Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Sabtu, 07 Juni 2025

Kisah selamatnya Nabi Yusuf AS dari dalam sumur

 Kisah selamatnya Nabi Yusuf AS dari dalam sumur

Nabi   Ya'qub   yang   sudah   memperolehi   firasat   tentang   apa   yang   akan   terjadi   keatas   diri   Yusuf putera     kesayangannya       dan   mengetahui      bagaimana      sikap abang-abangnya       terhadap     Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah kepada takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih, cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau kepada putera-puteranya:"       Kamu      telah   memperturutkan       hawa     nafsumu     dan   mengikut      apa   yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolong- Nya dalam segala hal dan peristiwa.

Kisah selamatnya Nabi Yusuf AS dari dalam sumur

 Isi cerita ini telah dapat dibacakan didalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 11 sehingga 18 sebagai berikut: " 11. Mereka berkata : "Wahai ayah kami! apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf ,padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya." 12. Biarkan   lah   ia   pergi   bersama   kami   besok,   agak   dia   {dapat}   bersenang-senang   dan   {dapat} bermain-main dan sesungguhnya kami pasti menjaganya." 13. Berkata Ya'qub:" Sesungguhnya kepergian   kamu   bersama   Yusuf   amat   menyedihkan   dan   aku   khuatir   kalau-kalau   dia   dimakan serigala sedang kamu lengah daripadanya." 14. Mereka berkata: " Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami adalah golongan {yang kuat} ,sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang rugi." 15. Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dalam     telaga  {lalu   mereka    masukkan     dia}   dan   {di  waktu    dia  sudah    dalam   telaga   }Kami wahyukan kepada {Yusuf}:" Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi. 16. Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di petang hari sambil menangis. 17. Mereka berkata: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala dan   kamu   sesekali   tidak   akan   percaya   kepada   kami,   sekalipun   kami   adalah   orang-orang   yang benar." 18. Mereka datang membawa baju kemejanya {yang berlumuran} dengan darah palsu. Ya'qub berkata:" Sebenarnya diri kamu sendirilah yang memandang baik perbuatan {yang buruk} itu   maka     kesabaran     yang    baik   itulah   {kesabaran}.     Dan    Allah    sajalah   yang    dimohon perlindungannya terhadap apa yang kamu ceritakan." Yusuf dijual sebagai budak Yusuf   sedang   berada   di   dalam   sumur   itu   seorang   diri,   diliputi   oleh   kegelapan   dan   kesunyian yang mencekam. Ia melihat ke atas dan ke bawah ke kanan dan ke kiri memikirkan bagaimana ia dapat    mengangkatkan       dirinya   dari   perigi  itu  ,  namun    ia  tidap melihat   sesuatu    yang   dpt menolongnya.     

 IA   hanya   dapat   melihat   bayangan     tubuhnya    dalam    air  yang   cetek  di  bawah kakinya. Sungguh suatu   ujian   yang   amat berat bagi seorang semuda Yusuf   yang masih belum banyak   pengalaman   nya   dalam   penghidupan,   bah   baru   pertama   kali   ia   berpisah   dari   ayahnya yang sangat menyayangi dan memanjakannya. Lebih-lebih terasa beratnya uijian itu ialah karena yang melemparkannya ke dasar telaga itu adalah abang-abangnya sendiri, putera-putera ayahnya. Yusuf di samping memikirkan nasibnya yang sedang dialami, serta bagaimana ia menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan sekiranya ia lama tidak tertolong, ia selalu mengenangkan ayahnya ketika melihat abang-abangnya kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mereka. Tiga hari berselang, sejak Yusuf dilemparkan ke dalam perigi, dan belum nampak tanda-tanda yang   memberi   harapan   baginya   dapat   keluar   dari   kurungannya,   sedangkan   bahaya   kelaparan sudah   mulai   membayangi   dan   sudah   nyaris   berputus   asa   ketika   sekonyong-konyong   terdengar olehnya suara sayup-sayup, suara aneh yang belum pernah didengarnya sejak ia dilemparkan ke dalam   telaga   itu.   Makin   lama   makin   jelaslah   suara-suara   itu   yang   akhirnya   terdengar   seakan anjing menggonggong suara orang-orang bercakap dan tertawa terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan binatang sekitar telaga itu. Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf, ialah suara-suara yang timbul oleh sebuah kafilah yang sedang   berhenti   di   sekitar   perigi,   di   mana   ia   terkurung   untuk   beristirehat   sambil   mencari   air untuk diminum bagi mereka dan binatang-binatang mereka. alangkah genbiranya   Yusuf ketika keetika     ia  sedang    memasang       telinganya    dan   menengar      suara   ketua    kafilah memerintahkan orangnya melepaskan gayung mengambil air dari telaga itu. Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf Sebuah   gayung   turun   ke   bawah   dan   begitu   terjangkau   oleh   tangannya   dipeganglah   kuat-kuat gayung itu   yang kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir seraya berteriak mengeluh karena beratnya gayung yang ditarik itu. Para   musafir   yang   berada   di   kafilah   itu   terperanjat   dan   takjub   ketika   melihat   bahawa       yang memberatkan   gayung   itu   bukannya   air,   tetapi   manusia   hidup   berparas   tampan,   bertubuh   tegak dan berkulit putih bersih. Mereka berunding apa yang akan diperbuat dengan hamba Allah yang telah    diketemukan      di  dalam    dasar   perigi   itu,  dilepaskannya      di  tempat    yang    sunyi   itu  atau dikembalikan kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah mereka untuk dibawa ke Mesir dan dijual di sana sebagai hamba sahaya dengan harga, yang menurut tafsiran mereka akan mencapai harga yang tinggi, karena tubuhnya yang baik dan parasnya yang tampan. Setibanya   kafilah   itu   di   Mesir,   dibawalah   Yusuf  di   sebuah   pasar   khusus   ,   di   mana   manusia diperdagangkan dan diperjual-belikan sebagai barang dagangan atau sebagai binatang-binatang ternakan.   Yusuf   lalu   ditawarkan   di   depan   umum   dilelongkan.   Dan   karena   para   musafir   yang membawanya itu khuatir akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan memepertahankan sampai mencapai harga yang tinggi, tetapi melepaskannya pada tawaran pertama dengan harga yang rendah dan tidak memadai. Padahal seorang seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dengan wang   bahkan   dengan   emas   seisi   bumi   pun   tidak   seimbang   sebagai   manusia   yang   besar   dan makhluk Allah yang agung seperti Nabi Yusuf yang oleh Allah telah digariskan dalam takdirnya bahawa ia akan melaksanakan missi yang suci dan menjalankan peranan yang menentukan dalam pengaulan hidup umat manusia. Nabi   Yusuf   dalam   pelelongan   itu   dibeli   oleh   keeetua   polis   Mesir   bernama   Fathifar   sebagai penawar   pertama   ,   yang   merasa   berbahagia   memperoleh   sorang   hamba   yang   berparas   bagus, bertubuh   kuat   dan   air   muka   yang   memberi   kesan   bahawa   dalam   manusia   yang   dibelikan   itu terkandung jiwa yang besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia yang harus diperjual-belikan.

Kata Fathifar kepada isterinya ketika mengenalkan Yusuf kepadanya:"  Inilah hamba   yang aku baru   beli   dari   pelelangan.   Berilah   ia   perlakuan   dan   layanan   yang   baik   kalau-kalau   kelak   kami akan   memperolehi   manfaat   drpnya   dan   memungutnya   sebagai   anak   kandung   kita.   Aku   dapat firasat   dari   paras   mukanya   dan   gerak-gerinya   bahawa   ia   bukanlah   dari   golongan   yang   harus diperjual-belikan,      bahkan    mungkin      sekali  bahawa     ia  adalah    dari  keturunan     keluarga    yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab. Nyonya Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir menerima Yusuf di rumahnya, sesuai dengan pesanan suaminya.      dilayan    sebagai   salah   seorang    daripada    anggota    keluarganya      dan   sesekali   tidak diperlakukannya   sebagai   hamba   belian.   Yusuf   pun   dapat   menyesuaikan   diri   dengan   keadaan rumahtangga Futhifar. Ia melakukan tugas sehari-harinya di rumah dengan penuh semangat dan dengan   kejujuran   serta   disiplin   yang   tinggi.

  Segala   kewajiban   dan   tugas   yang   diperintahkan kepadanya,      diurus   dengan    senang    hati  seolah-olah     dari  perintah   oleh   orang   tuanya    sendiri. Demikianlah, maka makin lama makin disayanglah akan Yusuf di rumah Ketua Polis Mesir itu sehingga merasa seakan-akan berada di rumah keluarga dan orang tuanya sendiri. Tentang isi cerita di atas, dapat dibaca dalam surah "Yusuf" ayat 19 sehingga ayat 21 sebagai berikut: ~ "19.    Kemudian      datanglah     kelompok     orang-orang      musafir,    lalu  mereka     menyuruh     seorang mengambil air mereka, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: " Oh! Khabar gembira, ini seorang   anak   muda!"   Kemudian   mereka   menyembunyikan   dia   sebagai   barang   dagangan.   Dan Allah   Maha   Mengetahui   apa   yang   mereka   kerjakan.   20.   Dan   mereka   menjual   Yusuf   dengan harga yang murah, iaitu beberapa dirham shj, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf 21. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: " Berikanlah kepadanya tempat   {dan   layanan}   yang   baik,   boleh   jadi   dia   bermanfaat   kepada   kita   atau   kita   pungut   dia sebagai anak." Dan demekian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka     bumi    {Mesir}    dan   agar   kami    ajarkan   kepadanya     takdir   mimpi.    Dan    Allah  berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." {Surah Yusuf : 19 ~ 21} Yusuf dalam godaan nyonya Futhifar Yusuf hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar, Ketua Polisi Mesir, sejak ia menginjakkan kakinya     di  rumah    itu.  Ia  mendpt     kepercayaan     penuh    dari   kedua   majikannya,      suami-isteri, mengurus       rumah-tangga      mereka     dan   melaksanakan      perintah    dan   segala   keperluan     mereka dengan sesungguh hati, ikhlas dan kejujuran, tiada menuntut upah dan balasan atas segala tenaga dan jerih payah yang dicurahkan untuk kepentingan keluarga.

Read More

Jumat, 06 Juni 2025

Kisah jahat saudara Nabi Yusuf A.S yang menceburkan Beliau kedalam sumur

 Kisah jahat saudara  Nabi Yusuf A.S  yang menceburkan Beliau  kedalam sumur

Nabi   Yusuf   adalah   putera   ke   tujuh   daripada   dua   belas   putera-puteri   Nabi   Ya'qub.   Ia dengan adiknya     yang    bernama     Benyamin     adalah    beribukan     Rahil,  saudara    sepupu    Nabi    Ya'qub.    Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih   disayang   dan   dicintai   dibandingkan   dengan   saudara-saudaranya   yang   lain,   terutamanya setelah   ditinggalkan   iaitu   wafatnya   ibu   kandungnya   Rahil   semasa   ia   masih   berusia   dua   belas tahun. Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka dianak-tirikan   oleh   ayahnya   yang   tidak   adil   sesama   anak,   memanjakan   Yusuf   lebih   daripada yang lain. Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka. 

kisah nabi yusuf dibuang kedalam sumur

Saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan Dalam   pertemuan   rahasia   yang   mereka   adakan   untuk   merundingkan   nasib   yang   mereka   alami dan mengatur aksi yang harus mereka lakukan bagi menyedarkan ayahnya, menuntut perlakuan yang adil dan saksama, berkata salah seorang drp mereka:" Tidakkah kamu merasakan bahawa perlakuan   terhadap   kita   sebagai   anak-anaknya   tidak   adil   dan   berat   sebelah?   Ia   memanjakan Yusuf   dan   menyintai   serta   menyayangi   lebih   daripada   kita,   seolah-olah   Yusuf   dan   Benyamin sahajalah anak-anak kandungnya dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua dan lebih    cekap   daripada    mereka     berdua   serta   kitalah  yang    selalu  mendampingi        ayah,mengurus segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya. Kita merasa hairan mengapa hanya Yusuf dan Benyamin sahaja yang menjadi keistimewaan disisi ayah. Apakah ibunya lebih dekat kepada hati   ayah   berbanding   dengan   ibu   kita?   Jika   memang   itu   alasannya   ,maka   apakah   salah   kita? Bahwa   kita   lahir   daripada   ibu   yang   mendapat   tempat   kedua   di   hati   ayah   ataukah   paras  Yusuf yang   lebih   tampan   dan   lebih   cekap   drp   paras   dan   wajah   kita   yang   memang   sudah   demikian diciptakan oleh Tuhan dan sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? Kita amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yang sesal dan keliru ini serta harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan hati kami semua." Seorang saudara lain berkata menyambung:" Soal cinta atau benci simpati atau antipati adalah soal   hati   yang   tumbuh   laksana   jari-jari   kita,   tidak   dapat   ditanyakan   mengapa   yang   satu   lebih rebdah dari yang lain dan mengapa ibu jari lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan ialah bahwa ayah kita tidak dpt mengawal rasa cintanya yang berlebih-lebihan kepada Yusuf dan Benyamin   sehingga   menyebabkannya   berlaku   tidak   adil   terhadap   kami   semua   selaku   sesama anak kandungnya. Keadaan yang pincang dalam hubungan kita dengan ayah tidak akan hilang, jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan.



Dan sebagaimana kamu ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkel hati ini ialah adanya Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah     penghalang     bagi   kita  untuk    dpt  menerobos      ke  dalam    lubuk    hati  ayah   kita  dan   dia merupakan   dinding   tebal   yang   memisahkan   kita   dari   ayah   kita   yang   sangat   kita   cintai.   Maka jalan    satu-satunya    untuk    mengakhiri     kerisauan    

kita  ini  ialah  dengan     melenyapkannya        dari tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari pergaulan ayah dan keluarga kita. Kita harus   membunuh   dengan   tangan   kita   sendiri   atau   mengasingkannya   di   suatu   tempat   di   mana terdpt   binatang-binatang   buas   yang   akan   melahapnya   sebagai   mangsa   yang   empuk   dan   lazat. Dan   kita   tidak   perlu   meragukan   lagi   bahwa   bila   Yusuf   sudah   lenyap   dari   mata   dan   pergaulan ayah     ,  ia  akan  kembali     menyintai     dan   menyayangi      kita  sebagai    anak-anaknya      yang    patut mendapat perlakuan adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan kembali menjadi rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan menyesakkan dada." Berkata   Yahudza,   putera   keempat   dari   Nabi   Ya'qub   dan   yang   paling   cekap   dan   bijaksana   di antara sesama saudaranya:" Kita semuanya adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim, pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan   berakal   waras.   Membunuh   adalah   sesuatu   perbuatan   yang   dilarang   oleh   agama   dan   tidak diterima   oleh   akal   yang   sihat,   apa   lagi   yang   kami   bunuh   itu   atau   serahkan   jiwanya   kepada binatang buas itu adalah saudara kita sendiri , sekandung, sedarah , sedaging yang tidak berdosa dan tidak pula pernah melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh perasaan. Dan bahwa      ia  lebih   dicntai   dan    disayangi    oleh   ayah,    itu  adalah    suatu   yang    berada    di  luar kekuasaannya dan sesekali tidak dpt ditimpakan dosanya kepadanya. Maka menurut fikiran saya kata Yahudza melanjutkan bahasnya ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering yang terletak di sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti beristirehat memberi makan dan minum kepada     binatang-binatang       kenderaannya.      Dengan     cara  demikian     terdpt   kemungkinan       bahwa salah   seorang   daripada   musafir   itu   menemukan   Yusuf,   mengangkatnya   dari   dalam   perigi   dan membawanya   jauh-jauh   sebagai   anak   pungut   atau   sebagai   hamba   sahaya   yang   akan   diperjual- belikan     .Dengan     cara   aku   kemukakan      ini  ,kami    telah   dapat   mencapai     tujuan   kami    tanpa melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yang tidak berdosa." Fikiran dan cadangan   yang dikemuka oleh Yahudza itu mendapat sambutan baik   dan disetujui bulat oleh saudara-saudaranya yang lain dan akan melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat. Pertemuan secara rahasia itu bersurai dengan janji dari masing-masing saudara hadir, akan menutup mulut dan merahasiakan rancangan jahat ini seketat-ketatnya agar tidak bocor dan tidak didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya.

Nabi Yusuf bermimpi Pada     malam     di   mana    para    saudaranya     mengadakan       pertemuan      sulit  yang    mana     untuk merancangkan muslihat dan rancangan jahat terhadap diri adiknya   yang ketika itu Nabi Yusuf sedang     tidur   nyenyak    ,  mengawang       di  alam    mimpi    yang   sedap    dan   mengasyikkan       ,tidak mengetahui apa yang oleh takdir di rencanakan atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa penderitaan   yang   akan   dialaminya   adalah   akibat   dari   perbuatan   saudara-saudara   kandungnya sendiri, yang diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan dengki. Pd   mlm     yang   nahas   itu   Nabi   Yusuf   melihat   dalam   mimpinya   seakan-akan   sebelas   bintang, matahari   dan   bulan   yang   berada   di   langit   turun   dan   sujud   di   depannya.   Terburu-buru   setelah bangun   dari   tidurnya,   ia   datang   menghampiri   ayahnya   ,   menceritakan   kepadanya   apa   yang   ia lihat dan alami dalam mimpi. Tanda   gembira   segera   tampak   pada   wajah   Ya'qub   yang   berseri-seri   ketika   mendengar   cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kepada puteranya:" Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yang   berisi   dan   bukan   mimpi   yang   kosong.   Mimpimu   memberikan   tanda   yang   membenarkan firasatku pada dirimu, bahwa  engkau dikurniakan oleh Allah kemuliaan   ,ilmu dan kenikmatan hidup   yang   mewah.Mimpimu   adalah   suatu   berita   gembira   dari   Allah   kepadamu   bahwa   hari depanmu   adalah   hari   depan   yang   cerah   penuh   kebahagiaan,   kebesaran   dan   kenikmatan   yang berlimpah-limpah.Akan       tetapi  engkau     harus   berhati-hati,   wahai    anakku     ,janganlah    engkau ceritakan   mimpimu   itu   kepada   saudaramu   yang   aku   tahu   mereka   tidak   menaruh   cinta   kasih kepadamu, bahkan mereka mengiri kepadamu karena kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin. mereka selalu berbisik-bisik jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir dalam percakapan mereka tentang kamu berdua. Aku   khuatir, kalau engkau ceritakan kepada mereka kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka terhadapmu       dan    bahkan    tidak   mungkin      bahwa     mereka    akan    merancang      perbuatan     jahat terhadapmu yang akan membinasakan engkau. Dan dalam keadaan demikian syaitan tidak akan tinggal    diam,   tetapi  akan   makin   mambakar   semangat         jahat  mereka   dan   mengorbankan   rasa dengki   dan   iri   hati   yang   bersemayam   dalam   dada   mereka.   Maka   berhati-hatilah,   hai   anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan didengar oleh mereka." Isi cerita tersebut di atas terdapat dalam Al_Quran ,dalam surah "Yusuf" ayat 4 sehingga ayat 10 yang berbunyi sebagai berikut: Maksudnya:" {Ingatlah} ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : "Wahai ayahku, sesungguhnya aku    bermimpi      melihat   sebelas    buah   bintang,   matahari     dan   bulan,   kulihat   semuanya     sujud kepadaku".      5.  Ayahnya     berkata:   "Hai    anakku    ,jgnlah   kamu   

ceritakan   mimpimu      itu  kepada saudar-saudaramu,        maka    mereka     membuat     muslihat    {utk   membinasakanmu}          .Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." 6. Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu  {utk   menjadi   Nabi}   dan   diajarkannya   kepada   kamu   sebahagian   dari   takdir   mimpi-mimpi   dan disempurnakannya   nikmat-Nya   kepadamu   dan   kepada   keluarga   Ya'qub   sebagaimana   Dia   telah menyempurnakan nikmatnya kepada dua orang bapamu sebelum itu, {iaitu} Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 7. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda     kekuasaan     Allah   pada    {kisah}   Yusuf    dan   saudara-saudaranya       bagi   orang   yang bertanya. 8.  {Iaitu}   ketika   mereka    berkata:   "Sesungguhnya       Yusuf    dan   saudara   kandungnya {Benyamin}   lebih   dicintai   oleh   ayah   kita   daripada   kita   sendiri,   padahal   kita   {ini}   adalah   satu golongan      {yang   kuat}   .Sesungguhnya       ayah   kita  adalah    dalam    kekeliruan    yang   nyata."   9. Bunuhlah   Yusuf       atau   buanglah   dia   ke   suatu  daerah   {yang    tidak   dikenal}   supaya    perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang   yang baik." 10. Seorang daripada mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dalam perigi, supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir jika kamu hendak berbuat." { Yusuf :4 ~ 10 } Yusuf dimasukan kedalam perigi Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf bertemu berundingkan siasat dan   merancangkan   penyingkiran   adiknya   yang   merupakan   saingan   yang   berat   dalam   merebut hati si ayah, datanglah mereka menghadapi Nabi Ya'qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama mereka di luar kota. Berkata juru cakap mereka kepada si ayah: " Wahai ayah yang kami cintai! Kami berhajat berekreasi dan berkelah di luar kota beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut serta dan tidak ketinggalan , menikmati udara yang cerah di bawah langit biru yang bersih.

Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk santapan      kami    selama     sehari   berada    di   luar   kota   untuk    bersuka     ria  dan    bersenang- senang ,menghibur hati yang lara dan melapangkan dada   yang sesak, seraya mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama saudara." Berkata Ya'qub kepada putera-puteranya: " Sesungguhnya akan sangat merungsingkan fikiranku bila   Yusuf    berada   jauh   dari  jangkauan     mataku    ,apalagi   akan   turut  serta  bersamamu      keluar kota ,di lapangan terbuka,   yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang   banyak   berkeliaran   di   sana   .Aku   khuatir   bahwa   kamu   akan   lengah   menjaganya   ,karena kesibukan      kamu    bermain-main       sendiri  sehinggakan      menjadikannya       mangsa     bagi  binatang- binatang     buas   itu.  Alangkah     sedihnya    aku    bila  hal  itu  terjadi.  Kamu     mengetahui      betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang telah ditingglkan oleh ibunya." Putera-puteranya   menjawab:"   Wahai   ayah   kami!   Maskan   masuk   di   akal,   bahwa   Yusuf   akan diterkam oleh serigala atau lain binatang buas di depan mata kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada   di   antara   kami   yang   bertubuh   lemah   atau   berhati   penakut.   Kami sanggup   menolak   segala gangguan atau serangan dari mana pun datangnya, apakah itu binatang buas atau makhluk lain. Kami cukup     kuat   serta   berani    dan   kami     menjaga     Yusuf     sebaik-baiknya,      tidak   akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf." Akhirnya Nabi yusuf tidak ada alasan untuk menolak permintaan anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi     melepaskan      Yusuf    di  tangan    saudara-saudaranya        yang   diketahui    mereka     tidak menyukainya   dan   tidak   menaruh   kasih   sayang   kepadanya.   Ia   berkat   kepada   anak   anaknya:" Baiklah jika kamu

memang sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan keselamtannya sesuai dengan     kata-kata    kamu    ucapkan    itu,  maka    aku   izinkan   Yusuf    menyertaimu,      semoga    Allah melindunginya bersama kamu sekalian." Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya'qub kecuali Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau   yang sebenarnya menuju tempat di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan.   Setiba   mereka   disekitar   telaga   yang   menjadi   tujuan   ,   Yusuf   segera   ditanggalkan pakaiannya dan dicampakkannya di dalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan tangisnya yang sedikit pun tidak mengubah hati abang-abangnya yang sudah kehilangan rasa cinta kepada adik yang   tidak   berdosa   itu.   Hati   mereka   menjadi   lega   dan   dada   mereka   menjadi   lapang   karena rancangan   busuknya   telah   berhasil   dilaksanakan   dan   dengan   demikian   akan   terbukalah   Hati Ya'qub     seluas-luasnya     bagi   mereka,    dan   kalaupun     tindakan   mereka     itu  akan   menyedihkan ayahnya ,maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mereka pandai menghiburnya untuk melupakan dan melenyapkan bayangan Ysuf dari ingatan ayahnya. Pada petang hari pulanglah mereka kembali ke rumah tanpa Yusuf yang di tinggalkan seorang diri   di   dasar   tegala   yang   gelap   itu,   dengan   membawa   serta   pakaiannya   setelah   disirami   darah seorang   kelinci   yang   sengaja   dipotong   untuk   keperluan   itu   ,   mereka   mengadap   Nabi   Ya'qub seraya menangis mencucurkan airmata dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati berkatalah mereka kepada ayahnya:" Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami ,bahwa kekhuatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf kepada kami telah pun terjadi dan menjadi kenyataan bahwa firasat ayah yang tajam itu tidak meleset. Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lumba lari dan meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian.

Kami cukup hati-hati menjaga adik kami sesuai dengan pesanan ayah, namun karena menurut pengamatan kami pada saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar tempat kami bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya dengan meninggalkan Yusuf   sendirian   menjaga   pakaian   kami   yang   tidak   dari   tempat   kami   bermain   bahkan   masih terjangkau oleh pandangan mata kami. Akan tetapi serigala yang rupanya sudah mengintai adik kami     Yusuf    itu,  bertindak   begitu   cepat   menggunakan        kesempatan     lengahnya     kami,    waktu bermain sehingga tidak keburu kami menolong menyelamatkan jiwa adik kami yang sangat kami sayangi   dan   cintai   itu.   Oh   ayah!   Kami   sangat   sesalkan   diri   kami   yang   telah   gagal   menempati janji dan kesanggupan kami kepada ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki yang demikian. Inilah pakaian Yusuf yang   berlumuran   dengan   darah   sebagai   bukti   kebenaran   kami   ini,   walau   pun   kami   merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami berkata yang benar." Nabi   Ya'qub   yang   sudah   memperolehi   firasat   tentang   apa   yang   akan   terjadi   keatas   diri   Yusuf putera     kesayangannya       dan   mengetahui      bagaimana      sikap abang-abangnya       terhadap     Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah kepada takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih, cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau kepada putera-puteranya:"       Kamu      telah   memperturutkan       hawa     nafsumu     dan   mengikut      apa   yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu.

Read More