1.Malaikat Al-Arham
Malaikat al-Arham (Arab: ملاك الأرحام) adalah para malaikat yang diserahi tugas untuk meniupkan ruh kedalam janin, mengatur rezeki, kematian, amal, sengsara atau kebahagiaan di dalam rahim. Malaikat Arham memiliki tugas meniupkan debu bumi kepada janin, di mana calon makhluk itu nanti akan tercabut nyawanya oleh Malaikat Maut (Izrail).
Kata Arham adalah bentuk jamak dari kata "rahim" (Arab: الرحم) yang memiliki arti kasih sayang, penyayang atau ampunan di dalam bahasa Indonesia.
Tugas
Al-Arham
Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah akan mengutus malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk melaksanakan kesemua ketetapan yang telah ditulis oleh Allah di Lauh Mahfuzh.
Pada saat Sakrat al-Maut, Allah akan membukakan tabir yang menyelubungi pandangan seseorang sehingga akan menembus akhirat. Tercantum di dalam Al Qur'an surah Qaaf, yang berbunyi:
Sehingga bagi orang mukmin, ketersingkapan penglihatan
ini menambah ringan bebannya menempuh kematian, tetapi orang kafir justru akan
semakin membuatnya berat dan sulit untuk melampaui tahapan kematian itu. (Qaaf
50:22)
2.Malaikat Al-Mu’aqqibat
Al-Mu’aqqibat (Arab:المعقبات) adalah para malaikat yang menjaga setiap makhluk pada waktu bermukim, bepergian, waktu tidur atau ketika terjaga dari kematian sampai datang waktu kematian yang telah ditetapkan. Para malaikat ini termasuk dalam golongan Hafazhah (Para Penjaga)
Kata al-mu’aqqibat adalah bentuk jamak dari kata al-mua’qqibah. Kata tersebut diambil dari kata ‘aqiba yang berarti tumit, dari sini kata tersebut dipahami dalam arti mengikuti seakan-akan yang mengikuti itu meletakkan tumitnya di tempat tumit yang diikutinya. Pola kata yang digunakan di sini mengandung makna penekanan bahasa dan dimaksud adalah para malaikat yang ditugaskan Allah mengikuti setiap makhluk secara sungguh-sungguh.
Dalam Qur'an dan Hadits
Para malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala ihwalnya, tercantum dalam Al Qur'an Ar-Ra’du 10-11, yang berbunyi:
Sama
saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa
yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam
hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah." (Ar-Raad: 10-11)
Ibnu Abbas menjelaskan, “Mereka adalah para malaikat yang menjaga manusia dengan perintah Allah, jika ada takdir yang akan menimpanya maka malaikat ini menyingkir darinya.”[1]
Hal yang sama juga dijelaskan ahli tafsir dari kalangan Tabi’in, yang bernama Imam Mujahid. Ia menjelaskan ayat ini, “Pada masing-masing manusia ada seorang malaikat penjaga, mereka menjaga orang tersebut dengan perintah Allah.”[2]
Kemudian surat Al-An'am yang berbunyi:
...dan
Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hambaNya, dan diutusNya
kepadamu malaikat-malaikat penjaga…(Al-An’am: 61)
Dikutip pada Jumat (11/10/2019) dari ceramah pendek Ustadz Zulkifli yang diunggah ke channel Youtube Ceramah Pendek, berikut bacaannya:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ
إِلَّا بِاللهِ
Artinya: "Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."
Zulkifli mengatakan, setiap orang yang membaca doa tersebut Insya Allah akan dijaga oleh Malaikat Mu'aqqibat. Malaikat ini yang bertugas menjaga manusia yang keluar rumah, bepergian jauh, hingga maut akan menjemput pun dia akan tetap menjaga. "Kemudian malaikat Mu'aqqibat pun melebarkan sayapnya. Mu'aqqibat ini adalah malaikat penjaga, yang nanti akan turun tepat di depannya, tepat di belakangnya bak algojo-algojo, bodyguard-bodyguard," ujar Ustadz Zulkifli dalam unggahan kajian di channel Youtube Ceramah Pendek.
Ia menambahkan, Rasulullah SAW pun ketika akan keluar rumah membaca doa tersebut. Kemudian, seperti yang juga dituliskan dalam Alquran, malaikat Mu'aqqibat datang melindungi dari segala bahaya yang mengancam selama perjalanan. Contoh, ketika seorang hamba berjalan, maka malaikat itu ada di depan dan di belakang. Misal ada orang dihipnotis, sekali tepuk langsung.
"Kalau ada orang baca doa ini, dihipnotis itu enggak akan mempan," pungkas Zulkifli.
3. Malaikat Roqib dan Malaikat Atid (Malaikat Kiraman katibin)
• Diriwayatkan, bahwa setiap manusia senantiasa disertai
dua malaikat. Salah satu dari keduanya berada disebelah kanannya, menulis
segala kebaikan tanpa persaksian yang lainnya. Dan yang satunya berada
disebelah kirinya untuk menulis kejelekan-kejelekan. Ia belum menulisnya
kecuali dengan disaksikan sahabatnya yang satu.
Jika manusia itu duduk, salah satu dari keduanya berada disebelah kanannya dan
yang lain berada disebelah kirinya. Apabila manusia itu berjalan, salah satu
dari dua malaikat itu berada di depan, sedangkan yang lainnya berada di
belakangnya. Ketika manusia tidur maka malaikat yang satu berada disamping
kepalanya dan yang lain disebelah kedua kakinya.
Adapun dua malaikat itu menulis kebaikan-kebaikan dan kejelekan-kejelekan
diantara kedua bahu manusia. Adapun pena yang di gunakan kedua malaikat itu
adalah lisannya manusia, tempat tintanya adalah mulutnya, tintanya adalah air
ludahnya. Keduanya menulis (mencatat) amal-amal manusia sampai ajalnya tiba.
• Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwa malaikat yang menjaga bagian kanan
percaya terhadap malaikat yang menjaga bagian kiri, yang berfungsi menulis
keburukan seorang hamba. Ketika seorang hamba mengerjakan perbuatan mungkar, di
saat hendak di tulis keburukannya oleh malaikat di sebelah kiri, maka malaikat
di sebelah kanannya berkata :”tahanlah dulu, jangan engkau tulis keburukannya
barangkali dia mau bertaubat”.
Akhirnya malaikat yang menjaga bagian kiri tidak segera menulis keburukannya
sampai tujuh jam. Jika dalam masa tujuh jam si hamba tidak mau bertaubat dan
memohon ampun kepada Allah swt, maka malaikat yang menjaga bagian kiri baru
menulis keburukannya. Jika seorang seandainya hamba itu bertaubat (mohon ampun)
kepada Allah swt maka keburukannya tak usah dituliskan. Dan jika tidak bertaubat
kepada Allah maka akan dituliskan satu kejelekan.
• para malaikat itu di sebut Kiraman Katibin. Disebut demikian karena mereka
sewaktu menulis kebaikan lalu mereka naik kelangit membawa kebaikan itu dan
menyerahkannya kepada Allah. Kedua malaikat ini disebutkan dalam Al Qur'an pada
surah Qaaf, Al Infithaar, Ar-Ra’du dan Az-Zukhruf.
Singkatnya
2)
Empat (4) Malaikat Mu’aqqibat (menjaga secara bergiliran) dan seorang (1)
Malaikat Hafazhah (Penjaga)
Ada
5 malaikat yang menyertai setiap manusia dan jin, dua malaikat dimalam hari dan
dua malaikat disiang hari, dan seorang malaikat tidak memisahkan dalam satu
waktu dari waktu-waktu.
• sebagaimana yang difirmankan Tuhan Allah swt. Artinya:
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia (Allah swt)." (QS. Ar-Ra'd: 11).
Kata al-mu’aqqibat adalah bentuk jamak dari kata al-mua’qqibah. Kata tersebut diambil dari kata ‘aqiba yang berarti tumit, dari sini kata tersebut dipahami dalam arti mengikuti seakan-akan yang mengikuti itu meletakkan tumitnya di tempat tumit yang diikutinya. Pola kata yang digunakan di sini mengandung makna penekanan bahasa dan dimaksud adalah para malaikat-malaikat yang ditugaskan Allah mengikuti
setiap makhluk secara sungguh-sungguh.
dikatakan, bahwa “Para malaikat bergiliran untukmu pada malam dan siang hari.
Mereka berkumpul dalam shalat subuh dan shalat ashar. Kemudian malaikat malam
naik kepada Allah. Allah bertanya, kepada para malaikat sedang Dia lebih
mengetahui tentang kamu, "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku saat kamu
tinggalkan?" Para malaikat berkata, "Kami mendatangi mereka sedang
mengerjakan shalat dan kami meninggalkan mereka sedang shalat pula."
Seorang (1)
Jin Pendamping (Jin Qarin)
• Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang
qorin (pendamping) dari golongan jin.” Para sahabat bertanya, “Termasuk Anda,
wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, وَإِيَّايَ إِلاَّ أَنَّ اللَّه أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلا يَأْمُرنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ “Termasuk saya,
hanya saja Allah membantuku untuk menundukkannya, sehingga dia masuk Islam.
Karena itu, dia tidak memerintahkan kepadaku kecuali yang baik.” (HR. Muslim)
• Setiap manusia yang di lahirkan maka diutuspula baginya seorang Jin Qarin
sebagai pendamping sampai manusia itu meninggal maka jin Qarin akan
meniggalkannya.
• jika yang lahir anak laki-laki (manusia) maka jin Qarin juga laki-laki, jika
yang lahir anak perempuan (manusia) maka jin Qarin juga perempuan.
• Jika seorang (manusia) itu beragama islam maka jin Qarin belum tentu beragama
islam, Jika seorang (manusia) itu beragama non muslim atau Ateis maka jin Qarin
belom tentu beragama non muslim atau Ateis.
• jika laki-laki & perempuan menikah (manusia), maka jin Qarin dari si
laki-laki & wanita tersebut tidak ikut menikah.
• jika suami istri (manusia) mempunyai anak, maka jin Qarin tidak menikah &
tidak memiliki anak.
• jin qarin bisa mempengaruhi manusia sehingga merasa malas, ragu terhadap
sesuatu, Pelupa, bingung dll, namun godaannya tak sekuat godaan iblis (setan).
Seorang (1)
Iblis Pendamping (Setan Qarin).
Dalam kisah yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah ra.
bahwa Rasulullah Muhammad saw bersabda: "ketika tiba giliran Iblis untuk
meminta,
iapun berkata, “Ya Tuhanku, manusia (Adam) inilah yang telah Engkau muliakan
atasku.”
Tuhan Allah swt berfirman yang artinya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak
darinya kecuali dilahirkan pula seorang anak dari bangsa kamu sebagai
pendampingnya”
Iblis berkata lagi, “Ya Tuhanku, berilah tambahan kepadaku.”
Tuhan Allah swt berfirman, “Kamu dapat berjalan berjalan ditubuh mereka seperti
mengalirnya darah dan kamu dapat membuat hati mereka sebagai rumah-rumah untuk
kamu.
MENYAPA MALAIKAT DALAM SHALAT
أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ
لِدُلُوكِ ٱلشَّمۡسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيۡلِ وَقُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِۖ إِنَّ
قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡهُودٗا ٧٨
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sungguh shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat) (QS. Al Isra [17]: 78).
Inilah salah satu ayat yang mengaitkan shalat dan doa para malaikat untuk pelakunya. Saya lalu teringat beberapa doa shalat yang berisi nama-nama malaikat. Antara lain doa dalam rukuk dan sujud, “Maha Suci dan Maha Bersih Tuhanku dan Tuhan semua malaikat dan Malaikat Jibril” (HR. Muslim dari ’Aisyah r.a). Juga doa pada tasyahud akhir menjelang salam, “Wahai Allah, Tuhannya Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil. Engkaulah Pencipta langit dan bumi; Engkaulah yang Maha mengetahui yang tersembunyi dan yang terbuka; Engkaulah yang akan menghakimi semua yang diperselisihkan di antara hamba-hamba-Mu. Berilah aku petunjuk yang benar dari masalah yang diperselisihkan itu. Sungguh Engkau pembimbing ke jalan yang lurus untuk siapapun yang Engkau kehendaki.” (HR. Muslim 1829). Nah, saya kemudian penasaran, mungkinkah kita berdialog dengan malaikat ketika shalat?.
wajib mengimani keberadaannya, sifat-sifatnya, dan ketundukannya kepada Allah. Ia satu-satunya makhluk yang selalu terkait dengan aktivitas manusia di dunia, di alam kubur, dan di dalam surga atau neraka. Perintah Allah kepada malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s merupakan simbol perintah kepada malaikat untuk melayani manusia di dunia dan akhirat.
Berapa jumlah malaikat? Nabi SAW pernah bertanya kepada Jibril tentang baitul ma’mur, suatu tempat yang suci di langit tertinggi, lalu dijawab, “Setiap hari, ada 70.000 malaikat mengerjakan shalat di tempat itu, dan mereka tidak kembali.” (HR. Al Bukhari).
Artinya, ada malaikat lain dalam jumlah yang sama dan mengerjakan ibadah yang sama di tempat itu. Jadi, jumlahnya tak terhitung. Penyebutan malaikat dalam Al Qur’an selalu berbentuk jamak. Itu berarti masing-masing malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Israfil, dan sebagainya hanya bertugas sebagai kordinator untuk malaikat-malaikat lainnya untuk tugas masing-masing. Penyebutan adanya delapan malaikat yang memikul ‘arasy dalam Al Qur’an (Q.S Al Haqqah [69]: 17) bisa diartikan delapan kelompok besar malaikat pemikul ‘arasy. Malaikat digambarkan Al Qur’an sebagai makhluk yang gagah perkasa atau “dzuu quwwatin” (QS. An Najm [53]: 6), atau ’inda dzil ‘arsyi makiin, artinya memiliki kecepatan seperti kilat (QS. Al Ma’arij [70]: 4), dan berparas menawan (QS. Yusuf [12]: 30), tidak seperti setan yang selalu digambarkan buruk rupa. Dalam melayani kebutuhan manusia, malaikat bisa berwajah manusia, sebagaimana yang dialami Nabi Ibrahim a.s ketika kedatangan para tamu, yang ternyata mereka adalah malaikat. Demikian juga ketika malaikat bertamu di rumah Nabi Luth a.s. Nabi SAW juga pernah dua kali menerima wahyu dari malaikat Jibril dengan wajah sahabat karibnya.
Apakah malaikat hanya datang kepada para Nabi? Tidak, mereka juga bisa menemui siapapun selain nabi, termasuk Anda, bahkan memberikan pertolongan atas perintah Allah. Mereka inilah yang datang untuk menolong Maryam ketika melahirkan Isa a.s. Akan tetapi kita harus berhati-hati, sebab setan juga bisa saja datang dengan mengaku sebagai malaikat. Nabi SAW sendiri pernah didatangi setan ketika shalat, lalu setan itu dicekiknya.
Menurut Ibnu Sirin (W 729 M), ulama ahli takwil mimpi dalam kitabnya, Muntakhabul Kalaam fii Tafsiiril Ahlaam, malaikat juga bisa hadir dalam mimpi kita, seperti yang dialami Abdullah bin Zaid r.a. Dalam tidurnya, ia diajari azan oleh orang yang berjubah. Mendengar pelaporan mimpi tersebut, Nabi SAW amat senang, sebab itulah yang ditunggu-tunggu, dan Nabi langsung memerintakan Bilal bin Rabbah untuk mengumandangkan azan hasil pengajaran malaikat melalui mimpi tersebut. Ketika Bilal beradzan, Umar bin Khattab terkejut, karena pada malam yang sama, ia juga diajari malaikat dengan bacaan azan yang sama. Malaikat juga bisa menolong manusia dengan cara yang sangat halus berupa pemberian inspirasi, ilham dan sejenisnya. Inilah yang disebut lamhah malakiyah atau lintasan pengetahuan dari alam malaikat. Di samping bertindak secara langsung untuk kebutuhan manusia, malaikat juga selalu mendoakan kebaikan untuk orang baik, dan hukuman penderitaan (la’nat) untuk orang-orang yang buruk perangai.
Dalam kehidupan kita, ada sunnatullah dan ‘inayatullah. Orang yang jatuh dari lantai 10 dan meninggal, misalnya, itulah sunnatullah, artinya sesuai dengan hukum alam. Tetapi, jika ternyata ia tidak meninggal karena berbagai sebab, maka itulah ‘inayatullah, artinya, ada tangan malaikat yang ikut menyelamatkannya atas perintah Allah. Allah SWT berfirman, “Dan bagi manusia, ada para malaikat yang menjaganya secara bergantian di depan dan dibelakangnya atas perintah Allah” (QS. Ar Ra’d [13]: 11). Inilah yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib r.a, setiap manusia dikawal malaikat penyelamat. Jika ada bahaya datang, dan hari itu bukan jadwal kematiannya, maka Allah memerintahkan malaikat untuk menyelematkannya. Tapi, jika hari telah ditentukan sebagai hari kematiannya, maka malaikat diperintahkan Allah untuk membiarkannya menuju ajalnya.
Dengan gambaran sifat-sifat malaikat di atas, maka kita benar-benar bisa menyapa mereka. Di luar shalat, kita dikawal malaikat, maka tentu lebih banyak malaikat yang menyertai dan mendoakan kita ketika kita sedang shalat. Anda pasti semakin merasakan nikmatnya shalat, jika misalnya ketika bersujud Anda menyapa (dalam hati) para malaikat, “Wahai Allah, Tuhannya semua malaikat, perintahkan mereka untuk mengawal aku agar selamat dari semua bencana, dan perintahkan pula membuka pintu-pintu rizki dan ilmu untukku.” Selamat menyapa malaikat dalam setiap shalat.
Malaikat adalah makhluk yang paling taat kepada Allah. Mereka selalu beribadah dan tak pernah melakukan kemaksiatan. Selain memuji Allah, para malaikat juga sering mendoakan kepada manusia. Banyak sekali dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menunjukkan bahwa malaikat selalu berdoa untuk orang-orang mukmin, baik doa umum maupun doa khusus karena amal shalih yang khusus. Di antara contoh doa Malaikat secara umum adalah dalam firman Allah Ta’ala:
هُوَ الَّذِي
يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى
النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
“Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikatNya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang) Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orangorang yang beriman.” (Al-Ahzab: 43)
Ibnu Katsir berkata: Adapun shalawat dari malaikat dalam ayat di atas, maknanya adalah doa dan istighfar bagi para manusia. (Tafsir Ibnu Katsir, 3/496)
Sementara doa-doa malaikat yang dipanjatkan secara khusus banyak disebutkan dalam habis Nabi SAW. Doa kebaikan para malaikat diperuntukkan bagi setiap orang yang mengamalkan amal-amal tertentu. Di antaranya.
1.Doa mereka kepada para penuntut ilmu
dan yang mengajarkannya.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ
عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْـجَنَّةِ وَإِنَّ الْـمَلاَئِكَةَ
لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ
لِلْعَالِـمِ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى الْـحِيْتَانُ فِى الْـمَاءِ
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga bersabda, “Sesungguhnya Allah, malaikat-Nya, penduduk bumi dan langit, serta semut yang berada di lubangnya dan ikan paus, mereka semua mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Timizi)
2. Doa malaikat kepada bagi orang-orang yang menunggu datangnya waktu shalat dan orang yang duduk di masjid setelah shalat.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ
أَحَدَكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلاةَ فَهُوَ فِي صَلاةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ
، تَدْعُو الْمَلائِكَةُ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Seorang hamba masih dihitung dalam shalat selama ia berada di tempat shalatnya untuk menunggu shalat dan malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah dia, Ya Allah, rahmatilah dia, hingga ia beranjak atau berhadas.” (HR Muslim)
3. Doa malaikat kepada orang yang menyempurnakan shaf dan menutup celah shaf.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى الَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ الصُّفُوْفَ.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berdoa bagi orang-orang yang menyempurnakan shaf. Dan barangsiapa menutup celah dalam shaf Allah akan mengangkat derajatnya satu tingkat.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
4. Doa malaikat kepada orang yang menempati shaf pertama dalam shalat
Rasulullah bersabda,“Apakah kamu tidak mau membuat shaf layaknya shaf para malaikat di hadapan RabbNya? Lalu kami (shahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana Malaikat bershaf di hadapan Rabbnya?’ Kemudian Rasulullah menjawab, “Mereka menyempurnakan shaf depan dan merapatkan shaf.” (HR Muslim, 1/322, hadits nomor 430)
5. Doa malaikat kepada orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Rasulullah SAW bersabda,“Tidaklah para hamba memasuki waktu pagi hari, melainkan dua malaikat akan turun. Salah satu malaikat tadi berkata, ‘Ya Allah berikanlah rezeki kepada orang yang berinfaq.’ Dan satunya lagi berkata, ‘Ya Allah berikanlah kenistaan bagi orang yang pelit’.” (HR Al-Bukhari, 3/304, hadits nomor 1442)
6. Doa malaikat kepada orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah n bersabda, “Tidaklah seorang muslim bershalawat kepadaku kecuali malaikat akan mendoakannya sebanyak ia bershalawat atasku. Maka para hamba hendaknya mempersedikit shalawat atau memperbanyaknya.” (Shahihul Jâmi’, 1/174, hadits nomor 5620)
7. Doa malaikat kepada orang yang melaksanakan sahur.
Rasulullah SAW bersabda:
فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya mendoakan orang-orang yang melaksanakan sahur.” (HR. Ahmad)
8. Doa malaikat kepada orang yang berpuasa ketika orang yang tidak berpuasa makan di hadapannya.
Diriwayatkan dari Ummu Ammarah binti Ka’ab dari kalangan Anshar, bahwa Nabi Saw mampir ke tempatnya. Kemudian Ummu Ammarah menyuguhkan kepada Rasul makanan. Lalu Rasulullah bersabda, “Makanlah.” Kemudian ia berkata, “Aku sedang berpuasa.” Lalu Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya malaikat mendoakan orang yang berpuasa ketika di hadapannya ada orang yang makan, sampai dia selesai makan atau kenyang.” (HR. At-Tirmidzi, 2/141, hadits nomor 782)
9. Malaikat mengamini doa orang yang menjenguk
orang yang sakit atau meninggal.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah ia berkata, Rasulullah bersabda, “Apabila kamu menjenguk orang yang sakit atau meninggal, ucapkanlah doa yang baik. Karena malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.” (HR Muslim, 2/633, hadits nomor 919
10. Malaikat mengamini setiap orang yang mendoakan saudaranya sesama muslim
Di riwayatkan dari Abu Darda’ a, ia berkata, “Rasulullah bersabda,‘Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya secara diam-diam kecuali malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga’.” (HR. Muslim)
11. Doa keselamatan dari malaikat di kedua sisi sirath.
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri a, ia berkata, “Rasulullah n menjelaskan tentang syafaat, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya manusia diletakkan di jembatan neraka Jahanam yang di atasnya terdapat duri dan pengait yang hendak mengait manusia. Dan di kedua sisinya ada malaikat yang berkata, ‘Ya Allah, selamatkan fulan, selamatkan fulan’.” (HR Ahmad, 3/26. Sanadnya shahih)
Download materi sak dulur papat limo pancersak dulur papat limo pancer |
0 comments:
Posting Komentar