Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Selasa, 21 Oktober 2025

Kisah rencana saudara nabi yusuf untuk membunuhnya



 Kisah rencana saudara nabi yusuf untuk membunuhnya

Yusuf berprasangka bahawa Saudaranya  membencinya sampai pada batas di mana sulit   baginya     untuk   merasa     nyaman     bersama     mereka,     dan    kemudian menceritakan         kepada      mereka      rahsia-rahsianya      yang     khusus      dan mimpi-mimpinya.   Tersembunyilah   penampilan   Nabi   Yakub   dan   anaknya,   lalu layar filem menampilkan kejadian lain, yaitu saudara-saudara Nabi Yusuf yang membuat persengkokolan:

Kisah rencana saudara nabi yusuf untuk membunuhnya


"Sesungguhnya        ada   beberapa     tanda-tanda      kekuasaan     Allah   pada    (kisah) Yusuf     dan   saudara-saudaranya        bagi   orang-orang     yang    bertanya.    (Yaitu) ketika     mereka     berkata:    Sesungguhnya        Yusuf   dan    saudara    kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini)   adalah   satu   golongan   (yang   kuat).   Sesungguhnya   ayah   kita   ada   dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia he suatu (daerah yang   tidak   di   kenal)   supaya   perhatian   ayahmu   tertumpah   kepadamu   saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik. Seorang di antara mereka berkata: 'Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dalam telaga, supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat. " (QS. Yusuf: 7-10)

Di   dalam   lembaran-lembaran   perjanjian   lama   disebutkan   bahawa   Nabi   Yusuf menceritakan   mimpinya   kepada   saudara-saudaranya.   Tidak   terdapat   isyarat Al-Qur'an     yang   menunjukkan       hal   itu.  Kalau    memang      demikian,    nescaya saudara-saudaranya   akan   menceritakan   hal   itu   dan   kedengkian   mereka   akan semakin     bertambah      sehingga   mereka     segera   membunuhnya.        Yusuf   percaya dengan      pesan    ayahnya      dan   ia   tidak    menceritakan      mimpinya      kepada saudara-saudaranya.           Meskipun       demikian,       saudara-saudaranya         tetap merencanakan        konspirasi    dan   niat  jahat   padanya.     Salah   seorang    mereka berkata:   "Mengapa   ayah   kita   lebih   mencintai   Yusuf   daripada   kita?"   Saudara yang    kedua    berkata:    "Barangkali    kerana    ketampanannya."       Saudara    ketiga berkata:     'Yusuf   dan   saudaranya     kedua-duanya       mendapat     tempat     di  hati ayahnya."   Saudara   yang   pertama   berkata:   "Sungguh   ayah   kita   telah   sesat." Salah    seorang    mereka    mengusulkan      sebuah    solusi:  "Kalau   begitu   bunuhlah Yusuf."   "Mengapa   kita   membunuhnya?   lebih   baik   kita   membuangnya   di   bumi yang jauh. Mengapa kita tidak membunuhnya, lalu kita merasa tenang." Salah seorang di antara mereka berkata: "Mengapa ia harus dibunuh? Apakah kalian ingin   menghindar      darinya?   Kalau   begitu,   lebih   baik  kita   membuangnya       ke dalam telaga yang di situ menjadi tempat lewatnya para kafilah. Maka kafilah itu   akan   mengambilnya   dan   membawanya   ke   tempat   yang   jauh   sehingga   ia jauh dari wajah ayahnya. Dengan   jauhnya   Yusuf,   maka   tujuan   kita   tercapai. Kemudian   setelah   itu,   kita   bertaubat   dari   kejahatan   kita   dan   kita   kembali menjadi orang-orang yang baik."

Dialog tersebut terus berlanjut setelah timbul ide untuk memasukan Yusuf ke telaga.   Namun   mereka   tetap   kembali   pada   ide-ide   itu   kerana   ia   dianggap sebagai   ide   yang   paling   aman.   Ide   untuk   membunuh   diurungkan.   Kemudian timbullah ide untuk menjauhkan dan membuang Yusuf. Itu dianggap ide yang paling   cemerlang.   Dari   sini   kita   memahami   bahawa   saudara-saudara   Yusuf meskipun   kejahatan   mereka   dan   kedengkian   mereka   sangat   kental,   namun dalam     had   mereka     masih    tersisa  titik-titik  kebaikan.    Akhirnya,     ide  untuk membuangnya          ke   telaga    diputuskan.      Kemudian      mereka     sepakat     untuk melaksanakan rencana itu:

"Mereka berkata: 'Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini   kebaikan   baginya.   Biarkan   dia   pergi   bersama   kami   esok   pagi, agar     ia   (dapat)     bersenang-senang          dan    (dapat)     bermain-main,        dan sesungguhnya         kami    pasti   menjaganya.'       Berkata     Yakub:     'Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkankanku dan aku khawatir kalau-kalau      dia   dimakan     serigala,   sedang    kamu     lengah    darinya.    Mereka berkata: 'Jika ia benar- benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat),   sesungguhnya   kami   kalau   demikian   adalah   orang-orang   yang   rugi.'" (QS. Yusuf: 11-14)

Terjadilah dialog antara mereka dan ayahnya dengan penuh kelembutan dan dendam   yang   tersembunyi.   Mengapa   engkau   tidak   merasa   aman   ketika   kami pergi dengan Yusuf? Apakah Yusuf dapat menjadi saudara kandung kami, lalu mengapa   engkau   khawatir   kepada   kami          jika   kami   membawanya.   Bukankah kami     mencintainya      dan    nanti   akan    menjaganya.       Mengapa     engkau     tidakmembiarkannya         pergi    bersama     kami    besok    untuk    bersenang-senang        dan bermain.   Bukankah   ketika   ia   pergi   dan   main-main,   itu   dapat   menghiburnya? Lihatlah     wajahnya      tampak     pucat    kerana     ia  sering    berdiam     di  rumah, seharusnya   ia   harus   bermain   agar   tampak   ceria.   Masalahnya   adalah,   Yakub khawatir terhadap serigala-serigala gurun. Apakah yang dimaksud Yakub adalah serigala-serigala     yang   ada   dalam    diri  mereka     atau   serigala-serigala    hakiki, yaitu binatang yang buas? Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Mereka membujuk   ayahnya   agar   mengizinkan   Yusuf   pergi   dengan   mereka.   Akhirnya, mereka berhasil meyakinkan ayahnya yang sangat khawatir kalau-kalau Yusuf dimakan   oleh   serigala.   Apakah   ini   masuk   akal?   Kami   sepuluh   orang   laki-laki, maka   mana   mungkin   kami   yang   banyak   ini   lalai   darinya?   Sungguh   kami   akan kehilangan sifat kejantanan kami seandainya terjadi peristiwa itu. Kami jamin bahawa   tidak   ada   seekor   serigala   pun   yang   akan   memakannya.   Kerana   itu, tidak    ada    yang    perlu   dikhuatirkan.     Si   ayah   berdiri    di  bawah     tekanan anak-anaknya. Mereka pun berhasil menemani Yusuf pada hari berikutnya dan pergi    dengannya     ke   gurun.   Mereka    menuju     tempat    yang   jauh   yang    belum pernah mereka berjalan sejauh itu. Mereka mencari telaga yang di situ sering dilewati oleh para kafilah dan mereka berencana untuk memasukan Yusuf ke dalam   telaga   itu.   Allah   s.w.t   mengilhamkan   kepada   Yusuf   bahawa   ia   akan selamat, maka ia tidak perlu takut. Allah s.w.t menjamin bahawa Yusuf akanbertemu dengan mereka pada suatu hari dan akan memberitahu mereka apa yang mereka lakukan kepadanya.

Selesailah     satu   adegan     dan   akan    dimulai    adegan    yang    lain.  Kita   bisa membayangkan   bahawa   Yusuf   sempat   melakukan   perlawanan   kepada   mereka namun      mereka     memukulinya      dan    mereka    memerintahnya        untuk   melepas bajunya,      lalu  mereka     menceburkannya        ke  dalam     telaga   dalam    keadaan telanjang.     Kemudian     Allah   s.w.t   mewahyukan       kepadanya     bahawa    ia  akan selamat dan kerananya ia tidak perlu takut. Di dalam telaga itu terdapat air, namun tubuh Nabi Yusuf tidak terkena hal yang membahayakan. Ia sendirian duduk di telaga itu, kemudian ia bergantungan dengan batu:

"Kemudian       mereka      datang    kepada     ayah    mereka     di   sore   hari   sambil menangis.       Mereka    datang    membawa        baju   gamisnya     (yang    berlumuran) dengan   darah   palsu.      Yakub   berkata:     'Sebenarnya   dirimu   sendirilah   yang memandang   baik   perbuatan   (yang   buruk)   itu;   maka   kesabaran   yang   baik itulah    (kesabaranku).      Dan    Allah  sajalah    yang   dimohon      pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.'" (QS. Yusuf: 16- 18)

Peristiwa ini terjadi di malam yang gelap. Tetapi kegelapan itu segera dipecah oleh tangisan sepuluh orang lelaki. Sementara itu, si ayah duduk di rumahnya lalu   anak-anaknya      masuk     menemuinya       di  tengah-tengah      malam    di   mana kegelapan malam menyembunyikan kegelapan had dan kegelapan kebohongan yang    siap   ditampakkan.     Nabi   Yakub    bertanya:    "Mengapa     kalian   menangis? Apakah   terjadi   sesuatu   pada   kambing?   Mereka   berkata   sambil   meningkatkan tangisannya:

"Wahai     ayah    kami,   sesungguhnya       kami   pergi   berlumba-lumba        dan   kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu   sekali-kali   tidak   akan   pernah   percaya   kami,   walaupun   kami   adalah orang-orang yang benar. " (QS. Yusuf: 17)

"Setelah   kembalinya   kita   dari   adu   lari,   kita   dikejutkan   ketika   melihat   Yusuf telah berada di perut serigala. Kita tidak menemukan Yusuf. Mungkin engkau tidak percaya kepada kami meskipun kami jujur, tetapi kami menceritakan apa yang   sesungguhnya   terjadi.   Kita   tidak   berbohong   kepadamu.   Sungguh   Yusuf telah   dimakan   oleh   serigala.   Inilah   pakaian   Yusuf.   Kita   menemukan   pakaian Yusuf berlumuran darah sedangkan Yusuf tidak kita temukan:"Mereka  datang membawa baju  gamisnya (yang   berlumuran) dengan   darah palsu. " (QS. Yusuf: 18)

Mereka     menyembelih      kambing     atau   rusa  lalu  melumurkan      darah   palsu   ke pakaian Yusuf. Mereka lupa untuk merobek-robek pakaian Yusuf. Mereka malah membawa  pakaian    sebagaimana       biasanya     (masih    utuh)    tetapi    hanya berlumuran darah. Mereka melemparkan pakaian Yusuf di depan ayahnya yang saat    itu  sedang   duduk.    Nabi   Yakub    memegang      pakaian    anaknya.    Lalu   ia mengangkat       pakaian    itu   dan   memperhatikannya        di   bawah    cahaya     yang terdapat dalam kamar. Ia membalik-balikkan baju itu di tangannya namun ia mendapatinya   masih   utuh   dan   tidak   ada   tanda-   tanda   cakaran   atau   robek. Serigala   apa   yang   makan   Yusuf?   Apakah   ia   memakannya   dari   dalam   pakaian tanpa merobek pakaiannya? Seandainya Yusuf mengenakan pakaiannya lalu ia dimakan   oleh   serigala,   nescaya   pakaian   tersebut   akan   robek.   Seandainya   ia telah    melepas    bajunya     untuk   bermain     dengan    saudara-saudaranya,       maka bagaimana pakaian tersebut dilumuri dengan darah sementara saat itu ia tidak menggunakan pakaian? Melalui bukti-bukti itu, Nabi Yakub mengetahui bahawa mereka   berbohong.   Yusuf   tidak   dimakan   oleh   serigala.   Si   ayah   mengetahui bahwa mereka berbohong. Ia mengungkapkan hal ini dalam perkataannya:

"Yakub      berkata:    'Sebenarnya      dirimu    sendirilah    yang   memandang  baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan   Allah   sajalah   yang   dimohon   pertolongan-Nya   terhadap   apa yang kamu ceritakan.'" (QS. Yusuf: 18)

Demikianlah   perilaku   nabi   yang   bijaksana.   Ia   meminta   agar   diberi   kesabaran dan memohon pertolongan kepada Allah s.w.t atas apa yang mereka lakukan terhadap     anaknya.

0 comments:

Posting Komentar