Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Kamis, 12 Juni 2025

Kisah Pertemuan Nabi Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya

 Pertemuan Nabi Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya

Pertemuan Nabi Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya Kemudian dtglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan dari negara-negara   yang   berhampiran   Mesir   yang   sudah   kekurangan   bhn   makanan   bagi   rakyatnya. mereka   dtg   bagi   mengharapkan   pertolongan   Nabi   Yusuf   untuk   memberi   kesempatan   membeli gandum serta lain-lain bhn mknan yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintah.

kisah bertemunya nabi yusuf dan nabi yaqub


Di    antara  para   pendatang     yang   ingin  berbelanja    di  Mesir   terdapat   rombongan      orang-orang Palestin,   termasuk   di   antara   mereka   ialah   saudara-saudara   Nabi   Yusuf   sendiri,   ialah   penyebab utama   bagi   penderitaan   yang   telah   di   alaminya.   Nabi   Yusuf   segera   mengenal   mereka   tetapi sebaliknya mereka tidak mengenal akan Nabi Yusuf yang pernah dilemparkan ke dalam telaga. Bahkan tidak terlintas dalam fikiran mereka bahwa Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai wakil Raja yang berkuasa mutlak. Atas   pertanyaan   Nabi   Yusuf   berkatalah   jurucakap   rombongan   putera-putera   Ya'qub:   "Wahai Paduka Tuan, kami adalah putere-putera Ya'qub yang kesemuanya adalah dua belas orang Yang termuda   di   antara  kami   putera   ayah   yang   bongsu   kami   tinggalkan   rumah   untuk   menjaga   ayah kami yang talah lamjut usia dan buta pula. Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga kami tidak mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, agar memohon pertolongan dna bantuan Paduka Tuan yang budiman, kiranya dpt memberi kesempatan   memperkenankan   kami   membeli   gandum   dari   pesediaan   pemerintahan   tuan,   bagi memenuhi   keperluan   kami   yang   sgt   mendesak,   sehubungan   dengan   krisis   bhn   makanan   yang menimpa daerah kami." Berkata     Nabi   Yusuf    menjawab     keterangan-keterangan    saudaranya     itu:  "Sesungguhnya      kami meragukan   identiti   kamu   dan   menyangsikan   keteranganmu   ini.  

Kami   tidak   dpt   mengabaikan adanya   kemungkinan   bahwa   kamu   adalah   mata-mata   yang   dikirim   oleh   musuh-musuh   kami untuk    mengadakan   kekecohan   dan   kekacauan   di         negeri   kami   karenanya   kami     menghendaki memberi   bukti-bukti   yang   kuat   atas   kebenaran   kata-katamu   atau   membawa   saksi-saksi   yang kami percaya bahwa kamu adalah beul-betul putera-putera Ya'qub."

"Paduka   Tuan   Yang   bijaksana",   menyambut   jurucakap   itu,   "Kami   adalah   orang-orang   musafir gharib   di   negeri   tuan,   tidak   seorang   pun   di   sini   mengenal   kami   atau   kami   kenal,   maka   sukar sekali bagi kami pada masa ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana Paduka Tuan serukan.   Maka   kami   hanya   berpasrah   kepada   Paduka   Tuan   untuk   memberi   jalan   kepada   kami dengan cara bagaimana kami dpt memenuhi seruan paduka itu." "Baiklah",      Nabi   Yusuf    berkata,    "Kali   ini  kami    memberi     kesempatan      kepada     kamu    untuk membeli  gandum   dari   gudang   kami   secukupnya   keperluaan   kamu   sekeluarga   dengan   syarat bahwa   kamu   harus   kembali   kesini   secepat   mungkin   membawa   saudara   bongsumu   yang   kamu tinggalkan   dirumah.   Jiak   syarat   ini tidak   dipenuhi,   maka   kami   tidak   akan   melayani   keperluan kamu      akan   gandum      untuk    masa    selanjutnya."     Berkata     abang    kepada    Yusuf     yang    tidak mengenalkannya   itu:   "Paduka   Tuan   kami   mengira   bahwa   ayah   kami   tidak   akan   mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke sini, karena ia adalah kesayangan ayah kami yang sangat dicintai   dan   dia   adalah   penghibur   ayah   yang   menggantikan   kedudukan   saudara   kami   Yusuf, sejak   ia   keluar   dari   rumah   menghilangkan   tanpa   meninggalkan   bekas.   Akan   tetapi   bagaimana pun untuk kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin memujuk ayah agar memngizinkan kami membawa adik kami Benyamin ke mari dalam kesempatan yang akan datang." Sejak   awal   Nabi   Yusuf   melihat   wajah-wajah   saudaranya   yang   dtg   memerlukan   gandum,   tidak ada niat sedikit pun dalam hatinya hendak mempersukarkan missi mereka sebagai balas dendam atas perbuatan yang mereka telah lakukan terhadap dirinya. Soal jawab yang dilakukan dengan mereka   hanya   sekadar   ingin   mengetahui   keadaan   ayah   dan   adik   bongsunya,   Benyamin   yang sudah   bertahun-tahun   ditinggalkan   dan   hanya   sekadar   taktik   untuk   mempertemukan   kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama terpisah. Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya dengan   gandum   dan   bhn   makanan   yang   mereka   perlu.   Sedang   brg-brg   emas   dan   perak   yang mereka bawa untuk harga gandum dan bhn makn itu, diisikan kembali ke dalam karung-karung mereka secara diam-diam tanpa mereka ketahui. Setibanya   kembali   di   Palestin   berceritalah   mereka   kepada   ayahnya   Ya'qub   tentang   perjalanan mereka      dan   bagaimana      Yusuf    menerima   mereka,     yang    dipujinya    sebagai    penguasa     yang bijaksana, adil, sabar, rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit kesukaran pun mereka telah diberikan hajat mereka dari gandum yang diisikan sekali oleh pegawai-pegawai Yusuf ke dalam karung mereka.Disampaikan pula oleh mereka kepada ayahnya, bahwa mereka diharuskan oleh    Yusuf    membawa       adik  bongsu     mereka    ke   Mesir,   bila  mereka    dtg   lagi  untuk   membeli gandum   dan   bhn   mknan.   Tanpa   membawa   adik   termaksud,   mereka   tidak   akan   dilayani   dan diperkenankan        membeli     gandum     yang    mereka     perlukan.    Karenanya     mereka     dari  jauh-jauh mohon agar mereka diperkenankan membawa adik mereka Benyamin bila mereka harus kembali ke Mesir untuk membeli gandum.

Berkata Nabi Ya'qub serta merta setelah mendengar cerita putera-puteranya:"Tidak,sesekali tidak akanku     berikan    izinkan   kepadamu      untuk   membawa       Benyamin     jauh   drpku.   Aku    tidak  akan mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi dengan diri Yusuf adikmu.Kamu telah   berjanji   akan   menjaganya   baik-baik,   bahkan   sanggup   mengorbankan   jiwa-ragamu   untuk keselamatannya. Akan   tetapi   apa   yang   telah   terjadi   adalah   sebaliknya.   Kamu  pulang   ke   rumah   dalam   keadaan selamat,   sedang   adikmu   Yusuf,   kamu   lepaskan   menjadi   mangsa   serigala. 

 Cukuplah   apa   yang telahku alami mengenai diri Yusuf dan janganlah terulang lagi kali ini mengenai diri Benyamin". Ketika   karung-karung   yang   dibawa   kembali   dari   Mesir   dibongkar,   ternyata   didalamnya   terdpt barang-barang   emas   dan   perak   yang   telah   mereka   bayarkan   untuk   harga   gandum   yang   dibeli. Maka  seraya   tercengang   bercampur   gembira,   berlari-larilah   mereka   menyampaikan   kehairanan mereka kepada ayahnya. Mereka berkata: "Wahai ayah! KAmi tidak berdusta dalam cerita kami tentang   itu   penguasa   Mesir   orang   baik   hati.   Lihatlah   brg-brg   emas   dan   perak   yang   telah   kami bayarkan untuk ganti gandum yang kami terima, dipulangkan kembali ke dalam karung-karung kami   tanpa   kami   mengetahui.   Jadi   apa   yang   kami   bawa   ini   adalah   pemberian   percuma   dari penguasa Mesir yang sgt murah hati itu." Dengan diperolehnya gandum, bantuan percuma dari putera yang tidak mereka kenali, keluarga Ya'qub menjadi tenang dan merasa buat beberapa waktu, bahwa api didapur rumah akan tetap menyala. akan tetapi persediaan yang terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul dengan pengisian   stok   baru   selama   musim   kemarau   belum   berakhir. 

 Demikianlah   maka   Nabi   Ya'qub yang melihat persediaan gandumnya makin hari makin berkurangan sedangkan tanda-tanda krisis makanan   belum   nampak,   terpaksalah   ia   mengutus   putera-puteranya   kembali   ke   mesir   untuk memperoleh bekalan untuk kedua kalinya dari Yusuf wakil Raja negeri itu. Dan karena putera- putera Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji mereka kepada Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya'qub mengikut sertakan putera bungsunya Benyamin dalam rombongan abg-abgnya. Dengan iringan doa serta nasihat si ayah, berangkatlah kafilah putera-putera Ya'qub yang terdiri dari   sebelas   orang   Setiba   mereka   diperbatasan   kota   berpisahlah   menjadi   beberapa   kelompok memasuki kota dari   arah   yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mereka untuk menghindari timbulnya      iri  hati  penduduk    serta  prasangka     dan  tuduhan    bahwa     mereka    adalah   mata-mata musuh. Setibanya di istana kerajaan mereka diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mereka kenal kembali, dengan penuh ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi mereka disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik bungsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana. Sewaktu berada berduaan dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan airmata seraya berkata kepada abangnya   yang   belum   dikenal   kembali:   "Andaikan   abgku   Yusuf   masih   hidup,   niscaya   engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang lain." Yusuf lalu menghiburkan hati adiknya dengan kata-kata: "Sukakah engkau bila aku menjadi   abgmu   menggantikan   abgmu   yang   hilang   itu?"   Benyamin   menjawab:   "Tentu   namun sayang sekali bahwa engkau tidak dilahirkan oleh ayahku Ya'qub dan ibuku Rahil." Mendengar       kata-kata    si  adik  yang   merawankan       hati  itu,  bercucurlah    air  mata   Yusuf,    lalu memeluk   adiknya    sambil    mengaku     bahwa     dia  adalah    Yusuf,   abgnya     yang   hilang   itu.  Ia menceritakan kepada adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan ke   dalam   perigi   ,   diperjual-belikan   sebagai   hamba   sahaya,   ditahannya   dalam   penjara   selama bertahun-tahun      tanpa   dosa   dan   akhirnya    berkat   rahmat    dan   kurniaan    Tuhan    diangkatlah    ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak.

Yusuf mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada adiknya,   agar   merahasiakan   apa   yang   telah   ia   dengarkan   dan   jangan   sampai   diketahui   oleh saudara-saudaranya yang lain. Alangkah   gembiranya   Benyamin   mendengar   cerita   abgnya   yang   selalu  dikenangnya   sejak   ia hilang   meninggalkan   rumah   bersama-sama   saudara-saudaranya   berkelah   beberapa   tahun   yang lalu. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata: "Aku tidak dapat bayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar, sihat afiat,   menguasai      suatu   kerajaan    besar,   tinggal   didalam     istana   yang   diliputi   oleh   segala kemewahan   dan   kemegahan. 

 Sebab   sejak   engkau   menghilang   ayah   kami   tidak   pernah   terlihat gembira.   Ia   selalu   diliputi   oleh   rasa   sedih   dan   duka,   tidak   pernah   sedikit   pun   bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf sejal engkau menghilangkan rumah dan menghilang, sampai-sampai menjadi putih matanya karena kesedihan dan tangisnya yang tidak ada hentinya." Kisah pertemuan Yusuf dengan saudaranya dikisahkan dalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 58 sehingga 69 yang bermaksud :~ "58.~   Dan   saudara-saudara   Yusuf   dtg   {ke   Mesir}   lalu   mereka   masuk   ke   {tempat}nya.   Maka Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal {lagi} kepadanya.59.~ Dan tatkala Yusuf menyiapkan   bhn   mknannya,   ia   berkata:   "Bawalah   kepadaku   saudaramu   yang   seayah   dengan kamu {Benyamin}, tidaklah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik   penerima   tamu?   60.~   Jika   kamu   tidak   membawanya   kepadaku,   maka   kamu   tidak akan mendapat sukatan lagi drpku dan jgn kamu mendekatiku".61.~ mereka berkata: "Kami akan memujuk ayah kami untuk membawanya {ke mari} dan sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakannya".62.~          Yusuf     berkata   kepada     bujang-bujangnya:       "  Masukkanlah       brg-brg {penukar kepunyaan} mereka ke dalam karung-karung mereka, spy mereka mengetahui apabila mereka   telah   kembali   kepada   keluarganya,   mudah-mudahan   mereka   kembali   lagi".63.~   Maka tatkala mereka telah kembali kepada ayah mereka {Ya'qub}, mereka berkata: " Wahai ayah kami, kami   tidak   mendpt   sukatan   {gandum}   lagi,   {jika   todak   membawa   saudara   kami},   sebab   itu biarkanlah   saudara   kami   {Benyamin}   pergi   bersama   kami   supaya   kami   mendpt   sukatan   dan sesungguhnya kami akan benar-benar menjaganya".64.~ Berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan

mempercayakannya           {Benyamin}        kepadamu,      kecuali    seperti   aku    telah   mempercayakan saudaranya   {Yusuf}   kepada   kamu   dahulu?"   Maka   Allah   adalah   sebaik-baik   penjaga   dan   Dia adalah Mahga Penyayang di antara para penyayang.65.~ Tatkala mereka membuka brg-brgnya, mereka menemukan kembali brg-brg {penukaran} mereka dikembalikan kepada mereka. mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa lagi yang kami inginkan. Ini brg-brg kami dikembalikan kepada kami dan kami akan dpt memberi makan keluarga kami dan kami akan dpt memelihara ksaudra kami   dan   kami   akan   mendapat   tambahan   sukatan   {gandum}   seberat   seekor   unta.   Itu   adalah sukatan     yang   mudah     {bagi   Raja   Mesir}".66.~     Ya'qub    berkata   :  "Aku    sesekali   tidak  akan melepaskannya   {pergi}   bersama-sama   kamu   sebelum   kamu   memberikan   janji   yang   teguh   atas nama     Allah   bahwa     kamu    akan   pasti  membawanya        kepadaku     kembali,    Kecuali    jika  kamu dikepung musuh ". Tatkala mereka memberi janji mereka, maka Ya'qub berkata:

"Allah adalah saksi    terhadap    yang    kami   ucapkan     {ini}".67.~    Dan   Ya'qub     berkata:   "  Hai   anak-anakku, janganlah kamu masuk bersama-sama dari satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu gerbang yang berlainan namun demikian aku tidak dpt melepaskan kamu brg sedikit pun daripada {takdir} Allah.

 Keputusan menetapkan {sesuatu} hanyalah hak Allah; kepada-Nya aku bertawakkal dan hendaklah      kepada-Nya      saja  orang-orang     yang    bertawakkal     berserah   diri".68.~   Dan    tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka ,maka {cara yang mereka lakukan itu} tiadalah melepaskan   mereka   sedikit   pun   daripada   {takdir}   Allah,   akan   tetapi   itu   hanya   suatu keinginan      pada   diri  Ya'qub    yang   telah   ditetapkannya.    Dan    sesungguhnya      dia   mempunyai pengetahuan   ,   karena   Kami   telah   mengajarkan   kepadanya.   Akan   tetapi   kebanyakkan   manusia tidak    mengetahui.69.~       Dan   tatkala  mereka     masuk    ke   {tempat}     Yusuf,   Yusuf     membawa saudaranya       {Benyamin}      ke   tempatnya.     Yusuf  berkata:    "Sesungguhnya       aku   {ini}   adalah saudaramu,maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang mereka telah lakukan." Yusuf menahan Benyamin sebagai tahanan Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah selesai masa   bertamu      bersiap-siaplah   mereka     untuk   pulang   kembali     ke   negerinya,   sesudah   karung- karung mereka diisi dengan penuh {gandum} dam bhn-bhn makanan lain yang mereka perlukan. Setelah   berjabat   tangan,   meminta   diri   dari   Yusuf,   bergeraklah   kafilah   mereka   menuju   pintu gerbang   ke   luar   kota.   Tetapi   sebelum   kafilah   sempat   melewati   batas   kota,   tiba-tiba   beberapa pengawal   istana   yang   berkuda   mengejar   mereka   dan   memerintah   agar   berhenti   dan   dilarang meneruskan   perjalanan,   sebelum   diadakan   pemeriksaan   terhadap   brg-brg   mereka   bawa.  

Para pengawal   mengatakan   bahwa   sebuah   piala   gelas   minum   raja   telah   hilang   dan   mungkin   salah seorang drp mereka yang mencurinya. Kafilah berhenti di tempat dan dengan hairan berkatalah jurucakap mereka: "Demi Allah kami dtg kemari bukannya untuk mengacau dan sgt tidak mungkin bahwa salah seorang drp kami akan mencuri      piala  itu.  Kami    adalah   putera-putera     Ya'qub    pesuruh    Allah.   Kami    sudah   merasa berhutang budi kepada raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami.   Masakan   kami   akan   membalas   kebaikan   hati   raja   dengan   mencuri   brg-brgnya?   Namun untuk membenarkan kata-kata kami, kami tidak berkeberatan karung-karung dan brg-brg kami dibongkar   dan   digeledah   sepuas-puasnya.   Dan   bila   ternyata   ada   salah   seorang   drp   kami   yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan brg-brgnya, kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal." Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal, brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata: "Inilah dia piala yang hilang." Para   anggota   rombongan   terkejut,   mengangakan   mulut,   sambil   memandang   satu   dengan   yang lain   kehairan-hairanan,   seakan-akan   masing-masing   bertanya   di   dalam   diri   sendiri,   gerangan musibah      apakah    yang    menimpa      mereka     ini?  sgt   berat   bahkan    tidak   mungkin,     mereka akanpercaya   bahwa   salah   seorang   dari   rombongan   bersaudara   itu   melakukan   perbuatan   yang akan   mencemarkan   nama   baik   mereka.   Namun   yang   mereka   saksikan   dengan   mata   kepalanya masing-masing tidak dpt dimungkiri dan ditolak kebenarannya. Bertanya   pemimpin   rombongan   kepada   pengawal,   dari   mana  mereka   dptkan   piala   itu.   Mereka menujukan   kepada   salah   satu   bagasi,   yang   ternyata   bahwa   bagasi   itu   adalah   kepunyaan   adik bongsu   mereka   Benyamin.   MAka   sesuai   dengan   persetujuan   yang   telah   disepakati,   ditahanlah Benyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang.

Pada masa itu terbayanglah dihadapan mereka wajah Ya'qub ayah mereka, yang sedang buta dan mengidap   penyakit   karena   tidak   henti-hentinya   mengenangkan   dan   mengingati   Yusuf.   Ayah yang   dengan   susah   payah   dan   dengan   rasa   berat   melepaskan   Benyamin   menyertai   mereka   ke Mesir   karena   khuatir   berulangnya   kembali   tragedi   Yusuf   akan   dialami   oleh   adik   bongsunya Benyamin. Bagaimana harus mereka hadapi ayah mereka yang telah diberikan janji yang teguh atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali? Dan apakah akan percaya ayah mereka bial diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala raja? Tidakkah berita itu kelak     akan    menjadikan      penyakit     ayah    mereka  makin     parah,   bahkan     mungkin      akan membinasakannya dan mengakhiri hayatnya? Selagi pertanya-pertanya itu berputar di dalam fikiran abg-abgnya, Benyamin termenung seorang diri, tidak berkata sepakat kata pun. Ia ternganga kehairanan, bagaimana piala itu boleh didpti di dalam bagasinya. PAdahal ia sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan menyangkal       dakwaan     terhadap    dirinya,   namun     akan   merasa    sia-sia   belaka,   bahkan   akan menambah menjengkelkan para pengawak yang telah mengeluarkan piala dari bagasinya sebagai bukti   yang nyata   yang tidak dpt dibantah.   Ia hanya   berpasrah kepada Allah Yang Mengetahui bahwa ia bersih dari tuduhan mencuri. Anggota       rombongan      ramai-ramai      mendatangi      Yusuf,     memohon       kebijaksanaannya       agar menerima   salah   seorang   drp   mereka   untuk   menggantikan   Benyamin   sebagai   tahanan.   Berkata mereka: "Wahai Paduka Tuan! kami sedar bahwa adik bongsu kami bersalah dan kami tidak dpt memungkiri       kenyataan     yang   telah   kami   saksikan    dengan     mata   kepala    kami   ketika   piala diketemukan di dalam bagasinya. Akan tetapi memohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin meninggalkan

Mesir dan sebagai gantinya Paduka Tuan dpt menuju salah   seorang   drp   kami    sebagai   tahanan.   Sebab   bila   rombongan   kami      tiba   di  tempat  tanpa Benyamin,       hal  itu  akan   sgt  menyedihkan      ayah   kami,   bahkan    mungkin     dpt  membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit,   sejak   kehinagan    putera   kesayangannya      Yusuf.   Adalah    adik   kami   Benyamin      ini  yang menjadi penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak mengizinkan       kami    membawanya        kemari    kalau   tidak   karena    terpaksa   telah   berkurangnya persediaan gandum di rumah. Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kepada ayah   kami   dengan   melepaskan   Benyamin   dan   menahan   salah   seorang   daripada   kami   sebagai gantinya." Yusuf   menolong   permohonan   abg-abgnya   dan   berpegang   teguh   pada   persepakatan   yang   telah sama dipersetujui, bahwa brg siapa kedapatan piala di dalam bagasinya   akan ditahan, apa lagi menurut syariat Nabi Ya'qub bahwa brg siapa yang mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan hamba satu tahun lamanya

Dalam   permusyawaratan         yang   telah   dilakukan   oleh   abg-abg   Yusuf   telah   gagal   memperoleh persetujuannya melepaskan Benyamin dari tahanan, berkatalah Yahudza, saudara tertua di antara mereka:     "Aku    tidak  mempunyai      muka  untuk    mengadap     ayah   tanpa   Benyamin.     Kami    telah mendurhakai       ayah   dengan    melemparkan      Yusuf  ke  dalam    perigi  sehinggakan     menjadi    ayah menderita      sepanjang     hayat   dan   kini   akan    menambahkan  lagi  penderitaan     ayah   dengan meninggalkan       Benyamin      seorang    diri  disini  tanpa   kami   mengetahui      nasib  apa   yang   akan dialaminya sedang kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali jika apa pun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara   dan   tidak   akan  pulang   ke   rumah   sebelum   ayah   memanggilku   dan   mengizinkanku kembali.   Pergilah   kamu   segera   pulang   kembali   dan   ceritakanlah   kepada   ayah   apa   yang   telah terjadi   dengan   sebenarnya      dan  bila  ayah   tidak  mempercayaimu,   disebabkan   pengalamannya dengan   Yusuf,   maka   biarlah   ia   menanya   kepada   kafilah-kafilah   dan   orang   -orang   yang   telah menyaksikan       peristiwa   penggeledahan       dengan    mata   kepala   mereka    sendiri   di  tempat   kami ditahan. Berangkatlah kafilah Ya'qub kembali ke tanah airnya dengan hanya terdiri dari sembilan orang, meninggalkan   di      belakang   mereka   abg     sulungnya    Yahudza     dan   adik  bongsunya     Benyamin. Setiba   mereka   di   rumah   hanya   dengan   sembilan   orang   dan   menghadap   ayahnya   menceritakan apa yang telah terjadi pada diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya'qub berkata seraya berpaling drp   mereka   dan   mengusap   dada:   "Oh   alangkah   sedihnya   hatiku   karena   hilangnya   Yusuf   yang masih     terbayang   wajahnya     di  depan   mataku.   Kini    kamu    tambah   lagi   penderitaanku   dengan meninggalkan   Benyamin   di   negeri   orang   untuk   kedua   kalinya   kamu   melanggar   janjimu   dan sumpahmu   sendiri   dan   untuk   kedua   kalinya   aku   kehilangan   putera   yang   sgt   aku   sayangi   dan hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi kesabaran kepadaku dan mempertemukan ku kembali dengan anak-anakku semuanya."

Berkata putera-puteranya menjawab: "Wahai ayah! Demi Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila engkau terus menerus mengenangkan Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari fikiranmu." Menjawab teguran putera-puteranya itu berucaplah Ya'qub: "Sesungguhnya hanya kepada Allah aku   mengadukan   nasibku,   kesusahan   dan   kesedihanku.   Aku   mengetahui   dari   Allah   apa   yang kamu tidak mengetahuinya." Kemudian   ,   mengenai   diri   Benyamin   yang   ditahan   oleh   pengawal-pengawal   kerajaan,   maka sepeninggalan     abg-abgnya,    oleh   Yusuf   diberitahu  bahwa    piala  raja  yang  terdapat   di  dalam bagasinya,    adalah   perbuatan    pengawal-pengawalnya       yang   memang     sengaja   diperintah   oleh beliau   untuk   diisikan  ke   dalam   bagasi   Benyamin    itu  dengan   maksud     menahannya     tinggal bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali. Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 70 sehingga 86 dari surah "Yusuf" yang bermaksud :~ "70.~   Maka   tatkala   telah   disiapkan   untuk   mereka   bhn   makanan   mereka,   Yusuf   memasukkan piala   tempat   minum     ke  dalam   karung    saudaranya.   kemudian  berteriaklah   seseorang   yang menyerukan: "Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri".71.~ mereka menjawab      sambil   menghadap      kepada   penyeru-penyeru      itu:  "Brg  apakah    yang   hilang  drp kamu?"72.~      Penyeru-penyeru     itu  berkata:  "Kami    kehilangan   piala  raja,  dan  siapa  yang  dpt mengembalikannya   akan   memperoleh   bhn   makanan   {seberat}   beban   unta,   dan   aku   menjamin terhadapnya."73.~      Saudara-saudara      Yusuf    menjawab:     "Demi     Allah   sesungguhnya      kamu mengetahui     bahwa    kami   dtg  bukan    untuk   membuat    kerusakkan    di  negeri   {ini}  dan  kami bukanlah     orang-orang    mencuri".74.~    mereka    berkata:  "Tetapi   apakah   balasan   jikalau  kamu betul-betul   pendusta?"75.~   mereka   menjawab:   "Balasannya   ialah   pada   siapa   ditemukan   {brg yang   hilang}   dalam   karungnya,   maka   dia   sendirilah   balasannya".   Demikianlah   kami   memberi pembalasan     kepada    orang-orang    yang  zalim.76.~    Maka   mulailah    Yusuf   memeriksa    karung- karung   mereka   sebelum   {memeriksa}   karung   saudaranya   sendiri,   kemudian   dia   mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk {mencapai} maksud Yusuf. Tiadalah    patut  Yusuf    mneghukum      saudaranya    menurut    undang-undang      raja,  kecuali  Allah menghendakinya. Kami tinggikan darjat orang yang Kami kehendaki, dan diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.77.~ mereka berkata: "Jika ia mencuri maka     sesungguhnya    telah  pernah    mencuri    pula  saudaranya     sebelum    itu".  Maka    Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kepada mereka. Dia berkata:   "{Dalam   hatinya}   kamu   lebih   buruk   kedudukanmu   {sifat-sifatmu}   dan   Allah   Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan itu".78.~ mereka berkata: "Wahai Al-Aziz! Sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambil salah seorang drp kami sebagai gantinya.    Sesungguhnya     kami   melihat   kamu   termasuk    orang-orang    yang   berbuat  baik".79.~ Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan Allah drp menahan seorang kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami, orang-orang yang zalim".80.~ Maka tatkala mereka berputus asa drp {keputusan} Yusuf, mereka menyendiri   sambil   berunding   dengan   berbisik-bisik.  

Berkatalah   yang   tertua   di   antara   mereka: "Tidakkah   kamu   mengetahui   bahwa   sesungguhnya   ayahmu   telah   mengambil   janji   drp   kami dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah mensia-siakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan       negeri   Mesir,   sampai    ayahku    mengizinkan      kepadaku.    Dan    Dia  adalah   hakim sebaik-baiknya".81.~        "  Kembalilah      kepada    ayahmu     dan   berkatalah:    "  Wahai     ayah   kami! Sesungguhnya anak kamu telah mencuri dan kami hanya menyatakan apa yang kami ketahui dan sesekali    tidak   dapat  menjaga   {mengetahui}   barang        yang   ghaib.82~   Dan   tanyalah   penduduk negeri   yang   kami   berada   di   situ   dan   kafilah   yang   kami   datang   bersamanya   dan   sesungguhnya kami    adalah    orang-orang     yang   benar".83.~    Ya'qub    berkata:   "Hanya     dirimu   sendirilah   yang memandang baik perbuatan {yang buruk itu}. Maka kesabaran yang baik itulah {kesabaranku}. Mudah-mudahan          Allah   mendatangkan       mereka    semua    kepadaku     sesungguhnya      Dialah   Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana'.84.~ Dan Ya'qub berpaling dari mereka {anak-anaknya} seraya berkata: "Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf. Dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan     dan   dia  adalah   seorang    yang   menahan   amarahnya     {terhadap    anak-anaknya}.85.~ mereka   berkata:   "Demi   Allah,   senantiasa   kamu   mengingati   Yusuf,   sehingga   kamu   mengidap penyakit      yang    berat   atau   termasuk     orang-orang      yang    binasa".86.~    Ya'qub     menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadu kesusahan dan kesedihan hatiku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya". Pertemuan kembali keluarga Ya'ub Sejak kembalinya kafilah putera-puteranya dari Mesir tanpa Benyamin dan Yahudza, maka duka nestapa   dan   kesedihan   Ya'qub   makin   mendalam   dan   menyayat   hati.   Ia   tidak   merasakan   tidur bermalam-malam, mengenangkan ketiga puteranya yang tidak berketentuan tenpat dan nasibnya. Ia   hanya   terasa   terhibur  bial   ia   sedang   menghadap   kepada   Allah,   bersolat,   bersujud   seraya memohon   kepada   Allah   agar   mengurniainya   kesabaran   dan   keteguhan   iman   menghadapi   ujian dan percubaan yang sedang ia alami. Ia   kadangkala   berkhalwat   seorang   diri   melepaskan   air   matanya   bercucuran  sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang sesak. Fizikal   Nabi   Ya'qub   makin   hari   makin   menjadi   lemah,   tubuhnya   makin   kurus   hungga   tunggal kulit   melekat   pada   tulang,   ditambah   pula   dengan   kebutaan   matanya   yang   menjadi   putih.   Hal mana      menjadikan       putera-puteranya       khuatir    terhadap     kelangsungan       hidupnya.     mereka menegurnya   dengan   mengatakan:   "Wahai   ayah!   Ayah   adalah   seorang   Nabi   dan   pesuruh   Allah yang drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami mendpt tuntutan dan ajaran beriman. Sampai bilakah   ayah   bersedih   hati   dan   mencucurkan   air   mata   mengenangkan   Yusuf   dan   Benyamin. Tidak   cukupkah   sudah   bahwa   banda   ayah   hanya   tinggal   kulit   di   atas   tulang   dan   mata   ayah menjadi buta? Kami sgt khuatir bahwa ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan Benyamin".

Ya'qub     menjawab      teguran    putera-puteranya      itu  mengatakan:     "Kata-kata     teguranmu     bahkan menambahkan         kesedihan    hatiku   dan   bahkan    membangkitkan        kembali    kenangan-kenanganku pada    masa    yang   lalu,  di   mana    semua    anak-anak     ku   berkumpul      di  depan    mataku.     Aku berkeyakinan   bahwa   Yusuf   masih   hidup   dan   suara   hatiku   membisikkan   kepadaku   bahwa   ia masih berkeliaran di atas bumi Allah ini, namun di mana ia berada dan nasib apa yang ia alami, hanya     Allahlah    yang    mengetahuinya.      Bila   kamu    benar-benar     sayang    kepadaku      dan   ingin melegakan      hatiku   serta  menghilangkan       rasa   sedih  dan   dukacitaku,    pergilah    kamu    merantau mencari     jejak   Yusuf    dan   berusahalah     sampai    menemuinya       dan   setidak-tidaknya     mendapat keterangan   di   mana   ia   berada   sekarang   dan   jangan   sesekali   berputus   asa   karena   hanya   orang- orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah". Seruan Ya'qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah saranannya, setidak- tidaknya ia sekadar membesarkan hati si ayah dan meredakan rasa penderitaannya yang berlarut- larutan.   Dan   sekali   pun   mereka   merasa   tidak   mungkin   mendapat   Yusuf   dalam   keadaan   hidup, namun bila mereka berhasil memujuk penguasa Mesir mengembalikan Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan penghibur bagi ayah mereka serta ubat yang dpt meringankan rasa sakit hatinya. Racangan perjalanan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai tujuan pertama dari perjalanan mereka   mencari   jejak   Yusuf   sesuai   dengan   seruan   Ya'qub dengan   maksud   sampingan   ialah membeli gandum untuk mengisi persediaan yang sudah berkurang. Tibalah kafilah putera-putera Ya'qub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan mereka dengan   Yusuf,   wakil   raja   Mesir   yang   berkuasa,   berkatalah   jurucakap   mereka:   "Wahai   Paduka Tuan! Keadaan hidup   yang sukar dan melarat di negeri kami   yang disebabkan oleh krisis bhn makanan   yang   belum   teratasi   memaksa   kami   dtg   kembali   untuk   ketiga   kalinya  mengharapkan bantuan     dan    murah    hati   paduka    tuan,   kedatangan     kami    kali   ini  juga   untuk    mengulang permohonan kami kepada paduka tuan dptlah kiranya adik bongsu kami   Benyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali kepada ayahnya   yang sudah buta kurus kering dan sakit0sakit sejak Yusuf,     abang    Benyamin     hilang.   Kami     sgt  mengharapkan       kebijaksanaan      paduka    tuan   agar melepaskan permohonan kami ini, kalau-kalau dengan kembalinya Benyamin kepada pangkuan ayahnya dpt meringankan penderitaan batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya yang hanya tinggal kulit melekat pada tulangnya." Kata-kata   yang   diucapkan   oleh   abg-abgnya   menimbulkan   rasa   haru   pd   diri   Yusuf   dan   tepat mengenai sasaran di lubuk hatinya, menjadikan   ia merasakan bahwa masanya telah tiba untuk mengenalkan   dirinya   kepada   saudara-saudaranya   dan   dengan   demikian   akan   dapat   mengakhiri penderitaan     ayahnya     yang   malang    itu.

 Berucaplah     Yusuf   kepada    saudara-saudaranya       secara mengejek: "Masih ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu     memperturutkan       hawa    nafsu   melemparkannya     ke  dalam    perigi   di  suatu  tempat    yang terpencil?    Dan    masih    teringatkah    olehmu    tatkala   seorang   drpmu     memegang      Yusuf    dengan tangannya      yang   kuat,  menanggalkan   pakaiannya         daritubuhnya   lalu   dalam   keadaan   telanjang bulat   ditinggalkannyalah   ia   seorang   diri   di   dalam   perigi   yang   gelap   dan   kering   itu,   lalu   tanpa

menghiraukan   ratap   tangisnya,   kamu   kembali   pulang   ke   rumah   dengan   rasa   puas   seakan-akan kamu     telah   membuang      sebuah   benda   atau   seekor   binatang      yang   tidak  patut   dikasihani   dan dihiraukan nasibnya?" Mendengar   kata-kata   yang   diucapkan   oleh   wakil   raja   Mesir   itu,   tercenganglah   para   saudara Yusuf, bertanya-tanya kepada diri sendiri masing-masing, seraya mamandang antara satu dengan yang lain, bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya secara terperinci, padahal tidak seorang pun    drp   mereka    pernah    membocorkan        berita  peristiwa    itu  kepada    orang   lain,  juga   kepada Benyamin pun yang sedang berada di dalam istana raja.

Kemudian masing-masing dari mereka menyorotkan matanya, mulutmya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampailah ke kaki. Dicarinya ciri-ciri   khas   yang   mereka   ketahui   berada   pada   tubuh   Yusuf   semasa   kecilnya.   Lalu   berbisik- bisiklah    mereka     dan   sejurus   kemudian     keluarlah    dari   mulut   mereka     secara   serentak    suara teriakan : "Engkaulah Yusuf". "Benar",Yusuf        menjawab,     "Akulah     Yusuf    dan   ini  adalah    adikku    setunggal    ayah    dan   ibu, Benyamin.   Allah   dengan   rahmat-Nya   telah   mengakhiri   segala   penderitaanku   dan   segala   ujian berat yang telah aku alami dan dengan rahmat-Nya pula kami telah dikurniai nikmat rezeki yang melimpah       ruah   dan   penghidupan      yang    sejahtera.   Demikianlah      barangsiapa      yang   bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya." Setelah   mendengar   pengakuan   Yusuf,   berubahlah   wajah   mereka   menjadi   pucat.   Terbayang   di depan mata mereka apa   yang mereka perbuat terhadap diri adik mereka   Yusuf   yang berada di depan  mereka     sebagai    wakil   raja   Mesir    yang    berkuaa    penuh.    Mereka     gelisah   tidak   dpt membayangkan pembalasan apa yang akan mereka terima dari Yusuf atas dosa mereka itu. Berkatalah saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah: "Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap   dirimu   dan   bertindak   kejam   ketika   kami   melemparkan   kamu   ke   dasar   telaga.   Kami lakukan perbuatan kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan bisikan syaitan yang terkutuk. Kami sgt   sesalkan    peristiwa    yang   terjadi   itu  yang   berakibat    penderitaan     bagimu     dan   bagi   ayah kami.

Akan tetapi kini nampak kepada kami kelebihanmu di atas diri kami dan bagaiman Allah telah   mengurniakan       nikmat-Nya      kepadamu      sebagai   ganti   penderitaan     yang   disebabkan     oleh perbuatan      kami    yang   durhaka     terhadap    dirimu.    Maka    terserah    kepadamu      untuk    tindakan pembalasan       apakah    yang   akan   engkau     timpakan     di  atas  diri  kami   yang   telah   berdosa    dan mendurhakaimu". Berucaplah Yusuf menenteramkan hati saudara-saudaranya   yang sedang ketakutan: "Tidak ada manfaatnya menyesalkan apa yang telah terjadi dan menggugat kejadian-kejadian yang telah lalu. Cukuplah   sudah   bila   itu   semua   menjadi   pengajaran   bahwa   mengikuti   hawa   nafsu   dan   suara syaitan selalu akan membawa penderitaan dan mengakibatkan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala dosamu, karena Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha   Pengampun.

Pergilah   kamu   sekarang   juga kembali   kepada   ayah   dengan   membawa   baju kemejaku   ini.   Usapkanlak   ia   pada   kedua   belah   matanya   yang   insya-Allh   akan   menjadi   terang kembali,

kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini secepat mungkin." Maka   bertolaklah   kafilah   putera-putera   Ya'qub   dengan   diliputi   rasa   haru   bercampur   gembira, kembali   menuju   ke   Palestin   membawa  berita   gembira  bagi   ayah   mereka   yang   sedang   menanti hasil   usaha   pencarian   Yusuf   yang   disarankannya.   Dan   selagi   kafilah   sudah   mendekati   akhir perjalanannya   dan   hampir   memasuki   Palestin   ayah   mereka   Nabi   Ya'qub   memperoleh   firasat bahwa pertemuan dengan Yusuf, putera kesayangannya sudah berada di ambang pintu. Firasat itu   diperolehnya   sewaktu   ia   berkhalwat   seorang   diri   di   mihrab   tempat   ibadahnya   bermunajat kepada     Allah,   berzikir  dan   bersujud    seraya   melepaskan     air  matanya    bercucuran    dan   suara tangisnya     menggema      di  seluruh   sudut   rumah,   sekonyong-konyong        suara   tangisnya    berbalik menjadi gelak ketawa, air matanya berhenti bercucuran dan keluarlah ia dari mihrabnya berteriak: "Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahwa aku akan menemuinya dalam waktu dekat.   Ini   bukan   khayalan   dan   bukannya   pula   bawaan   kelemahan   ingatan   yang   selalu   kamu tuduhkan kepadaku." Sejurus kemudian berhentilah kafilah di depan pintu rumah turunlah putera-putera Ya'qub dari atas unta masing-masing, beramai-ramai masuk ke dalam rumah dan berpeluknyalah ayah sambil mengusapkan baju kemeja Yusuf pada kedua belah matanya. Seketika itu pula terbuka lebarlah kedua belah mata Ya'qub, bersinar kembali memandang wajah putera-puteranya dan mendengar kisah    perjalanan   putera-puteranya     dan   bagaimana     mereka    telah  menemukan       Yusuf    bersama adiknya   Benyamin.   Disampaikan   pula   kepada   ayah   seruan   dan   undangan   Yusuf   agar   semua sekeluarga   berhijrah   ke   Mesir   dan   bergabung   menjadi   satu   di   dalam   istananya.   Dan   segera berkemas-kemaslah Ya'qub sekeluarga menyiapkan diri untuk berhijrah ke Mesir. Dirangkulnyalah   si   ayah   oleh   Yusuf   seraya   mencucurkan   air   mata   setiba   Ya'qub   di   halaman istana bersama seluruh keluarga. Demikian pula ayah tidak ketinggalan mencucurkan air mata, namun   kali   ini   adalah   air   mata   suka   dan   gembira.   Semuanya   pada   merebahkan   diri   bersujudsebagai tanda syukur kepada Allah serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian dinaikkannyalah ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya ke atas sigahsana seraya berkata: "Wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang dahulu itu, menjadi kenyataan. Dan tidak kurang-kurang rahmat dan   kurniaan   Allah   kepadaku   yang   telah   mengangkatku   dari   dalam   perigi,   mengeluarkan   aku dari   penjara   dan   mempertemukan   kami   semua   setelah   syaitan   telah   merusakkan   perhubungan persaudaraan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap apa yang     Dia    kehendaki     dan    sesungguhnya       Dialah    Yang     Maha     Mengetahui       lagi   Maha Bijaksana".Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa: "Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku pengentahuan serta kepandaian mentakbir mimpi.

Ya Tuhanku Pencipta langit dan bumi! Engkaulah pelindungku di dunia    dan   di  akhirat,   wafatkanlah     aku   dalam   keadaan     Islam,   beriman    dan   bertakwa    dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh." Bacalah ayat 87 sehingga 101 dari surah "Yusuf", tentang isi cerita di atas sebagai berikut :~ "87.~ Berkatalah Ya'qub: " Hai anak-anakku, pergilah kamu maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa   dari   rahmat   Allah,   melainkan   kamu   kafir."88.~   Maka   ketika   mereka   masuk   ke   {Tempat} Yusuf, mereka berkata : "Hai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tidak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah."89.~ Yusuf berkata: "Apakah kamu mengetahui {keburukan} apa yang kamu lakukan   terhadap   Yusuf   dan   saudaranya   ketika   kamu   tidak   mengetahui   {akibat}   perbuatanmu itu?"90.~   Mereka   berkata:   "Apakah   kamu   ini   benar-benar   Yusuf?"   Yusuf   menjawab:   "Akulah Yusuf   dan   ini   saudaraku.   Sesungguhnya   Allah   telah   melimpahkan   kurnia-Nya   kepada   kami". Sesungguhnya        barangsiapa     yang   bertakwa     dan   bersabar,   maka    sesungguhnya      Allah    tidak mensia-siakan      pahala    orang-orang     yang   berbuat   baik".91.~    Mereka     berkata:   "Demi    Allah, sesungguhnya   Allah   telah   melebihkankamu   atas   kami   dan   sesungguhnya   kami   adalah   orang- orang   yang   bersalah   {berdosa}".92.~   Dia   {Yusuf}   berkata:   "Pada   hari   ini   tidak   ada   cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni {kamu} dan Dia adalah Maha Penyayang di antara    para   penyayang".93.~       Pergilah    kamu    dengan     membawa       baju   kemejaku     ini,  lalu lekatkanlah     ia  ke  wajah    ayahku,   nanti   ia  akan   melihat   kembali, dan  bawalah     keluargamu semuanya   kepadaku".94.~   Tatkala   kafilah   itu   telah   keluar   {dari   negeri   Mesir}   berkata   ayah mereka: " Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal {tentu kamu membenarkan aku}".95.~ Keluarganya berkata: "Demi Allah kamu sesungguhnya masih   dalam   kekeliruanmu   yang   dahulu".96.~   Tatkala   telah   tiba   pembawa   berita   gembira   itu, maka diletakkannya baju itu ke wajah Ya'qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah   aku   katakan   kepadamu,   bahwa   aku   mengetahui   dari   Allah   apa         yang   kamu   tidak mengetahuinya".97.~        Mereka     berkata:   "Wahai    ayah   kami!    Mohonkanlah      ampun     bagi  kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah {berdosa}".98.~ Ya'qub berkata: "Kelak aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah   Yang   Maha   Pengampun   lagi   Maha   Penyayang".99.~   Maka   tatkala   mereka   masuk   ke {tempat   }   Yusuf,   Yusuf   merangkul   ibu   bapanya   dan   dia   berkata:   "Masuklah   kamu   di   negeri Mesir,   insya-Allah   dalam   keadaan   aman".100.~   Dan   ia   menaikkan   kedua   ibu   bapanya   ke   atas singahsana. Dan mereka {semuanya} merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf:   "Wahai   ayahku!   Inilah   takbir   mimpiku   yang   dahulu   itu,   sesungguhnya   Tuhanku   telah menjadikannya       suatu   kenyataan.    Dan   sesungguhnya      Tuhanku     telah   berbuat   baik  kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah    syaitan    merusakkan      {hubungan}      antaraku     dan   saudara-saudaraku.      Sesungguhnya Tuhanku   Maha   Lembut   terhadap   apa   yang   Dia   kehendaki.   Sesungguhnya   Dialah   Yang   Maha Mengetahui        lagi   Maha     Bijaksana".101.~       Ya     Tuhanku,      sesungguhnya       Engkau  telah menganugerahkan   kepadaku   sebahagian   kerajaan   dan   telah   mengajarkan   kepadaku   sebahagian takbir mimpi {ya Tuhanku} Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh." { Yusuf : 87 ~ 101 }

0 comments:

Posting Komentar