikawal malaikat penyelamat. Jika ada bahaya datang, dan hari itu bukan
jadwal kematiannya, maka Allah memerintahkan malaikat untuk menyelematkannya.
Tapi, jika hari telah ditentukan sebagai hari kematiannya, maka malaikat
diperintahkan Allah untuk membiarkannya menuju ajalnya.
Dengan
gambaran sifat-sifat malaikat di atas, maka kita benar-benar bisa menyapa
mereka. Di luar shalat, kita dikawal malaikat, maka tentu lebih banyak malaikat
yang menyertai dan mendoakan kita ketika kita sedang shalat. Anda pasti semakin
merasakan nikmatnya shalat, jika misalnya ketika bersujud Anda menyapa (dalam
hati) para malaikat, “Wahai Allah, Tuhannya semua malaikat, perintahkan mereka
untuk mengawal aku agar selamat dari semua bencana, dan perintahkan pula
membuka pintu-pintu rizki dan ilmu untukku.” Selamat menyapa malaikat dalam setiap
shalat.
Malaikat
adalah makhluk yang paling taat kepada Allah. Mereka selalu beribadah dan tak
pernah melakukan kemaksiatan. Selain memuji Allah, para malaikat juga sering
mendoakan kepada manusia. Banyak sekali dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
menunjukkan bahwa malaikat selalu berdoa untuk orang-orang mukmin, baik doa
umum maupun doa khusus karena amal shalih yang khusus. Di antara contoh doa
Malaikat secara umum adalah dalam firman Allah Ta’ala:
هُوَ الَّذِي
يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى
النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
“Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikatNya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang
terang) Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orangorang yang beriman.”
(Al-Ahzab: 43)
Ibnu Katsir berkata: Adapun shalawat dari malaikat dalam ayat di atas,
maknanya adalah doa dan istighfar bagi para manusia. (Tafsir Ibnu Katsir,
3/496)
Sementara doa-doa malaikat yang dipanjatkan secara khusus banyak disebutkan
dalam habis Nabi SAW. Doa kebaikan para malaikat diperuntukkan bagi setiap
orang yang mengamalkan amal-amal tertentu. Di antaranya.
1.Doa mereka kepada para penuntut ilmu
dan yang mengajarkannya.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ
عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْـجَنَّةِ وَإِنَّ الْـمَلاَئِكَةَ
لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ
لِلْعَالِـمِ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى الْـحِيْتَانُ فِى الْـمَاءِ
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu,
maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan
meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang
mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan
dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan
yang berada di air.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga bersabda, “Sesungguhnya Allah,
malaikat-Nya, penduduk bumi dan langit, serta semut yang berada di lubangnya
dan ikan paus, mereka semua mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada
manusia.” (HR. Timizi)
2. Doa malaikat kepada bagi orang-orang yang menunggu datangnya
waktu shalat dan orang yang duduk di masjid setelah shalat.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ
أَحَدَكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلاةَ فَهُوَ فِي صَلاةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ
، تَدْعُو الْمَلائِكَةُ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Seorang hamba masih dihitung dalam shalat selama ia berada di tempat
shalatnya untuk menunggu shalat dan malaikat akan mendoakannya; Ya Allah,
ampunilah dia, Ya Allah, rahmatilah dia, hingga ia beranjak atau berhadas.” (HR
Muslim)
3. Doa malaikat kepada orang yang menyempurnakan shaf dan menutup
celah shaf.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى الَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ الصُّفُوْفَ.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berdoa bagi orang-orang yang
menyempurnakan shaf. Dan barangsiapa menutup celah dalam shaf Allah akan
mengangkat derajatnya satu tingkat.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
4. Doa malaikat kepada orang yang menempati shaf pertama dalam
shalat
Rasulullah bersabda,“Apakah kamu tidak mau membuat shaf layaknya shaf
para malaikat di hadapan RabbNya? Lalu kami (shahabat) bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, bagaimana Malaikat bershaf di hadapan Rabbnya?’ Kemudian Rasulullah
menjawab, “Mereka menyempurnakan shaf depan dan merapatkan shaf.” (HR
Muslim, 1/322, hadits nomor 430)
5. Doa malaikat kepada orang yang menginfakkan hartanya di jalan
Allah.
Rasulullah SAW bersabda,“Tidaklah para hamba memasuki waktu pagi hari,
melainkan dua malaikat akan turun. Salah satu malaikat tadi berkata, ‘Ya Allah
berikanlah rezeki kepada orang yang berinfaq.’ Dan satunya lagi berkata, ‘Ya
Allah berikanlah kenistaan bagi orang yang pelit’.” (HR Al-Bukhari, 3/304,
hadits nomor 1442)
6. Doa malaikat kepada orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad
SAW.
Rasulullah n bersabda, “Tidaklah seorang muslim bershalawat kepadaku
kecuali malaikat akan mendoakannya sebanyak ia bershalawat atasku. Maka para
hamba hendaknya mempersedikit shalawat atau memperbanyaknya.” (Shahihul
Jâmi’, 1/174, hadits nomor 5620)
7. Doa malaikat kepada orang yang melaksanakan sahur.
Rasulullah SAW bersabda:
فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya mendoakan orang-orang yang
melaksanakan sahur.” (HR. Ahmad)
8. Doa malaikat kepada orang yang berpuasa ketika orang yang tidak
berpuasa makan di hadapannya.
Diriwayatkan dari Ummu Ammarah binti Ka’ab dari kalangan
Anshar, bahwa Nabi Saw mampir ke tempatnya. Kemudian Ummu Ammarah menyuguhkan
kepada Rasul makanan. Lalu Rasulullah bersabda, “Makanlah.”
Kemudian ia berkata, “Aku sedang berpuasa.” Lalu Rasulullah bersabda:
‘Sesungguhnya malaikat mendoakan orang yang berpuasa ketika di hadapannya ada
orang yang makan, sampai dia selesai makan atau kenyang.” (HR.
At-Tirmidzi, 2/141, hadits nomor 782)
9. Malaikat mengamini doa orang yang menjenguk
orang yang sakit atau meninggal.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah ia berkata, Rasulullah bersabda, “Apabila
kamu menjenguk orang yang sakit atau meninggal, ucapkanlah doa yang baik.
Karena malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.” (HR Muslim, 2/633,
hadits nomor 919
10. Malaikat mengamini setiap orang yang mendoakan saudaranya sesama
muslim
Di riwayatkan dari Abu Darda’ a, ia berkata, “Rasulullah bersabda,‘Tidaklah
seorang muslim berdoa untuk saudaranya secara diam-diam kecuali malaikat akan
berkata, ‘Dan bagimu juga’.” (HR. Muslim)
11. Doa keselamatan dari malaikat di kedua sisi sirath.
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri a, ia berkata, “Rasulullah n
menjelaskan tentang syafaat, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya manusia
diletakkan di jembatan neraka Jahanam yang di atasnya terdapat duri dan pengait
yang hendak mengait manusia. Dan di kedua sisinya ada malaikat yang berkata,
‘Ya Allah, selamatkan fulan, selamatkan fulan’.” (HR Ahmad, 3/26. Sanadnya
shahih)
Download materi sak dulur papat limo pancer