Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki

Kamis, 10 April 2025

KIsah Nabi Nuh As

 KISAH NABI NUH A.S

Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan

dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.

Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di

antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran

agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik

meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah

pimpinan Iblis.

Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi

Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah

patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai

tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala

kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut

kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu

diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera ke****an

mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa "

kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr"


Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak

mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid

menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan

kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan

dan Iblis.

Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh

Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi

dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air


yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam

menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan

adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka

buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada

mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya

di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap

perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi,

fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya

melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan

kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang

kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi

pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan

dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau

mematahkannya.

Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda

kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap

kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan

terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan

mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus

orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah.

Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat,

yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak

mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas

agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka

berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan

usaha dakwah Nabi nuh.


Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan

tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan

seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang

malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan

manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya

seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka

seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak

mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa

memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu

itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami

itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang

mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang

pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang

masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu

dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal

kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu

tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa

engkau adalh pendusta belaka."


Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa

aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai

kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak

ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap

mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan

kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang

manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya

kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang

benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada

Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya

pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada

hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni

dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia

kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau

menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha

Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".

Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki

kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama

yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani,

buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak

dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup

mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan

bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan

dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya

yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."


Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa

adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang ****, yang kaya

mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya

mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai

kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para

pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan

dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku

orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan

keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah

membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku.

Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada

mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan

ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan

tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran

yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang **** dan tidak berfikiran sihat.


Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi

Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau,

maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat

dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap

tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat

kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan

bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang

menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan

ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap

meragukan dakwahmu."


Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun

berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan

penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha

Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan

terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah

kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai

dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak

yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang,

tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu,

Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima

dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil

kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan

tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran

dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia

mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui

kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya

ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan

menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal

mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:


"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka

yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati

karena apa yang mereka perbuatkan."

Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan

habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas

kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang

pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha

menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak

akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak

yang kafir spt.mereka."

Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi

menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman

Allah dengan mati tenggelam.

Nabi Nuh Membuat Kapal

Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh

mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan

untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari

kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam

menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.

Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan

tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dar

ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina

kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila

engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi da

rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembua

kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu

untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke

laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan

tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengeje

dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu

dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya

azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."


Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut

pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan

kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut

bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis

makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."

Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang

dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa

menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak

bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal

Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang

diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.


Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya

menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala

ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan

gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang

sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.

Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat

orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba

terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam

dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang

sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan

kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan

cemas menghadapi maut ditelan gelombang.


Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat

suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu

bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau

selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan,

putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan

kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan

ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan

pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat

menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau

oleh air bah ini."


Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan

engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat

melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang

memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."

Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang

yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan

air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.


Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak

beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya

Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari

keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim

yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia

puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu,

melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp

kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima

dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan

golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya

danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu,

mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah

mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada

dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang

engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam

golongan orang-orang yang ****."


Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya

kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap

orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia

memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh

perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya

cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia

sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon

ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari

godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku

menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak

memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi

orang yang rugi."Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang

kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi

kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah

kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi

umat yang menyertaimu."


Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh

dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan

dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang

menimpa di atas mereka.

Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.

Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan

kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp

hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia

adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga

ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut

dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan

menentangnya.

Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang

bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis

Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia

menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga

peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak

dilahirkan oleh ibumu."

0 comments:

Posting Komentar