Kepribadian dan Kesederhanaan Nabi Muhammad SAW
Beliau adalah cermin terbesar dari tingkat cinta yang tertinggi. Beliau adalah seorang yang paling banyak berbuat demi Islam dan paling banyak sedikit mengharapkan balasan darinya. Meskipun beliau seorang pemimpin namun beliau hidup dalam kesederhanaan.
adalah seorang tentara yang paling sederhana. Tempat tidurnya bersih tetapi kasar, dan rumahnya tidak Beliau menampakkan kesibukan yang di dalamnya memasak berbagai macam hidangan. Beliau justru menyiapkan hidangan yang sangat sederhana. Makanan utama beliau adalah roti kering yang dicampur dengan minyak. Keinginan besar beliau adalah tersebarnya dakwah Islam. Kaum Muslim menyadari bahwa kesempurnaan Islam tidak akan terwujud kecuali ketika cinta Allah SWT dan Rasul- Nya lebih didahulukan daripada cinta diri sendiri, cinta kepada wanita, cinta kepada anak, kepentingan, kekuasaan, kehidupan, dan apa saja yang tidak ada hubungannya dengan Allah SWT dan Rasul-Nya. Demikianlah kaum Muslim sangat mencintai pemimpin mereka lebih dari kehidupan pribadi mereka. Di samping pekerjaan dan cinta tersebut, didirikanlah pemerintahan Islam yang berdasarkan kaidah-kaidah kebebasan, musyawarah dan jihad. Kebebasan dalam Islam bukan sekadar perhiasan yang dilekatkan kepada tubuh Islam tetapi ia merupakan tenunan dari sel-sel yang hidup itu. Allah SWT telah membebaskan kaum Muslim dari penyembahan selain dari-Nya. Dengan demikian, runtuhlah semua belenggu yang hinggap di atas akal, hati, dan masyarakat. Seorang Muslim memiliki—dalam Islam—suatu kebebasan yang diberikan kepadanya agar ia melihat sesuatu dengan akalnya dan mendebat segala sesuatu dengan akalnya. Dan hendaklah ia merasa puas dengan sesuatu yang dapat menenteramkan hatinya. Kebebasan dalam Islam bukan kebebasan mutlak yang menjurus kepada anarkisme dan diskriminasi tetapi kebebasan dalam Islam adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Dalam ruang lingkup nas-nas yang pasti yang terdapat dalam Al-Qur'an atau sunah tidak ada kebebasan di hadapan orang Muslim selain kebebasan untuk berlomba-lomba untuk menerapkan apa yang mereka pahami. Selain itu, seorang bebas sampai tidak terbatas, dan pintu ijtihad tetap terbuka sampai tidak ada batasnya, karena pintu ijtihad adalah akal dan menutup pintu ijtihad yakni menutup akal dan itu berarti akan membawa kematian baginya.
0 comments:
Posting Komentar