Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Selasa, 24 Juni 2025

Kisah Munajat Nabi Musa A.S setelah meninggalkan mesir

 Kisah Munajat Nabi Musa A.S setelah meninggalkan mesir

Bani   Isra'il   pengikut-pengikut   Nabi   Musa   masih   meragukan   kematian   Fir'aun.   mereka   masih terpengaruh   dengan   kenyataan   yang   ditanamkan   oleh   Fir'aun   semasa   ia   berkuasa   sebagai   raja bahwa dia adalah manusia luar biasa lain drp yang lain dan bahwa dia akan hidup kekal sebagai tuhan dan tidak akan mati. Khayalan yang masih melekat pd fikiran mereka menjadikan mereka tidak    mahu    percaya   bahwa    dengan    tenggelamnya,      Fir'aun   sudah   mati. 

kisah munajat nabi musa

mereka    menyatakan kepada Musa bahwa Fir'aun mungkin masih hidup namun di alam lain. Nabi Musa berusaha menyakinkan kaumnya bahwa apa yang terfikir oleh mereka tentang Fir'aun adalah suatu khayalan belaka dan bahwa Fir'aun sebagai orang biasa telah mati tenggelam akibat pembalasan Allah atas perbuatannya, menentang kekuasaan Allah mendustakan Nabi Musa dan menindaskan       serta  memperhambakan         Bani   Isra'il.  Dan  setelah   melihat   dengan    mata    kepala sendiri,   tubuh-tubuh   Firaun   dan   orang-orangnya   terapung-apung   di   permukaan   air,   hilanglah segala tahayul mereka tentang Fir'aun dan kesaktiannya. Menurut catatan sejarah, bahwa mayat Fir'aun yang terdampar di pantai diketemukan oleh orang- orang   Mesir,   lalu   diawet   hingga   utuh   sampai   sekarang,   sebagai   mana   dpt   dilihat   di   muzium Mesir. Tentang isi cerita yang terurai di atas dapat di baca dalam surah "Thaha" ayat 77 sehingga 79 ; surah   "Asy-Syua'ra"   ayat   60   sehingga   68   ;   surah   "Yunus"   ayat   90   sehingga   92   sebagaimana berikut :~ "77~   Dan   sesungguhnya   telah   Kami   wahyukan   kepada   Musa:   "Pergilah   kamu   dengan   hamba- hamba-Ku {Bani Isra'il} di malam hari, maka buatklah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tidak usah khuatir akan tersusul dan tidak usah takut {akan tenggelam}." 78~ Maka Fir'aun dengan bala tenteranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. 79~ Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi peetunjuk." { Thaha : 77 ~ 79 } "60~   Maka   Fir'aun   dan   bala   tenteranya   dpt   menyusuli   mereka   di   waktu   matahari   terbit.   61~ Maka      setelah    kedua    golongan     itu  saling    melihat,    berkatalah    pengikut-pengikut       Musa: "Sesungguhnya   kita   benar-benar   akan   tersusul;   sesungguhnya   Tuhanku   bersertaku,   kelak   Dia akan memberi petunjuk kepadaku. 63~ Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan itu adalah seperti golongan yang lain. 65~ Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang   yang bersertanya semuanya. 66~ Dan   Kami   tenggelamkan   golongan   yang   lain   itu.   67~   Sesungguhnya   pada   yang   demikian   itu benar-benar      merupakan      suatu  tanda   yang    besar   {mukjizat}    dan   kebanyakkan      mereka     tidak beriman.   68~   Dan   sesungguhnya   Tuhanmu   benar-benar   Dialah   Yang   Mulia   Perkasa   lai   Maha Penyayang." { Asy-Syu'ara : 60 ~ 68 } "90~   Dan   Kami   memungkinkan   Bani   Isra'il   melintasi   lau,   lalu   mereka   diikiti   oleh   Fir'aun   dan bala tenteranya, karena hendak menganiaya dan menindas {mereka} hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Isra'il dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri {kepada Allah}." 91~   Apakah   sekarang   {baru   kamu   percaya}   padahal   sesungguhnya   kamu   telah   durhaka   sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakkan. 92~ Maka pada hari ini Kami akan selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pengajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu   dan   sesungguhnya   kebanyakkan   dari   manusia   lengah   dari   tanda-tanda   kekuasaan Kami." { Yunus : 90 ~ 92 } Nabi Musa A.S. dan Bani Isra'il setelah keluar dari Mesir Dalam perjalanan menuju Thur Sina setelah melintasi lautan di bahagian utara dari Laut Merah dan setelah mereka merasa aman dari kejaran Fir'aun dan kaumnya. Bani Isra'il yang dipimpin oleh Nabi Musa itu melihat sekelompok orang-orang yang sedang menyembah berhala dengan tekunnya.   Berkatalah   mereka   kepada   Nabi   Musa:   "Wahai   Musa,   buatlah   untuk   kamu   sebuah tuhan berhala sebagaimana mereka mempunyai berhala-berhala yang disembah sebagai tuhan." Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat. Persembahan mereka itu kepada berhala adalah perbuatan yang sesat dan bathil serta pasti akan dihancurkan oleh Allah. Patutkah aku mencari tuhan untuk kamu selain Allah yang telah memberikan kurnia kepada kamu, dengan menyelamatkan kamu dari Fir'aun, melepaskan kamu dari   perhambaannya   dan   penindasannya   serta   memberikan   kamu   kelebihan   di   atas   umat-umat yang lain.Sesungguhnya suatu permintaan yang aneh drp kamu, bahwa kamu akan mencari tuhan selain   Allah   yang   demikian   besar   nikmatnya   atas   kamu,   Allah   pencipta   langit   dan   bumi   serta alam semesta. Allah   yang baru saja kamu saksikan kekuasaan-Nya dengan ditenggelamkannya Fir'aun berserta bala tenteranya untuk keselamatan dan kelangsungan hidupmu." Perjalanan Nabi Musa dan Bani   Isra'il dilanjutkan ke Gurun Sinai di mana panas matahari sgt teriknya dan sunyi dari pohon-pohon atau bangunan di mana orang dpt berteduh di bawahnya. Atas   permohonan   Nabi   Musa   yang   didesak   oleh   kaumnya   yang   sedang   kepanasan   diturunkan oleh Allah di atas mereka awan   yang tebal untuk mereka bernaung dan berteduh di bawahnya dari   panas   teriknya   matahari.   Di   samping   itu   tatkala   bekalan   makanan   dan   minuman   mereka sudah     berkurangan     dan   tidak   mencukupi      keperluan.    Allah   menurunkan       hidangan    makanan "manna"   -   sejenis   makanan   yang   manis   sebagai   madu   dan   "salwa"   -   burung   sebangsa   puyuh dengan   diiringi   firman-Nya:   "Makanlah   Kami   dari   makanan-makanan   yang   baik   yang   Kami telah turunkan bagimu."

Demikian pula tatkala pengikut-pengikut Nabi Musa mengeluh kehabisan air untuk minum dan mandi   di   tempat   yang   tandus   dan   kering   itu,   Allah   mewahyukan   kepada   Musa   agar   memukul batu dengan tongkatnya. Lalu memancarlah dari batu yang dipukul itu dua belas mata air, untuk dua   belas   suku   bangsa   Isra'il  yang   mengikuti   Nabi   Musa,   masing-masing       suku   mengetahui sendiri dari mata air mana mereka mengambil keperluan airnya. Bani Isra'il pengikut Nabi Musa yang sangat manja itu, merasa masih belum cukup atas apa yang telah   Allah   berikan   kepada   mereka   yang   telah   menyelamatkan   mereka   dari   perhambaan   dan penindasan Fir'aun, memberikan mereka hidangan makanan dan minuman yang lazat dan segar di tempat yang kering dan tandus mereka menuntut lagi dari Nabi Musa agar memohon kepada Allah menurunkan bagi mereka apa   yang ditumbuhkan oleh bumi dari rupa-rupa sayur-mayur, seperti ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah karena mereka tidak puas dengan satu macam makanan. Terhadap      tuntutan   mereka     yang   aneh-aneh     itu  berkatalah    Nabi   Musa:    "Mahukah      kamu memperoleh sesuatu yang rendah nilai dan harganya sebagai pengganti dari apa yang lebih baik yang telah Allah kurniakan kepada kamu? Pergilah kamu ke suatu kota di mana pasti kamu akan dapat apa yang telah kamu inginkan dan kamu minta." Pokok cerita tersebut di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah "Al-A'raaf ayat 138 sehingga 140 dan 160 ; serta surah "Al-Baqarah" ayat 61 yang berbunyi sebagai berikut :~ "138~ Dan Kami seberangkan Bani Isra'il ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum   yang tetap menyembah berhala, mereka {Bani Isra'il} berkata: "Hai Musa, buatlah   untuk   kami   sebuah   tuhan   {berhala}   sebagaimana   mereka   mempunyai   beberapa   tuhan {berhala}".   Musa   menjawab:   "Sesungguhnya   kamu   ini   adalah   kaum           yang   tidak   mengetahui {sifat-sifat   Tuhan}".     139~   Sesungguhnya       mereka    itu  akan   dihancurkan    kepercayaan      yang dianutnya     dan  akan   batal  yang   selalu  mereka    kerjakan.   140~   Musa    berkata:   "Patutkah    aku mencari tuhan untuk kamu yang selain dari Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat". { Al-A'raaf : 138 ~ 140 } "160~ Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Maka memancarlah drpnya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan Awan di atas mereka dan Kami turunkan   kepada   mereka   manna   dan   salwa.   {Kami   berfirman}:   "Makanlah   baik-baik   dari   apa yang Kami telah rezekikan kepadamu." Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri." { Al-A'raaf : 160 } "61~ Dan ingatlah ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak boleh sabar {tahan} dengan satu macam      makanan     saja.  Sebab    itu  mohonkanlah      untuk    kami   kepada    Tuhanmu,      Agar   Dia mengeluarkan       bagi   kami    dari  apa   yang   ditumbuhkan      oleh   bumi,    yaitu  sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawah merahnya." Musa berkata: "Mahukah kamu   mengambil   sesuatu   yang   rendah   sebagai   pengganti   yang   lebih   baik?   Pergilah   kamu   ke suatu kota, pasti kamu memperolehi apa yang kamu minta." { Al-Baqarah : 61 } Musa bermunajat dengan Allah Menurut riwayat sementara ahli tafsir, bahawasanya tatkala Nabi Musa berada di Mesir, ia telah berjanji kepada kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yang dapat digunakan sebagai pedoman   hidup   yang   akan   memberi   bimbingan   dan   sebagai   tuntunan   bagaimana   cara   mereka bergaul   dan   bermuamalah   dengan   sesama   manusia   dan   bagaimana   mereka   harus   melakukan persembahan   dan   ibadah   mereka   kepada   Allah.

  Di   dalam   kitab   suci   itu   mereka   akan   dapat petunjuk akan hal-hal   yang halal dan haram, perbuatan   yang baik   yang   diredhai oleh Allah di samping   perbuatan-perbuatan   yang   mungkar           yang   dapat   mengakibatkan   dosa   dan   murkanya Tuhan. Maka setelah perjuangan menghadapi Fir'aun dan kaumnya yang telah tenggelam binasa di laut, selesai,   Nabi   Musa   memohon   kepada   Allah   agar   diberinya   sebuah   kitab   suci   untuk   menjadi pedoman dakwah dan risalahnya kepada kaumnya.   Lalu Allah memerintahkan kepadanya agar untuk   itu   ia   berpuasa   selama   tiga   puluh   hari   penuh,   iaiut   semasa   bulan   Zulkaedah.   Kemudian pergi   ke   Bukit   Thur   Sina   di   mana   ia   akan   diberi   kesempatan   bermunajat   dengan   Tuhan   serta menerima kitab penuntun yang diminta. Setelah berpuasa selama tiga puluh hari penuh dan tiba saat ia harus menghadap kepada Allah di atas bukit Thur Sina Nabi Musa merasa segan akan bermunajat dengan Tuhannya dalam keadaan mulutnya berbau kurang sedap akibat puasanya. Maka ia menggosokkan giginya dan mengunyah daun-daunan       dalam    usahanya    menghilangkan       bau   mulutnya.    Ia  ditegur   oleh   malaikat   yang datang     kepadanya      atas  perintah    Allah.   Berkatalah     malaikat    itu   kepadanya:     "Hai    Musa, mengapakah       engkau    harus   menggosokkan        gigimu   untuk    menghilangkan      bau   mulutmu     yang menurut anggapanmu kurang sedap, padahal bau mulutmu dan mulut orang-orang yang berpuasa bagi kami adalah lebih sedap dan lebih wangi dari baunya kasturi. Maka akibat tindakanmu itu, Allah memerintahkan kepadamu berpuasa lagi selama sepuluh hari sehingga menjadi lengkaplah masa puasamu sepanjang empat puluh hari." Nabi     Musa    mengajak      tujuh   puluh   orang    yang    telah  dipilih   diantara    pengikutnya     untuk menyertainya ke bukit Thur Sina dan mengangkat Nabi Harun sebagai wakilnya mengurus serta memimpin kaum yang ditinggalkan selama kepergiannya ke tempat bermunajat itu. Pada saat yang telah ditentukan tibalah Nabi Musa seorang diri di bukit Thur Sina mendahului tujuh puluh orang yang diajaknya turut serta. Dan ketika ia ditanya oleh Allah: "Mengapa engkau datang seorang diri mendahului kaummu, hai Musa?" Ia menjawab: "Mereka sedang menyusul di belakangku, wahai Tuhanku. Aku cepat-cepat datang lebih dahulu untuk mencapai redha-Mu." Berkatalah   Musa   dalam   munajatnya   dengan   Allah:   "Wahai   Tuhamku,   nampakkanlah   zat-Mu kepadaku, agar aku dapat melihat-Mu" Allah berfirman: "Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi cubalah lihat bukit itu, jika ia tetap   berdiri   tegak   di   tempatnya   sebagaimana   sedia   kala,   maka   nescaya   engkau   akan   dapat melihat-Ku."   Lalu   menolehlah   Nabi   Musa   mengarahkan   pandangannya   kejurusan   bukit   yang dimaksudkan itu yang seketika itu juga dilihatnya hancur luluh masuk ke dalam perut bumi tanpa menghilangkan bekas. Maka terperanjatlah Nabi Musa, gementarlah seluruh tubuhnya dan jatuh pengsan. Setelah ia sedar kembali dari pengsannya, bertasbih dan bertahmidlah ia seraya memohon ampun kepada   Allah   atas   kelancangannya   itu   dan   berkata:   "Maha   Besarlah   Engkau   wahai   Tuhanku, ampunilah       aku  dan   terimalah    taubatku    dn   aku   akan   menjadi    orang   yang    pertama    beriman kepada-Mu." Dalam kesempatan bermunajat itu, Allah menerimakan kepada Nabi Musa kitab suci "Taurat" berupa kepingan-kepingan batu-batu atau kepingan kayu menurut sementara ahli tafsir yang di dalamnya       tertulis  segala   sesuatu   secara   terperinci   dan   jelas  mengenai      pedoman     hidup    dan penuntun kepada jalan yang diredhai oleh Allah. Allah     mengiring      pemberian     "Taurat"     kepada     Musa    dengan     firman-Nya:      "Wahai     Musa, sesungguhnya   Aku   telah   memilih   engkau   lebih   dari   manusia-manusia   yang   lain   di   masamu, untuk      membawa       risalah-Ku      dan    menyampaikan        kepada     hamba-hamba-Ku.          Aku     telah memberikan kepadamu keistimewaan dengan dapat bercakap-cakap langsung dengan Aku, maka bersyukurlah      atas   segala   kurnia-Ku   kepadamu       dan   berpegang   teguhlah      pada   apa  yang    Aku tuturkan     kepadamu.      Dalam     kitab   yang    Aku    berikan    kepadamu       terhimpun     tuntunan     dan pengajaran yang akan membawa Bani Isra'il ke jalan yang benar, ke jalan yang akan membawa kebahagiaan   dunia   dan   akhirat   bagi   mereka.   Anjurkanlah   kaummu   Bani   Isra'il   agar   mematuhi perintah-perintah-Ku   jika   mereka   tidak   ingin   Aku   tempatkan   mereka   di   tempat-tempat   orang- orang yang fasiq." Bacalah   tentang   kisah   munajat   Nabi   Musa   ini,   surah   "Thaha"   ayat   83   dan   84   dan   surah   "Al- a'raaf" ayat 142 sehingga ayat 145 sebagaimana berikut :~ "83~   Mengapa   kamu   datang   lebih   cepat   daripada   kaummu,   hai   Musa?"   84~   Berkata   Musa: "Itulah   mereka   sedang   menyusuli   aku   dan   aku   bersegera   kepadamu   ya   Tuhanku,   agar   supaya Engkau redha kepadaku." { Thaha : 83 ~ 84 } "142~ Dan Kami telah janjikan kepada Musa {memberikan Taurat} sesudah berlalu waktu tiga puluh   malam   dan   Kami   sempurnakan   jumlah   malam   itu   dengan   sepuluh   {malam   lagi},   maka sempurnalah   waktu   yang   telah   ditentukan   Tuhannya   empat   puluh   malam.   Dan   berkata   Musa kepada saudaranya, yaitu Harun: "Gantilah aku dalam {memimpin} kaumku dan perbaikilah dan janganlah   kamu   mengikuti   jalan   orang-orang   yang   membuat   kerusakkan".   143~   Dan   tatkala Musa datang untuk {munajat} dengan {Kami} pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah    berfirman    {langsung}     kepadanya,     berkatalah    Musa:    "Ya   Tuhanku     nampakkanlah       {Zat Engkau} kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sesekali tidak   sanggup     melihat-Ku,    tetapi  melihatlah    ke  bukit  itu,  maka   jika  ia  tetap  di  tempatnya {sebagai sediakala} nescaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya   nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pengsan. Maka setelah Musa sedar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada-Mu dan aku orang yang   pertama   beriman."   144~   Allah   berfirman:   "Hai   Musa   sesungguhnya   Aku   memilih   kamu lebih   dari   manusia   yang   lain   {di   masamu}   untuk   membawa   risalah-Ku   dan   untuk   berbicara langsung dengan-Ku sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah   kamu   termasuk   orang-orang   yang   bersyukur."   145~   Dan   Kami   telah   tuliskan   untuk Musa   luluh   {Taurat}   segala   sesuatu   sebagai   pengajaran   bagi   sesuatu.   Maka   Kami   berfirman: "Berpeganglah   kepadanya   dengan   teguh   dan   suruhlah   kaummu   berpegang   kepada   {perintah- perintahnya}   yang   sebaik-baiknya,   nanti   Aku   akan   memperlihatkan   kepadamu   negeri   orang- orang yang fasiq." { Al-A'raaf: 142 ~ 145 } Bani Isra'il kembali menyembah patung anak lembu Nabi Musa berjanji kepada Bani Isra'il yang ditinggalkan di bawah pimpinan Nabi Harun bahwa ia tidak akan meninggalkan mereka lebih lama dari tiga puluh hari, dalam perjalananya ke Thur Sina   untuk   berminajat dengan   Tuhan.  Akan   tetapi   berhubung   dengan   adanya   perintah   Allah kepada Musa untuk melengkapi jumlah hari puasanya menjadi empat puluh hari, maka janjinya itu tidak dapat ditepati dan kedatangannya kembali ke tengah-tengah mereka tertunda menjadi sepuluh hari lebih lama drp yang telah dijanjikan.

0 comments:

Posting Komentar