Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Senin, 01 Desember 2025

Kisah Nabi Musa AS melawan Tukang sihir firaun

 Kisah Nabi Musa AS melawan Tukang sihir firaun

Fir'aun meminum   beberapa   gelas   dari   minuman   keras   tetapi   rasa marahnya   belum hilang     juga.   Kemudian      ia   mengeluarkan       perintah    untuk    mengumpulkan orang-orang dekatnya dan semua para menteri di istana serta para pemimpin di   Mesir.   Fir'aun   mengeluarkan   perintahnya   kepada   Haman   salah   satu   ketua para     menterinya     untuk    mengepalai      pertemuan      tersebut.    Kemudian      para pembesar   dari   kaum   Fir'aun   berkumpul.   Fir'aun   memasuki   ruang   pertemuan dan wajahnya tampak emosi. Jelas sekali Fir'aun tidak mahu menerima dengan mudah   adanya   tuhan   lain   yang   disembah   orang-orang   Mesir   selain   dirinya. Fir'aun   cukup   berbahagia   ketika   ia   menguasai   Mesir   dari   memerintah   dengan semahunya.       Tiba-tiba,    ia  dikejutkan    dengan     kedatangan     Musa    yang   ingin menghancurkan         apa   saja  yang   telah   dibangunnya.      Musa   mengatakan      pada dirinya bahawa di sana ada Tuhan yang Esa yang tiada Tuhan lain selain-Nya di alam     semesta.     Ini  bererti    bahawa     Fir'aun    adalah    seorang    pembohong.

kisah nabi musa mengalahkan tukang sihir


 Pemikiran      ini  menghantui     kepala    Fir'aun  sehingga    Fir'aun   menoleh    kepada ketua     para   menterinya      yaitu   Haman     akhirnya    pertemuan      bersejarah     itu diadakan. Tidak    ada   seorang    pun   yang   berani   membuka      mulutnya.     Fir'aun  membuka pertemuan  itu  dengan    secara   tiba-tiba   ia  melontarkan     pertanyaan     kepada Haman: "Apakah aku seseorang pembohong wahai Haman?" Haman menunduk dan bertanya: "Siapa yang berani menentang Fir'aun?" Fir'aun berkata dengan marah:   "Musa."   Bukankah   ia   mengatakan   bahawa   ada   tuhan   lain   di   langit." Dengan mantap Haman menjawab: "Sungguh wahai tuanku, Musa berbohong." Fir'aun   berkata   dalam   keadaan   memutar   wajahnya   ke   arah   yang   lain:   "Aku mengetahui       bahawa     ia  berbohong."    Kemudian      Fir'aun  kembali    menoleh     ke Haman: "Dan   berkatalah   Fir'aun:   'Hai   Haman,   buatkanlah   bagiku   sebuah   bangunan yang   tinggi   supaya   aku   sampai   ke   pintu-pintu,   (yaitu)   pintu-   pintu   langit, supaya       aku     dapat     melihat      Tuhan      Musa     dan     sesungguhnya        aku memandangnya seorang pendusta.'" (QS. al-Mu'min: 36-38)

 Fir'aun mengeluarkan perintah untuk membangun suatu bangunan yang kukuh dan tinggi di mana ketinggiannya mampu mencapai langit. Perintah Fir'aun itu berdasarkan       peradaban     Mesir   yang   lagi  maju    di  mana     mereka    cenderung membangun          bangunan       yang    spektakuler.      Namun       Fir'aun    lupa    pada aturan-aturan       teknik    pembangunan.       Meskipun     demikian,     Haman      bersikap munafik, padahal ia mengetahui kemustahilan membangun sesuatu bangunan semegah dan setinggi itu. Haman berkata: "Saya ingin melaksanakan perintah untuk   mendirikan   bangunan   itu   sesegera   mungkin,   tetapi   wahai   tuanku   dan izinkanlah   aku   untuk   pertama   kalinva   aku   menentang   perintahmu.   Sungguh engkau tidak akan mendapati sesuatu pun di langit. Tidak ada di sana Tuhan selain dirimu." Fir'aun mendengar penolakan ketua para menterinya itu dengan sangat   puas,   seakan-akan   ia   mendengarkan   suatu   hakikat   yang   ditetapkan. Kemudian        dalam     perkumpulan       yang    terkenal    itu,   Fir'aun    melontarkan kata-katanya yang bersejarah: "Hai   pembesar   kaumku,   aku   tidak   mengetahui   tuhan   bagimu   selain   aku." (QS. al-Qashash: 38) Semua yang hadir di tempat itu menundukkan kepala tanda setuju.

 Di antara mereka   terdapat   dua   orang   atau   tiga   orang   yang   masih   memiliki   akal   sehat. Ketiga     orang    itu  mengetahui      bahawa     sebenarnya      Fir'aun   adalah    seorang pembohong.   Meskipun   demikian,   mereka   membiarakan   kebohongan   itu   dan memilih apa yang disetujui oleh Fir'aun. Tentu persetujuan ini berakibat pada masyarakat Mesir yang harus membayar mahal hasil dari persetujuan itu. Para tentera Mesir, para pembesar istana, dan para dukun tunduk kepada kegilaan Fir'aun.   Fir'aun   berkata   dengan   maksud   bertanya   kepada   para   penasihatnya: "Apa   yang   kalian   katakan   tentang   Musa?"   Haman   berkata:   "Ia   adalah   seorang yang pembohong." Salah   seorang   menteri   yang   lain   berkata:   "Saya   kira   ia   adalah   seorang   yang gila."   Sementara   itu   salah   seorang   dukun   berkata:   "   -   Tampaknya   ia   khuatir mereka   akan      mencurigainya   jika   ia   tidak   mengatakan       sesuatu   pun   kepada mereka - saya kira ia terkena kegilaan." Fir'aun memutus pembicaraan mereka dengan   mengatakan:   "Sungguh   kalian   menggambarkan   Musa   macam-macam, namun kalian belum menjawab pertanyaanku. Apa sebenarnya maunya Musa? Apa     sebenarnya     persekongkolan       yang    disembunyikannya."        Para   penasihat terdiam kerana rasa takut dan sebagai bentuk kemunafikan terhadap Fir'aun.

Mereka   hanya   menunggu   Fir'aun   mengucapkan   kalimat-kalimat   tertentu   lalu mereka      menirukannya      dengan     mulut-mulut      mereka    layaknya     burung    beo. Setelah keheningan menyelimuti ruangan itu, Fir'aun berkata: "Aku kira bahawa Musa adalah salah satu tukang sihir yang hebat. Ia ingin mengeluarkan kalian dari    negeri   kalian   dengan    sihirnya.   Lalu   persekongkolan      apa   yang    kalian siapkan?" Adalah hal yang maklum di rejim kekuasaan mutlak bahawa perkumpulan yang dihadiri oleh para pembesar dan para menteri untuk mengeluarkan pendapat sesama   mereka   bererti   hanya   sekadar   untuk   mengulang-ulang   dan   menerima keputusan      mutlak    dari  penguasa.    Para   penasihat    berkata    -  setelah   Fir'aun memberi mereka kesempatan untuk mengutarakan pendapat: "Sungguh benar apa    yang   dikatakan    oleh   Fir'aun.  Musa    adalah   seorang    tukang    sihir.  Kalau begitu,     masalahnya      telah   selesai.    Kita   akan    mengembalikan        Musa    dan saudaranya,      dan   kita   akan   menyebarkan       perintah    Fir'aun   di  Mesir   untuk menghadirkan tukang sihir. Jika para tukang sihir telah datang dan berdiri di hadapan Musa, maka mereka akan dapat membuktikan bahawa Musa memang tukang sihir dan mereka akan mampu mengalahkannya. Dengan cara demikian, kita dapat memperdayanya di hadapan orang-orang Mesir dan anak-anak Bani Israil."   Perundingan      bersejarah    itu   sepakat    untuk   melaksanakan       hal   itu. Sepuluh     orang    dari   pembantu      Fir'aun  keluar    dari  istana,   Fir'aun   dengan menunggangi       kenderaan      mereka    dan   mereka     segera   berpencar     di  seluruh penjuru   Mesir.   Kemudian   diumumkan   pada   hari   kedua   di   pasar-pasar   Mesir bahawa      seluruh   jago-jago    sihir  hendaklah     menuju    ke   istana   Fir'aun  untuk mendengarkan suatu perintah atau suatu urusan yang penting. Fir'aun    memanggil     Nabi   Musa    dan   berusaha     mengancamnya        dan   menakut- nakutkan tetapi Nabi Musa tampak tenang. Fir'aun berkata kepada Nabi Musa: "Sesungguhnya       engkau     seorang    tukang    sihir,  dan   aku   menetapkan       untuk menyingkap   kedokmu   di   hadapan   semua   orang. 

Tidak   lama   lagi   para   tukang sihir   akan   datang."   Nabi   Musa   bertanya:   "Kapan   aku   akan   bertemu   dengan tukang   sihir   itu?"   Fir'aun   berkata:   "Di   sana   terdapat   suatu   pertemuan   atau acara yang sebentar lagi akan dimulai yang dihadiri oleh banyak orang. Yaitu hari di mana angin bertiup dengan sepoi-sepoi; hari di mana bumi berhias diri menyambut        kedatangan      musim    semi.    Sungguh    itu  suatu    pertemuan     yang menakjubkan        dan   engkau    akan   dikalahkan.    Sekarang     aku  beri   kesempatan kamu untuk mencabut dakwahmu. Aku memberikan kesempatan yang terakhir bagimu untuk menyelamatkan kehormatanmu." Musa   berkata   dengan   tidak   memperhatikan   perkataan   Fir'aun   yang   terakhir: "Kami sepakat atas pertemuan itu. Kami akan hadir di hari itu di mana manusia akan berkumpul di pagi hari." Fir'aun bertanya: "Kapan engkau akan datang?" Musa berkata: "Insya-Allah aku akan hadir di waktu fajar di permulaan siang."

Allah s.w.t berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda- tanda kekuasaan   Kami   semuanya,   maka   ia   mendustakan   dan   enggan   (menerima kebenaran).       Berkata    Fir'aun:    'Adakah    kamu    datang    kepada     kami    untuk mengusir   kami   dari   negeri   kami   (ini)   dengan   sihirmu,   hai   Musa!   Dan   kami pun   pasti   akan   mendatangkan   (pula)   kepadamu   sihir   semacam   itu,   maka buatlah   suatu   waktu   untuk   pertemuan   antara   kami   dan   kamu,   yang   kami tidak    akan    menyalahinya      dan    tidak   (pula)   kamu    di  suatu    tempat    yang pertengahan       (letaknya).'    Berkata     Musa:   "Waktu     untuk    pertemuan      (kami dengan)   kamu   itu   ialah   di   hari   raya   dan   hendaklah   dikumpulkan   manusia pada waktu matahari sepenggalah naik.'" (QS. Thaha: 56-59)

Nabi Musa   pergi   dalam   keadaaan   tenang. Kemudian   para   utusan   tukang   sihir datang ke istana Fir'aun. Ketika semua berkumpul, Fir'aun memerintahkan agar mereka semua menemuinya. Ketika masuk menemui Fir'aun, para tukang sihir sujud    kepadanya.      Fir'aun  memerintahkan        mereka    untuk    berdiri,  kemudian Fir'aun mulai berjalan-jalan di antara mereka sambil mengamati wajah mereka dan pakaian mereka. Fir'aun tampak terdiam memikirkan sesuatu dan tiba-tiba ia   berdiri   dan   berkata:   "Wahai   para   tukang   sihir,   kami   sekarang   menghadapi masalah     yang    kecil  dan   kami   telah   memerintahkan       agar   kalian  dihadirkan untuk memecahkan masalah itu." Para tukang sihir itu menundukkan kepalanya dan   mereka   mendengarkan   dengan   hikmat.   Fir'aun   kembali   berkata:   "Salah seorang lelaki datang kepada kami dan ia mengaku utusan Allah s.w.t; seorang lelaki   yang   bernama   Musa   dan   bersama   saudaranya,   Harun.   Musa   ini   adalah tukang sihir yang mahir, lebih tangkas dan lebih hebat dari Harun. Oleh kerana itu,   kalian   harus   mengalahkannya   dengan   kekalahan   yang   teruk   sehingga   ia tidak mampu lagi mengangkat kepalanya kerana rasa malu." Para tukang sihir tetap menundukkan kepalanya dan mereka terdiam. Fir'aun berkata: "Mengapa seseorang   di   antara   kalian   tidak   bertanya   kepadaku   tentang   sihirnya   Musa." Salah seorang tukang sihir dengan tenang berkata: "Kami menunggu tuan yang agung      menceritakannya         kepada      kami.     Kami      tidak    ingin    memutus pembicaraanmu wahai tuan." Dengan      nada   marah,    Fir'aun   berkata:    "Musa   melemparkan       tongkatnya     dan tiba-tiba   tongkatnya   itu     menjadi    ular  yang   sangat   besar   lalu  ia   mencabuttangannya       dan    tiba-tiba    tangannya      menjadi      putih    yang    menakjubkan orang-orang yang melihatnya." Tampak senyum manis menghiasi wajah- wajah para   tukang   sihir   dan   salah   seorang   mereka   berkata:   "Hendaklah   hati   Fir'aun tenang. Ini adalah permainan kuno; permainan tongkat yang berubah menjadi ular. Sesungguhnya itu hanya sekadar imaginasi yang menipu orang-orang yang melihatnya, yang seakan-akan ia bergerak padahal ia tetap di tempatnya." Fir'aun berkata: "Aku tidak ingin untuk memasuki perdebatan sekitar masalah pembuatan sihir. Yang aku inginkan agar kalian mengalahkan Musa. Kami telah sepakat   untuk   bertemu   pada   hari   ketika   musim   semi   akan   tiba.   Masyarakat Mesir semuanya akan berkumpul. Mereka akan menyaksikan kalian saat kalian mengalahkannya. Oleh kerana itu, kalian harus dapat mengalahkannya." Selesailah perkataan Fir'aun. Ia menunggu para tukang sihir meninggalkannya tapi mereka masih berdiri. Salah seorang mereka bertanya: "Mengapa tuan kita Fir'aun    tidak    berbicara    kepada     kita   tentang    urusan    yang    lebih   penting seandainya       kita   dapat    mengalahkan        Musa?"    Dengan     kehairanan      Fir'aun bertanya:   "Apa   sesuatu   yang   lebih   penting   itu?"   Salah   seorang   tukang   sihir berkata: "Tentu kami minta upah jika kami menang." Dengan tertawa, Fir'aun berkata:   "Jangan   khuatir,   aku   akan   memuaskan   kalian.   Kalian   akan   menjadi orang-orang yang dekat. Kami akan mengadakan pekerjaan-pekerjaan baru di istana bagi para tukang sihir. Kalian jangan khuatir. Tenanglah kerana kalian akan menerima upah yang layak." Fir'aun   tertawa   melihat kepercayaan   para   tukang   sihir   kepada   diri   mereka, kemudian   ia   memerintahkan   agar   mereka   meninggalkan   tempatnya.   Lalu   ia sendiri menuju ke meja makan siang.

Fir'aun duduk sambil makan. Ia berkata sambil   menyantap   paha   kambing   yang   besar:   "Semenjak   Musa   datang   selera makanku terganggu. Namun sekarang, kehancuran Musa sudah dekat." Allah s.w.t berfirman: "Dan Musa berkata: 'Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari    Tuhan     alam    semesta,     wajib    atasku    tidak   mengatakannya        sesuatu terhadap      Allah,   kecuali    yang   hak.    Sesungguhnya       aku   datang    kepadamu dengan   membawa   bukti   yang   nyata   dari   Tuhanmu,   maka   lepaskanlah   Bani Israil (pergi) bersama aku.' Fir'aun menjawab: 'Jika benar kamu membawa sesuatu     bukti,   maka   datangkanlah   bukti   itu       jika   (betul)  kamu   termasuk orang-orang yang benar.' Dan dia mengeluarkan tangannya, maka ketika itujuga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya. Pemuka-pemuka kaum Fir'aun berkata: 'Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai, yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari    negerimu.'     (Fir'aun    berkata):     'Maka    apakah    yang    kamu     anjurkan?' Pemuka-pemuka           itu  menjawab:       'Beritahulah     ia   dan   saudara-saudaranya serta    kirimlah     ke   kota-kota     beberapa     orang    yang    akan    mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai.'   Dan   beberapa   ahli   sihir   telah   datang   kepada   Fir'aun   mengatakan: '(Apakah)      sesungguhnya       kami    akan    mendapat       upah,    jika  kamilah     yang menang   Fir'aun   menjawab:   'Ya   dan   sesungguhnya   kamu   benar-benar   akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku).'" (QS. al-A'raf: 104-114) Kemudian   datanglah   hari   yang   dijanjikan.   Orang-orang   berbondong-   bondong keluar dari rumah.

Mereka membicarakan tentang pertemuan antar Nabi Musa dan   Fir'aun.   Mereka   menuju   ke   tempat   perayaan   sejak   pagi   hari.   Tidak   ada seorang pun di Mesir yang tidak mengetahui tentang peristiwa itu. Orang-orang begitu gembira ketika para tukang sihir itu datang sebagaimana mereka juga gembira ketika melihat Fir'aun datang, namun keheningan menyelimuti tempat itu ketika Nabi Musa dan Nabi Harun datang. Tempat perayaan itu diadakan di tempat      terbuka    yang   hanya    ditutupi   oleh   payung    Fir'aun   yang   melindungi kepalanya dari terik matahari. Fir'aun berdiri di tengah-tengah tenteranya. Ia memakai       emas    dan    permata.     Sementara      itu,   Nabi   Musa    berdiri   dengan menundukkan kepalanya dalam keadaan mengingat Allah s.w.t. Keadaan      saat   itu   benar-benar     hening.    Kemudian      para    tukang    sihir  maju menemui   Musa.   Mereka   berkata   kepada   Musa:   "Apakah   engkau   yang   pertama kali    melempar      atau   kami    yang    pertama     kali   melempar."      Musa    berkata: "Kalianlah   yang   pertama       kali  melempar."   Para   tukang   sihir   berkata:   "Demi kemuliaan   Fir'aun,   sesungguhnya   kami   akan   menang."   Musa   berkata:   "Celaka kalian, janganlah kalian membuat dusta kepada Allah s.w.t nescaya Dia akan mendatangkan seksa bagi kalian." Sebahagian ahli hakikat berkata: "Nabi Musa menoleh   dan   kemudian   ia   melihat   Jibril  di   sebelah   kanannya."  Jibril   berkata kepadanya:   "Wahai   Musa,   hendaklah   kamu   bersikap   sopan   kepada   wali-wali Allah s.w.t." Musa berkata dalam dirinva: "Mereka para tukang sihir itu datang dengan      maksud     menyimpangkan         agama     Fir'aun."   Jibril   kembali     berkata: "Bersikap   lembutlah   terhadap   wali-wali   Allah   s.w.t.   Mereka   saat   ini   sampai salat   Ashar   berada   di   sisimu   dan   setelah   salat   Ashar   mereka   akan   berada   di syurga."

Para tukang sihir itu mulai melemparkan tongkat-tongkat mereka dan tali-tali mereka.   Tiba-tiba   arena   itu   dipenuhi   dengan   ular-ular.   Mereka   menipu   dan menyihir pandangan orang-orang yang melihatnya. Orang- orang yang melihat sihir   itu   merasa     takut    kerana    mereka     mendatangkan        sihir   yang   besar. Orang-orang   merasa   gembira   dan   Fir'aun   pun   menampakkan   senyumnya.   Ia berkata   dalam   dirinya:   Sungguh   hari   ini   adalah   hari   pembalasan   atas   Musa. Mukjizatnya      berupa     tongkat    yang    ada   di  tangannya     yang    dapat    berubah menjadi ular, sekarang Fir'aun menghadirkan kepadanya seluruh tukang sihir di mana   tongkat-tongkat   dan   tali-tali   yang   ada   di   tangan   mereka   pun   berubah menjadi ular. Senyuman Fir'aun pun semakin melebar. Nabi Musa memperhatikan tali-tali tukang sihir dan tongkat-tongkat mereka. Ia merasa   takut.   Nabi   Musa   ingat   apa   yang   dikatakan   oleh   Jibril   dan   ia   mulai merasakan   ketakutan.   Bagaimana   mungkin   para   tukang   sihir   itu   akan   masuk syurga dan mereka akan menjadi wali-wali Allah s.w.t? Nabi Musa merasakan semua itu, namun tiada seorang pun yang mengetahui hakikat pemikiran yang terlintas    dalam     benak    Nabi    Musa    saat   ia  berdiri    dengan     bajunya    yang sederhana bersama saudaranya di hadapan kumpulan manusia yang banyak dari para pengawal dan tentera Fir'aun. Ketika Musa merasakan ketakutan tersebut, maka   cahaya   yang   terang   menembus   dalam   dirinya   dan   Allah   s.w.t   berkata kepadanya: "Kami   berkata:   'Janganlah   kamu   takut,   sesungguhnya   kamulah   yang   paling unggul     (menang).      Dan   lemparkanlah       apa   yang    ada   di  tangan     kananmu, nescaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang." (QS.Thaha: 68-69) Musa merasa senang ketika mendengar Allah s.w.t menenangkannya. Nabi Musa dapat   mengendalikan   dirinya,   kemudian   beliau   mengangkat   tongkatnya   dan melemparkannya. Sebelum tongkat itu menyentuh tanah, tiba-tiba terjadilah suatu    mukjizat.     Orang-orang     dan    para   tukang    sihir  Fir'aun  bahkan     Fir'aun sendiri   menyaksikan   sesuatu   yang   belum   pernah   mereka   saksikan   di   dunia. Biasanya      seorang     tukang     sihir   dapat    menipu     pandangan       manusia      dan memperdaya   mereka   seolah-olah ada   ular   yang   bergerak  padahal  ia   tetap   di tempatnya. Tetapi apa yang terjadi saat itu adalah sesuatu yang benar-benar berbeda.

Belum    sampai    tongkat    Nabi    Musa   menyentuh       tanah   sehingga     ia berubah menjadi ular yang besar dan sangat gesit. Tiba-tiba ular ini menuju ke tali-tali tukang sihir dan tongkat-tongkat mereka yang   bergerak   dan   ia   mulai   memakannya   satu   persatu.   Tongkat   Nabi   Musa memakan       tali-tali  tukang    sihir  dan   tongkat-tongkat  mereka     dengan    cepat. Belum berselang beberapa minit sehingga arena itu kosong dari tali-tali tukang sihir   dan   tongkat-tongkat   mereka.   Tongkat-tongkat   dan   tali-tali   tukang   sihir tersembunyi dalam perut tongkat Nabi Musa. Dan bergeraklah ular yang besar menuju Nabi Musa lalu beliau menghulurkan tangannya dan tiba-tiba ular itu berubah menjadi tongkat. Para tukang sihir mengetahui bahawa mereka bukan di hadapan seorang penyihir. Mereka sebenamya adalah tokoh-tokoh sihir dan para pakar dalam hal itu di zaman mereka, tetapi apa yang mereka saksikan saat ini bukan termasuk sihir. Itu adalah mukjizat dari Allah s.w.t. Akhirnya,   para   tukang   sihir   itu   sujud   di   atas   tanah.   Mereka   berkata:   "Kami beriman kepada Tuhan Pengatur alam semesta. Tuhan yang diyakini oleh Musa dan Harun." Orang-orang Mesir dan anak-anak Bani Israil menyaksikan mukjizat yang   mengagumkan   ini.   Mereka   melihat   bagaimana   tukang   sihir-tukang   sihir Fir'aun sujud kepada Musa dan Harun. Fir'aun menyaksikan bahawa bola itu kini berada di tangan Musa dan Harun. Lalu ia bangkit dari duduknya dan berteriak di   depan   tukang   sihir:    "Bagaimana     kalian   beriman   kepadanya   sebelum   aku memberi izin kepada kalian." Para tukang sihir berkata: "Untuk beriman tidak perlu izin." Fir'aun berkata: "Kalau begitu ini adalah persekongkolan yang jelas. Sesungguhnya   Musa   adalah   guru   kalian   yang   mengajari   kalian   sihir.   Sungguh tangan-tangan kalian dan kaki-kaki kalian akan diputus dan kalian akan disalib di pohon kurma. Sungguh ini adalah persekongkolan yang jelas." Para tukang sihir berkata: "Lakukan apa saja yang engkau inginkan, hai Fir'aun. Kami   tidak   memilihmu   dan   kami   tidak   mengutamakanmu   atas   mukjizat   Ilahi ini.   Sesungguhnya   kami   beriman   kepada   Tuhan   kami   agar   Dia   mengampuni kami     dan   menghapus      kesalahan-kesalahan        kami.   Apa   yang    engkau    berikan terhadap kami adalah sesuatu yang sedikit, dan apa yang ada di sisi Allah s.w.t lebih baik dan lebih abadi. Seandainya engkau menyeksa kami dan membunuh kami     dan   menyalib     kami,    maka    engkau     hanya    dapat    menyeksa      kami    di kehidupan dunia ini. Tentu kehidupan dunia tidak dapat dibandingkan dengan kehidupan   akhirat.   Kami   hanya   ingin   mendapatkan   pengampunan   dari   Allah s.w.t    dan   memasuki      syurga."    Kemudian      Fir'aun  mengeluarkan       perintahnya untuk   menyalib   semua   tukang   sihir.   Ketika   menyaksikan   peristiwa   tersebut, orang-orang       menjadi     ketakutan.      Kemudian      Nabi    Musa    dan    Nabi    Harun meninggalkan        tempat     itu  dan    Fir'aun   kembali    ke   istananya.    "Ahli-ahli sihir berkata: 'Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu,      ataukah      kami    yang     akan    melemparkan?'         Musa    menjawab: 'Lemparkanlah  (lebih  dahulu)! Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan         sihir  yang   besar    (menakjubkan).       Dan   Kami    mewahyukan kepada Musa: 'Lemparkanlah tongkatmu!' Maka sekoyong-koyong tongkat itu menelan   apa   yang   mereka   sulapkan.   kerana   itu   nyatalah   yang   benar   dan gagallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah   mereka   orang-orang   yang   hina.   Dan   ahli-ahli   sihir   itu   serta   merta meniarapkan diri dengan bersujud.

0 comments:

Posting Komentar