Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Senin, 26 Mei 2025

sejarah Nabi Nuh A.S

 Nabi Nuh A.S

Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah   Adam,   Syith dan   Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua   rasul   di   mana   biasanya   manusia   secara   berangsur-angsur   melupakan   ajaran   agama   yang dibawa     oleh   nabi   yang    meninggalkan      mereka    dan   kembali     bersyirik   meninggalkan      amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis. Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat    oleh    tangan-tangan     mereka     sendiri   disembahnya      sebagai    tuhan-tuhan     yang    dapat membawa   kebaikan   dan   manfaat   serta   menolak   segala   kesengsaraan   dan   kemalangan.berhala- berhala     yang   dipertuhankan      dan   menurut     kepercayaan     mereka    mempunyai       kekuatan     dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ". 

sejarah nabi nuh


Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan   syirik   dan   penyembahan   berhala   dan   kembali   kepada   tauhid   menyembah   Allah Tuhan      sekalian   alam    melakukan     ajaran-ajaran     agama    yang    diwahyukan      kepadanya     serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis. Nabi   Nuh   menarik   perhatian   kaumnya   agar   melihat   alam   semesta   yang   diciptakan   oleh   Allah berupa   langit   dengan   matahari,   bulan   dan   bintang-bintang   yang   menghiasinya,   bumi   dengan kekayaan   yang   ada   di   atas   dan   di   bawahnya,   berupa   tumbuh-tumbuhan   dan   air   yang   mengalir yang     memberi     kenikmatan     hidup    kepada    manusia,    pengantian     malam    menjadi     siang   dan sebaliknya   yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan   yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping   itu   Nabi   Nuh   juga   memberitakan   kepada   mereka   bahwa   akan   ada   gajaran   yang   akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di   dunia iaitu syurga bagi   amalan kebajikan dan neraka     bagi   segala   pelanggaran     terhadap    perintah   agama     yang   berupa    kemungkaran       dan kemaksiatan. Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut   mengetuk   hati   nurani   mereka   dan   kadang   kala   dengan   kata-kata   yang   tajam   dan   nada yang    kasar   bila  menghadapi      pembesar-pembesar        kaumnya     yang   keras   kepala   yang   enggan menerima   hujjah   dan   dalil-dalil   yang   dikemukakan   kepada   mereka   yang   tidak   dapat   mereka membantahnya atau mematahkannya. Akan   tetapi   walaupun   Nabi   Nuh   telah   berusaha   sekuat   tanaganya   berdakwah   kepda   kaumnya dengan   segala   kebijaksanaan,   kecekapan   dan   kesabaran   dan   dalam   setiap   kesempatan

siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikitsekali   dari   kaumnya   yang   dpt   menerima   dakwahnya   dan   mengikuti   ajakannya,   yang   menurut sementara   riwayat   tidak   melebihi   bilangan   seratus   orang   Mereka   pun   terdiri   dari   orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh. Berkata   mereka   kepada   Nabi   Nuh:"Bukankah   engkau   hanya   seorang   daripada   kami   dan   tidak berbeda   drp   kami   sebagai   manusia   biasa.   Jikalau   betul   Allah   akan   mengutuskan   seorang   rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak   berpenghasilan   yang   bagi   kami   mereka   seperti   sampah   masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu   adalah    orang-orang     yang   tidak   mempunyai       daya   fikiran   dan   ketajaman     otak,  mereka mengikutimu   secara   buta   tuli   tanpa   memikirkan   dan   menimbangkan   masak-masak   benar   atau tidaknya   dakwah   dan   ajakanmu   itu.   Cuba   agama   yang   engkau   bawa   dan   ajaran   -ajaran   yang engkau   sadurkan   kepada   kami   itu   betul-betul   benar,   nescaya   kamilah   dulu   mengikutimu   dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang       masyarakat     sebagai    pemimpin-pemimpinnya,           tidaklah    mudak     kami    menerima ajakanmu   dan   dakwahmu.Engkau   tidak   mempunyai   kelebihan   di   atas   kami   tentang   soaL-soal kemasyarakatan        dan  pergaulan     hidup.kami     jauh  lebih   pandai   dan   lebih   mengetahui     drpmu tentang   hal   itu   semua.nya.Anggapan        kami   terhadapmu,     tidak   lain   dan  tidak   bukan,  bahawa engkau adalh pendusta belaka." Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa  aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan   kamu   orang-orang         yang   beriman   jika   kamu   tetap   menolak   ajakan   ku   dan   tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta- benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka   terserahlah   kepada   Allah   untuk   menentukan   hukuman-Nya   dan   gajaran-Nya   keatas   diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai harikemudian.   Dialah   Tuhan   pencipta   alam   semesta   ini,   Maha   Kuasa   ,Maha   Mengetahui,   maha pengasih dan Maha Penyayang.". Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu       dan  memberi     sokongan    dan   semangat    kepada    kamu   dan   kepada   agama    yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba   sahaya   itu.   Usirlah   mereka   dari   pengaulanmu   karena   kami   tidak   dpt   bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama   yang   menyamaratakan   para   bangsawan   dengan   orang   awam,   penguasa   dan   pembesar dengan   buruh-buruhnya   dan   orang   kaya   yang   berkedudukan   dengan   orang   yang   miskin   dan papa." Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin,    majikan    ataupun    buruh   ,diantara  peguasa    dan   rakyat   biasa  semuanya     mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka   siapakah   yang   dpt   ku   harapkan   akan   meneruskan   dakwahku   kepada   orang   ramai   dan bagaimana   aku   sampai   hati   menjauhkan   drpku   orang-orang   yang   telah   beriman   dan   menerima dakwahku       dengan     penuh    keyakinan     dan   keikhlasan     di   kala   kamu    menolaknya       serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku     dan   merintangi    dakwahku.     Dan   bagaimanakah      aku   dpt  mempertanggungjawabkan tindakan   pengusiranku   kepada   mereka   terhadap   Allah   bila   mereka   mengadu   bahawa   aku   telah membalas      kesetiaan   dan   ketaatan   mereka    dengan   sebaliknya    semata-mata     untuk   memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal   dan   fikiran   yang   sihat.   Sesungguhnay   kamu   adalah   orang-orang   yang   bodoh   dan   tidak berfikiran sihat. Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka: "Wahai   Nabi   Nuh!   Kita   telah   banyak   bermujadalah   dan   berdebat   dan   cukup   berdialog   serta mendengar   dakwahmu   yang   sudah   menjemukan   itu.   Kami   tetap   tidak   akan   mengikutimu   dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi   engkau    mengulang-ulangi       dakwah    dan   ajakanmu     dan   bertegang    lidah   dengan    kami. datangkanlah apa   yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin   melihat   kebenaran   kata-katamu   dan   ancamanmu   dalam   kenyataan.   Karena   kami   masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."

Nabi Nuh Berputus Asa Dari KaumnyaNabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan        risalah  Tuhan,    mengajak    mereka    meninmggalkan       penyembahan       berhala   dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat   dan   agama   yang   diwahyukan   oleh   Allah   kepadanya,   mangangkat   darjat   manusia   yang tertindas    dan   lemah    ke   tingak   yang   sesuai   dengan     fitrah  dan   qudratnya    dan    berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk    mengikuti    dan   menerima     dakwahnya     beriman,    bertauhid   dan   beribadat   kepada   Allah kecuali   sekelompok   kecil   kaumnya   yang   tidak   mencapai   seramai   seratus   orang,   walaupun   ia telah   melakukan   tugasnya   dengan   segala   daya-usahanya   dan   sekuat   tenaganya   dengan   penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan        akan   dtg   masanya    di   mana    kaumnya     akan   sedar   diri  dan   dtg   mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud: "Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan." Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya.   Ia   memohon   kepada   Allah   agar   menurunkan   Azab-Nya   di   atas   kaumnya   yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba- Mu,   jika   Engkau   biarkan   mereka   tinggal   dan   mereka   tidak   akan   melahirkan   dan   menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka." Doa   Nabi    Nuh   dikalbulkan   oleh   Allah   dan   permohonannya   diluluskan        dan   tidak   perlu   lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam. Nabi Nuh Membuat Kapal Setelah     menerima      perintah   Allah    untuk    membuat      sebuah    kapal,   segeralah    Nabi    Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud   tersebut,   kemudian   dengan   mengambil   tempat   di   luar   dan   agak   jauh   dari   kota   dan keramaiannya       mereka     dengan    rajin  dan   tekun   bekerja    siang   dan   malam     menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.

Walaupun   Nabi   Nuh   telah   menjauhi   kota   dan   masyarakatnya,   agar   dpt   bekerja   dengan   tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang     kayu    dan    pembuat      kapal?Bukankah        engkau    seorang     nabi   dan    rasul   menurut pengakuanmu,   kenapa   sekarang   menjadi   seorang   tukang   kayu   dan   pembuat   kapal.Dan   kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah   mengharapkan   angin   yang   ankan   menarik   kapalmu   ke   laut?"Dan   lain-lain   kata   ejekan yang   diterima   oleh   Nabi   Nuh   dengan   sikap   dingin   dan   tersenyum   seraya   menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya   kelak   bg   kami   untuk   mengejek   kamu   dan   akan   kamu   ketahui   kelak   untuk   apa   kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu." Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal   yang   merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia,   Nabi   Nuh   menerima   wahyu   dari   Allah:"Siap-siaplah   engkau   dengan   kapalmu,   bila   tiba perintah-Ku      dan   terlihat  tanda-tanda    drp-Ku    maka    segeralah    angkut    bersamamu      di  dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku." Kemudian   tercurahlah   dari   langit   dan   memancur   dari   bumi   air   yang   deras   dan   dahsyat   yang dalam   sekelip   mata   telah   menjadi   banjir   besar   melanda   seluruh   kota   dan   desa   menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan   para   orang   mukmin       dan   pasangan   makhluk     yang   diselamatkan     oleh   Nabi   Nuh   atas perintah Allah. Dengan      iringan"Bismillah     majraha    wa   mursaha"belayarlah       kapal  Nabi    Nuh   dengan    lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung        berusaha    menyelamat      diri  dari  cengkaman     maut   yang    sudah   sedia  menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu. Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal   memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang- orang   kafir   dari   kaumnya   sedang   bergelimpangan   di   atas   permukaan   air,   tiba-tiba   terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang       yang   tidak  menaruh     belas   kasihan   kepada    orang-orang     yang    sedang   menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang. Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil       puteranya:Wahai       anakku!     Datanglah     kemari    dan   gabungkan      dirimu    bersama keluargamu.

Bertaubatlah     engkau    dan   berimanlah    kepada    Allah   agar   engkau    selamat    dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya   yang sombong  dan keras   kepala   itu   menolak   dengan   keras   ajakan   dan   panggilan   ayahnya   yang   menyayanginya dengan   kata-kata   yang   menentang:"Biarkanlah   aku   dan   pergilah,   jauhilah   aku,   aku   tidak   sudi berlindung     di  atas  geladak    kapalmu    aku   akan   dapat   menyelamatkan       diriku  sendiri  dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini." Nuh   menjawab:"Percayalah   bahawa   tempat           satu-satunya    yang   dapat   menyelamatkan   engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari   hukuman   Allah   yang   telah   ditimpakan   ini   kecuali   orang-orang   yang   memperolehi   rahmat dan keampunan-Nya." Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas    dan   lenyaplah    ia  dari  pandangan     mata   ayahnya,    tergelincirlah    ke  bawah    lautan   air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu. Nabi   Nuh   bersedih   hati   dan   berdukacita   atas   kematian   puteranya   dalam   keadaan   kafir   tidak beriman     dan   belum    mengenal    Allah.   Beliau   berkeluh-kesah     dan   berseru   kepada    Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan    sesungguhnya      janji-Mu    adalha    janji  benar   dan   Engkaulah     Maha    Hakim     yang   Maha Berkuasa."Kepadanya   Allah   berfirman:"Wahai   Nuh!   Sesungguhnya   dia   puteramu   itu   tidaklah termasuk     keluargamu,      karena   ia  telah  menyimpang       dari  ajaranmu,     melanggar     perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka   yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman   kepada-Ku   dpt   engkau   masukkan   dan   golongkan   ke   dalam   barisan   keluargamu   yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari      risalah   mu,   mendustakan     dakwahmu       dan  telah   mengikuti    hawa    nafsunya    dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang    engkau    belum    ketahui.   Aku    ingatkan    janganlah    engkau    sampai    tergolong   ke   dalam golongan orang-orang yang bodoh." Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya   telah   menjadikan   ia   lupa   akan   janji   dan   ancaman   Allah   terhadap   orang-orang   kafir termasuk puteranya sendiri.   Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya         dari   bencana    banjir   yang    didorong    oleh   perasaan    naluri   darah   yang menghubungkannya   dengan   puteranya   padahal   sepatutnya   cinta   dan   taat   kepada   Allah   harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu   dan  menghadap      kepada    Allah   memohon      ampun     dan  maghfirahnya      dengan    berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bilaEngkau   tidak   memberi   ampun   dan   maghfirah   serta   menurunkan   rahmat   bagiku,   nescaya   aku menjadi orang yang rugi." Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim   sesuai   dengan   kehendak   dan   hukum   Allah,   surutlah   lautan   air   diserap   bumi   kemudian bertambatlah   kapal   Nuh   di   atas   bukit   "   Judie   "   dengan   iringan   perintah   Allah   kepada   Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu." Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka. Pelajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S. Bahwasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia   menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya. Maka      dalam     pengertian     inilah   dapat    difahami     firman     Allah    dalam    Al-Quran      yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang      beriman      sebagaimana        ia   menyintai       dirinya    sendiri."Juga      peribahasa      yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu. Nabi Huud A.S "Aad" adalah nama bapa suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama "Al- Ahqaf"   terletak   di   utara   Hadramaut   atr   Yaman   dan   Umman   dan   termasuk   suku   yang   tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar   dan   sasa.   Mereka   dikurniai   oleh   Allah   tanah   yang   subur   dengan   sumber-sumber   airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam untuk bhn makanan   mereka.   dan   memperindah   tempat   tinggal   mereka   dengan   kebun-kebun   bunga   yang indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dalam   waktu   yang   singkat   mereka   berkembang   biak   dan   menjadi   suku   yang   terbesar   diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.

0 comments:

Posting Komentar