Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Sabtu, 28 Juni 2025

Kisah Nabi Musa A.S dan Qarun

 Kisah Nabi Musa A.S dan Qarun

Nabi Musa A.S. dan Qarun si kaya raya Qarun adalah nama seorang drp kaum Nabi Musa dan keluarganya yang dekat. Ia dikurniai Allah kelapangan   rezeki   dan   kekayaan   harta   benda   yang   besar   yang   tidak   ternilai   bilangannya.   IA hidup     mewah,     selalu  mujur    dalam    usahanya     mengumpulkan        kekayaan,     sehingga    menjadi padatlah khazanahnya dengan harta benda dan benda-2   yang sgt berharga. Sampai-2 para juru kuncinya tidak berdaya membawa atau memikul kunci-2 peti khazanahnya karena sgt byk dan beratnya. Ia hidup secara mewah dan menonjol di antara kaum dan penduduk kotanya. Segala- galanya adlah luar biasa dan lain drp yang lain. Gedung-2 tempat tinggalnya ,pakaiannya sehari- hari ,pelayan-2nya dan hamba-2 sahayanya yang bilangannya melebihi keperluan. Dan walaupun ia   tenggelam   dalam   lautan   kenikmatan   duniawi   yang   tiada   taranya   pada   masa   itu,   ia   merasa masih     belum    puas   dengan     tingkat   kekayaan     yang   ia  miliki   dan    terus  berusaha    mengisi khazanahnya   yang   sudah   padat   itu,   sifat   mausia   yang   serakah   yang   tidak   akan   pernah   puas dengan   apa   yang   sudah   dicapai.   Jika   ia   sudah   memiliki   segantang   emas   ia   ingin   memperolhi segantang yang kedua dan demikian seterusnya. Sebagaimana       halnya    dengan    kebykan     orang-orang     kaya   yang   telah  dimabukkan      oleh   harta bendanya maka Qarun tidak merasa sedikit pun bahwa dia mempunyai kewajiban sosial dengan harta   kekayaannya   itu. 

kisah harta karun

  Ia   dalam   hidupnya   hanya   memikirkan   kesenangan   dan   kesejahteraan peribadinya, memikirkan bagaimana ia dapat menambahkan kekayaannya yang sudah melimpah- limpah itu. Ia telah dinasihati oleh pemuka-2 kaumnya agar ia menyediakan sebahagian daripada kekayaannya bagi menolong para fakir miskin, menolong orang-orang yang telanjang yang tidak berpakaian dan lapar tidak dapat makanan. Ia diperingatkan bahwa kekayaan yang ia perolehi itu adalah   kurniaan   dari   Tuhan   yang   harus   disyukuri   dengan   beramal   kebajikan   terhadap   sesama manusia   dan   melakukan   perbuatan-2   yang   dapat   meringankan   penderitaan   orang-orang   yang ditimpa     musibah    atau   menderita    cacat. 

Diperingatkan     bahwa     Allah   yang   telah  memberinya rezeki yang luas itu dapat sewaktu-waktu mencabutnya bila ia melalaikan kewajiban sosialnya. Nasihat yang baik dan peringatan yang jujur yang dikemukakan oleh pemuka-pemuka kaumnya itu tidak diendahkan oleh Qarun dan tidak mendapat tempat didalam hatinya.Ia bahkan merasa bahwa   karena   kekayaannya   ialah   yang   harus   memberi   nasihat   dan   bukan   menerima   nasihat. Orang      harus    tunduk     kepadanya,      mematuhi      perintahnya,     mengiakan       kata-katanya      dan membenarkan   segala   tindak   tanduknya.   IA   menyombongkan   diri   dengan   mengatakan   kepada orang-orang   yang   memberikan   nasihat   itu   bahwa   kekayaan   yang   ia   miliki   adalah   semata-mata hasil   jerih   payahnya   dan   hasil   kecekapan   dan   kepandaiannya   berusaha   dan   bukan   merupakan kurnia  atau   pemberian   dari   sesiapa   pun. 

Karenanya   ia   bebas   menggunakan   harta  kekayaannya menurut      kehendak     hatinya   sendiri dan   tidak  merasa    terikat   oleh  kewajipan     sosial   berupa pertolongan dan bantuan kepada para fakir miskin dan para penderita yang memerlukan bantuan dan pertolongan. Sebagai tentangan bagi para orang yang menasihatinya, Qarun makin meningkatkan cara hidup mewahnya   dan   secara   menyolok   mempamerkan   kekayaannya   dengan   berlebih-lebihan.   Bila   ia keluar,   Ia   mengenakan   pakaian   dan   perhiasan   yang   bergemerlapan,   membawa   pengantar   dan pembantu   lebih   banyak   daripada   biasanya   dan   mengenderai   kuda-kuda   yang   dihiasi   dengan indah    dan   cantik.   Kemewahan       yang    ditonjolkan    secara   menyolok     itu  ,merasakan     iri-hati dikalangan     penduduk      terutama   mereka     yang   masih   lemah    imannya.    Mereka     berbisik-bisik diantara    sesama    mereka    mengeluh     dengan   berkata:   "Mengapa   kami      tidak   diberi  rezeki  dan kenikmatan   seperti   yang   telah   diberikan   kepada   Qarun?   Alangkah   mujurnya   nasib   Qarun   dan alangkah     bahagianya     dia  dalam   hidupnya     di  dunia  ini!  Dan   mengapa     Tuhan    melimpahkan kekayaan yang besar itu kepada Qarun yang tidak mempunyai rasa belas kasihan terhadap orang- orang     yang   melarat   dan   sengsara,    orang-orang     yang   fakir  dan   miskin    yang   memerlukan pertolongan   berupa   pakaian   mahupun   makanan.Dimanakah   letak   keadilan   Allah             yang   Maha Pemurah lagi Maha Pengasih itu?" Qarun yang tidak mengabaikan anjuran orang, agar ia secara sukarela menyediakan sebahagiaan harta kekayaannya untuk disedekahkan kepada orang-orang   yang memerlukannya, melarat dan miskin     akhirinya   didatangi    oleh  Nabi   Musa     menyampaikan       kepadanya     bahwa    Allah   telah mewahyukan   perinyah   berzakat   bagi   tiap-tiap   orang   yang   kaya   dan   berada.   Diterangkan   oleh Musa   kepadanya   bahwa   dalam   harta   kekayaan   tiap   ada   bahagian   yang   telah   ditentukan   oleh Tuahn   sebagai   hak   orang-orang   yang   melarat   dan   fakir   miskin   yang   wajib   diserahkan   kepada mereka. Qarun   merasa   jengkel   memerima   perintah   wajib   berzakat   itu   dan   menyatakan   keraguan   dan kesangsian   kepada   Musa.   Ia   berkata:   "Hai   MUsa   kami   telah   membantumu   dan   menyokongmu dalam     dakwahmu       kepada    agama     barumu.     Kami    telah   menuruti    segala    perintahmu     dan mendengarkan        segala    kata-katamu.     Sikap    kami    yang    lunak    itu  terhadap    dirimu    telah memberanikan engkau bertindak lebih jauh dari apa yang sepatutnya dan mulailah engkau ingin meraih   harta   benda   kami.   Engkau   rupanya   ingin   juga   menguasai   harta   kekayaan   kami   setelah kami serahkan kepadamu hati dan fikiran kami sebulat-bulatnya. Dengan perintah wajib zakatmu ini   engkau   telah   membuka     topengmu     dan   menunjukkan      dustamu     dan   bahwa   engkau    hanya seorang pendusta dan ahli sihir belaka." Tuduhan Qarun yang ingin melepaskan dirinya dari wajib berzakat itu ditolak oleh Nabi Musa yang   menegaskan   kembali   bahwa   kewajiban   berzakat   iut   tidak   dapat   ditawar-tawar   dan   harus dilaksanakan      karena   ia  adalah   perintah   Allah   yang   harus   ditaati  dan   dilaksanakan     dengan semestinya.

Quran tidak dapat jalan untuk mengelakkan diri dan kewajiban zakat itu setelah berbantah dan berdebat dengan Musa maka ia menyerah dan ditentukan berapa besar yang harus ia keluarkan zakat harta kekayaannya. Setelah    tiba   di  rumah    dan   menghitung-hitung       bahagian    yang   harus    dizakatkan    dari  harta miliknya   Qarun   merasa   terlampau   besar   yang   harus   dizakatkan   dan   merasa   sayang   bahwa   ia harus    mengeluarkan       dari  khazanahnya      sejumlah     wang    tanpa   meperolehi     imbalan    sesuatu keuntungan dan laba. Fikir punya fikir dan timbang punya timbang akhirnya Qarun mengambil keputusan      untuk   tidak   akan   mengeluarkan       zakat   walau   apapun     yang   akan   terjadi   akibat tindakannya itu. Utk     menguatkan      aksi   pemboikotannya        terhadap    kewajiban     mengeluarkan       zakat,   Qarun menyebarkan        fitnah  kepada    Nabi    Musa    dengan    maksud     menarik     orang   agar   menjadikan penunjang      aksinya    dan    mengikutinya      menolak     menolak      kewajiban     mengeluarkan zakat sebagaimana   diperintahkan   oleh   Nabi   Musa.        Ia   menyebarkan   fitnah   seolah-olah   Nabi   Musa dengan     dakwahnya      dan  penyiaran    agama     barunya   bertujuan    ingin  memperkayakan        diri  dan bahwa perintah zakatnya itu adalah merupakan cara perampasan yang halus terhadap milik-milik para pengikutnya. Lebih jahat lagi untuk menjatuhkan Nabi Musa dan kewibawaannya, Qaru bersekongkol dengan seorang     wanita   yang    diajarinya   agar   mengaku     didepan    umum      bahwa    ia  telah  melakukan perbuatan     zina  dengan    Musa.    Akan    tetapi  Allah   tidak  rela  nama    Rasul-Nya     tercemar    oleh tuduhan   palsu   yang   diaturkan   oleh   Qarun   itu.   Maka   digerakkanlah   hati   wanita   sewaannya   itu untuk mengatakan keadaan yang sebenarnya dan bahwa apa yang ia tuduhkan kepada Nabi Musa adalah    fitnahan   dan   ajaran   Qarun   semata-mata      dan  bahawasannya       Musa    adalah   bersih  dari perbuatan yang dituduh itu. Setelah ternyata bagi Nabi Musa bahwa Qarun tidak beriktikad baik dan bahwa ia tidak dapat diharap menjadi pengikut yang soleh   yang mematuhi perintah-2 Allah terutama perintah wajib zakat bahkan ia dapat merusakkan akhlak dan iman para pengikut Musa dengan sikap dan cara hidupnya     yang    berlebih-lebihan    mewahnya,      ditambahkan      pula  usahanya     yang   tidak   henti-2 merusakkan kewibawaan Nabi Musa dengan melontarkan   fitnahan dan berbagai hasutan maka habislah kesabaran Nabi Musa ,lalu berdoa ia kepada Allah agar menurunkan azab-Nya atas diri Qarun yang sombong dan congkak itu, agar menjadi pengajaran dan ibrah bagi kaumnya yang sudah     mulai   goyah    imannya    melihat    kenikmatan     yang   berlimpah-limpah       yang   telah  Allah kurniakan kepada Qarun yang membangkang itu. Maka   dengan   izin   Allah   yang   telah   memperkenankan   doa   Nabi   Musa   terjadilah   tanah   runtuh yang dahsyat di atas mana terletak bangunan gedung-gedung yang mewah tempat tinggal Qarun dan   tempat   penimbunan   kekayaannya.   Terbenamlah   seketika   itu   Qarun   hidup-hidup   berserta semua milik kekayaan yang menjadi kebaggaannya.

 

Peristiwa yang menimpa Qarun dan harta kekayaannya itu menjadi ibrah bagi pengikut-2 Nabi Musa     serta   ubat  rohani    bagi   mereka    yang    beriri  hati  dan   mendambakan        kenikmatan     dan kemewahan hidup sebagaimana yang telah dialami oleh Qarun. Mereka berkata seraya bersyukur kepada     Allah:   "Sekiranya     Allah   telah  melimpahkan       rahmat    dan   kurnia-Nya,     nescaya    kami dibenamkan        pula    seperti    Qarun     yang    selalu    kami    inginkan     kedudukan       duniawinya. Sesungguhnya kami telah tersesat ketika kami beriri hati dan mendambakan kekayaannya yang membawa   binasa   baginya.   Aduhai   benar-2   tidaklah   beruntung   orang-orang   yang   mengingkari nikmat Allah." Isi cerita tersebut di atas dapat dibaca dalam surah "Qashash" ayat 76 sehingga 82 dan surah "Al- Ahzaab" ayat 69 sebagaimana berikut :~ "76~Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa maka ia berlaku aniaya terhadap mereka dan   Kami   telah   menganugerahkan   kepadanya   perbendaharaan   harta   yang   kunci-nya   sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang   yang kuat-2. {Ingatlah{ ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga sesungguhnya   Allah tidak menyukai orang-orang   yang terlalu membanggakan          diri."  77~    Dan    carilah   pada   apa   yang    telah   dianugerahkan      kepada     mu {kebahagiaan}   negeri   akhirat,   dan   janganlah   kamu   melupakan   bahagianmu   dari   {kenikmatan} duniawi     dan    berbuat   baiklah    {kepada    orang    lain}   sebagaimana      Allah   telah   berbuat    baik kepadamu   dan   janganlah   kamu   berbuat   kerusakkan   di   {muka}   bumi   ini.   Sesungguhnya   Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakkan. 78~ Qarun berkata: "Sesungguhnya aku diberi   harta   itu   karena   ilmu   yang   ada   padaku."   Dan   apakah   ia   tidak   mengetahui   bahwasannya Allah sungguh telah membinasakan umat-2 sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka. 79~ Mak keluarlah Qarun kepada kaumnya dengan kemegahannya. Berkatalah      orang-orang     yang    menghendaki       kehidupan     dunia:    "  Moga-moga       kiranya    kita mempunyai        seperti  apa   yang   telah  diberikan    kepada    Qarun    ,  sesungguhnya      ia  benar-benar mempunyai peruntungan yang besar." 80~ Berkatalah orang-orang yang telah dianugerahi ilmu: "Kecelakaan       yang   besarlah    bagimu,    pahala    Allah   adalah   lebihbaik    bagi   orang-orang     yang beriman dan beramal soleh dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar." 81~   Mak   Kami   benamkan   Qarun   berserta   rumahnya   ke   dalam   bumi.   Maka   tidak   ada   baginya suatu   golongan   pun   yang   menolongnya   terhadap   azab   Allah.   Dan   tiadalah   ia   termasuk   orang- orang   {yang   dapat}   membela   {dirinya}.   82~   Dan   jadilah   orang-orang   yang   kelmarin   mencita- citakan   kedudukan   Qarun   itu   berkata:   "aduhai,   benarlah   Allah   melapangkan   rezeki   bagi   siapa yang     dia   kehendaki     dari   hamba-hamba-Nya          dan    menyempitkannya.         Kalau    Allah    tidak melimpahkan   kurnia-Nya   atas   kita   benar-benar   Dia   {Allah}   telah   membenamkan   kita   {pula}. Aduhai      benarlah,   tidak   beruntung     orang-orang     yang    mengingkari     {nikmat}     Allah."   {   Al- Qashash : 76 ~ 82 } "Hai   orang-orang   yang   beriman,   janganlah   kamu   menjadi   seperti   orang-orang   yang   menyakiti Musa maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah." { Al-Ahzaab : 69 }

0 comments:

Posting Komentar