Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki

Senin, 07 April 2025

Ibnu Shayyad yang Dianggap Dajjal

 Ibnu Shayyad yang Dianggap Dajjal 

Abu Sulaiman Al Khaththabi berkata: Sesungguhnya banyak perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan orang banyak tentang permasalahan Ibnu Shayyad (anak si pemburu). Dikarenakan begitu rumitnya permasalahan ini, maka ada yang bertanya, "Bagaimana mungkin kalau Rasulullah bisa berteman dengan orang yang mendakwakan dirinya sebagai nabi,

Ibnu Shayyad yang Dianggap Dajjal


bahkan Rasulullah SAW tinggal bersamanya di Madinah?Serta perlakuan tidak baiknya pada Nabi dan dia juga tahu tentang Ad-Dukhan, dan Nabi SAW juga berkata kepadanya, 'celakalah engkau, wahai Ibnu Shayyad. Sungguh engkau tidak akan bisa melawan takdir Tuhan kepadamu'?"

Abu Sulaiman berkata: Menurutku, persoalan ini muncul pada hari rekonsiliasi antara Nabi dengan orang-orang Yahudi dan para sekutunya. Itu terjadi setelah kedatangan Nabi di Madinah. Dalam surat perjanjian dituliskan bahwa antara Nabi dan orang-orang Yahudi harus bekerja sama dan tidak boleh saling memutuskan hubungan. Pada saat perjanjian itu, Ibnu Shayyad berada dalam hitungan kaum Yahudi.Dia juga mempraktekkan ilmu perdukunan dan nujum.

(Tentang Ad-Dukhan) yang disampaikan Ibnu Shayyad itu berasal dari syetan dan bukan berasal dari wahyu, karena dia tidak akan mempunyai kemampuan seperti nabi. Selanjutnya Nabi SAW menjawab ucapan tersebut, "Celakalah engkau, sungguh engkau tidak akan bisa melawan takdir Tuhan kepadamu?" Sedangkan apa yang diucapkan oleh syetan sebagiannya kadang-kadang benar dan sebagian lagi kadang-kadang salah.

Anak tersebut adalah putera seorang pemburu Yahudi yang tinggal di Madinah pada zaman Rasulullah SAW.Anak tersebut mempunyai sifat-sifat Al Masih Ad-Dajjal.Dia seorang peramal (dukun) dan salah satu dari dajjal yang ada.Keberadaannya membuat ragu para sahabat, bahkan bagi Rasulullah sendiri. Akan tetapi, wahyu dari Allah SWT yang menerangkan tentang anak tersebut tidak pernah turun kepada beliau SAW. Kisah anak seorang pemburu itu adalah suatu hal yang mustahil dan mencurigakan.Akan tetapi, yang jelas dia adalah salah satu dari dajjal yang ada.Wahyu juga tidak pernah turun kepada Nabi SAW (yang menerangkan tentang anak tersebut.) Bahkan beliau SAW berkata kepada Umar bin Al Khaththab ketika dia hendak membunuhnya, "Tidak ada baiknya bagi engkau untuk membunuhnya." (HR. Al Bukhari)

Dikatakan bahwa Nabi berkata kepada Umar, "Jika dia Dajjal maka engkau tidak akan berkuasa terhadapnya, dan jika dia bukan Dajjal maka tidak ada baiknya bagi engkau untuk membunuhnya." Hal itu disebabkan yang akan membunuhnya adalah Isa bin Maryam. (HR. Muslim)

Oleh karena itu, kita tidak akan memperpanjang masalah ini, akan tetapi hanya menyerahkannya kepada Allah SWT.

Adapun hikmah dari permasalahan ini adalah bahwa Allah memberikan ujian kepada orang mukmin agar mereka memerangi siapa saja yang ingin menghilangkan tanda-tanda kebesaran Allah.Sesungguhnya Allah telah memberikan ujian kepada kaum Musa berupa seekor patung anak lembu.Sebagian mereka ada yang selamat dari ujian tersebut (mereka inilah orang-orang yang mendapat petunjuk) dan sebagian lainnya tidak sanggup menghadapi ujian itu.

Riwayat yang menceritakan tentang Ibnu Shayyad sangat banyak dan beraneka ragam, diantaranya menceritakan bahwa Ibnu Shayyad telah bertobat dan dia meninggal di Madinah.Sebelum dia dishalatkan, orang-orang menyingkapkan wajahnya sehingga semua orang yang ada pada saat itu dapat melihatnya.

Seseorang yang sudah tua mengatakan bahwa Jabir dan Umar telah bersumpah bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal, dan ini merupakan pendapat yang shahih, yang berbeda dengan pendapat tersebut.

Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal, berdasarkan pendapat Abu Dzar.

Ibnu Umar dan Ibnu Jabir mengatakan bahwa mereka kehilangan dia pada hari yang sangat panas.Hal ini berbeda dengan riwayat yang menyebutkan bahwa dia meninggal di Madinah.

Keterangan tambahan mengenai Dajjal yang menurut pendapat kami adalah Ibnu Shayyad, akan dijelaskan dalam pembahasan tentang al jassasah dalam bab berikutnya.

 

0 comments:

Posting Komentar