berawal dari rasa penasaran dari kabar jika kita memiliki hajat yang seperti mustahil terlaksana maka bacalah Surat yasin sebanyak 41 kali hingga saya menemukan salah satu cara membaca surat yasin 41 kali untuk hajat yaitu pada beberapa ayat kita mengulangi dalam membaca ayat tersebut
بِسْمِ اللّٰهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Surat Yasin
يٰسۤ ۚ - ١
Ya Sin (7X)
وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ - ٢
wal-qur'ânil-ḫakîm
Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,
اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ - ٣
innaka
laminal-mursalîn
sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,
عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ - ٤
‘alâ
shirâthim mustaqîm
(yang
berada) di atas jalan yang lurus,
تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ - ٥
tanzîlal-‘azîzir-raḫîm
(sebagai
wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang,
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ -
٦
litundzira
qaumam mâ undzira âbâ'uhum fa hum ghâfilûn
agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek
moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
- ٧
laqad
ḫaqqal-qaulu ‘alâ aktsarihim fa hum lâ yu'minûn
Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan
mereka, karena mereka tidak beriman.
اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى
الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ - ٨
innâ
ja‘alnâ fî a‘nâqihim aghlâlan fa hiya ilal-adzqâni fa hum muqmaḫûn
Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan
mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.
وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ
سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ - ٩
wa ja‘alnâ
mim baini aidîhim saddaw wa min khalfihim saddan fa aghsyainâhum fa hum lâ
yubshirûn
Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang
mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat
melihat.
وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا
يُؤْمِنُوْنَ - ١٠
wa sawâ'un
‘alaihim a andzartahum am lam tundzir-hum lâ yu'minûn
Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada
mereka atau engkau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan
beriman juga.
اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ
بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ - ١١
innamâ
tundziru manittaba‘adz-dzikra wa khasyiyar-raḫmâna bil-ghaîb, fa basysyir-hu
bimaghfiratiw wa ajring karîm
Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang
yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih,
walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan
dan pahala yang mulia.
اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا
وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ - ١٢
innâ naḫnu
nuḫyil-mautâ wa naktubu mâ qaddamû wa âtsârahum, wa kulla syai'in aḫshainâhu fî
imâmim mubîn
Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan
Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang
mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas
(Lauh Mahfuzh).
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا
الْمُرْسَلُوْنَۚ - ١٣
wadlrib
lahum matsalan ash-ḫâbal-qaryah, idz jâ'ahal-mursalûn
Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu
negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;
اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا
فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ - ١٤
idz
arsalnâ ilaihimutsnaini fa kadzdzabûhumâ fa ‘azzaznâ bitsâlitsin fa qâlû innâ
ilaikum mursalûn
(yaitu)
ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan
keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga
(utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”
قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ
الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ - ١٥
qâlû mâ
antum illâ basyarum mitslunâ wa mâ anzalar-raḫmânu min syai'in in antum illâ
takdzibûn
Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu ini hanyalah manusia
seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun;
kamu hanyalah pendusta belaka.”
قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ - ١٦
qâlû
rabbunâ ya‘lamu innâ ilaikum lamursalûn
Mereka berkata, “Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah
utusan-utusan(-Nya) kepada kamu.
وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ - ١٧
wa mâ
‘alainâ illal-balâghul-mubîn
Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan
jelas.”
قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا
لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ - ١٨
qâlû innâ
tathayyarnâ bikum, la'il lam tantahû lanarjumannakum wa layamassannakum minnâ
‘adzâbun alîm
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu.
Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami rajam kamu dan
kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”
قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ
اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ - ١٩
qâlû
thâ'irukum ma‘akum, a in dzukkirtum, bal antum qaumum musrifûn
Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah
karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu
adalah kaum yang melampaui batas.”
وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ
اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ - ٢٠
wa jâ'a
min aqshal-madînati rajuluy yas‘â qâla yâ qaumittabi‘ul-mursalîn
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas
dia berkata, “Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.
اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ
۔ - ٢١
ittabi‘û
mal lâ yas'alukum ajraw wa hum muhtadûn
Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ
تُرْجَعُوْنَ - ٢٢
wa mâ liya
lâ a‘budulladzî fatharanî wa ilaihi turja‘ûn
Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang
telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.
ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ
بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ - ٢٣
a
attakhidzu min dûnihî âlihatan iy yuridnir-raḫmânu bidlurril lâ tughni ‘annî
syafâ‘atuhum syai'aw wa lâ yungqidzûn
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah)
Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka
tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.
اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ - ٢٤
innî idzal
lafî dlalâlim mubîn
Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam
kesesatan yang nyata.
اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ - ٢٥
innî
âmantu birabbikum fasma‘ûn
Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah
(pengakuan keimanan)-ku.”
قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ -
٢٦
qîladkhulil-jannah,
qâla yâ laita qaumî ya‘lamûn
Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu)
berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,
بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ - ٢٧
bimâ
ghafara lî rabbî wa ja‘alanî minal-mukramîn
apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan
aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan.”
۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ
بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ - ٢٨
wa mâ
anzalnâ ‘alâ qaumihî mim ba‘dihî min jundim minas-samâ'i wa mâ kunnâ munzilîn
Dan setelah dia (meninggal), Kami tidak menurunkan suatu pasukan
pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya.
اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ -
٢٩
ing kânat
illâ shaiḫataw wâḫidatan fa idzâ hum khâmidûn
Tidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan
saja; maka seketika itu mereka mati.
يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ
اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ - ٣٠
yâ
ḫasratan ‘alal-‘ibâd, mâ ya'tîhim mir rasûlin illâ kânû bihî yastahzi'ûn
Alangkah besar penyesalan terhadap hamba-hamba itu, setiap datang
seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ
اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ - ٣١
a lam
yarau kam ahlaknâ qablahum minal-qurûni annahum ilaihim lâ yarji‘ûn
Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka
yang telah Kami binasakan. Orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tidak
ada yang kembali kepada mereka.
وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ - ٣٢
wa ing
kullul lammâ jamî‘ul ladainâ muḫdlarûn
Dan setiap (umat), semuanya akan dihadapkan kepada Kami.
وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا
وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ - ٣٣
wa âyatul
lahumul-ardlul-maitatu aḫyainâhâ wa akhrajnâ min-hâ ḫabban fa min-hu ya'kulûn
Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang
mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian,
maka dari (biji-bijian) itu mereka makan.
وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ
وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ - ٣٤
wa ja‘alnâ
fîhâ jannâtim min nakhîliw wa a‘nâbiw wa fajjarnâ fîhâ minal-‘uyûn
Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur
dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,
لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ
اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ - ٣٥
liya'kulû
min tsamarihî wa mâ ‘amilat-hu aidîhim, a fa lâ yasykurûn
agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan
mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?
سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ
الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ - ٣٦
sub-ḫânalladzî
khalaqal-azwâja kullahâ mimmâ tumbitul-ardlu wa min anfusihim wa mimmâ lâ
ya‘lamûn
Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya
berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ
مُّظْلِمُوْنَۙ - ٣٧
wa âyatul
lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahâra fa idzâ hum mudhlimûn
Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami
tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam)
kegelapan,
وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ
الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ - ٣٨
wasy-syamsu
tajrî limustaqarril lahâ, dzâlika taqdîrul-‘azîzil-‘alîm(14X)
dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ
الْقَدِيْمِ - ٣٩
wal-qamara
qaddarnâhu manâzila ḫattâ ‘âda kal-‘urjûnil-qadîm
Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga
(setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti
bentuk tandan yang tua.
لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا
الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ - ٤٠
lasy-syamsu
yambaghî lahâ an tudrikal-qamara wa lal-lailu sâbiqun-nahâr, wa kullun fî
falakiy yasbaḫûn
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak
dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ
الْمَشْحُوْنِۙ - ٤١
wa âyatul
lahum annâ ḫamalnâ dzurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḫûn
Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami
angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan,
وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ - ٤٢
wa
khalaqnâ lahum mim mitslihî mâ yarkabûn
dan Kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa
yang mereka kendarai.
وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ
يُنْقَذُوْنَۙ - ٤٣
wa in
nasya' nughriq-hum fa lâ sharîkha lahum wa lâ hum yungqadzûn
Dan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka. Maka tidak
ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan,
اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ - ٤٤
illâ
raḫmatam minnâ wa matâ‘an ilâ ḫîn
melainkan (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari
Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu.
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا
خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ - ٤٥
wa idzâ
qîla lahumuttaqû mâ baina aidîkum wa mâ khalfakum la‘allakum tur-ḫamûn
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa
yang di hadapanmu (di dunia) dan azab yang akan datang (akhirat) agar kamu
mendapat rahmat.”
وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا
كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ - ٤٦
wa mâ
ta'tîhim min âyatim min âyâti rabbihim illâ kânû ‘an-hâ mu‘ridlîn
Dan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan
datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya.
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ
اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ - ٤٧
wa idzâ
qîla lahum anfiqû mimmâ razaqakumullâhu qâlalladzîna kafarû lilladzîna âmanû a
nuth‘imu mal lau yasyâ'ullâhu ath‘amahû in antum illâ fî dlalâlim mubîn
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki
yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada
orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang
yang jika Allah menghendaki Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.”
وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ - ٤٨
wa
yaqûlûna matâ hâdzal-wa‘du ing kuntum shâdiqîn
Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, “Kapan janji (hari
berbangkit) itu (terjadi) jika kamu orang yang benar?”
مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ
يَخِصِّمُوْنَ - ٤٩
mâ
yandhurûna illâ shaiḫataw wâḫidatan ta'khudzuhum wa hum yakhishshimûn
Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka
ketika mereka sedang bertengkar.
فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ
يَرْجِعُوْنَ ࣖ - ٥٠
fa lâ
yastathî‘ûna taushiyataw wa lâ ilâ ahlihim yarji‘ûn
Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka (juga)
tidak dapat kembali kepada keluarganya.
وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى
رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ - ٥١
wa nufikha
fish-shûri fa idzâ hum minal-ajdâtsi ilâ rabbihim yansilûn
Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari
kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya.
قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا
وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ - ٥٢
qâlû yâ
wailanâ mam ba‘atsanâ mim marqadinâ hâdzâ mâ wa‘adar-raḫmânu wa
shadaqal-mursalûn
Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami
dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha
Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).
اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ
لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ - ٥٣
ing kânat
illâ shaiḫataw wâḫidatan fa idzâ hum jamî‘ul ladainâ muḫdlarûn
Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua
dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab).
فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا
مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ - ٥٤
fal-yauma
lâ tudhlamu nafsun syai'aw wa lâ tujzauna illâ mâ kuntum ta‘malûn
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan
kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu
kerjakan.
اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ - ٥٥
inna
ash-ḫâbal-jannatil-yauma fî syughulin fâkihûn
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam
kesibukan (mereka).
هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ
مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ - ٥٦
hum wa
azwâjuhum fî dhilâlin ‘alal-arâ'iki muttaki'ûn
Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh,
bersandar di atas dipan-dipan.
لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ - ٥٧
lahum fîhâ
fâkihatuw wa lahum mâ yadda‘ûn
Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja
yang mereka inginkan.
سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ - ٥٨
salâm,
qaulam mir rabbir raḫîm
(Kepada
mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha
Penyayang.(16X)
وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ - ٥٩
wamtâzul-yauma
ayyuhal-mujrimûn
Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “Berpisahlah kamu (dari
orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!
اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا
الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ - ٦٠
a lam
a‘had ilaikum yâ banî âdama al lâ ta‘budusy-syaithân, innahû lakum ‘aduwwum
mubîn
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam
agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,
وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ - ٦١
wa
ani‘budûnî, hâdzâ shirâthum mustaqîm
dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.”
وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا
تَعْقِلُوْنَ - ٦٢
wa laqad
adlalla mingkum jibillang katsîrâ, a fa lam takûnû ta‘qilûn
Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di
antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?
هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ - ٦٣
hâdzihî
jahannamullatî kuntum tû‘adûn
Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.
اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ - ٦٤
ishlauhal-yauma
bimâ kuntum takfurûn
Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu
mengingkarinya.
اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ
اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ - ٦٥
al-yauma
nakhtimu ‘alâ afwâhihim wa tukallimunâ aidîhim wa tasy-hadu arjuluhum bimâ kânû
yaksibûn
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata
kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu
mereka kerjakan.
وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا
الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ - ٦٦
walau
nasyâ'u lathamasnâ ‘alâ a‘yunihim fastabaqush-shirâtha fa annâ yubshirûn
Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata
mereka; sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka bagaimana mungkin
mereka dapat melihat?
وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا
اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ - ٦٧
walau
nasyâ'u lamasakhnâhum ‘alâ makânatihim famastathâ‘û mudliyyaw wa lâ yarji‘ûn
Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di
tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan juga
tidak sanggup kembali.
وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا
يَعْقِلُوْنَ - ٦٨
wa man
nu‘ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, a fa lâ ya‘qilûn
Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan
dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?
وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ
اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ - ٦٩
wa mâ
‘allamnâhusy-syi‘ra wa mâ yambaghî lah, in huwa illâ dzikruw wa qur'ânum mubîn
Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair
itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan
Kitab yang jelas,
لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى
الْكٰفِرِيْنَ - ٧٠
liyundzira
mang kâna ḫayyaw wa yaḫiqqal-qaulu ‘alal-kâfirîn
agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang
hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir.
اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ
اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ - ٧١
a wa lam
yarau annâ khalaqnâ lahum mimmâ ‘amilat aidînâ an‘âman fa hum lahâ mâlikûn
Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan
ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan
kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?
وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا
يَأْكُلُوْنَ - ٧٢
wa
dzallalnâhâ lahum fa min-hâ rakûbuhum wa min-hâ ya'kulûn
Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu
sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan.
وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ - ٧٣
wa lahum
fîhâ manâfi‘u wa masyârib, a fa lâ yasykurûn
Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka
mengapa mereka tidak bersyukur?
وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ
يُنْصَرُوْنَ ۗ - ٧٤
wattakhadzû
min dûnillâhi âlihatal la‘allahum yunsharûn
Dan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat
pertolongan.
لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ
مُّحْضَرُوْنَ - ٧٥
lâ
yastathî‘ûna nashrahum wa hum lahum jundum muḫdlarûn
Mereka (sesembahan) itu tidak dapat menolong mereka; padahal
mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga (sesembahan) itu.
فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا
يُعْلِنُوْنَ - ٧٦
fa lâ
yaḫzungka qauluhum, innâ na‘lamu mâ yusirrûna wa mâ yu‘linûn
Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Muhammad)
bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang
mereka nyatakan.
اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ
فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ - ٧٧
a wa lam
yaral-insânu annâ khalaqnâhu min nuthfatin fa idzâ huwa khashîmum mubîn
Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari
setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata!
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ
الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ - ٧٨
wa dlaraba
lanâ matsalaw wa nasiya khalqah, qâla may yuḫyil-‘idhâma wa hiya ramîm
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal
kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang,
yang telah hancur luluh?”
قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ
بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ - ٧٩
qul
yuḫyîhalladzî ansya'ahâ awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin ‘alîm
Katakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkannya ialah (Allah)
yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala
makhluk,
ِۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ
الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ - ٨٠
alladzî
ja‘ala lakum minasy-syajaril-akhdlari nâran fa idzâ antum min-hu tûqidûn
yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau,
maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”
اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى
اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ - ٨١
a wa
laisalladzî khalaqas-samâwâti wal-ardla biqâdirin ‘alâ ay yakhluqa mitslahum,
balâ wa huwal-khallâqul-‘alîm
Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu
menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)?
Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui. (4X)
اِنَّمَآ
اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
innamâ
amruhû idzâ arâda syai'an ay yaqûla lahû kun fa yakûn
Sesungguhnya urusan-Nya
apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka
jadilah sesuatu itu.
فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ
تُرْجَعُوْنَ ࣖ - ٨٣
fa
sub-ḫânalladzî biyadihî malakûtu kulli syai'iw wa ilaihi turja‘ûn
Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala
sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.
0 comments:
Posting Komentar