Pertemuan Nabi Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya
Pertemuan Nabi Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya
Kemudian dtglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir,
bahkan dari negara-negara yang berhampiran
Mesir yang sudah
kekurangan bhn makanan
bagi rakyatnya. mereka dtg
bagi mengharapkan pertolongan
Nabi Yusuf untuk
memberi kesempatan membeli gandum serta lain-lain bhn mknan
yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintah.

Di antara para
pendatang yang ingin
berbelanja di Mesir
terdapat rombongan orang-orang Palestin, termasuk
di antara mereka
ialah saudara-saudara Nabi
Yusuf sendiri, ialah
penyebab utama bagi penderitaan
yang telah di
alaminya. Nabi Yusuf
segera mengenal mereka
tetapi sebaliknya mereka tidak mengenal akan Nabi Yusuf yang pernah
dilemparkan ke dalam telaga. Bahkan tidak terlintas dalam fikiran mereka bahwa
Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai
wakil Raja yang berkuasa mutlak. Atas
pertanyaan Nabi Yusuf
berkatalah jurucakap rombongan
putera-putera Ya'qub: "Wahai Paduka Tuan, kami adalah
putere-putera Ya'qub yang kesemuanya adalah dua belas orang Yang termuda di
antara kami putera
ayah yang bongsu
kami tinggalkan rumah
untuk menjaga ayah kami yang talah lamjut usia dan buta
pula. Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga kami tidak
mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, agar
memohon pertolongan dna bantuan Paduka Tuan yang budiman, kiranya dpt memberi
kesempatan memperkenankan kami
membeli gandum dari
pesediaan pemerintahan tuan,
bagi memenuhi keperluan kami
yang sgt mendesak,
sehubungan dengan krisis
bhn makanan yang menimpa daerah kami." Berkata Nabi
Yusuf menjawab keterangan-keterangan saudaranya itu:
"Sesungguhnya kami
meragukan identiti kamu
dan menyangsikan keteranganmu ini.
Kami tidak dpt
mengabaikan adanya
kemungkinan bahwa kamu
adalah mata-mata yang
dikirim oleh musuh-musuh
kami untuk mengadakan kekecohan
dan kekacauan di
negeri kami karenanya
kami menghendaki memberi bukti-bukti
yang kuat atas
kebenaran kata-katamu atau
membawa saksi-saksi yang kami percaya bahwa kamu adalah
beul-betul putera-putera Ya'qub."
"Paduka
Tuan Yang bijaksana", menyambut
jurucakap itu, "Kami
adalah orang-orang musafir gharib di
negeri tuan, tidak
seorang pun di
sini mengenal kami
atau kami kenal,
maka sukar sekali bagi kami pada
masa ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana Paduka Tuan serukan. Maka
kami hanya berpasrah
kepada Paduka Tuan
untuk memberi jalan
kepada kami dengan cara
bagaimana kami dpt memenuhi seruan paduka itu." "Baiklah", Nabi
Yusuf berkata, "Kali
ini kami memberi
kesempatan kepada kamu
untuk membeli gandum dari
gudang kami secukupnya
keperluaan kamu sekeluarga
dengan syarat bahwa kamu
harus kembali kesini
secepat mungkin membawa
saudara bongsumu yang
kamu tinggalkan dirumah. Jiak
syarat ini tidak dipenuhi,
maka kami tidak
akan melayani keperluan kamu akan
gandum untuk masa
selanjutnya."
Berkata abang kepada
Yusuf yang tidak mengenalkannya itu:
"Paduka Tuan kami
mengira bahwa ayah
kami tidak akan
mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke sini, karena ia adalah
kesayangan ayah kami yang sangat dicintai
dan dia adalah
penghibur ayah yang
menggantikan kedudukan saudara
kami Yusuf, sejak ia
keluar dari rumah
menghilangkan tanpa meninggalkan bekas.
Akan tetapi bagaimana pun untuk kepentingan kami
sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin memujuk ayah agar memngizinkan
kami membawa adik kami Benyamin ke mari dalam kesempatan yang akan
datang." Sejak awal Nabi
Yusuf melihat wajah-wajah
saudaranya yang dtg
memerlukan gandum, tidak ada niat sedikit pun dalam hatinya
hendak mempersukarkan missi mereka sebagai balas dendam atas perbuatan yang
mereka telah lakukan terhadap dirinya. Soal jawab yang dilakukan dengan
mereka hanya sekadar
ingin mengetahui keadaan
ayah dan adik
bongsunya, Benyamin yang sudah
bertahun-tahun ditinggalkan dan
hanya sekadar taktik
untuk mempertemukan kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya
yang sudah lama terpisah. Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya
mengisi karung-karung saudaranya dengan
gandum dan bhn
makanan yang mereka
perlu. Sedang brg-brg
emas dan perak
yang mereka bawa untuk harga gandum dan bhn makn itu, diisikan kembali
ke dalam karung-karung mereka secara diam-diam tanpa mereka ketahui. Setibanya kembali
di Palestin berceritalah mereka
kepada ayahnya Ya'qub
tentang perjalanan mereka dan
bagaimana Yusuf menerima
mereka, yang dipujinya
sebagai penguasa yang bijaksana, adil, sabar, rendah hati
dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit kesukaran pun mereka telah diberikan
hajat mereka dari gandum yang diisikan sekali oleh pegawai-pegawai Yusuf ke
dalam karung mereka.Disampaikan pula oleh mereka kepada ayahnya, bahwa mereka
diharuskan oleh Yusuf membawa adik
bongsu mereka ke
Mesir, bila mereka
dtg lagi untuk
membeli gandum dan bhn
mknan. Tanpa membawa
adik termaksud, mereka
tidak akan dilayani
dan diperkenankan
membeli gandum yang
mereka perlukan. Karenanya mereka
dari jauh-jauh mohon agar mereka
diperkenankan membawa adik mereka Benyamin bila mereka harus kembali ke Mesir
untuk membeli gandum.
Berkata Nabi Ya'qub serta merta setelah mendengar cerita
putera-puteranya:"Tidak,sesekali tidak akanku berikan
izinkan kepadamu untuk
membawa Benyamin jauh
drpku. Aku tidak
akan mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi dengan
diri Yusuf adikmu.Kamu telah
berjanji akan menjaganya
baik-baik, bahkan sanggup
mengorbankan jiwa-ragamu untuk keselamatannya. Akan tetapi
apa yang telah
terjadi adalah sebaliknya.
Kamu pulang ke
rumah dalam keadaan selamat, sedang
adikmu Yusuf, kamu
lepaskan menjadi mangsa
serigala.
Cukuplah apa
yang telahku alami mengenai diri Yusuf dan janganlah terulang lagi kali
ini mengenai diri Benyamin". Ketika
karung-karung yang dibawa
kembali dari Mesir
dibongkar, ternyata didalamnya
terdpt barang-barang emas dan
perak yang telah
mereka bayarkan untuk
harga gandum yang
dibeli. Maka seraya tercengang
bercampur gembira, berlari-larilah mereka
menyampaikan kehairanan mereka
kepada ayahnya. Mereka berkata: "Wahai ayah! KAmi tidak berdusta dalam
cerita kami tentang itu penguasa
Mesir orang baik
hati. Lihatlah brg-brg
emas dan perak
yang telah kami bayarkan untuk ganti gandum yang kami
terima, dipulangkan kembali ke dalam karung-karung kami tanpa
kami mengetahui. Jadi
apa yang kami
bawa ini adalah
pemberian percuma dari penguasa Mesir yang sgt murah hati
itu." Dengan diperolehnya gandum, bantuan percuma dari putera yang tidak
mereka kenali, keluarga Ya'qub menjadi tenang dan merasa buat beberapa waktu,
bahwa api didapur rumah akan tetap menyala. akan tetapi persediaan yang
terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul dengan pengisian stok
baru selama musim
kemarau belum berakhir.
Demikianlah maka
Nabi Ya'qub yang melihat
persediaan gandumnya makin hari makin berkurangan sedangkan tanda-tanda krisis
makanan belum nampak,
terpaksalah ia mengutus
putera-puteranya kembali ke
mesir untuk memperoleh bekalan
untuk kedua kalinya dari Yusuf wakil Raja negeri itu. Dan karena putera- putera
Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji mereka kepada
Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya'qub mengikut sertakan putera bungsunya Benyamin
dalam rombongan abg-abgnya. Dengan iringan doa serta nasihat si ayah,
berangkatlah kafilah putera-putera Ya'qub yang terdiri dari sebelas
orang Setiba mereka
diperbatasan kota berpisahlah
menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah
yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mereka untuk menghindari
timbulnya iri hati
penduduk serta prasangka
dan tuduhan bahwa
mereka adalah mata-mata musuh. Setibanya di istana
kerajaan mereka diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mereka kenal
kembali, dengan penuh ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi
mereka disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang
adik bungsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana. Sewaktu
berada berduaan dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan airmata seraya berkata
kepada abangnya yang belum
dikenal kembali: "Andaikan abgku
Yusuf masih hidup,
niscaya engkau akan menempatkan
aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang
lain." Yusuf lalu menghiburkan hati adiknya dengan kata-kata: "Sukakah
engkau bila aku menjadi abgmu menggantikan abgmu
yang hilang itu?"
Benyamin menjawab: "Tentu
namun sayang sekali bahwa engkau tidak dilahirkan oleh ayahku Ya'qub dan
ibuku Rahil." Mendengar
kata-kata si adik
yang merawankan hati
itu, bercucurlah air
mata Yusuf, lalu memeluk adiknya
sambil mengaku bahwa
dia adalah Yusuf,
abgnya yang hilang
itu. Ia menceritakan kepada
adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan
ke dalam perigi
, diperjual-belikan sebagai
hamba sahaya, ditahannya
dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa
dosa dan akhirnya
berkat rahmat dan
kurniaan Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak.
Yusuf mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada
adiknya, agar merahasiakan apa
yang telah ia
dengarkan dan jangan
sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.
Alangkah gembiranya Benyamin
mendengar cerita abgnya
yang selalu dikenangnya
sejak ia hilang meninggalkan rumah
bersama-sama
saudara-saudaranya berkelah beberapa
tahun yang lalu. Ia segera
memeluk abangnya kembali seraya berkata: "Aku tidak dapat bayangkan betapa
gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau masih hidup dalam keadaan segar
bugar, sihat afiat, menguasai suatu
kerajaan besar, tinggal
didalam istana yang
diliputi oleh segala kemewahan dan
kemegahan.
Sebab sejak
engkau menghilang ayah
kami tidak pernah
terlihat gembira. Ia selalu
diliputi oleh rasa
sedih dan duka,
tidak pernah sedikit
pun bayanganmu terlepas dari ingatannya.
Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf sejal engkau menghilangkan rumah dan
menghilang, sampai-sampai menjadi putih matanya karena kesedihan dan tangisnya
yang tidak ada hentinya." Kisah pertemuan Yusuf dengan saudaranya
dikisahkan dalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 58 sehingga 69 yang
bermaksud :~ "58.~ Dan saudara-saudara Yusuf
dtg {ke Mesir}
lalu mereka masuk
ke {tempat}nya. Maka Yusuf mengenal mereka, sedang mereka
tidak kenal {lagi} kepadanya.59.~ Dan tatkala Yusuf menyiapkan bhn
mknannya, ia berkata:
"Bawalah kepadaku saudaramu
yang seayah dengan kamu {Benyamin}, tidaklah kamu
melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik penerima
tamu? 60.~ Jika
kamu tidak membawanya
kepadaku, maka kamu
tidak akan mendapat sukatan lagi drpku dan jgn kamu
mendekatiku".61.~ mereka berkata: "Kami akan memujuk ayah kami untuk
membawanya {ke mari} dan sesungguhnya kami benar-benar akan
melaksanakannya".62.~ Yusuf berkata
kepada bujang-bujangnya: "
Masukkanlah brg-brg {penukar
kepunyaan} mereka ke dalam karung-karung mereka, spy mereka mengetahui apabila
mereka telah kembali
kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka
kembali lagi".63.~ Maka tatkala mereka telah kembali kepada
ayah mereka {Ya'qub}, mereka berkata: " Wahai ayah kami, kami tidak
mendpt sukatan {gandum}
lagi, {jika todak
membawa saudara kami},
sebab itu biarkanlah saudara
kami {Benyamin} pergi
bersama kami supaya
kami mendpt sukatan
dan sesungguhnya kami akan benar-benar menjaganya".64.~ Berkata
Ya'qub: "Bagaimana aku akan
mempercayakannya
{Benyamin} kepadamu, kecuali
seperti aku telah
mempercayakan saudaranya {Yusuf} kepada
kamu dahulu?" Maka
Allah adalah sebaik-baik
penjaga dan Dia adalah Mahga Penyayang di antara para
penyayang.65.~ Tatkala mereka membuka brg-brgnya, mereka menemukan kembali
brg-brg {penukaran} mereka dikembalikan kepada mereka. mereka berkata: "Wahai
ayah kami, apa lagi yang kami inginkan. Ini brg-brg kami dikembalikan kepada
kami dan kami akan dpt memberi makan keluarga kami dan kami akan dpt memelihara
ksaudra kami dan kami
akan mendapat tambahan
sukatan {gandum} seberat
seekor unta. Itu
adalah sukatan yang mudah
{bagi Raja Mesir}".66.~ Ya'qub
berkata : "Aku
sesekali tidak akan melepaskannya {pergi}
bersama-sama kamu sebelum
kamu memberikan janji
yang teguh atas nama
Allah bahwa kamu
akan pasti membawanya kepadaku kembali,
Kecuali jika kamu dikepung musuh ". Tatkala mereka
memberi janji mereka, maka Ya'qub berkata:
"Allah adalah saksi
terhadap yang kami
ucapkan {ini}".67.~ Dan
Ya'qub berkata: "
Hai anak-anakku, janganlah kamu
masuk bersama-sama dari satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu gerbang yang
berlainan namun demikian aku tidak dpt melepaskan kamu brg sedikit pun daripada
{takdir} Allah.
Keputusan menetapkan
{sesuatu} hanyalah hak Allah; kepada-Nya aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja
orang-orang yang bertawakkal berserah
diri".68.~ Dan tatkala mereka masuk menurut yang
diperintahkan ayah mereka ,maka {cara yang mereka lakukan itu} tiadalah
melepaskan mereka sedikit
pun daripada {takdir}
Allah, akan tetapi
itu hanya suatu keinginan pada
diri Ya'qub yang
telah ditetapkannya. Dan
sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan ,
karena Kami telah
mengajarkan kepadanya. Akan
tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui.69.~ Dan
tatkala mereka masuk
ke {tempat} Yusuf,
Yusuf membawa saudaranya {Benyamin} ke
tempatnya. Yusuf berkata:
"Sesungguhnya aku {ini}
adalah saudaramu,maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang
mereka telah lakukan." Yusuf menahan Benyamin sebagai tahanan Yusuf
menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah
selesai masa bertamu bersiap-siaplah mereka
untuk pulang kembali
ke negerinya, sesudah
karung- karung mereka diisi dengan penuh {gandum} dam bhn-bhn makanan
lain yang mereka perlukan. Setelah
berjabat tangan, meminta
diri dari Yusuf,
bergeraklah kafilah mereka
menuju pintu gerbang ke
luar kota. Tetapi
sebelum kafilah sempat
melewati batas kota,
tiba-tiba beberapa pengawal istana
yang berkuda mengejar
mereka dan memerintah
agar berhenti dan
dilarang meneruskan
perjalanan, sebelum diadakan
pemeriksaan terhadap brg-brg
mereka bawa.
Para pengawal
mengatakan bahwa sebuah
piala gelas minum
raja telah hilang
dan mungkin salah seorang drp mereka yang mencurinya.
Kafilah berhenti di tempat dan dengan hairan berkatalah jurucakap mereka:
"Demi Allah kami dtg kemari bukannya untuk mengacau dan sgt tidak mungkin
bahwa salah seorang drp kami akan mencuri
piala itu. Kami
adalah putera-putera Ya'qub
pesuruh Allah. Kami
sudah merasa berhutang budi
kepada raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada
kami. Masakan kami
akan membalas kebaikan
hati raja dengan
mencuri brg-brgnya? Namun untuk membenarkan kata-kata kami, kami
tidak berkeberatan karung-karung dan brg-brg kami dibongkar dan
digeledah sepuas-puasnya. Dan
bila ternyata ada
salah seorang drp
kami yang kedapatan piala itu di
dalam kumpulan brg-brgnya, kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi
ganjaran yang setimpal." Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal,
brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan
diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang
piala di tangannya seraya berkata: "Inilah dia piala yang hilang."
Para anggota rombongan
terkejut, mengangakan mulut,
sambil memandang satu
dengan yang lain kehairan-hairanan, seakan-akan
masing-masing bertanya di
dalam diri sendiri,
gerangan musibah apakah yang
menimpa mereka ini?
sgt berat bahkan
tidak mungkin, mereka akanpercaya bahwa
salah seorang dari
rombongan bersaudara itu
melakukan perbuatan yang akan
mencemarkan nama baik
mereka. Namun yang
mereka saksikan dengan
mata kepalanya masing-masing tidak
dpt dimungkiri dan ditolak kebenarannya. Bertanya pemimpin
rombongan kepada pengawal,
dari mana mereka
dptkan piala itu.
Mereka menujukan kepada salah
satu bagasi, yang
ternyata bahwa bagasi
itu adalah kepunyaan
adik bongsu mereka Benyamin.
MAka sesuai dengan
persetujuan yang telah
disepakati, ditahanlah Benyamin
dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang.
Pada masa itu terbayanglah dihadapan mereka wajah Ya'qub
ayah mereka, yang sedang buta dan mengidap
penyakit karena tidak
henti-hentinya mengenangkan dan
mengingati Yusuf. Ayah yang
dengan susah payah
dan dengan rasa
berat melepaskan Benyamin
menyertai mereka ke Mesir
karena khuatir berulangnya
kembali tragedi Yusuf
akan dialami oleh
adik bongsunya Benyamin.
Bagaimana harus mereka hadapi ayah mereka yang telah diberikan janji yang teguh
atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali? Dan apakah akan percaya ayah
mereka bial diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri
piala raja? Tidakkah berita itu kelak
akan menjadikan penyakit ayah
mereka makin parah,
bahkan mungkin akan membinasakannya dan mengakhiri
hayatnya? Selagi pertanya-pertanya itu berputar di dalam fikiran abg-abgnya,
Benyamin termenung seorang diri, tidak berkata sepakat kata pun. Ia ternganga
kehairanan, bagaimana piala itu boleh didpti di dalam bagasinya. PAdahal ia
sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan
menyangkal dakwaan terhadap
dirinya, namun akan
merasa sia-sia belaka,
bahkan akan menambah
menjengkelkan para pengawak yang telah mengeluarkan piala dari bagasinya
sebagai bukti yang nyata yang tidak dpt dibantah. Ia hanya
berpasrah kepada Allah Yang Mengetahui bahwa ia bersih dari tuduhan
mencuri. Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf,
memohon
kebijaksanaannya agar
menerima salah seorang
drp mereka untuk
menggantikan Benyamin sebagai
tahanan. Berkata mereka: "Wahai
Paduka Tuan! kami sedar bahwa adik bongsu kami bersalah dan kami tidak dpt
memungkiri kenyataan yang
telah kami saksikan
dengan mata kepala
kami ketika piala diketemukan di dalam bagasinya. Akan
tetapi memohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin
meninggalkan
Mesir dan sebagai gantinya Paduka Tuan dpt menuju salah seorang
drp kami sebagai
tahanan. Sebab bila
rombongan kami tiba
di tempat tanpa Benyamin, hal
itu akan sgt
menyedihkan ayah kami,
bahkan mungkin dpt
membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut usia, hampir mencapai satu
abad, berada dalam keadaan sakit,
sejak kehinagan putera
kesayangannya Yusuf. Adalah
adik kami Benyamin
ini yang menjadi penghibur
hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak
mengizinkan kami membawanya kemari kalau
tidak karena terpaksa
telah berkurangnya persediaan gandum
di rumah. Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami
dengan melepaskan Benyamin
dan menahan salah
seorang daripada kami
sebagai gantinya." Yusuf
menolong permohonan abg-abgnya
dan berpegang teguh
pada persepakatan yang
telah sama dipersetujui, bahwa brg siapa kedapatan piala di dalam bagasinya akan ditahan, apa lagi menurut syariat Nabi
Ya'qub bahwa brg siapa yang mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan
hamba satu tahun lamanya
Dalam
permusyawaratan yang telah
dilakukan oleh abg-abg
Yusuf telah gagal
memperoleh persetujuannya melepaskan Benyamin dari tahanan, berkatalah
Yahudza, saudara tertua di antara mereka:
"Aku tidak mempunyai
muka untuk mengadap
ayah tanpa Benyamin.
Kami telah mendurhakai ayah
dengan melemparkan Yusuf
ke dalam perigi
sehinggakan menjadi ayah menderita sepanjang hayat
dan kini akan
menambahkan lagi penderitaan ayah
dengan meninggalkan
Benyamin seorang diri
disini tanpa kami
mengetahui nasib apa
yang akan dialaminya sedang kami
talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali jika apa pun yang akan
kami hadapi untuk menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini
buat sementara dan tidak
akan pulang ke
rumah sebelum ayah
memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah
kamu segera pulang
kembali dan ceritakanlah kepada ayah
apa yang telah terjadi dengan
sebenarnya dan bila
ayah tidak mempercayaimu, disebabkan
pengalamannya dengan Yusuf, maka
biarlah ia menanya
kepada kafilah-kafilah dan
orang -orang yang
telah menyaksikan
peristiwa penggeledahan dengan
mata kepala mereka
sendiri di tempat
kami ditahan. Berangkatlah kafilah Ya'qub kembali ke tanah airnya dengan
hanya terdiri dari sembilan orang, meninggalkan di
belakang mereka abg
sulungnya Yahudza
dan adik bongsunya
Benyamin. Setiba mereka di
rumah hanya dengan
sembilan orang dan
menghadap ayahnya menceritakan apa yang telah terjadi pada
diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya'qub berkata seraya berpaling drp mereka
dan mengusap dada:
"Oh alangkah sedihnya
hatiku karena hilangnya
Yusuf yang masih terbayang
wajahnya di depan
mataku. Kini kamu
tambah lagi penderitaanku dengan meninggalkan Benyamin
di negeri orang
untuk kedua kalinya
kamu melanggar janjimu
dan sumpahmu sendiri dan
untuk kedua kalinya
aku kehilangan putera
yang sgt aku
sayangi dan hanya dirimu
sendirilah yang memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi kesabaran
kepadaku dan mempertemukan ku kembali dengan anak-anakku semuanya."
Berkata putera-puteranya menjawab: "Wahai ayah! Demi
Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila
engkau terus menerus mengenangkan Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan
bayangannya dari fikiranmu." Menjawab teguran putera-puteranya itu
berucaplah Ya'qub: "Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan
nasibku, kesusahan dan
kesedihanku. Aku mengetahui
dari Allah apa
yang kamu tidak mengetahuinya." Kemudian ,
mengenai diri Benyamin
yang ditahan oleh
pengawal-pengawal kerajaan, maka sepeninggalan abg-abgnya, oleh
Yusuf diberitahu bahwa
piala raja yang
terdapat di dalam bagasinya, adalah
perbuatan
pengawal-pengawalnya
yang memang sengaja
diperintah oleh beliau untuk
diisikan ke dalam
bagasi Benyamin itu
dengan maksud menahannya tinggal bersamanya di dalam istana. Ia
membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di
mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.
Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 70 sehingga 86 dari surah
"Yusuf" yang bermaksud :~ "70.~
Maka tatkala telah
disiapkan untuk mereka
bhn makanan mereka,
Yusuf memasukkan piala tempat
minum ke dalam
karung saudaranya. kemudian
berteriaklah seseorang yang menyerukan: "Hai kafilah,
sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri".71.~ mereka
menjawab sambil menghadap kepada
penyeru-penyeru itu: "Brg
apakah yang hilang
drp kamu?"72.~
Penyeru-penyeru itu berkata:
"Kami kehilangan piala
raja, dan siapa
yang dpt mengembalikannya akan
memperoleh bhn makanan
{seberat} beban unta,
dan aku menjamin terhadapnya."73.~ Saudara-saudara Yusuf
menjawab: "Demi Allah
sesungguhnya kamu
mengetahui bahwa kami
dtg bukan untuk
membuat kerusakkan di
negeri {ini} dan
kami bukanlah orang-orang mencuri".74.~ mereka
berkata: "Tetapi apakah
balasan jikalau kamu betul-betul pendusta?"75.~ mereka
menjawab: "Balasannya ialah
pada siapa ditemukan
{brg yang hilang} dalam
karungnya, maka dia
sendirilah
balasannya".
Demikianlah kami memberi pembalasan kepada
orang-orang yang zalim.76.~
Maka mulailah Yusuf
memeriksa karung- karung mereka
sebelum {memeriksa} karung
saudaranya sendiri, kemudian
dia mengeluarkan piala raja itu
dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk {mencapai} maksud Yusuf.
Tiadalah patut Yusuf
mneghukum saudaranya menurut
undang-undang raja, kecuali
Allah menghendakinya. Kami tinggikan darjat orang yang Kami kehendaki,
dan diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha
Mengetahui.77.~ mereka berkata: "Jika ia mencuri maka sesungguhnya telah
pernah mencuri pula
saudaranya sebelum itu".
Maka Yusuf menyembunyikan
kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kepada mereka. Dia
berkata: "{Dalam hatinya}
kamu lebih buruk
kedudukanmu {sifat-sifatmu} dan
Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu terangkan itu".78.~ mereka berkata: "Wahai Al-Aziz! Sesungguhnya
ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambil salah seorang
drp kami sebagai gantinya. Sesungguhnya kami
melihat kamu termasuk
orang-orang yang berbuat
baik".79.~ Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan Allah drp
menahan seorang kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya,
jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami, orang-orang yang
zalim".80.~ Maka tatkala mereka berputus asa drp {keputusan} Yusuf, mereka
menyendiri sambil berunding
dengan berbisik-bisik.
Berkatalah yang tertua
di antara mereka: "Tidakkah kamu
mengetahui bahwa sesungguhnya ayahmu
telah mengambil janji
drp kami dengan nama Allah dan sebelum itu kamu
telah mensia-siakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri
Mesir, sampai ayahku
mengizinkan kepadaku. Dan
Dia adalah hakim sebaik-baiknya".81.~ "
Kembalilah kepada ayahmu
dan berkatalah: "
Wahai ayah kami! Sesungguhnya anak kamu telah mencuri
dan kami hanya menyatakan apa yang kami ketahui dan sesekali tidak
dapat menjaga {mengetahui} barang
yang ghaib.82~ Dan tanyalah penduduk negeri yang
kami berada di
situ dan kafilah
yang kami datang
bersamanya dan sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang benar".83.~ Ya'qub
berkata: "Hanya dirimu
sendirilah yang memandang baik
perbuatan {yang buruk itu}. Maka kesabaran yang baik itulah {kesabaranku}.
Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka
semua kepadaku sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana'.84.~ Dan Ya'qub berpaling dari
mereka {anak-anaknya} seraya berkata: "Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf.
Dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan
dia adalah seorang
yang menahan amarahnya
{terhadap anak-anaknya}.85.~
mereka berkata: "Demi Allah,
senantiasa kamu mengingati
Yusuf, sehingga kamu
mengidap penyakit yang berat
atau termasuk orang-orang yang
binasa".86.~ Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah
kepada Allah aku mengadu kesusahan dan kesedihan hatiku, dan aku mengetahui
dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya". Pertemuan kembali keluarga
Ya'ub Sejak kembalinya kafilah putera-puteranya dari Mesir tanpa Benyamin dan
Yahudza, maka duka nestapa dan kesedihan
Ya'qub makin mendalam
dan menyayat hati.
Ia tidak merasakan
tidur bermalam-malam, mengenangkan ketiga puteranya yang tidak
berketentuan tenpat dan nasibnya. Ia
hanya terasa terhibur
bial ia sedang
menghadap kepada Allah,
bersolat, bersujud seraya memohon kepada
Allah agar mengurniainya kesabaran
dan keteguhan iman
menghadapi ujian dan percubaan
yang sedang ia alami. Ia
kadangkala berkhalwat seorang
diri melepaskan air
matanya bercucuran sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang
sesak. Fizikal Nabi Ya'qub
makin hari makin
menjadi lemah, tubuhnya
makin kurus hungga
tunggal kulit melekat pada
tulang, ditambah pula
dengan kebutaan matanya
yang menjadi putih.
Hal mana menjadikan putera-puteranya khuatir terhadap
kelangsungan hidupnya. mereka menegurnya dengan
mengatakan: "Wahai ayah!
Ayah adalah seorang
Nabi dan pesuruh
Allah yang drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami mendpt tuntutan dan
ajaran beriman. Sampai bilakah
ayah bersedih hati
dan mencucurkan air
mata mengenangkan Yusuf
dan Benyamin. Tidak cukupkah
sudah bahwa banda
ayah hanya tinggal
kulit di atas tulang
dan mata ayah menjadi buta? Kami sgt khuatir bahwa
ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan
Yusuf dan Benyamin".
Ya'qub
menjawab teguran putera-puteranya itu
mengatakan:
"Kata-kata teguranmu
bahkan menambahkan
kesedihan hatiku dan
bahkan membangkitkan kembali kenangan-kenanganku pada masa
yang lalu, di
mana semua anak-anak ku
berkumpul di depan
mataku. Aku berkeyakinan bahwa
Yusuf masih hidup
dan suara hatiku
membisikkan kepadaku bahwa
ia masih berkeliaran di atas bumi Allah ini, namun di mana ia berada dan
nasib apa yang ia alami, hanya
Allahlah yang mengetahuinya. Bila
kamu benar-benar sayang
kepadaku dan ingin melegakan hatiku
serta menghilangkan rasa
sedih dan dukacitaku, pergilah
kamu merantau mencari jejak
Yusuf dan berusahalah sampai
menemuinya dan setidak-tidaknya mendapat keterangan di
mana ia berada
sekarang dan jangan
sesekali berputus asa
karena hanya orang- orang kafirlah yang berputus asa dari
rahmat Allah". Seruan Ya'qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah
saranannya, setidak- tidaknya ia sekadar membesarkan hati si ayah dan meredakan
rasa penderitaannya yang berlarut- larutan.
Dan sekali pun
mereka merasa tidak
mungkin mendapat Yusuf
dalam keadaan hidup, namun bila mereka berhasil memujuk
penguasa Mesir mengembalikan Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan
penghibur bagi ayah mereka serta ubat yang dpt meringankan rasa sakit hatinya.
Racangan perjalanan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai tujuan pertama
dari perjalanan mereka mencari jejak
Yusuf sesuai dengan
seruan Ya'qub dengan maksud
sampingan ialah membeli gandum
untuk mengisi persediaan yang sudah berkurang. Tibalah kafilah putera-putera
Ya'qub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan mereka dengan Yusuf,
wakil raja Mesir
yang berkuasa, berkatalah
jurucakap mereka: "Wahai
Paduka Tuan! Keadaan hidup yang
sukar dan melarat di negeri kami yang
disebabkan oleh krisis bhn makanan
yang belum teratasi
memaksa kami dtg
kembali untuk ketiga
kalinya mengharapkan bantuan dan
murah hati paduka
tuan, kedatangan kami
kali ini juga
untuk mengulang permohonan kami
kepada paduka tuan dptlah kiranya adik bongsu kami Benyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali
kepada ayahnya yang sudah buta kurus
kering dan sakit0sakit sejak Yusuf,
abang Benyamin hilang.
Kami sgt mengharapkan kebijaksanaan paduka
tuan agar melepaskan permohonan
kami ini, kalau-kalau dengan kembalinya Benyamin kepada pangkuan ayahnya dpt
meringankan penderitaan batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya
yang hanya tinggal kulit melekat pada tulangnya." Kata-kata yang
diucapkan oleh abg-abgnya
menimbulkan rasa haru
pd diri Yusuf
dan tepat mengenai sasaran di
lubuk hatinya, menjadikan ia merasakan
bahwa masanya telah tiba untuk mengenalkan
dirinya kepada saudara-saudaranya dan
dengan demikian akan
dapat mengakhiri penderitaan ayahnya
yang malang itu.
Berucaplah Yusuf
kepada saudara-saudaranya secara mengejek: "Masih ingatkah
kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa
nafsu melemparkannya ke
dalam perigi di
suatu tempat yang terpencil? Dan
masih teringatkah olehmu
tatkala seorang drpmu
memegang Yusuf dengan tangannya yang
kuat, menanggalkan pakaiannya daritubuhnya lalu dalam
keadaan telanjang bulat ditinggalkannyalah ia
seorang diri di
dalam perigi yang
gelap dan kering
itu, lalu tanpa
menghiraukan
ratap tangisnya, kamu
kembali pulang ke
rumah dengan rasa
puas seakan-akan kamu telah
membuang sebuah
benda atau seekor
binatang yang tidak
patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?" Mendengar kata-kata
yang diucapkan oleh
wakil raja Mesir
itu, tercenganglah para
saudara Yusuf, bertanya-tanya kepada diri sendiri masing-masing, seraya
mamandang antara satu dengan yang lain, bagaimana peristiwa itu sampai
diketahuinya secara terperinci, padahal tidak seorang pun drp
mereka pernah membocorkan berita
peristiwa itu kepada
orang lain, juga
kepada Benyamin pun yang sedang berada di dalam istana raja.
Kemudian masing-masing dari mereka menyorotkan matanya,
mulutmya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampailah ke kaki. Dicarinya ciri-ciri khas
yang mereka ketahui
berada pada tubuh
Yusuf semasa kecilnya.
Lalu berbisik- bisiklah mereka
dan sejurus kemudian
keluarlah dari mulut
mereka secara serentak
suara teriakan : "Engkaulah Yusuf".
"Benar",Yusuf
menjawab, "Akulah Yusuf
dan ini adalah
adikku setunggal ayah
dan ibu, Benyamin. Allah
dengan rahmat-Nya telah
mengakhiri segala penderitaanku dan
segala ujian berat yang telah
aku alami dan dengan rahmat-Nya pula kami telah dikurniai nikmat rezeki yang
melimpah ruah dan penghidupan yang
sejahtera. Demikianlah barangsiapa yang
bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan
ganjarannya." Setelah
mendengar pengakuan Yusuf,
berubahlah wajah mereka
menjadi pucat. Terbayang
di depan mata mereka apa yang
mereka perbuat terhadap diri adik mereka
Yusuf yang berada di depan mereka
sebagai wakil raja
Mesir yang berkuaa
penuh. Mereka gelisah
tidak dpt membayangkan pembalasan
apa yang akan mereka terima dari Yusuf atas dosa mereka itu. Berkatalah
saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah: "Sesungguhnya kami telah
berdosa terhadap dirimu dan
bertindak kejam ketika
kami melemparkan kamu
ke dasar telaga.
Kami lakukan perbuatan kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan bisikan
syaitan yang terkutuk. Kami sgt
sesalkan peristiwa yang
terjadi itu yang
berakibat penderitaan bagimu
dan bagi ayah kami.
Akan tetapi kini nampak kepada kami kelebihanmu di atas diri
kami dan bagaiman Allah telah
mengurniakan nikmat-Nya kepadamu sebagai
ganti penderitaan yang
disebabkan oleh perbuatan kami
yang durhaka terhadap
dirimu. Maka terserah
kepadamu untuk tindakan pembalasan apakah
yang akan engkau
timpakan di
atas diri kami
yang telah berdosa
dan mendurhakaimu". Berucaplah Yusuf menenteramkan hati saudara-saudaranya yang sedang ketakutan: "Tidak ada
manfaatnya menyesalkan apa yang telah terjadi dan menggugat kejadian-kejadian
yang telah lalu. Cukuplah sudah bila
itu semua menjadi
pengajaran bahwa mengikuti
hawa nafsu dan
suara syaitan selalu akan membawa penderitaan dan mengakibatkan
kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala
dosamu, karena Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha Pengampun.
Pergilah kamu sekarang
juga kembali kepada ayah
dengan membawa baju kemejaku ini.
Usapkanlak ia pada
kedua belah matanya
yang insya-Allh akan
menjadi terang kembali,
kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini secepat
mungkin." Maka bertolaklah kafilah
putera-putera Ya'qub dengan
diliputi rasa haru
bercampur gembira, kembali menuju
ke Palestin membawa
berita gembira bagi ayah mereka
yang sedang menanti hasil usaha
pencarian Yusuf yang
disarankannya. Dan selagi
kafilah sudah mendekati
akhir perjalanannya dan hampir
memasuki Palestin ayah
mereka Nabi Ya'qub
memperoleh firasat bahwa
pertemuan dengan Yusuf, putera kesayangannya sudah berada di ambang pintu.
Firasat itu diperolehnya sewaktu ia berkhalwat
seorang diri di
mihrab tempat ibadahnya
bermunajat kepada Allah, berzikir
dan bersujud seraya
melepaskan air matanya
bercucuran dan suara tangisnya menggema di
seluruh sudut rumah,
sekonyong-konyong
suara tangisnya berbalik menjadi gelak ketawa, air matanya
berhenti bercucuran dan keluarlah ia dari mihrabnya berteriak: "Aku telah
mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahwa aku akan menemuinya dalam waktu dekat. Ini bukan khayalan
dan bukannya pula
bawaan kelemahan ingatan
yang selalu kamu tuduhkan kepadaku." Sejurus
kemudian berhentilah kafilah di depan pintu rumah turunlah putera-putera Ya'qub
dari atas unta masing-masing, beramai-ramai masuk ke dalam rumah dan
berpeluknyalah ayah sambil mengusapkan baju kemeja Yusuf pada kedua belah matanya.
Seketika itu pula terbuka lebarlah kedua belah mata Ya'qub, bersinar kembali
memandang wajah putera-puteranya dan mendengar kisah perjalanan
putera-puteranya dan bagaimana
mereka telah menemukan Yusuf
bersama adiknya Benyamin. Disampaikan
pula kepada ayah
seruan dan undangan
Yusuf agar semua sekeluarga berhijrah ke
Mesir dan bergabung
menjadi satu di
dalam istananya. Dan
segera berkemas-kemaslah Ya'qub sekeluarga menyiapkan diri untuk
berhijrah ke Mesir. Dirangkulnyalah
si ayah oleh
Yusuf seraya mencucurkan
air mata
setiba Ya'qub di
halaman istana bersama seluruh keluarga. Demikian pula ayah tidak
ketinggalan mencucurkan air mata, namun
kali ini adalah
air mata suka
dan gembira. Semuanya
pada merebahkan diri
bersujudsebagai tanda syukur kepada Allah serta penghormatan bagi Yusuf,
kemudian dinaikkannyalah ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya ke atas
sigahsana seraya berkata: "Wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang
dahulu itu, menjadi kenyataan. Dan tidak kurang-kurang rahmat dan kurniaan
Allah kepadaku yang
telah mengangkatku dari
dalam perigi, mengeluarkan aku dari
penjara dan mempertemukan kami
semua setelah syaitan
telah merusakkan perhubungan persaudaraan antaraku dan saudara-saudaraku.
Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap apa yang Dia
kehendaki dan sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana".Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa:
"Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan
mengajarkan kepadaku pengentahuan serta kepandaian mentakbir mimpi.
Ya Tuhanku Pencipta langit dan bumi! Engkaulah pelindungku
di dunia dan di
akhirat, wafatkanlah aku
dalam keadaan Islam,
beriman dan bertakwa
dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh." Bacalah ayat
87 sehingga 101 dari surah "Yusuf", tentang isi cerita di atas
sebagai berikut :~ "87.~ Berkatalah Ya'qub: " Hai anak-anakku,
pergilah kamu maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan
kamu kafir."88.~ Maka
ketika mereka masuk
ke {Tempat} Yusuf, mereka berkata
: "Hai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami
datang membawa barang-barang yang tidak berharga, maka sempurnakanlah sukatan
untuk kami dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan
kepada orang-orang yang bersedekah."89.~ Yusuf berkata: "Apakah kamu
mengetahui {keburukan} apa yang kamu lakukan
terhadap Yusuf dan
saudaranya ketika kamu
tidak mengetahui {akibat}
perbuatanmu itu?"90.~
Mereka berkata: "Apakah kamu
ini benar-benar Yusuf?" Yusuf
menjawab: "Akulah
Yusuf dan ini
saudaraku. Sesungguhnya Allah
telah melimpahkan kurnia-Nya
kepada kami". Sesungguhnya barangsiapa yang
bertakwa dan bersabar,
maka sesungguhnya Allah
tidak mensia-siakan
pahala orang-orang yang
berbuat baik".91.~ Mereka
berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah
telah melebihkankamu atas
kami dan sesungguhnya kami
adalah orang- orang yang
bersalah {berdosa}".92.~ Dia
{Yusuf} berkata: "Pada
hari ini tidak
ada cercaan terhadap kamu,
mudah-mudahan Allah mengampuni {kamu} dan Dia adalah Maha Penyayang di
antara para penyayang".93.~ Pergilah kamu
dengan membawa baju
kemejaku ini, lalu lekatkanlah ia
ke wajah ayahku,
nanti ia akan
melihat kembali, dan bawalah
keluargamu semuanya
kepadaku".94.~ Tatkala kafilah
itu telah keluar
{dari negeri Mesir} berkata
ayah mereka: " Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf sekiranya kamu
tidak menuduhku lemah akal {tentu kamu membenarkan aku}".95.~ Keluarganya
berkata: "Demi Allah kamu sesungguhnya masih dalam
kekeliruanmu yang dahulu".96.~ Tatkala
telah tiba pembawa
berita gembira itu, maka diletakkannya baju itu ke wajah
Ya'qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah aku
katakan kepadamu, bahwa
aku mengetahui dari
Allah apa yang
kamu tidak
mengetahuinya".97.~
Mereka berkata: "Wahai ayah
kami! Mohonkanlah ampun
bagi kami terhadap dosa-dosa
kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah {berdosa}".98.~
Ya'qub berkata: "Kelak aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha
Penyayang".99.~ Maka tatkala
mereka masuk ke {tempat
} Yusuf, Yusuf
merangkul ibu bapanya
dan dia berkata:
"Masuklah kamu di
negeri Mesir, insya-Allah dalam
keadaan aman".100.~ Dan
ia menaikkan kedua ibu
bapanya ke atas singahsana. Dan mereka {semuanya}
merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai
ayahku! Inilah takbir
mimpiku yang dahulu
itu, sesungguhnya Tuhanku
telah menjadikannya suatu kenyataan.
Dan sesungguhnya Tuhanku telah
berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara
dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan
merusakkan {hubungan} antaraku dan
saudara-saudaraku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Lembut
terhadap apa yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya
Dialah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana".101.~
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku
sebahagian kerajaan dan
telah mengajarkan kepadaku
sebahagian takbir mimpi {ya Tuhanku} Pencipta langit dan bumi. Engkaulah
Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan
gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh." { Yusuf : 87 ~ 101 }