Firaun membangun bangunan setinggi langit
Fir'aun meminum beberapa gelas dari minuman keras tetapi rasa marahnya belum hilang juga. Kemudian ia mengeluarkan perintah untuk mengumpulkan orang-orang dekatnya dan semua para menteri di istana serta para pemimpin di Mesir. Fir'aun mengeluarkan perintahnya kepada Haman salah satu ketua para menterinya untuk mengepalai pertemuan tersebut. Kemudian para pembesar dari kaum Fir'aun berkumpul.
Fir'aun memasuki ruang pertemuan dan wajahnya tampak emosi. Jelas sekali Fir'aun tidak mahu menerima dengan mudah adanya tuhan lain yang disembah orang-orang Mesir selain dirinya. Fir'aun cukup berbahagia ketika ia menguasai Mesir dari memerintah dengan semahunya. Tiba-tiba, ia dikejutkan dengan kedatangan Musa yang ingin menghancurkan apa saja yang telah dibangunnya. Musa mengatakan pada dirinya bahawa di sana ada Tuhan yang Esa yang tiada Tuhan lain selain-Nya di alam semesta. Ini bererti bahawa Fir'aun adalah seorang pembohong.
Pemikiran ini menghantui kepala Fir'aun sehingga Fir'aun menoleh kepada ketua para menterinya yaitu Haman akhirnya pertemuan bersejarah itu diadakan. Tidak ada seorang pun yang berani membuka mulutnya. Fir'aun membuka pertemuan itu dengan secara tiba-tiba ia melontarkan pertanyaan kepada Haman: "Apakah aku seseorang pembohong wahai Haman?" Haman menunduk dan bertanya: "Siapa yang berani menentang Fir'aun?" Fir'aun berkata dengan marah: "Musa." Bukankah ia mengatakan bahawa ada tuhan lain di langit." Dengan mantap Haman menjawab: "Sungguh wahai tuanku, Musa berbohong." Fir'aun berkata dalam keadaan memutar wajahnya ke arah yang lain: "Aku mengetahui bahawa ia berbohong." Kemudian Fir'aun kembali menoleh ke Haman: "Dan berkatalah Fir'aun: 'Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu- pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta.'" (QS. al-Mu'min: 36-38)
Fir'aun mengeluarkan perintah untuk membangun suatu bangunan yang kukuh dan tinggi di mana ketinggiannya mampu mencapai langit. Perintah Fir'aun itu berdasarkan peradaban Mesir yang lagi maju di mana mereka cenderung membangun bangunan yang spektakuler. Namun Fir'aun lupa pada aturan-aturan teknik pembangunan. Meskipun demikian, Haman bersikap munafik, padahal ia mengetahui kemustahilan membangun sesuatu bangunan semegah dan setinggi itu. Haman berkata: "Saya ingin melaksanakan perintah untuk mendirikan bangunan itu sesegera mungkin, tetapi wahai tuanku dan izinkanlah aku untuk pertama kalinva aku menentang perintahmu. Sungguh engkau tidak akan mendapati sesuatu pun di langit. Tidak ada di sana Tuhan selain dirimu." Fir'aun mendengar penolakan ketua para menterinya itu dengan sangat puas, seakan-akan ia mendengarkan suatu hakikat yang ditetapkan. Kemudian dalam perkumpulan yang terkenal itu, Fir'aun melontarkan kata-katanya yang bersejarah: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku." (QS. al-Qashash: 38) Semua yang hadir di tempat itu menundukkan kepala tanda setuju.
Di antara mereka terdapat dua orang atau tiga orang yang masih memiliki akal sehat. Ketiga orang itu mengetahui bahawa sebenarnya Fir'aun adalah seorang pembohong. Meskipun demikian, mereka membiarakan kebohongan itu dan memilih apa yang disetujui oleh Fir'aun. Tentu persetujuan ini berakibat pada masyarakat Mesir yang harus membayar mahal hasil dari persetujuan itu. Para tentera Mesir, para pembesar istana, dan para dukun tunduk kepada kegilaan Fir'aun. Fir'aun berkata dengan maksud bertanya kepada para penasihatnya: "Apa yang kalian katakan tentang Musa?" Haman berkata: "Ia adalah seorang yang pembohong." Salah seorang menteri yang lain berkata: "Saya kira ia adalah seorang yang gila." Sementara itu salah seorang dukun berkata: " - Tampaknya ia khuatir mereka akan mencurigainya jika ia tidak mengatakan sesuatu pun kepada mereka - saya kira ia terkena kegilaan." Fir'aun memutus pembicaraan mereka dengan mengatakan: "Sungguh kalian menggambarkan Musa macam-macam, namun kalian belum menjawab pertanyaanku. Apa sebenarnya maunya Musa? Apa sebenarnya persekongkolan yang disembunyikannya." Para penasihat terdiam kerana rasa takut dan sebagai bentuk kemunafikan terhadap Fir'aun.
Mereka hanya menunggu Fir'aun mengucapkan kalimat-kalimat tertentu lalu mereka menirukannya dengan mulut-mulut mereka layaknya burung beo. Setelah keheningan menyelimuti ruangan itu, Fir'aun berkata: "Aku kira bahawa Musa adalah salah satu tukang sihir yang hebat. Ia ingin mengeluarkan kalian dari negeri kalian dengan sihirnya. Lalu persekongkolan apa yang kalian siapkan?" Adalah hal yang maklum di rejim kekuasaan mutlak bahawa perkumpulan yang dihadiri oleh para pembesar dan para menteri untuk mengeluarkan pendapat sesama mereka bererti hanya sekadar untuk mengulang-ulang dan menerima keputusan mutlak dari penguasa. Para penasihat berkata - setelah Fir'aun memberi mereka kesempatan untuk mengutarakan pendapat: "Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Fir'aun. Musa adalah seorang tukang sihir. Kalau begitu, masalahnya telah selesai. Kita akan mengembalikan Musa dan saudaranya, dan kita akan menyebarkan perintah Fir'aun di Mesir untuk menghadirkan tukang sihir. Jika para tukang sihir telah datang dan berdiri di hadapan Musa, maka mereka akan dapat membuktikan bahawa Musa memang tukang sihir dan mereka akan mampu mengalahkannya. Dengan cara demikian, kita dapat memperdayanya di hadapan orang-orang Mesir dan anak-anak Bani Israil." Perundingan bersejarah itu sepakat untuk melaksanakan hal itu. Sepuluh orang dari pembantu Fir'aun keluar dari istana, Fir'aun dengan menunggangi kenderaan mereka dan mereka segera berpencar di seluruh penjuru Mesir. Kemudian diumumkan pada hari kedua di pasar-pasar Mesir bahawa seluruh jago-jago sihir hendaklah menuju ke istana Fir'aun untuk mendengarkan suatu perintah atau suatu urusan yang penting. Fir'aun memanggil Nabi Musa dan berusaha mengancamnya dan menakut- nakutkan tetapi Nabi Musa tampak tenang. Fir'aun berkata kepada Nabi Musa: "Sesungguhnya engkau seorang tukang sihir, dan aku menetapkan untuk menyingkap kedokmu di hadapan semua orang.
Tidak lama lagi para tukang sihir akan datang." Nabi Musa bertanya: "Kapan aku akan bertemu dengan tukang sihir itu?" Fir'aun berkata: "Di sana terdapat suatu pertemuan atau acara yang sebentar lagi akan dimulai yang dihadiri oleh banyak orang. Yaitu hari di mana angin bertiup dengan sepoi-sepoi; hari di mana bumi berhias diri menyambut kedatangan musim semi. Sungguh itu suatu pertemuan yang menakjubkan dan engkau akan dikalahkan. Sekarang aku beri kesempatan kamu untuk mencabut dakwahmu. Aku memberikan kesempatan yang terakhir bagimu untuk menyelamatkan kehormatanmu." Musa berkata dengan tidak memperhatikan perkataan Fir'aun yang terakhir: "Kami sepakat atas pertemuan itu. Kami akan hadir di hari itu di mana manusia akan berkumpul di pagi hari." Fir'aun bertanya: "Kapan engkau akan datang?" Musa berkata: "Insya-Allah aku akan hadir di waktu fajar di permulaan siang."
Allah s.w.t berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda- tanda kekuasaan Kami semuanya, maka ia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran). Berkata Fir'aun: 'Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa! Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya).' Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalah naik.'" (QS. Thaha: 56-59)

0 comments:
Posting Komentar