Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Jumat, 25 April 2025

Kisah Nabi Musa as Bermunajat 40 hari

 NABI MUSA a.s. BERMUNAJAT DENGAN ALLAH


Menurut  riwayat  sementara  ahli  tafsir,  bahawasanya  tatkala  Nabi  Musa  berada  di

Mesir, ia telah berjanji kepada kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yang

dapat digunakan  sebagai pedoman hidup yang akan memberi bimbingan dan  sebagai

tuntunan bagaimana cara mereka bergaul dan bermuamalah dengan sesama manusia

dan  bagaimana  mereka  harus  melakukan  persembahan  dan  ibadah  mereka  kepada

Allah. Di dalam kitab suci itu mereka akan dapat petunjuk akan hal-hal yang halal dan

haram, perbuatan yang baik yang diredhai oleh Allah di samping perbuatan-perbuatan

yang mungkar yang dapat mengakibatkan dosa dan murkanya Tuhan.

Maka  setelah  perjuangan  menghadapi  Fir'aun  dan  kaumnya  yang  telah  tenggelam

binasa di laut, selesai, Nabi Musa memohon kepada Allah agar diberinya sebuah kitab

suci  untuk  menjadi  pedoman  dakwah  dan  risalahnya  kepada  kaumnya.  Lalu  Allah

memerintahkan kepadanya agar untuk  itu  ia berpuasa selama tiga puluh hari penuh

iaitu  semasa  bulan  Zulkaedah.  Kemudian  pergi  ke  Bukit  Thur  Sina  di mana  ia  akan

diberi  kesempatan  bermunajat  dengan  Tuhan  serta menerima  kitab  penuntun  yang

diminta.


Setelah  berpuasa  selama  tiga  puluh  hari  penuh  dan  tiba  saat  ia  harus menghadap

kepada Allah di atas bukit Thur Sina Nabi Musa merasa segan akan bermunajat dengan

Tuhannya  dalam  keadaan mulutnya  berbau  kurang  sedap  akibat  puasanya.  Maka  ia

menggosokkan  giginya  dan mengunyah  daun-daunan  dalam  usahanya menghilangkan

bau mulutnya.  Ia ditegur oleh malaikat  yang datang  kepadanya atas perintah Allah.

Berkatalah  malaikat  itu  kepadanya: "Hai  Musa,  mengapakah  engkau  harus

menggosokkan  gigimu  untuk  menghilangkan  bau  mulutmu  yang  menurut

anggapanmu  kurang  sedap,  padahal  bau  mulutmu  dan  mulut  orang-orang  yang

berpuasa bagi kami adalah  lebih sedap dan  lebih wangi dari baunya kasturi. Maka

akibat  tindakanmu  itu,  Allah  memerintahkan  kepadamu  berpuasa  lagi  selama

sepuluh hari  sehingga menjadi  lengkaplah masa puasamu  sepanjang empat puluh

hari."


Nabi Musa mengajak tujuh puluh orang yang telah dipilih di antara pengikutnya untuk

menyertainya  ke  bukit  Thur  Sina  dan  mengangkat  Nabi  Harun  sebagai  wakilnya

mengurus  serta memimpin  kaum  yang  ditinggalkan  selama  kepergiannya  ke  tempat

bermunajat itu.

Pada  saat  yang  telah  ditentukan  tibalah  Nabi  Musa  seorang  diri  di  bukit  Thur  Sina

mendahului tujuh puluh orang yang diajaknya turut serta. Dan ketika ia ditanya oleh

Allah: "Mengapa  engkau  datang  seorang  diri mendahului  kaummu,  hai  Musa?" Ia

menjawab: "Mereka  sedang  menyusul  di  belakangku,  wahai  Tuhanku.  Aku

cepat-cepat datang lebih dahulu untuk mencapai redha-Mu."


Berkatalah Musa  dalam munajatnya  dengan  Allah: "Wahai  Tuhanku,  nampakkanlah

zat-Mu kepadaku, agar aku dapat melihat-Mu"


Allah berfirman: "Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi cubalah lihat bukit

itu, jika ia tetap berdiri tegak di tempatnya sebagaimana sedia kala, maka nescaya

engkau  akan  dapat  melihat-Ku."  Lalu  menolehlah  Nabi  Musa  mengarahkan

pandangannya  kejurusan  bukit  yang  dimaksudkan  itu  yang  seketika  itu  juga

dilihatnya hancur  luluh masuk ke dalam perut bumi  tanpa menghilangkan bekas.

Maka terperanjatlah Nabi Musa, gementarlah seluruh tubuhnya dan jatuh pengsan.

Setelah  ia  sedar  kembali  dari  pengsannya,  bertasbih  dan  bertahmidlah  ia  seraya

memohon  ampun  kepada  Allah  atas  kelancangannya  itu  dan  berkata:  "Maha

Besarlah Engkau wahai Tuhanku, ampunilah aku dan  terimalah  taubatku dan aku

akan menjadi orang yang pertama beriman kepada-Mu."


Dalam kesempatan bermunajat  itu, Allah menerimakan kepada Nabi Musa kitab  suci

"Taurat" berupa kepingan-kepingan batu-batu atau kepingan kayu menurut sementara

ahli  tafsir  yang  di  dalamnya  tertulis  segala  sesuatu  secara  terperinci  dan  jelas

mengenai pedoman hidup dan penuntun kepada jalan yang diredhai oleh Allah.


Allah mengiring  pemberian  "Taurat"  kepada Musa  dengan  firman-Nya: "Wahai Musa,

sesungguhnya Aku  telah memilih engkau  lebih dari manusia-manusia yang  lain di

masamu, untuk membawa risalah-Ku dan menyampaikan kepada hamba-hamba-Ku.

Aku  telah  memberikan  kepadamu  keistimewaan  dengan  dapat  bercakap-cakap

langsung  dengan  Aku,  maka  bersyukurlah  atas  segala  kurnia-Ku  kepadamu  dan

berpegang teguhlah pada apa yang Aku tuturkan kepadamu. Dalam kitab yang Aku

berikan kepadamu terhimpun tuntunan dan pengajaran yang akan membawa Bani

Isra'il  ke  jalan  yang benar, ke  jalan  yang  akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat  bagi  mereka.  Anjurkanlah  kaummu  Bani  Isra'il  agar  mematuhi

perintah-perintah-  Ku  jika  mereka  tidak  ingin  Aku  tempatkan  mereka  di

tempat-tempat orang- orang yang fasiq."


Bacalah tentang kisah munajat Nabi Musa ini, surah "Thaha" ayat 83 dan 84 dan surah

"Al-a'raaf" ayat 142 sehingga ayat 145 sebagaimana berikut :~

"83~ Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?" 84~ Berkata

Musa:  "Itulah  mereka  sedang  menyusuli  aku  dan  aku  bersegera  kepadamu  ya

Tuhanku, agar supaya Engkau redha kepadaku." { Thaha : 83 ~ 84 }


"142~ Dan Kami telah janjikan kepada Musa {memberikan Taurat} sesudah berlalu

waktu tiga puluh malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh

{malam  lagi},  maka  sempurnalah  waktu  yang  telah  ditentukan  Tuhannya  empat

puluh malam.  Dan  berkata  Musa  kepada  saudaranya,  iaitu  Harun:  "Gantilah  aku

dalam  {memimpin}  kaumku  dan  perbaikilah  dan  janganlah  kamu mengikuti  jalan

orang-orang  yang  membuat  kerosakan".  143~  Dan  tatkala  Musa  datang  untuk

{munajat} dengan  {Kami} pada waktu yang  telah Kami  tentukan dan Tuhan  telah

berfirman  {langsung}  kepadanya,  berkatalah  Musa:  "Ya  Tuhanku  nampakkanlah

{Zat Engkau} kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman:

"Kamu sesekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika

ia tetap di tempatnya {sebagai sediakala} nescaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala

Tuhannya  nampak  bagi  gunung  itu,  kejadian  itu  menjadikan  gunung  itu  hancur

luluh dan Musa pun jatuh pengsan. Maka setelah Musa sedar kembali, dia berkata:

"Maha  Suci  Engkau,  aku  bertaubat  kepada-Mu  dan  aku  orang  yang  pertama

beriman." 144~ Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih kamu lebih

dari  manusia  yang  lain  {di  masamu}  untuk  membawa  risalah-Ku  dan  untuk

berbicara  langsung dengan-Ku sebab  itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku

berikan  kepadamu  dan  hendaklah  kamu  termasuk  orang-orang  yang  bersyukur."

145~  Dan  Kami  telah  tuliskan  untuk Musa  luluh  {Taurat}  segala  sesuatu  sebagai

pengajaran bagi sesuatu. Maka Kami berfirman:  "Berpeganglah kepadanya dengan

teguh  dan  suruhlah  kaummu  berpegang  kepada  {perintah-perintahnya}  yang

sebaik-baiknya,  nanti  Aku  akan  memperlihatkan  kepadamu  negeri  orang-  orang

yang fasiq." { Al-A'raaf: 142 ~ 145 }

0 comments:

Posting Komentar