Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Rabu, 18 Juni 2025

Kisah kelahiran Nabi Musa A.S

 Kisah kelahiran Nabi Musa A.S

Nabi Musa A.S. adalah seorang bayi yang dilahirkan dikalangan Bani Isra'il yang pada ketika itu dikuasai oleh Raja Fir'aun yang bersikap kejam dan zalim. Nabi Musa bin Imron bin Qahat bin Lawi     bin   Ya'qub    adalah    beribukan     Yukabad.Setelah meningkat  dewasa     Nabi    Musa    telah beristerikan dengan puteri Nabi Syu'aib yaitu Shafura.Dalam perjalanan hidup Nabi Musa untuk menegakkan Islam dalam penyebaran risalah yang telah diutuskan oleh Allah kepadanya ia telah diketemukan beberapa orang nabi diantaranya ialah bapa mertuanya Nabi Syu'aib, Nabi Harun dan Nabi Khidhir. Di sini juga diceritakan tentang perlibatan beberapa orang nabi yang lain di antaranya Nabi Somu'il serta Nabi Daud Catatan : Para    ahli  tafsir  berselisih   pendapat     tentang   Syu'aib,   mertua    Nabi    Musa.  

kisah kelahiran nabi musa


  Sebagian     besar berpendapat   bahwa   ia   adalah   Nabi   Syu'aib   A.S.   yang   diutuskan   sebagai   rasul   kepada   kaum Madyan, sedang yang lain berpendapat bahwa ia adalah orang lain yaitu yang dianggap adalah satu kebetulan namanya Syu'aib juga. Wallahu A'lam bisshawab Kelahiran Musa Dan Pengasuhnya Raja Fir'aun yang memerintah Mesir sekitar kelahirannya Nabi Musa, adalah seorang raja yang zalim,    kejam    dan   tidak   berperikemanusiaan. Ia  memerintah     negaranya     dengan    kekerasan, penindasan      dan   melakukan     sesuatu    dengan    sewenang-wenangnya.Rakyatnya     hidup    dalam ketakutan dan rasa tidak aman tentang jiwa dan harta benda mereka, terutama Bani Isra'il yang menjadi hamba kekejaman, kezaliman dan bertindak sewenang-wenangnya dari raja dan orang- orangnya.   Mereka   merasa   tidak   tenteram   dan   selalu   dalam   keadaan   gelisah,   walau   pun   berada dalam rumah mereka sendiri. Mereka tidak berani mengangkat kepala bila berhadapan dengan seorang hamba raja dan berdebar hati mereka karena ketakutan bila kedengaran suara pegawai- pegawai kerajaan lalu di sekitar rumah mereka, apalagi bunyi kasut mereka sudah terdengar di depan pintu. Raja    Fir'aun    yang   sedang    mabuk     kuasa    yang   tidak   terbatas   itu,  bergelimpangan       dalam kenikmatan dan kesenangan duniawi yang tiada taranya, bahkan mengumumkan dirinya sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Pd suatu hari beliau telah terkejut oleh ramalan oleh seorang ahli nujum kerajaan yang dengan tiba-tiba dtg menghadap raja dan memberitahu bahwa menurut firasatnya falaknya, seorang bayi lelaki akan dilahirkan dari kalangan Bani Isra'il yang kelak akan menjadi musuh kerajaan dan bahkan akan membinasakannya. Raja   Fir'aun   segera   mengeluarkan   perintah   agar   semua   bayi   lelaki   yang   dilahirkan   di   dalam lingkungan   kerajaan   Mesir   dibunuh   dan   agar   diadakan   pengusutan   yang   teliti   sehingga   tiada seorang pun dari bayi lelaki, tanpa terkecuali, terhindar dari tindakan itu. Maka dilaksanakanlah perintah raja oleh para pengawal dan tenteranya. Setiap rumah dimasuki dan diselidiki dan setiap perempuan hamil menjadi perhatian mereka pada saat melahirkan bayinya. Raja   Fir'aun   menjadi   tenang   kembali   dan   merasa   aman   tentang   kekebalan   kerajaannya   setelah mendengar para anggota kerajaannya, bahwa wilayah kerajaannya telah menjadi bersih dan tidak seorang pun dari bayi laki-laki   yang masih hidup.   Ia tidak mengetahui bahwa kehendak   Allah tidak   dpt   dibendung   dan   bahwa   takdirnya   bila   sudah   difirman   "Kun"   pasti   akan   wujud   dan menjadi kenyataan "Fayakun". Tidak sesuatu kekuasaan bagaimana pun besarnya dan kekuatan bagaimana hebatnya dapat menghalangi atau mengagalkannya. Raja    Fir'aun   sesekali    tidak  terlintas   dalam    fikirannya    yang    kejam    dan   zalim   itu  bahwa kerajaannya      yang    megah,    menurut     apa   yang   telah   tersirat  dalam    Lauhul    Mahfudz,     akan ditumbangkan oleh seorang bayi yang justeru diasuh dan dibesarkan di dalam istananya sendiri akan     diwarisi   kelak   oleh   umat    Bani    Isra'il  yang   dimusuhi,    dihina,   ditindas   dan    disekat kebebasannya.   Bayi   asuhnya   itu   ialah   laksana   bunga   mawar   yang   tumbuh   di   antara   duri-duri yang tajam atau laksana fajar yang timbul menyingsing dari tengah kegelapan yang mencekam. Yukabad, isteri Imron bin Qahat bin Lawi bin Ya'qub sedang duduk seorang diri di salah satu sudut    rumahnya     menanti    dtgnya    seorang   bidan    yang   akan   memberi     pertolongan    kepadanya melahirkan bayi dari dalam kandungannya itu. Bidan   dtg   dan   lahirlah   bayi   yang   telah   dikandungnya   selama   sembilan   bulan   dalam   keadaan selamat, segar dan sihat afiat.

Dengan lahirnya bayi itu, maka hilanglah rasa sakit yang luar biasa dirasai   oleh   setiap   perempuan   yang   melahirkan   namun   setelah   diketahui   oleh   Yukabad   bahwa bayinya adalah lelaki maka ia merasa takut kembali. Ia merasa sedih dan khuatir bahwa bayinya yang sgt disayangi itu akan dibunuh oleh orang-orang Fir'aun. Ia mengharapkan agar bidan itu merahasiakan kelahiran bayi itu dari sesiapa pun. Bidan yang merasa simpati terhadap bayi yang lucu dan bagus itu serta merasa betapa sedih hati seorang ibu yang akan kehilangan bayi yang baru dilahirkan memberi kesanggupan dan berjanji akan merahasiakan kelahiran bayi itu. Setelah bayi mencapai tiga bulan, Yukabad tidak merasa tenang dan selalu berada dalam keadaan cemas     dan   khuatir    terhadap    keselamatan     bayinya.    Allah   memberi      ilham   kepadanya      agar menyembunyikan bayinya di dalam sebuah peti yang tertutup rapat, kemudian membiarkan peti yang berisi bayinya itu terapung di atas sungai Nil. Yukabad tidak boleh bersedih dan cemas ke atas   keselamatan     bayinya    karena   Allah   menjamin      akan   mengembalikan       bayi   itu  kepadanya bahkan akan mengutuskannya sebagai salah seorang rasul. Dengan      bertawakkal     kepada    Allah    dan   kepercayaan      penuh    terhadap    jaminan    Illahi,  mak dilepaskannya   peti   bayi   oleh   Yukabad,   setelah   ditutup   rapat   dan   dicat   dengan   warna   hitam, terapung dipermukaan air sungai Nil. Kakak Musa diperintahkan oleh ibunya untuk mengawasi dan mengikuti peti rahasia itu agar diketahui di mana ia berlabuh dan ditangan siapa akan jatuh peti yang mengandungi erti yang sgt besar bagi perjalanan sejarah umat manusia. Alangkah   cemasnya   hati   kakak   Musa,   ketika   melihat   dari   jauh   bahwa   peti   yang   diawasi   itu, dijumpai oleh puteri raja yang kebetulan berada di tepi sungai Nil bersantai bersama beberapa dayangnya dan dibawanya masuk ke dalam istana dan diserahkan kepada ibunya, isteri Fir'aun. Yukabad      yang    segera   diberitahu    oleh  anak   perempuannya        tentang   nasib   peti  itu,  menjadi kosonglah hatinya karena sedih dan cepat serta hampir saja membuka rahasia peti itu, andai kata Allah    tidak   meneguhkan      hatinya   dan   menguatkan      hanya    kepada    jaminan    Allah   yang   telah dinerikan kepadanya.

Raja Fir'aun ketika diberitahu oleh Aisah, isterinya, tentang bayi laki-laki yang ditemui di dalam peti   yang   terapung   di   atas   permukaan   sungai   Nil,   segera   memerintahkan   membunuh   bayi   itu seraya   berkata   kepada   isterinya:   "Aku   khuatir   bahwa   inilah   bayi   yang   diramalkan,   yang   akan menjadi   musuh   dan   penyebab   kesedihan   kami   dan   akan   membinasakan   kerajaan   kami yang  besar ini." Akan tetapi isteri Fir'aun yang sudah terlanjur menaruh simpati dan sayang terhadap bayi yang   lucu   dan   manis   itu,   berkata   kepada   suaminya:   "Janganlah   bayi   yang   tidak   berdosa   ini dibunuh. Aku sayang kepadanya dan lebih baik kami ambil dia sebagai anak, kalau-kalau kelak ia akan berguna dan bermanfaat bagi kami. Hatiku sgt tertarik kepadanya dan ia akan menjadi kesayanganku        dan   kesayangmu".       Demikianlah       jika  Allah    Yang    Maha     Kuasa    menghendaki sesuatu   maka   dilincinkanlah   jalan   bagi   terlaksananya   takdir   itu.   Dan   selamatlah   nyawa   putera Yukabad   yang   telah   ditakdirkan   oleh   Allah   untuk   menjadi   rasul-Nya,   menyampaikan   amanat wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah sesat. Nama   Musa   yang   telah   diberikan   kepada   bayi   itu   oleh   keluarga   Fir'aun,   bererti   air   dan   pohon {Mu=air       ,  Sa=pohon}      sesuai    dengan     tempat    ditemukannya       peti   bayi   itu.  Didatangkanlah kemudian   ke   istana   beberapa   inang   untuk   menjadi   ibu   susuan   Musa.   Akan   tetapi   setiap   inang yang mencuba dan memberi air susunya ditolak oleh bayi yang enggan menyedut dari setiap tetk yang     diletakkan    ke   bibirnya.    Dalam     keadaan    isteri  Fir'aun    lagi  bingung     memikirkan      bayi pungutnya yang enggan menetek dari sekian banyak inang yang didatangkan ke istana, datanglah kakak Musa menawarkan seorang inang lain yang mungkin diterima oleh bayi itu. Atas pertanyaan keluarga Fir'aun, kalau-kalau ia mengenal keluarga bayi itu, berkatalah kakak Musa: "Aku tidak mengenal siapakah keluarga dan ibu bayi ini. Hanya aku ingin menunjukkan satu keluarga yang baik dan selalu rajin mengasuh anak, kalau-kalau bayi itu dpt menerima air susu ibu keluarga itu". Anjuran kakak Musa diterima oleh isteri Fir'aun dan seketika itu jugalah dijemput ibu kandung Musa sebagai inang bayaran. Maka begitu bibir sang bayi menyentuh tetek ibunya, disedutlah air susu   ibu   kandungnya   itu   dengan   sgt   lahapnya.   Kemudian   diserahkan   Musa   kepada   Yukabad ibunya,   untuk   diasuh   selama   masa   menetek   dengan   imbalan   upah   yang   besar.   Maka   dengan demikian terlaksanalah janji Allah kepada Yukabad bahwa ia akan menerima kembali puteranya itu. Setelah selesai masa meneteknya, dikembalikan Musa oleh ibunya ke istana, di mana ia di asuh, dibesar dan dididik sebagaimana anak-anak raja yang lain. Ia mengenderai kenderaan Fir'aun dan berpakaian sesuai dengan cara-cara Fir'aun berpakaian sehingga ia dikenal orang sebagai Musa bin Fir'aun. Bacalah tentang isi cerita di atas di dalam Al-Quran dari ayat 4 - 13 dalam surah "Al-Qashash" sebagai berikut :~ "4.~    Sesungguhnya       Fir'aun    telah  berbuat    sewenang-wenang         di  muka     bumi   dan   menjadikan penduduknya        berpecah   belah   dengan   menindas        segolongan   dari   mereka,   menyembelih anak lelaki   mereka     dan  membiarkan      hidup    anak-anak    perempuan      mereka.    Sesungguhnya      Fir'aun termasuk   orang-orang   yang   berbuat   kerusakan.5.~   Dan   Kami   hendak   memberi   kurnia   kepada orang-orang   yang   tertindas   di   bumi   {Mesir}   itu   dan   hendak   menjadi   mereka   pemimpin   dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi {bumi}.6.~ Dan Kami akan teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman berserta tenteranya apa    yang    selalu  mereka     khuatirkan    dari  mereka     itu.7.~  Dan    Kami    ilhamkan     kepada    ibu Musa,"susukanlah   dia,       dan   apabila   kamu    khuatir   terhadapnya,   maka   jatuhkan   dia   ke   dalam sungai     {Nil}.    Dan    janganlah     kamu    khuatir    dan   janganlah     pula   bersedih    hati,   karena sesungguhnya   Kami   akan   mengembalikannya   kepadamu,   dan   menjadikannya   {salah   seorang} dari para rasul.8.~ Maka pungutlah ia oleh keluarga Fir'aun   yang akibatnya ia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman berserta tenteranya adalah orang- orang yang bersalah.9.~ Dan berkatalah isteri Fir'aun: "Ia {Musa} biji mata bagiku dan bagimu. Janganlah   kamu   membunuhnya,   mudah-mudahan   ia   bermanfaat   kepada   kita   atau   kita   ambil   ia menjadi   anak,"   sedang   mereka   tiada   menyedari.10.~   Dan   menjadi   kekosongan   hait   ibu   Musa, seandainya   Kami   tidak   teguhkan   hatinya,   spy   ia   termasuk   orang-orang yang   percaya   {kepada janji Allah}.11.~ Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikutilah dia". Maka kelihatan   olehnya   Musa   dari   jauh,   sedang   mereka   tidak   mengetahuinya.12.~   Dan   Kami cegah   Musa   dari   menyusu   kepada   perempuan-perempuan   yang   nahu   menyusukannya   sebelum itu, maka berkatalah saudara Musa: "Mahukah kamu aku tunjukkan kepada kamu ahlul-bait yang akan    memeliharakannya        utkmu    dan   mereka    dpt  berlaku    baik  kepadanya?"13.~       Maka    Kami kembalikan   Musa   kepada   ibunya   supaya   senang   hatinya   dan   tidak   berduka   cita   dan   supaya   ia mengetahui        bahwa     janji   Allah    itu   adalah    benar,    tetapi   manusia      kebanyakan       tidak mengetahuinya." { Al-Qashash : 4 ~ 13 } Musa keluar dari Mesir Sejak ia dikembali ke istana oleh ibunya setelah disusui, Musa hidup sebagai slah seorang drp keluarga     kerajaan    hingga    mencapai     usia  dewasanya,  dimana    ia  memperolehi      asuhan    dan pendidikan      sesuai   dengan    tradisi  istana. 

0 comments:

Posting Komentar