Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Kamis, 29 Mei 2025

sejarah Nabi Ibrahim A.S

 Nabi Ibrahim A.S

Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram"   dalam   kerajaan   "Babylon"   yang   pd   waktu   itu   diperintah   oleh   seorang   raja   bernama "Namrud bin Kan'aan." Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam   keadaan   serba   cukup   sandang   mahupun   pandangan   serta   saranan-saranan   yang   menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mereka.Akan tetapi tingkatan hidup rohani mereka masih berada di tingkat jahiliyah. mereka tidak mengenal Tuhan Pencipta mereka yang telah memberi karunia mereka     dengan     segala   kenikmatan     dan   kebahagiaan     duniawi.   

sejarah nabi ibrahim

Persembahan       mereka    adalah patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah. Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan      mutlak.Semua       kehendaknya      harus   terlaksana   dan   segala   perintahnya     merupakan undang-undang   yang   tidak   dpt   dilanggar   atau   di   tawar.   Kekuasaan   yang   besar   yang   berada   di tangannya      itu  dan  kemewahan       hidup   yang   berlebih-lebihan yang        ia  nikmati   lama-kelamaan menjadikan      ia  tidak   puas   dengan    kedudukannya       sebagai    raja.  Ia  merasakan     dirinya   patut disembah   oleh   rakyatnya   sebagai   tuhan.   Ia   berfikir   jika   rakyatnya   mahu   dan   rela   menyembah patung-patung       yang    terbina   dari   batu   yang   tidal   dpt   memberi     manfaat    dan    mendtgkan kebahagiaan   bagi   mereka,   mengapa   bukan   dialah   yang   disembah   sebagai   tuhan.Dia   yang   dpt berbicara,   dapat   mendengar,   dpt   berfikir,   dpt   memimpin   mereka,   membawa  kemakmuran   bagi mereka dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dpt mengubah orang miskin menjadi     kaya   dan   orang   yang   hina-dina    diangkatnya     menjadi    orang   mulia.   di  samping     itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas. Di tengah-tengah masyarakat   yang sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah   yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calun Rasul dan    pesuruh    Allah   yang   akan   membawa       pelita  kebenaran     kepada    kaumnya,jauh-jauh       telah diilhami    akal   sihat   dan  fikiran   tajam  serta   kesedaran   bahwa   apa    yang   telah   diperbuat   oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang sesat yang menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar   yang harus dibanteras dan diperangi   agar mereka kembali kepada persembahan   yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini. Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat       untuk   menjajakan     barang-barang      itu  bahkan    secara   mengejek     ia  menawarkan patung -patung ayahnya kepada calon pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini?

 " Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah Mati Dihidupkan Kembali Oleh AllahNabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang     berlaku    dalam    masyarakat     kaumnya      ingin   lebih   dahulu    mempertebalkan        iman    dan keyakinannya, menenteramkan hatinya     serta   membersihkannya         dari   keragu-raguan      yang    mungkin      esekali   mangganggu fikirannya     dengan     memohon       kepada    Allah    agar   diperlihatkan    kepadanya      bagaimana      Dia menghidupkan   kembali   makhluk-makhluk   yang   sudah   mati.Berserulah   ia   kepada   Allah:   "   Ya Tuhanku!   Tunjukkanlah   kepadaku   bagaimana   engkau   menghidupkan   makhluk-makhluk   yang sudah     mati."Allah     menjawab      seruannya     dengan     berfirman:Tidakkah       engkau     beriman     dan percaya   kepada   kekuasaan-Ku?   "Nabi   Ibrahim   menjawab:"   Betul,   wahai   Tuhanku,   aku   telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu." Allah   memperkenankan   permohonan   Nabi   Ibrahim   lalu   diperintahkanlah   ia   menangkap   empat ekor    burung     lalu  setelah   memperhatikan        dan   meneliti    bahagian    tubuh-tubuh      burung    itu, memotongnya         menjadi    berkeping-keping      mencampur-baurkan         kemudian      tubuh   burung    yang sudak   hancur-luluh   dan   bercampur-baur   itu   diletakkan   di   atas   puncak   setiap   bukit   dari   empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain. Setelah   dikerjakan   apa   yang   telah   diisyaratkan   oleh   Allah   itu,   diperintahnyalah   Nabi   Ibrahim memanggil       burung-burung      yang   sudah    terkoyak-koyak      tubuhnya     dan  terpisah   jauh   tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain. Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dalam keadaan utuh    bernyawa      seperti  sedia   kala   begitu   mendengar      seruan    dan   panggilan     Nabi   Ibrahim kepadanya   lalu   hinggaplah   empat   burung   yang   hidup   kembali   itu   di   depannya,   dilihat   dengan mata   kepalanya   sendiri   bagaimana   Allah   YAng   Maha   Berkuasa   dpt   menghidupkan   kembali makhluk-Nya   yang   sudah   mati   sebagaimana   Dia   menciptakannya   dari   sesuatu   yang   tidak   ada. Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan      dan   kehendak      Allah   tidak   ada   sesuatu   pun    di  langit  atau   di  bumi    yang    dpt menghalangi       atau   menentangnya      dan   hanya    kata  "Kun"     yang   difirmankan     Oleh-Nya     maka terjadilah akan apa yang dikenhendaki " Fayakun". Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya Aazar,    ayah    Nabi   Ibrahim    tidak   terkecuali   sebagaimana      kaumnya     yang    lain,  bertuhan   dan menyembah   berhala   bah   ia   adalah   pedagang   dari   patung-patung   yang   dibuat   dan   dipahatnya sendiri dan drpnya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan. Nabi    Ibrahim   merasa   bahwa   kewajiban   pertama         yang   harus   ia   lakukan   sebelum   berdakwah kepada   orang   lain   ialah   menyedarkan   ayah   kandungnya   dulu   orang   yang   terdekat   kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan  bodoh.

Beliau      merasakan     bahawa     kebaktian    kepada    ayahnya     mewajibkannya       memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa. Dengan   sikap   yang   sopan   dan   adab   yang   patut   ditunjukkan   oleh   seorang   anak   terhadap   orang tuanya     dan  dengan     kata-kata   yang   halus   ia  dtg  kepada    ayahnya     menyampaikan       bahwa     ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu   yang tidak dimiliki oleh ayahnya.   Ia   bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan     apakah    yang    mendorongnya       untuk   menyembah       berhala   seperti   lain-lain  kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya     agar   merenungkan       dan  memikirkan      nasihat   dan   ajakannya    berpaling    dari  berhala- berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mereka rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia. Aazar   menjadi   merah   mukanya   dan   melotot   matanya   mendengar   kata-kata   seruan   puteranya Nabi   Ibrahim   yyang   ditanggapinya   sebagai   dosa   dan   hal   yang   kurang   patut   bahwa   puteranya telah   berani   mengecam      dan   menghina     kepercayaan     ayahnya     bahkan    mengajakkannya       untuk meninggalkan   kepercayaan   itu   dan   menganut   kepercayaan   dan   agama   yang   ia   bawa.   Ia   tidak menyembunyikan   murka   dan   marahnya   tetapi   dinyatakannya   dalam   kata-kata   yang   kasar   dan dalam maki hamun seakan-akan tidak ada hunbungan diantara mereka. IA berkata kepada Nabi Ibrahim     dengan     nada   gusar:   "  Hai   Ibrahim!     Berpalingkah     engkau     dari  kepercayaan      dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar      aku    mengikutinya?        Janganlah      engkau      membangkitkan          amarahku       dan    cuba mendurhakaiku.Jika   engkau   tidak   menghentikan   penyelewenganmu   dari   agama   ayahmu   tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu     atap.  Pergilah    engkau     dari   mukaku     sebelum     aku    menimpamu        dengan    batu    dan mencelakakan engkau." Nabi    Ibrahim    menerima     kemarahan      ayahnya,   pengusirannya      dan   kata-kata   kasarnya    dengan sikap   tenang,   normal   selaku   anak   terhadap   ayah   seray  berkaat:   "   Oh   ayahku!   Semoga   engkau selamat,   aku   akan   tetap   memohonkan   ampun   bagimu   dari   Allah   dan   akan   tinggalkan   kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam   keadaan   sedih   dan   prihati   karena   tidak   berhasil   mengangkatkan   ayahnya   dari   lembah syirik dan kufur.

Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala Kegagalan       Nabi   Ibrahim    dalam    usahanya     menyedarkan      ayahnya     yang   tersesat   itu  sangat menusuk hatinya karena ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya. Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi   ketetapan   hatinya   dan   melemahkan   semangatnya   untuk   berjalan   terus   memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul- Nya Nabi    Ibrahim    tidak   henti-henti   dalam   setiap   kesempatan     mengajak     kaumnya     berdialog    dan bermujadalah   tentang   kepercayaan   yang   mereka   anut   dan   ajaran   yang   ia   bawa.   Dan   ternyata bahwa bila mereka sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mereka maka dalil dan alasan yang usanglah yang mereka kemukakan iaitu bahwa mereka hanya meneruskan apa yang oleh bapa-bapa dan nenek moyang mereka dilakukan dan sesekali mereka tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi. Nabi   Ibrahim   pada   akhirnya   merasa   tidak   bermanfaat   lagi   berdebat   dan   bermujadalah   dengan kaumnya yang berkepala batu dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang   dikemukakan   oleh   beliau   dan   selalu   berpegang   pada   satu-satunya   alasan   bahwa   mereka tidak   akan   menyimpang   dari   cara   persembahan   nenek   moyang   mereka,   walaupun   oleh   Nabi Ibrahim     dinyatakan     berkali-kali   bahwa    mereka     dan   bapa-bapa    mereka     keliru  dan   tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis. Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata   yang   dapat   mereka   lihat   dengan   mata   kepala   mereka   sendiri   bahwa   berhala-berhala   dan patung-patung       mereka     betul-betul    tidak   berguna    bagi    mereka    dan    bahkan     tidak   dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Adalah   sudah   menjadi   tradisi   dan   kebiasaan   penduduk   kerajaan   Babylon   bahwa   setiap   tahun mereka   keluar   kota   beramai-ramai   pd   suatu   hari   raya   yang   mereka   anggap   sebagai   keramat. Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman   yang cukup. mereka bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan        kota-kota   mereka     kosong    dan   sunyi.   mereka    berseru   dan   mengajak     semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mereka merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim   yang dibuat- buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mereka bila ia turut serta.

"   Inilah   dia   kesempatan   yang   ku   nantikan,"  kata   hati   Nabi   Ibrahim   tatkala   melihat   kota   sudah kosong     dari   penduduknya,      sunyi   senyap    tidak   terdengar    kecuali   suara   burung-burung      yang berkicau,     suara   daun-daun     pohon    yang   gemerisik     ditiup  angin    kencang.    Dengan     membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan   itu.   Sambil   menunjuk   kepada   semahan   bunga-bunga   dan   makanan   yang   berada   di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:" Mengapa kamu tidak makan makanan yang lazat yang disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu."Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di   tangannya.     Patung   yang    besar   ditinggalkannya     utuh,   tidak   diganggu    yang    pada   lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu. Terperanjat   dan   terkejutlah   para   penduduk,   tatkala   pulang   dari   berpesta   ria   di   luar   kota   dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mereka hancur berantakan dan menjadi potongan- potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub:   "Gerangan   siapakah   yang   telah   berani   melakukan   perbuatan   yang   jahat   dan   keji   ini terhadap   tuhan-tuhan   persembahan   mereka   ini?"   Berkata   salah   seorang   diantara   mereka:"   Ada kemungkinan bahwa orang   yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami   yang bernama      Ibrahim     itulah  yang    melakukan      perbuatan     yang    berani   ini."  Seorang     yang    lain menambah keterangan dengan berkata:" Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu- satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap   kepercayaan   dan   persembahan   mereka.   Suara   marah,   jengkel   dan   kutukan   terdengar dari   segala   penjuru,    yang   menuntut     agar   si  pelaku   diminta    bertanggungjawab        dalam    suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya. Dan   memang   itulah   yang   diharapkan   oleh   Nabi   Ibrahim   agar   pengadilannya   dilakukan   secara terbuka   di   mana   semua   warga   masyarakat   dapat   turut   menyaksikannya.   Karena   dengan   cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mereka yang bathil dan   sesat   itu,   seraya   menerangkan   kebenaran   agama   dan   kepercayaan           yang   ia   bawa,   kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan. Hari     pengadilan     ditentukan     dan    datang     rakyat    dari   segala    pelosok    berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu. Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin   dengan   teriakan   kutukan   dan   cercaan,   menandakan   sangat   gusarnya   para   penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mereka.

Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab: " Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Para  hakim   penanya   terdiam   sejenak   seraya   melihat   yang   satu   kepada   yang   lain   dan   berbisik- bisik,   seakan-akan      Ibrahim    yang    mengandungi       ejekan   itu.  Kemudian      berkata    si  hakim:" Engkaukan   tahu   bahwa   patung-patung   itu   tidak   dapat   bercakap   dan   berkata   mengapa   engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah waktunya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim, maka     sebagai    jawapan    atas  pertanyaan     yang   terakhir   itu  beliau   berpidato    membentangkan kebathilan     persembahan      mereka,yang      mereka     pertahankan     mati-matian,     semata-mata     hanya karena   adat   itu   adalah   warisan   nenek-moyang.   Berkata   Nabi   Ibrahim   kepada   para   hakim   itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan   tidak   dapat   menolong   dirinya   dari   kehancuran   dan   kebinasaan?   Alangkah   bodohnya kamu   dengan   kepercayaan   dan   persembahan   kamu   itu!   Tidakkah   dapat   kamu   berfikir   dengan akal   yang   sihat   bahwa   persembahan   kamu   adalah   perbuatan   yang   keliru   yang   hanya   difahami oleh   syaitan.   Mengapa   kamu   tidak   menyembah   Tuhan   yang   menciptakan   kamu,   menciptakan alam   sekeliling   kamu   dan   menguasakan   kamu   di   atas   bumi   dengan   segala   isi   dan   kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu." Setelah   selesai   Nabi   Ibrahim   menguraikan   pidatonya   iut,   para   hakim   mencetuskan   keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mereka, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan   pengadilan   itu:"  Bakarlah   ia   dan   belalah   tuhan-tuhanmu   ,   jika   kamu   benar-benar setia kepadanya." Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup Keputusan mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup- hidup     dalam    api  yang    besar   sebesar   dosa   yang    telah   dilakukan.    Persiapan    bagi   upacara pembakaran   yang   akan   disaksikan   oleh   seluruh   rakyat   sedang   diaturkan.   Tanah   lapang   bagi tempat     pembakaran      disediakan    dan   diadakan     pengumpulan      kayu    bakar   dengan    banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mereka yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim. Berduyun-duyunlah         para   penduduk     dari  segala   penjuru    kota  membawa       kayu   bakar   sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mereka. Di antara terdapat para wanita yang hamil dan orang    yang    sakit  yang   membawa       sumbangan      kayu   bakarnya     dengan    harapan    memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin.

Setelah   terkumpul   kayu   bakar   di   lanpangan   yang   disediakan   untuk   upacara   pembakaran   dan tertumpuk       serta   tersusun    laksan    sebuah     bukit,   berduyun-duyunlah         orang    datang    untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung      berapi   yang   dahsyat    yang   sedang    berterbangan     di  atasnya   berjatuhan    terbakar    oleh panasnya      wap   yang   ditimbulkan   oleh   api    yang    menggunung   itu.   Kemudian   dalam   keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dari atas sebuah gedung yang tinggi dilemparkanlah ia kedalam      tumpukan      kayu   yang    menyala-nyala      itu  dengan     iringan   firman    Allah:"   Hai   api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim." Sejak    keputusan     hukuman      dijatuhkan    sampai    saat  ia  dilemparkan     ke   dalam   bukit   api  yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan   kurban   keganasan   orang-orang   kafir   musuh   Allah.   Dan   memang   demikianlah   apa              yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat   yang diberikan oleh   Allah kepada   hamba   pilihannya,   Nabi        Ibrahim,   agar   dapat   melanjutkan   penyampaian   risalah        yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu. Para penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit    api   yang   sudah    padam     dan   menjadi    abu   itu  dalam     keadaan    selamat,    utuh   dengan pakaiannya   yang   tetap   berda  seperti   biasa,   tidak   ada   tanda-tanda   sentuhan   api   sedikit   jua   pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan dalam keadaan hairan seraya bertanya-tanya pada diri sendiri   dan   di   antara   satu   sama   lain   bagaimana   hal   yang   ajaib   itu   berlaku,   padahal   menurut anggapan   mereka   dosa   Nabi   Ibrahim   sudah   nyata   mendurhakai   tuhan-tuhan   yang   mereka   puja dan   sembah.Ada   sebahagian   drp   mereka   yang   dalam   hati   kecilnya   mulai   meragui   kebenaran agama mereka namun tidak berani melahirkan rasa ragu-ragunya itu kepada orang lain, sedang para    pemuka     dan   para  pemimpin      mereka    merasa    kecewa     dan  malu,    karena   hukuman      yang mereka   jatuhkan   ke   atas   diri   Nabi   Ibrahim   dan   kesibukan   rakyat   mengumpulkan   kayu   bakar selama     berminggu-minggu         telah  berakhir    dengan    kegagalan,    sehingga     mereka    merasa    malu kepada Nabi Ibrahim dan para pengikutnya. Mukjizat      yang   diberikan    oleh   Allah   s.w.t.  kepada    Nabi    Ibrahim    sebagai   bukti   nyata   akan kebenaran       dakwahnya,      telah    menimbulkan       kegoncangan        dalam    kepercayaan       sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mereka dan membuka mata hati banyak drp mereka untuk memikirkan kembali ajakan Nabi   Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang drp    mereka     yang   ingin   menyatakan       imannya     kepada    Nabi    Ibrahim,    namun     khuatir   akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan    para    pembesarnya      yang    mungkin      akan    menjadi    hilang    akal   bila  merasakan      bahwa pengaruhnya telah beralih ke pihak Nabi Ibrahim.

0 comments:

Posting Komentar