Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Senin, 23 Juni 2025

Kisah matinya fir’aun ketika mengejar nabi Musa A.S

 Kisah matinya fir’aun ketika mengejar nabi Musa A.S

gerak dakwah Nabi Musa tidak sedikit pun terhambat oleh tindakan Fir'aun itu. Demikian pula tidak seorang pun   dari   pengikut-pengikutnya   yang   terpengaruh   dengan   tindakan   Fir'aun   itu.   Sehingga   tidak menjadi luntur iman dan keyakinan mereka yang sudah bulat terhadap risalah Musa. Karena sasaran yang dituju dengan tindakan kekejaman yang tidak berperikamanusiaan itu tidak tercapai   dan   tidak   dapat   menerima   dakwah   Nabi   Musa   dan   para   pengikutnya,          yang   dilhatnya bahkan      semakin     bersemangat       menyiarkan      ajaran    iman    dan    tauhid,   maka     Fir'aun    tidak mempunyai pilihan selain harus menyingkirkan orang yang menjadi pengikutnya, yaitu dengan membunuh Nabi Musa. Fir'aun memanggil para penasihat dan pembesar-pembesar kerajaannya untuk bermesyuarat dan merancang pembunuhan Musa. Di antara mereka yang di undang itu terdapat seorang mukmin dari Keluarga Fir'aun yang merahasiakan imannya. Di    tengah-tengah perdebatan    dan   perundingan      yang    berlangsung     dalam    pertemuan     yang diadakan oleh Fir'aun untuk membincangkan cara pembunuhan Nabi Musa itu, bangkitlah berdiri mukmin   itu   mengucapkan   pembelaannya   terhadap   Nabi   Musa   dan   nasihat   serta   tuntunan   bagi mereka   yang   hadir.   Ia   berkata:   "Apakah   kamu   akan   membunuh   seseorang   lelaki   yang   tidak berdosa,     hanya   berkata   bahwa     Allah   adalah   Tuhannya?      Padahal    ia  menyatakan     iman    dan kepercayaannya itu kepada kamu bukan tanpa dalil dan hujjah. Ia telah mempertunjukkan kepada kamu bukti-bukti yang nyata untuk menyakinkan kamu akan kebenaran ajarannya. 

kisah tenggelamnya firaun

Jika andainya dia seorang pendusta, maka dia sendirilah yang akan menanggung dosa akibat dustanya. Namun jika   ia   adalah   benar   dalam   kata-katanya,   maka   nescaya   akan   menimpa   kepada   kamu   bencana azab   yang   telah   dijanjikan   olehnya.   Dan   dalam   keadaan   yang   demikian   siapakah   yang   akan menolong kamu dari azab Allah yang telah dijanjikan itu?" Fir'aun memotong pidato orang mukmin itu dengan berkata: "Rancanganku harus terlaksana dan Musa harus dibunuh. Aku tidak mengemukan kepadamu melainkan apa yang aku pandang baik dan     aku   tidak   menunjukkan       kepadamu      melainkan      jalan   yang   benar,    jalan   yang   akan menyelamatkan kerajaan dan negara." Berucap orang mukmin dari keluarga Fir'aun itu melanjutkan: "Sesungguhnya aku khuatir, jika kamu tetap berkeras kepala dan enggan menempuh jalan yang benar yang dibawa oleh para nabi- nabi, bahwa kamu akan ditimpa azab dan seksa yang membinasakan , sebagaimana telah dialami oleh   kaum   Nuh,   kaum   Aad,   kaum   Tsamud   dan   umat-umat   yang   datang   sesudah   mereka.   Apa yang   telah   dialami   oleh   kaum-kaum   itu   adalah   akibat   kecongkakan   dan   kesombongan   mereka karena Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya". Mukmin   itu   meneruskan   nasihatnya:"Wahai   kaumku!   Sesungguhnya   aku   khuatir   kamu                akan menerima seksa dan azab Tuhan di hari qiamat kelak, di mana kamu akan berpaling kebelakang, tidak   seorang   pun   akan   dapat   menyelamatkan   kamu   itu   dari   seksa   Allah.   Hai   kaum   ikutilah nasihatku,     aku   hanya    ingin   kebaikan    bagimu     dan   mengajak     kamu    ke   jalan  yang    benar. Ketahuilah   bahwa  kehidupan   di   dunia   ini   hanya   merupakan   kesenangan   sementara,   sedangkan kesenangan dan kebahagiaan yang kekal adalah di akhirat kelak." Orang     mukmin      dari  keluarga   Fir'aun   itu  tidak  dpt   mengubah     sikap   Fir'aun   dan   pengikut- pemgikutnya,   walaupun   ia   telah   berusaha   dengan   menggunakan   kecekapan   berpidatonya   dan susunan   kata-katanya   yang   rapi,   lengkap   dengan   contoh-contoh   dari   sejarah   umat-umat   yang terdahulu     yang   telah  dibinasakan    oleh   Allah   karena   perbuatan    dan   pembangkangan       mereka sendiri. Fir'aun    dan   pengikut-pengikutnya        bahkan    menganjurkan       kepada    orang    mukmin     itu,  agar meninggalkan       sikapnya     yang   membela     Musa     dan   menyetujui    rancangan     jahat   mereka.    Ia dinasihat untuk melepaskan pendiriannya yang pro Musa dan mengabungkan diri dalam barisan mereka menentang Musa dan segala ajarannya. Ia diancam dengan dikenakan tindakan kekerasan bila ia tidak mahu mengubah sikap pro kepada Musa secara suka rela. Berkata orang mukmin itu menanggapi anjuran Fir'aun: "Wahai kaumku, sgt aneh sekali sikap dan pendirianmu, aku berseru kepada kamu untuk kebaikan dan keselamatanmu, kamu berseru kepadaku untuk berkufur kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa   yang aku tidak ketahui,   sedang   aku   berseru   kepadamu   untuk   beriman   kepada   Allah,   Tuhan   YAng   Maha   Esa, Maha Perkasa, lagi Maha Pengampun. Sudah pasti dan tidak dapat diragukan lagi, bahwa apa yang kamu serukan kepadaku itu tidak akan menolongku dari murka dan seksa Allah di dunia mahupun   di   akhirat.   Dan   sesungguhnya   kamu   sekalian   akan   kembali   kepada   Allah   yang   akan memberi pahala syurga bagi orang-orang yang soleh, bertakwa dan beriman, sedang orang-orang kafir   yang    telah   melampaui      batas   akan   diberi   ganjaran    dengan    api   neraka.   Hai   kaumku perhatikanlah   nasihat   dan   peringatanku   ini.   Kamu   akan   menyedari   kebenaran   kata-kataku   ini kelak   bila   sudah   tidak   berguna  lagi   orang   menyesal   atau   merasa   susah   karena   perbuatan   yang telah   dilakukan.   Aku   hanya   menyerahkan   urusan   ku   dan   nasibku   kepada   Allah.   Dialah   Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat perbuatan dan kelakuan hamba-hamba-Nya." Bacalah tentang isi cerita di atas dalam surah "Al-A'raaf" ayat 127 sehingga ayat 129 juz 9 dan surah   "Al-Mukmin"   ayat   28   sehingga   ayat   33   dan   ayat   38   sehingga   ayat   45   juz   24   sebagai berikut :~ "127~   Berkata   pembesar-pembesar   dari   kaum   Fir'aun   {kepada   Fir'aun}:   "Apakah   kamu   akan membiarkan        Musa    dan   kaumnya      untuk    membuat      kerusakkan     di  negeri    ini  {Mesir}    dan meninggalkan   kamu        serta   tuhan-tuhanmu?"   Fir'aun   menjawab:         "Akan   kita   bunuh   anak-anak lelaki   mereka   dan   kita   biarkan   hidup   perempuan-perempuan   mereka   dan   sesungguhnya   kita berkuasa penuh ke atas mereka". 128~ Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada     Allah   dan   bersabarlah     sesungguhnya      bumi    {ini}   kepunyaan     Allah    dipusakakannya kepada   siapa   yang   dikehendaki-Nya   dari   hamba-hamba-Nya.   Dan   kesusahan   yang   baik   adalah bagi orang-orang yang bertakwa". 129~ Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas {oleh Fir'aun} sebelum      kamu    datang   kepada    kami   dan   sesudah    kamu    datang."    Musa    menjawab:     "Mudah- mudahan   Allah   membinasakan   musuh-musuh   kamu   dan   menjadikan   kamu   khalifah   di   bumi{- Nya} maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu." { Al-A'raaf : 127 ~ 129 } "28~     Dan     seorang     laki-laki   yang    beriman      di  antara    pengikut-pengikut       Fir'aun    yang mneyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan       "Tuhanku     ialah   Allah"   padahal    dia  telah   datang   kepadamu      dengan    membawa keterangan-keterangan         dari  Tuhanmu.      Dan    jika   dia  seorang    pendusta,    maka     dialah   yang menanggung {dosa} dustanya itu dan jika dia seorang yang benar, nescaya sebahagia {bencana} yang     diancamkannya       kepadamu      akan   menimpamu."        Sesungguhnya       Allah   tidak   menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. 29~ Hai kaumku utkmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita?" Fir'aun berkata: "Aku tidak mengemukakan kepadamu melainkan apa yang aku   pandang   baik   dan   aku   tidak   menunjukkan   kepadamu   selain   jalan   yang   benar."   30~   Dan orang   yang   beriman   itu   berkata:   "Hai   kaumku   sesungguhnya   aku   khuatir   kamu   akan   ditimpa  {bencana}      seperti  peristiwa    {kehancuran}      golongan     yang   bersekutu,    31~    {yakni}    seperti keadaan   kaum   Nuh,   Aad,   Tsamud   dan   orang-orang   yang   datang   sesudah   mereka.   Dan   Allah tidak    menghendaki        berbuat    kezaliman     terhadap    hamba-hamba-Nya.          32~    HAi    kaumku, sesungguhnya aku khuatir terhadapmu akan seksaan hari panggil-memanggil. 33~ {yaitu} hari  {ketika}     kamu     {lari}   berpaling     kebelakang,      tidak   ada    bagimu     seseorang     pun    yang menyelamatkan   kamu   dari   {azab}   Allah   dan   siapa   yang   disesatkan   Allah   nescaya   tidak   ada baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk." { Al-Mukmin : 28 ~ 33 } "38~ Orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku ikutilah aku akan menunjukkan kepadamu jalan   yang   benar.   39~   Hai   kaumku!   Sesungguhnya   kehidupan   dunia   ini   hanyalah   kesenangan  {sementara} dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. 40~ Barabg siapa mengerjakan perbuatan   jahat,   maka   dia   tidak   akan   dibalas   melainkan   sebanding   dengan   kejahatan   itu.   Dan barang siapa yang mengerja amal yang soleh baik laki-laki mahupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk syurga, mereka diberi rezeki didalamnya tanpa hisab. 41~   Hai   kaumku!   Bagaiman   kamu   ini,   aku   menyeru   kamu   kepada   keselamatan   tetapi   kamu menyeru      aku   ke  neraka?   42~   {kenapa}     kamu    menyerukan      supaya   kufur   kepada    Allah   dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidakku ketahui padahal aku menyeru kamu {beriman} kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?" 43~ Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya   aku   {beriman}   kepadanya   tidak   dpt   memperkenankan   seruan   apa   pun,   baik   di   dunia mahu   pun   di   akhirat.   Dan   sesungguhnya   kembali   kita   adalah   kepada   Allah   dan   sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. 44~ Kelak kamu akan ingat kepada   apa   yang   aku   katakan   kepada   kamu.   Dan   aku   menyerahkan   urusan   aku   kepada   Allah. Sesungguhnya   Allah   Maha   Melihat   akan   hamba-hamba-Nya.   45~   Maka   Allah   memeliharanya dari   kejahatan   tipu   daya   mereka   dan   Fir'aun   berserta  kaumnya   dikepung   oleh   azab   yang  amat buruk." { Al-Mukmin : 38 ~ 45 } Fir'aun menghina dan mengejek Musa Selain   tindakan   kekerasan   yang   ditimpakan   ke   atas   Bani   Isra'il   kaumnya   Nabi   Musa,   Fir'aun melontarkan penghinaan dan kata-kata ejekan terhadap Nabi Musa dalam usahanya memerangi dan   membendung   pengaruh   Nabi   Musa   yang   semakin   beertambah   semenjak   ia   keluar   sebagai pemenang dalam pertandingan melawan tukang-tukang sihir kaum Fir'aun. Berkata Fir'aun kepada pembesar-pembesar kerajaannya: "Biarkanlah aku membunuh Musa dan biarlah ia memohon dari Tuhannya untuk melindunginya.

Aku ingin tahu sampai sejauh mana ia dapat melepaskan diri dari kekuasaanku dan biarlah ia membuktikan kebenaran kata-kata, bahwa Tuhannya akan melindunginya dari segala tipu daya musuh-musuhnya." Dalam   lain   kesempatan   Fir'aun   berkata   kepada   rakyatnya   yang   sudah   diperhambakan   jiwanya, terbiasa memuja-mujanya, mengiakan kata-katanya dan mengaminkan segala perintahnya: "Hai rakyatku! Tidakkah kamu melihat bahwa aku memiliki kerajaan Mesir yang megah dan besar ini di    mana    sungai-sungai     mengalir     dibawah     telapak   kakiku,    sungai-sungai     yang    memberi kemakmuran        hidup    dan   kebahagiaan     hidup    bagi   rakyatku?    Dan    tidakkah    kamu    melihat kekuasaanku   yang   luas   dan   ketaatan   rakyatku   yang   bulat   kepadaku?   Bukankah   aku   lebih   baik dan   lebih   agung   dari   Musa   yang   hina-dina   itu   yang   tidak   cekap   menguraikan   isi   hatinya   dan menerangkan        maksud      tujuannya.    Megapa      Tuhannya      tidak    memakaikan       gelang    emas, sebagaimana lazimnya orang-orang yang diangkat menjadi raja, pemimpin atau pembesar? Atau mengapa      ia  tidak   diiringi   oleh   malaikat-malaikat      sebagai   tanda   kebesarannya      dan   bukti kebenarannya bahwa ia adalah pesuruh Tuhannya?" Kelompok   orang       yang   mendengar   kata-kata   Fir'aun   itu   dengan   serta-merta   mengiyakan   dan membenarkan kata-kata rajanya serta menyatakan kepatuhan yang bulat kepada segala titah dan perintahnya sebagai warga yang setia kepada rajanya, namun zalim dan fasiq terhadap Tuhannya. Dalam     pd   itu  kesabaran   Nabi   Musa    sampai    pd   puncaknya,    melihat    Fir'aun  dan   pembantu- pambantunya tetap berkeras kepala menentang dakwahnya, mendustakan risalahnya dan makin memperhebatkan tindakan kejamnya terhadap kaum Bani Isra'il terutama para pengikutnya yang menyembunyikan imannya karena ketakutan daripada kejaran Fir'aun dan pembalasannya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Maka disampaikan oleh Nabi Musa kepada mereka bahwa Allah    tidak  akan   membiarkan      mereka    terus-menerus     melakukan      kekejaman,     kezaliman    dan penindasan terhamba-hamba-Nya dan berkufur kepada Allah dan Rasul-Nya. Akan ditimpakan oleh Allah kepada mereka bila tetap tidak mahu sedar dan beriman kepada-Nya, bermacam azb dan seksa di dunia semasa hidup mereka sebagai pembalasan yang nyata! Berdoalah Nabi Musa, memohon kepada Allah: "Ya Tuhan kami, engkau telah memberi kepada Fir'aun    dan   kaum     kerabatnya    kemewahan       hidup,   harta   kekayaan     yang    meluap-luap     dan kenikmatan   duniawi,   yang   kesemua   itu   mengakibatkan   mereka   menyesatkan   manusia,   hamba- hamba-Mu, dari jalan yang Engkau redhai dan tuntunan yang Engkau berikan. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta-benda mereka dan kunci matilah hati mereka. mereka tidak akan beriman dan kembali kepada jalan yang benar sebelum melihat seksaan-Mu yang pedih." Berkat doa Nabi Musa dan permohonannya yang diperkenankan oleh Allah, maka dilandakanlah kerajaan Fir'aun oleh krisis kewangan dan makanan, yang disebabkan mengeringnya sungai Nil sehingga tidak dapat mengairi sawah-sawah dan ladang-ladang disamping serangan hama yang ganas yang telah menghabiskan padi dan gandum yang sudah menguning dan siap untuk diketam. Belumlagi      krisis  kewangan     dan   makanan     teratasi  datang   menyusul     bala   banjir  yang   besar disebabkan   oleh   hujan   yang   turun   dengan   derasnya,   sehingga   menghanyutkan   rumah-rumah, gedung-gedung dan membinasakan binatang-binatang ternak. Dan sebagai akibat dari banjir itu berjangkitlah bermacam-macam wabak dan penyakit yang merisaukan masyarakat seperti hidung berdarah     dan  lain-lain.  Kemudian      datanglah    barisan   kutu-kutu   busuk    dan   katak-katak    yang menyerbu         ke    dalam       rumah-rumah         sehingga      mengganggu         ketenteraman        hidup mereka,menghilangkan           kenikmatan     makan,     minum      dan   tidur,   disebabkan     menyusupnya binatang-binatang itu ke dalam tempat-tempat tidur, hidangan makanan   dan di antara sela-sela pakaian mereka. Pada    waktu    azab   menimpa     dan   bencana-bencana       itu  sedang   melanda    berdatanglah     mereka kepada   Nabi   Musa   minta   pertolongannya   demi   kenabiannya,   agar   memohonkan   kepada   Allah mengangkat       bala  itu  dari  atas  mereka    dengan    perjanjian   bahwa    mereka    akan   beriman    dan menyerahkan Bani Isra'il kepada Nabi Musa sekirannya mereka dpt ditolong dan terhindar dari azab bala itu. Akan     tetapi  begitu   bala-bala    itu  tercabut  dari   atas  mereka    dan   hilanglah    gangguan     yang diakibatkan   olehnya,   mereka   mengingkari   janji   mereka   dan   kembali   bersikap   memusuhi   dan menentang Nabi Musa, seolah-olah apa yang terjadi bukanlah karena doa dan permohonan Musa kepada Allah tetapi karena hasil usaha mereka sendiri. Bacalah   tentang   isi   cerita   di   atas   ayat   26   dari   surah   "Al-Mukmin"   ;   ayat   51   sehingga   ayat   54 surah "Az-Zukhruf" ; ayat 88 dan 89 surah "Yunus" dan ayat 130 sehingga ayat 135 surah "Al- A'raaf" sebagimana berikut :~ "Dan     berkata   Fir'aun  {kepada     pembesar-pembesarnya}         "Biarlah   aku   membunuh       Musa,   dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khuatir dia akan menukar agama atau menimbulkan kerusakan di muka bumi." { Al-Mukmin : 26 } "Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya {seraya} berkata: "Hai kaumku! Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan {bukankah} sungai-sungai ini mengalir dibawahku, maa apakah yang kamu tidak melihatnya? 52~ Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan {perkataannya}? 53~ Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang emas, atau malaikat   datang   bersama-sama   dia   untuk   mengiringkannya."   54~   Mak   Fir'aun   mempergaruhi kaumnya {dengan perkataan itu} lalu mereka patuh kepadanya kerana sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang fasiq." { Az-Zukhruf : 51 ~ 54 } "88~ Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, Ya Tuhan kami, akibatnya   mereka   menyesatkan   {manusia}   dari   jalan   Engkau.   Ya   Tuhan   kami,   binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat     seksaan    yang   pedih."    89~   Allah   berfirman:     "Sesungguhnya       telah  diperkenankan permohonan kamu berdua sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sesekali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui." { Yunus : 88 sehingga 89 } "130~      Dan    sesungguhnya        Kami     telah   menghukum        {Fir'aun    dan}     kaumnya      dengan mendatangkan       musim     kemarau    yang    panjang   dan   kekurangan     buah-buahan,     supaya    mereka

mengambil   pengajaran   131~   Kemudian   apabila   datang   kepada   mereka   kemakmuran   mereka berkata:     "Ini  adalah    kerana    {usaha}    kami."    Dan    jika   mereka    ditimpa    kesusahan      mereka lemparkan       sebab    kesialan    itu  kepada     Musa     dan   orang-orang      yang    berserta    dengannya. Ketahuilah      sesungguhnya        kesialan    mereka     itu  adalah    ketetapan     dari   Allah,   akan    tetapi kebanyakkan   mereka   tidak   mengetahui.   132~   mereka   berkata   kepada   Musa:   Bagaiman   kamu mendatangkan        keterangan     kepada    kami    untuk   menyihir     kami   dengan     keterangan     itu,  maka sesekali    kami    tidak   akan   beriman   kepadamu."       133.~   Maka   Kami      {Allah}   kirimkan   kepada mereka   taufan,   belalang,   kutu,   katak   dan   darah   sebagai   bukti   yang   jelas   tetapi   mereka   tetap menyombong diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. 134~ Dan ketika mereka ditimpa azab {yang telah diterangkan itu} mereka pun berkata: " Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu        dengan     {perantaraan}      kenabian     yang    diketahui    oleh    Allah    ada   pada    sisimu.

Sesungguhnya   jika   kamu   dapat   menghilangkan   azab   itu   drp   kami   pasti   kami   akan   beriman kepadamu   dan   akan   kami   biarkan   Bani        Isra'il   pergi   bersamamu."   135~   Maka   setelah   Kami hilangkan   azab   itu   dari   mereka   hingga   batas   waktu   yang   mereka   sampai   kepadanya,   tiba-tiba mereka mengingkarinya." { Al-A'raaf : 130 ~ 135 } Bani Isra'il keluar dari Mesir Bani    Isra'il  yang   cukup    menderita     akibat   tindasan    Fir'aun   dan   kaumnya      cukup    merasakan penganiayaan dan hidup dalam ketakutan di bawah pemerintahan Fir'aun yang kejam dan bengis itu,   pada    akhirnya    sedar   bahwa     Musalah     yang    benar-benar     dikirimkan     oleh   Allah    untuk membebaskan mereka dari cengkaman Fir'aun dan kaumnya. Maka berduyun-duyunlah mereka datang kepada Nabi Musa memohon pertolongannya agar mengeluarkan mereka dari Mesir. Kemudian        bertolaklah     rombongan       kaum     Bani     Isra'il  di  bawah      pimpinan      Nabi    Musa meninggalkan   Mesir   menuju   Baitul   Maqdis.   Dengan   berjalan   kaki   dengan   cepat   karena   takut tertangkap oleh Fir'aun dan bala tenteranya yang mengejar mereka dari belakang akhirnya tibalah mereka   pada   waktu   fajar   di   tepi   lautan   merah   setelah   selama   semalam   suntuk   dapat   melewati padang pasir yang luas. Rasa   cemas   dan   takut   makin   mencekam   hati   para   pengikut   Nabi   Musa   dan   Bani   Isra'il   ketika melihat laut terbentang di depan mereka sedang dari belakang mereka dikejar oleh Fir'aun dan bala tenteranya yang akan berusaha mengembalikan mereka ke Mesir. Mereka tidak meragukan lagi bahwa bila mereka tertangkap, maka hukuman matilah yang akan mereka terima dari Fir'aun yang zalim itu. Berkatalah salah seorang dari sahabat Nabi Musa, bernama Yusha' bin Nun: "Wahai Musa, ke mana kami harus pergi?" Musuh berada di belakang kami sedang mengejar dan laut berada di depan     kami    yang   tidak  dapat    dilintasi  tanpa   sampan.    Apa    yang   harus    kami   perbuat    untuk menyelamatkan diri dari kejaran Fir'aun dan kaumnya?" Nabi Musa menjawab: "Janganlah kamu khuatir dan cemas, perjalanan kami telah diperintahkan oleh Allah kepadaku, dan Dialah yang akan memberi jalan keluar serta menyelamatkan kami dari cengkaman musuh yang zalim itu." Pada   saat   yang   kritis   itu,   di   mana   para   pengikut   Nabi   Musa   berdebar-debar   ketakutan,   seraya menanti tindakan Nabi Musa yang kelihatan tenang sahaja, turunlah wahyu Allah kepada Nabi- Nya   dengan   perintah   agar   memukulkan   air   laut   dengan   tongkatnya.   Maka   dengan   izin   Allah terbelah    laut  itu,  tiap-tiap   belahan    merupakan      seperti  gunung     yang   besar.   Di   antara   kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yang sudah mengering yang segera di bawah pimpinan Nabi Musa dilewatilah oleh kaum Bani Isra'il menuju ke tepi timurnya. Setelah   mereka   sudah   berada   di   bahagian   tepi   timur   dalam   keadaan   selamat   terlihatlah   oleh mereka   Fir'aun   dan   bala   tenteranya   menyusuri   jalan   yang   sudah   terbuka   di   antara   dua   belah gunung   air   itu.   Kembali   rasa   cemas   dan   takut   mengganggu   hati   mereka   seraya   memandang kepada Nabi Musa seolah-olah bertanya apa yang hendak dia lakukan selanjutnya. Dalam pada itu Nabi Musa telah diilhamkan oleh Allah agar bertenang menanti Fir'aun dan bala tenteranya turun semua ke dasar laut. Karena takdir Allah tela mendahului bahwa mereka akan menjadi bala tentera yang tenggelam. Berkatalah Fir'aun kepada kaumnya tatkala melihat jalan terbuka bagi mereka di antara dua belah gunung air itu: "Lihat bagaimana lautan terbelah menjadi dua, memberi jalan kepada kami untuk mengejar      orang-orang      yang    melarikan    diri   itu.  mereka    mengira     bahwa     mereka    akan    dpt melepaskan   dari   kejaran   dan   hukumanku.   mereka   tidak   mengetahui   bahwa   perintahku   berlaku dan   ditaati   oleh   laut,   jgn   lagi   oleh   manusia.   Tidakkah   ini   semuanya   membuktikan   bahwa   aku adalah     yang   berkuasa    yang   harus   disembah   olehmu?"   Maka   dengan   rasa   bangga   dan   sikap sombongnya        turunlah    Fir'aun   dan   bala  tenteranya     ke  dasar   laut  yang    sudah   mengering      itu melakukan   gerak-cepatnya   untuk   menyusul   Musa   dan   Bani   Isra'il   yang   sudah   berada   di   tepi bahagian   timur   sambil   menanti   hukuman   Allah   yang   telah   ditakdirkan   terhamba-hamba-Nya yang kafir itu. Demikianlah   maka   setelah   Fir'aun   dan   bala   tenteranya   berada   di   tengah-tengah   lautan   yang membelah       itu,  jauh   dari   ke  dua   tepinya,    tibalah   perintah   Allah    dan   kembalilah     air  yang menggunung itu menutupi jalur jalan yang terbuka di mana Fir'aun dengan sombongnya sedang memimpin   barisan   tenteranya   mengejar   Musa   dan   Bani   Isra'il.   Terpendamlah   mereka   hidup- hidup   di   dalam   perut   laut   dan   berakhirlah   riwayat   hidup   Fir'aun   dan   kaumnya   untuk   menjadi kenangan sejarah dan ibrah bagi generasi- akan datang. Pada   detik-detik   akhir   hayatnya,   seraya   berjuang   untuk   menyelamatkan   diri   dari   maut   yang sudah   berada   di   depan   matanya,   berkatalah   Fir'aun:   "Aku   percaya   bahwa   tiada   tuhan   selain Tuhan Musa dan Tuhan Bani Isra'il.

Aku beriman pada Tuhan mereka dan berserah diri kepada- Nya sebagai salah seorang muslim." Berfirmanlah Allah kepada Fir'aun yang sedang menghadapi sakaratul-maut: "Baru sekarangkah engkau     berkata    beriman    kepada    Musa    dan   berserah    diri  kepada-Ku?     Tidakkah     kekuasaan ketuhananmu       dapat   menyelamatkan       engkau    dari   maut?   Baru    sekarangkah     engkau    sedar   dan percaya setelah sepanjang hidupmu bermaksiat, melakukan penindasan dan kezaliman terhadap hamba-hamba-Ku dan berbuat-sewenang-wenang, merusak akhlak dan aqidah manusia-manusia yang   berada   di   bawah   kekuasaanmu.   Terimalah   sekarang   pembalasan-Ku   yang   akan   menjadi pengajaran bagi orang-orang yang akan datang sesudahmu. Akan Aku apungkan tubuh kasarmu untuk menjadi peringatan bagi orang-orang yang meragukan akan kekuasaan-Ku.

0 comments:

Posting Komentar