Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Rabu, 09 Juli 2025

Kisah Nabi Sulaiman A.S dan Ratu Balqis

Kisah Nabi Sulaiman A.S dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya      pergilah   ia  meneruskan      perjalannya    ke   Yaman.    Setibanya     di  San'a   -  ibu  kota Yaman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada    diantara   kawasan     burung    yang   selalu  berada   di  tempat   untuk    melakukan     tugas   dan perintah Nabi Sulaiman. 

Kisah Nabi Sulaiman A.S dan Ratu Balqis

Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata. Berkata     burung     Hud-hud     yang    hinggap    didepan     Sulaiman     sambil    menundukkan       kepala ketakutan:: "Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan   yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu   itu   duduk   di   atas   sebuah   tahta   yang   megah   bertaburkan   permata   yang   berkilauan.   Aku melihat     ratu   dan   rakyatnya     tidak   mengenal     Tuhan     Pencipta    alam    semesta    yang    telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya,   tetapi   kepada   matahari.   Mereka   bersujud   kepadanya   dikala   terbit   dan   terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar." Berkata   Sulaiman   kepada   Hud-hud:   "Baiklah,   kali   ini   aku   ampuni   dosamu   kerana   berita   yang engkau     bawakan     ini  yang   aku   anggap    penting   untuk   diperhatikan    dan   untuk   mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau      maksudkan       itu,  kemudian      kembalilah      secepat-cepatnya,      sambil    kami     menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini." HUd-hud       terbang     kembali    menuju     Saba    dan    setibanya    di   atas   istana   kerajaan    Saba dilemparkanlah   surat   Nabi   Sulaiman   tepat   di   depan   ratu   Balqis   yang   sedang   duduk   dengan megah     di  atas  tahtanya.   Ia  terkejut   melihat   sepucuk    surat  jatuh   dari  udara   tepat  di  depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu   datang   dan   siapakah    yang    secara   kurang    hormat    melemparkannya        tepat  di  depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: "Dengan Nama Allah   Yang   Maha   Pengasih   lagi   Penyayang,   surat   ini   adalah   daripadaku,   Sulaiman.   Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri." Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan    para  penasihat    kerajaan   berkumpul     untuk   memusyawarahkan         tindakan   apa   yang   harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu. Berkatlah   para   pembesar   itu   ketika   diminta   petimbangannya:   "Wahai   paduka   tuan   ratu,   kami adalah   putera-putera   yang   dibesarkan   dan   dididik   untuk   berperang   dan   bertempur   dan   bukan untuk    menjadi    ahli  pemikir   atau  perancang    yang   patut   memberi    pertimbangan     atau   nasihat kepadamu.   Kami   menyerahkan   kepadamu   untuk   mengambil   keputusan   yang   akan   membawa kebaikan     bagi   kerajaan    dan   kami    akan    tunduk    dan   melaksanakan      segala   perintah    dan keputusanmu   tanpa   ragu.   Kami   tidak   akan   gentar   menghadapi   segala   ancaman   dari   mana   pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu." Ratu Balqis menjawab: "Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak   sependirian   dengan   kamu   sekalian.   Menurut   pertimbanganku,   lebih   bijaksana   bila   kami menempuh       jalan  damai    dan  menghindari     cara   kekerasan    dan  peperangan.     Sebab   bila  kami menentang   secara   kekerasan   dan   sampai   terjadi   perang   dan   musuh   kami   berhasil   menyerbu masuk     kota-kota    kami,   maka   nescaya    akan   berakibat   kerusakan     dan  kehancuran     yang   sgt menyedihkan. Mereka   akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan   rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa   ke   semasa.   Maka   menghadapi   surat   Sulaiman   yang   mengandung   ancaman   itu,   aku   akan cuba   melunakkan   hatinya   dengan   mengirimkan   sebuah   hadiah   kerajaan   yang   akan   terdiri   dari barang-barang      yang    berharga   dan   bermutu    tinggi   yang   dapat   mempesonakan        hatinya   dan menyilaukan      matanya     dan  aku   akan   melihat   bagaimana     ia  memberi     tanggapan    dan   reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya. Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang   yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan   Nabi   Sulaiman   burung   pengintai   Hud-hud   memberitakan   kepadanya   rancangan   Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya. Setelah   mendengar   berita   yang   dibawa   oleh   Hud-hud   itu,   Nabi   Sulaiman   mengatur   rencana penerimaan   utusan   Ratu   Balqis   dan   memerintahkan   kepada   pasukan   Jinnya   agar   menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba.

Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan   setelah   mendengar   uraian   mereka   tentang   maksud   dan   tujuan   kedatangan   mereka   dengan hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu dengan hadiah- hadiah   ini   kepada   ratumu.   Katakanlah   kepadanya   bahawa   Allah   telah   memberiku   rezeki   dan kekayaan      yang    melimpah     ruah    dan   mengurniaiku      dengan     kurnia   dan   nikmat    yang    tidak diberikannya   kepada   seseorang   drp   makhluk-Nya.   Di   samping   itu   aku   telah   diutuskan   sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari   kewajiban   dakwah   kenabianku   oleh   harta   benda   dan   emas   walaupun   sepenuh   bumi   ini. Kamu   telah   disilaukan   oleh   benda   dan   kemegahan   duniawi,   sehingga   kamu   memandang   besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu     dan   pengikut-pengikutnya       dari  negerinya     sebagai-   orang-orang     yang   hina-dina    yang kehilangan   kerajaan   dan   kebesarannya,   jika   ia   tidak   segera   memenuhi   tuntutanku   dan   datang berserah diri kepadaku." Perutusan   Balqis   kembali   melaporkan   kepada   Ratunya   apa   yang   mereka   alami   dan   apa   yang telah   diucapkan   oleh   Nabi   Sulaiman.   Balqis   berfikir,   jalan   yang   terbaik   untuk   menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib     di  samping     kekuasaan     lahirnya   dan    bahwa    apa   yang    dia  telah   ancamkan      melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya,    siapakah    diantara    mereka    yang   sanggup     mendatangkan       tahta  Ratu    Balqis   sebelum orangnya datang berserah diri. Berkata   Ifrit,   seorang   Jin   yang   tercerdik:   "Aku   sanggup   membawa   tahta   itu   dari   istana   Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai. Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu." Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia:   Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia."

Menyonsong        kedatangan     Ratu    Balqis,   Nabi   Sulaiman     memerintahkan       orang-orangnya       agar mengubah   sedikit   bentuk   dan   warna   tahta   Ratu   itu   yang   sudah   berada   di   depannya   kemudian setelah    Ratu    itu  tiba   berserta   pengiring-pengiringnya,        bertanyalah    Nabi    Sulaiman     seraya menundingkan kepada tahtanya:   "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan ini adalah     tahtaku   sendiri,"   seraya   bertanya-tanya     dalam    hatinya,   bagaimana      mungkin     bahawa tahtanya   berada   di   sini   padahal   ia   yakin   bahawa   tahta   itu   berada   di   istana   tatkala   ia   bertolak meninggalkan Saba. Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk   penerimaannya.   Lantai   dan   dinding-dindingnya   terbuat   dari   kaca   putih.   Balqis   segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya. Berkata Nabi Sulaiman   kepadanya:   "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini." "Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan   nikmat   dan   kurnia-Mu,   merugikan   dan   menzalimi   diriku   sendiri   sehingga   terjatuh dari   cahaya   dan   rahmat-Mu.   Ampunilah   aku.         Aku   berserah   diri   kepada   Sulaiman   Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang." Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli   sejarah   nabi-nabi,   bahawa   Nabi   Sulaiman   pada   akhirnya   kahwin   dengan   Balqis   dan   dari perkahwinannya itu lahirlah seorang putera. Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu alam bisshawab.

0 comments:

Posting Komentar