Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Minggu, 22 Juni 2025

kisah dakwah Nabi Musa A.S

 Kisah Kembalinya nabi Musa A.S ke tanah mesir untuk berdakwah

Musa A.S. pulang ke Mesir dan menerima Wahyu Sepuluh tahun lebih Musa meninggalkan Mesir tanah airnya, sejak ia melarikan diri dari buruan kaum     Fir'aun.   Suatu   waktu    yang   cukup   lama   bagi    seseorang   dpt    bertahan   menyimpan   rasa rindunya   kepada   tanah   air,   tempat   tumpah   darahnya   ,   walaupun   ia   tidak   pernah   merasakan kebahagiaan       hidup    di  dalam    tanah    airnya   sendiri.   Apa    lagi   seorang    seperti   Musa    yang mempunyai   kenang-kenangan   hidup   yang   seronok   dan   indah   selama   ia   berada   di   tanah   airnya sendiri   selaku   seorang   dari   keluarga   kerajaan   yang   megah   dan   mewah,   maka   wajarlah   bila   ia merindukan   Mesir   tanah   tumpah   darahnya   dan   ingin   pulang   kembali   setelah   ia   beristerikan Shafura, puteri Syu'aib. Bergegas-gegaslah   Musa   berserta   isterinya   mengemaskan   barang   dan   menyediakan   kenderaan lalu meminta diri dari orang tuanya dan bertolaklah menuju ke selatan menghindari jalan umum supaya tidak diketahui oleh orang-orang Fir'aun yang masih mencarinya. 

kisah dakwah nabi musa


Setibanya   di   "Thur   Sina"   tersesatlah   Musa   kehilangan   pedoman   dan   bingung   manakah   yang harus ia tempuh. Dalam keadaan demikian terlihatlah oleh dia sinar api yang nyala-nyala di atas lereng   sebuah   bukit.   Ia   berhenti   lalu   lari   ke   jurusan   api   itu   seraya   berkata   kepada   isterinya: "Tinggallah kamu disini menantiku. Aku pergi melihat api   yang menyala di atas bukit itu dan segera aku kembali. Mudah-mudahan aku dapat membawa satu berita kepadamu dari tempat api itu   atau   setidak-tidaknya   membawa   sesuluh   api   bagi   menghangatkan   badanmu               yang   sedang menggigil kesejukan." Tatkala Musa sampai ke tempat api itu terdengar oleh dia suara seruan kepadanya datang dari sebatang   pohon   kayu   di   pinggir   lembah   yang   sebelah   kanannya   pada   tempat   yang   diberkahi Allah. Suara seruan yang didengar oleh Musa itu ialah: "Wahai Musa! Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu. Sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci Thuwa. Dan     aku   telah  memilih     kamu,    maka    dengarkanlah      apa   yang   akan    diwahyukan      kepadamu. Sesungguhnya aku ini adalah Allah tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat untuk mengingat akan Aku." Itulah wahyu yang pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa sebagai tanda kenabiannya, di mana ia telah dinyatakan oleh Allah sebagai rasul dan nabi-Nya yang dipilih Nabi Musa dalam kesempatan bercakap langsung dengan allah di atas bukit Thur Sina itu telah diberi bekal oleh Allah   yang Maha Kuasa dua jenis mukjizat sebagai persiapan untuk menghadap kaum Fir'aun yang sombong dan zalim itu. Bertanyalah Allah kepada Musa: "Apakah itu yang engkau pegang dengan tangan kananmu hai Musa!"   Suatu   pertanyaan   yang   mengadungi   erti   yang   lebih   dalam   dari   apa   yang   sepintas   lalu dapat ditangkap oleh Nabi Musa dengan jawapannya yang sederhana. "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan   pdnya   dan   aku   pukul   daun   dengannya   untuk   makanan   kambingku.   Selain   itu   aku dapat pula menggunakan tongkatku untuk keperluan-keperluan lain yang penting bagiku." Maksud      dan   arti  dari  pertanyaan     Allah   yang   nampak     sederhana     itu  baru  dimegertikan      dan diselami oleh Musa setelah Allah memerintahkan kepadanya agar meletakkan tongkat itu di atas tanah,    lalu  menjelmalah      menjadi     seekor   ular  besar   yang    merayap     dengan    cepat   sehingga menjadikan Musa lari ketakutan. Allah berseru kepadanya: "Peganglah ular itu dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kepada keadaan asal." Maka begitu ular yang sedang merayap itu ditangkap dan dipegang oleh Musa, ia segera kembali menjadi tongkat yang ia terima dari Syu'aib, mertuanya ketika ia bertolak dari Madyan. Sebagai mukjizat yang kedua, Allah memerintahkan kepada Musa agar mengepitkan tangannya ke ketiaknya yang nyata setelah dilakukannya perintah itu, tangannya menjadi putih cemerlang tanpa cacat atau penyakit. Bacalah   tentang   isi   cerita   di   atas   dalam   surah   "Thaahaa"   ayat   9   sehingga   23   juz   16   sebagai berikut :~ "9.~ Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? 10.~ Ketika itu melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu {di sini} sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api    itu."  11.~   Mak    ketika   ia  datang    ke   tempat    api  itu,  ia  dipanggil:    "Hai   Musa,    12.~ Sesungguhnya Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci Thuwa. 13.~ Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa   yang   akan   diwahyukan   {kepadamu}.   14.~   Sesungguhnya   Aku   ini   adalah   Allah,   tidak   ada Tuhan   selain     Aku,   maka   sembahlah      Aku    dan  dirikanlah   solat   untuk   mengingati     Aku.   15.~ Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan {waktunya} agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahakannya. 16.~ Maka sesekali janagnlah kamu dipalingkan daripadanya   oleh   orang   yang   tidak   beriman   kepadanya   dan   oleh   orang   yang   mengikuti   hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu menjadi binasa." 17.~ Apakah itu yang ditangan kananmu, hai Musa?" 18.~ Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya dan aku memukul  {daun}   dengannya   untuk   kambingku   dan   bagiku   ada   lagi   keperluan   yang   lain   padanya."   19.~ Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" 20.~ Lalu dilemparkanlah tongkat itu, maka tiba- tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. 21.~ Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan   takut.   Kami   akan   mengembalikannya   kepada   keadaan   asalnya."   22.~   Dan   kepitkanlah tanganmu di ketiakmu, nescaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain {pula}. 23.~ untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar." {Thaahaa : 9 ~ 23 } Musa diperintahkan berdakwah kepada Fir'aun Raja   Fir'aun   yang   telah   berkuasa   di   Mesir   telah   lama   menjalankan   pemerintahan   yang   zalim, kejam dan ganas. Rakyatnya yang terdiri dari bangsa Egypt yang merupakan penduduk peribumi dan bangsa Isra'il yang merupakan golongan pendatang, hidup dalam suasana penindasan, tidak merasa aman bagi nyawa dan harta bendanya.

Tindakan   sewenang-wenang   dan   pihak   penguasa   pemerintahan   terutamanya   ditujukan   kepada Bani Isra'il yang tidak diberinya kesempatan hidup tenang dan tenteram. Mereka dikenakan kerja paksa   dan   diharuskan   membayar   berbagai   pungutan   yang   tidak   dikenakan   terhadap   penduduk bangsa Egypt, bangsa Fir'aun sendiri. Selain   kezaliman,   kekejaman,   penindasan   dan   pemerasan   yang   ditimpakan   oleh   Fir'aun   atas rakyatnya, terutama kaum Bani Isra'il. ia menyatakan dirinya sebagai tuhan yang harus disembah dan dipuja. Dan dengan demikian ia makin jauh membawa rakyatnya ke jalan yang sesat tanpa pendoman tauhid dan iman, sehingga makin dalamlah mereka terjerumus ke lembah kemaksiatan dan kerusakan moral dan akhlak. Maka dalam kesempatan bercakap-cakap langsung di bukit Thur Sina itu diperintahkanlah Musa oleh   Allah   untuk    pergi   ke   Fir'aun  sebagai    Rasul-Nya,   mengajakkan        beriman   kepada     Allah, menyedarkan   dirinya   bahwa   ia   adalah   makhluk   Allah   sebagaimana   lain-lain   rakyatnya,   yang tidak   sepatutnya   menuntut   orang   menyembahnya   sebagi   tuhan   dan   bahawa   Tuhan   yang   wajib disembah       olehnya    dan   oleh    semua    manusia     adalah    Tuhan     Yang    Maha     Esa   yang    telah menciptakan alam semesta ini. Nabi    Musa     dalam    perjalanannya     menuju     kota  Mesir    setelah   meninggalkan       Madyan,     selalu dibayang oleh ketakutan kalau-kalua peristiwa pembunuhan yang telah dilakukan sepuluh tahun yang   lalu   itu,   belum   terlupakan   dan   masih   belum   hilang   dari   ingatan   para   pembesar   kerajaan Fir'aun.    Ia  tidak   mengabaikan       kemungkinan       bahwa     mereka     akan    melakukan      pembalasan terhadap perbuatan yang ia tidak sengaja itu dengan hukuman pembunuhan atas dirinya bila ia sudah   berada   di   tengah-tengah   mereka.   Ia   hanya   terdorong   rasa   rindunya   yang   sangat   kepada tanah   tumpah   darahnya       dengan   memberanikan        diri   kembali   ke   Mesir   tanpa   memperdulikan akibat yang mungkin akan dihadapi. Jika    pada   waktu    bertolak   dari  Madyan      dan   selama    perjalannya    ke   Thur   Sina.   Nabi   Musa dibayangi      dengan    rasa   takut  akan    pembalasan     Fir'aun,   Maka     dengan    perintah    Allah   yang berfirman maksudnya :~ "Pergilah     engkau    ke   Fir'aun,  sesungguhnya       ia  telah  melampaui      batas,   segala   bayangan     itu dilempar jauh-jauh dari fikirannya dan bertekad akan melaksanakan perintah Allah menghadapi Fir'aun apa pun akan terjadi pada dirinya. Hanya untuk menenterankan hatinya berucaplah Musa kepada   Allah:   "Aku   telah   membunuh   seorang   darinya   mereka   ,   maka   aku   khuatir   mereka   akan membalas membunuhku, berikanlah seorang pembantu dari keluargaku sendiri, yaitu saudaraku Harun     untuk    menyertaiku      dalam    melakukan      tugasku    meneguhkan       hatiku   dan   menguatkan tekadku   menghadapi   orang-orang   kafir   itu   apalagi   Harun   saudaraku   itu   lebih   petah   {lancar} lidahnya dan lebih cekap daripada diriku untuk berdebat dan bermujadalah." Allah berkenan mengabulkan permohonan Musa, maka digerakkanlah hati Harun yang ketika itu masih berada di Mesir untuk pergi menemui Musa mendampinginya dan bersama-sama pergilah mereka ke istana Fir'aun dengan diiringi firman Allah: "Janganlah kamu berdua takut dan khuatir akan   disiksa   oleh   Fir'aun. 

 Aku   menyertai   kamu   berdua  dan   Aku   mendengar   serta  melihat   dan mengetaui     apa   yang   akan   terjadi  antara  kamu    dan  Fir'aun.  Berdakwahlah      kamu    kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut sedarkanlah ia dengan kesesatannya dan ajaklah ia beriman dan bertauhid, meninggalkan kezalimannya dan kecongkakannya kalau-kalau dengan sikap yang lemah lembut daripada kamu berdua ia akan ingat pada kesesatan dirinya dan takut akan akibat kesombongan dan kebonmgkakannya." Bacalah tentang isi cerita di atas di dalam ayat 33 sehingga ayat 35 surah "Al-Qashash" dan ayat 42 sehingga ayat 47 surah "Thaha" sebagai berikut :~ "33.~ Musa berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah membunuh seseorang manusia dari golongan   mereka,   maka   aku   takut   mereka   akan   membunuhku,   34.~   dan   saudaraku   Harun   dia lebih petah lidahnya drpku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantu untuk membenarkan {perkataan} ku sesungguhnya aku khuatir mereka akan mendustakan aku." 35.~ Allah berfirman: "Kami akan membantumu dengan saudaramu dan Kami berikan kepadamu kekuasaan yang besar, maka   mereka   tidak   dapat   mencapaimu   {berangkat   kami   berdua}   dengan   membawa   mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang." { Al-Qashash : 33 ~ 35 } "42.~ Pergilah kamu berserta saudara kamu dengan membawa ayat-ayat-Ku dan janganlah kamu berdua lalai dalam memngingat-Ku. 43.~ Pergilah kamu berdua kepada   Fir'aun, sesungguhnya dia telah melewati batas. 44.~ maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia akan ingat   atau takut" 45.~ Berkatalah mereka berdua:   "Ya Tuhan kami sesungguhnya kami khuatir bahwa ia segera menyeksa kami atau akan bertambah melewati     batas  46.~   allah  berfirman:    "Janganlah    kamu    berdua   khuatir,   sesungguhnya     Aku berserta    kamu    berdua,   Aku   mendengar      dan   melihat".   47.~  Maka     datanglah   kamu    berdua kepadanya      {Fir'aun}   dan  katakanlah:    "Sesungguhnya      kami   berdua    adalah   utusan  Tuhanmu, maka     lepaskanlah     Bani    Isra'il  bersama    kami    dan   janganlah     kamu    menyeksa      mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti {atas kerasulan kami} dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk." { Thaha : 42 ~ 47 } Mujadalah (dialog) antara Musa dengan Fir'aun Diperolehi   kesempatan   oleh   Musa   dan   Harun,   menemui   raja   Fir'aun   yang   menyatakan   dirinya sebagai tuhan itu, setelah menempuh beberapa rintangan yang lazim dilampaui oleh orang yang ingin bertemu dengan raja pd waktu itu. Pertemuan Musa dan Harun dengan Fir'aun dihadiri pula oleh beberapa anggota pemerintahan dan para penasihatnya. Bertanya Fir'aun kepada mereka berdua:: "Siapakah kamu berdua ini?" Musa     menjawab:      "Kami,    Musa    dan   Harun    adalah    pesuruh    Allah   kepadamu      agar  engkau membebaskan Bani Isra'il dari perhambaan dan penindasanmu dan menyerahkan meeka kepada kami agar menyebah kepada Allah dengan leluasa dan menghindari seksaanmu." Fir'aun   yang segera mengenal Musa berkata kepadanya: "Bukankah engkau adalah Musa   yang telah   kami   mengasuhmu   sejak   masa   bayimu   dan   tinggal   bersama   kami   dalam   istana   sampai mencapai usia remajamu, mendapat pendidikan dan pengajaran yang menjadikan engkau pandai? Dan bukankah engkau   yang melakukan pembunuhan terhadap diriseorang drp golongan kami? Sudahkah engkau lupa itu semuanya dan tidak ingat akan kebaikan dan jasa kami kepada kamu?" Musa     menjawab:      "Bahwasanya       engkau    telah   memeliharakan      aku    sejak  masa    bayiku,    itu bukanlah   suatu   jasa   yang   dapat   engkau   banggakan. 

Karena   jatuhnya   aku   ke   dalam   tangan   mu adalah    akibat   kekejaman     dan   kezalimanmu      tatkala  engkau    memerintah     agar   orang-orangmu menyembelih setiap bayi-bayi laki yang lahir, sehingga ibu terpaksa membiarkan aku terapung di permukaan sungai Nil di dalamsebuah peti yang kemudian dipungut oleh isterimu dan selamatlah aku dari penyembelihan yang engkau perintahkan. Sedang mengenai pembunuhan yang telah aku lakukan     itu  adalah   akibat  godaan    syaitan   yang   menyesatkan,     namun     peristiwa   itu  akhirnya merupakan      suatu   rahmat    dan   barakah   yang   terselubung     bagiku.   Sebab   dalam    perantauanku setelah aku melarikan diri dari negerimu, Allah mengurniakan aku dengan hikmah dan ilmu serta mengutuskan   aku   sebagai   Rasul   dan   pesuruh-Nya.   Maka   dalam   rangka   tugasku   sebagai   Rasul datanglah aku kepadamu atas perintah Allah untuk mengajak engkau dan kaummu menyembah Allah dan meninggalkan kezaliman dan penindasanmu terhadap Bani Isra'il." Fir'aun bertanya: "Siapakah Tuhan yang engkau sebut-sebut itu, hai Musa? Adakah tuhan di atas bumi ini selain aku yang patut di sembah dan dipuja?" Musa menjawab:   "Ya,   yaitu Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu serta Tuhan seru sekalian alam." Tanya Fir'aun: "Siapakah Tuhan seru sekali alam itu?" Musa menjawab: "Ialah Tuhan langit dan bumi dan segala apa yang ada antara langit dan bumi." Berkata     Fir'aun   kepada    para   penasihatnya     dan   pembesar-pembesar         kerajaan    yang   berada disekitarnya.   Sesungguhnya   Rasul   yang   diutuskan   kepada   kamu   ini   adalah   seorang   yang   gila kemudia ia balik bertanya kepada Musa dan Harun: "Siapakah Tuhan kamu berdua?" Musa   menjawab:   "Tuhan   kami   ialah   Tuhan   yang   telah   memberikan   kepada   tiap-tiap   makhluk sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberi petunjuk kepadanya." Fir'aun     bertanya:    "Maka     bagaimanakah        keadaan     umat-umat      yang    dahulu     yang    tidak mempercayai       apa   yang   engkau     ajarkan   ini  dan  malahan     menyembah       berhala   dan   patung- patung?" Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku.

Jika Dia telah menurunkan azab dan   siksanya     di  atas   mereka   maka   itu   adalah   karena   kecongkakan   dan   kesombongan   serta keengganan   mereka   kembali   ke   jalan   yang   benar.   Jika   Dia   menunda   azab   dan   seksa   mereka hingga hari kiamat, maka itu adalah kehendak-Nya yang hikmahnya kami belum mengetahuinya. Allah telah mewahyukan kepada kami bahwa azab dan seksanya adalah jalan yang benar." Rif'aun   yang   sudah   tidak   berdaya   menolak   dalil-dalil   Nabi   Musa   yang   diucapkan   secara   tegas dan berani merasa tersinggung kehormatannya sebagai raja yang telah mempertuhankan dirinya lalu   menujukan      amarahnya     dan   berkata   kepada    Musa     secara   mengancam:      "Hai   Musa!    jika engkau mengakui tuhan selain aku, maka pasti engkau akan kumasukkan ke dalam penjara." Musa   menjawab:   "Apakah   engkau   akan   memenjarakan   aku   walaupun   aku   dapat   memberikan kepadamu tanda-tanda yang membuktikan kebenaran dakwahku?" Fir'aun   menentang   dengan   berkata:   "Datanglah   tanda-tanda   dan   bukti-bukti   yang   nyata   yang dapat membuktikan kebenaran kata-katamu jika engkau benar-benar tiak berdusta." Dialog {mujadalah} antara Musa dan Fir'aun sebagaimana dihuraikan di atas dpt dibaca dalam surah "Asy-Syu'ara" ayat 18 hingga ayat 31 juz 19 sebagimana berikut :~ "18.~   Fir'aun   berkata:   "Bukankah   kami   telah   mengasuhmu   diantara   {keluarga}   kami   diwaktu kamu     masih    kanak-kanak      dan  kamu     tinggal  diantara    {keluarga}    kami    beberapa    tahun   dari umurmu. 19.~ dan kamu telah berbuat sesuatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk   golongan   orang-orang   yang   tidak   membalas   jasa."   20.~   Berkata   Musa:   "Aku   telah melakukannya   sedang   aku   diwaktu   itu   termasuk   orang-orang   yang   khilaf.   21.~   Lalu   aku   lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepada kamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu    serta  Dia   menjadikan      aku   salah   seorang    diantara   rasul-rasul.   22.~   Budi    yang   kamu limpahkan kepada ku ini adalah {disebabkan} perhambaan darimu terhadap Bani   Isra'il." 23.~ Fir'aun bertanya: "Apa Tuhan semesta alam itu?"24.~ Musa menjawab: "Tuhan pencipta langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya {itulah Tuhanmu} jika kamu sekalian {orang-orang} mempercayainya". 25.~ Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?". 26.~ Musa berkata: "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu"   27.~   Fir'aun   berkata:   "Sesungguhnya   Rasulmu   yang   diutuskan   kepada   kamu   sekalian benar-benar   orang   gila".   28.~   Musa   berkata:   "Tuhan   yang   menguasai   timur   dan   barat   dan   apa yang ada di antara keduanya {itulah Tuhanmu} jika kamu mempergunakan akal". 29.~ Fir'aun berkata:   "Sungguh   jika   kamu   menyenbah   Tuhan   selain   aku   benar-benar   aku   akan   menjadikan kamu      salah   seorang    yang   dipenjarakan".      30.~   Musa    berkata:    "Dan    apakah    kamu     {akan melakukan itu} walaupun aku tunjukkan kepadamu sesuatu {keterangan} yang nyata jika kamu adlah termasuk orang-orang yang benar." { Asy-Syura : 18 ~ 31 } Musa memperlihatkan dua mukjizat kepada Fir'aun Menjawab tentangan Fir'aun   yang menuntut bukti atas kebenarannya Musa dengan serta-merta meletakkan tongkat mukjizatnya di atas yang segera menjelma menjadi seekor ular besar yang melata menghala ke Fir'aun. Karena ketakutan melompat lari dari singgahsananya melarikan diri seraya berseru kepada Musa: " Hai Musa demi asuhanku kepadamu selama delapan belas tahun panggillah kembali ularmu itu." Kemudian dipeganglah ular itu oleh Musa dan kembali menjadi tongkat biasa. Berkata Fir'aun kepada Musa setelah hilang dari rasa heran dan takutnya: "Adakah bukti   yang dapat engkau tunjukkan kepadaku?" "Ya, lihatlah." Musa menjawab serta memasukkan tangannya ke dalam saku bajunya. Kemudian tatkala   tangannya   dikeluarkan   dari   sakunya,   bersinarlah   tangan   Musa   itu   menyilaukan   mata Fir'aun itu dan orang-orang yang sedang berada disekelilingnya. Fir'aun sebagai raja yang menyatakan dirinya sebagai tuhan tentu tidak akan mudah begitu saja menyerah   kepada   Musa   bekas   anak   pungutnya   walaupun   kepadanya   telah   diperlihatkan   dun mukjizat.   Ia   bahkan   berkata   kepada   kaumnya        yang   ia   khuatir   akan   terpengaruh   oleh   kedua mukjizat   Musa   itu   bahwa   itu   semuanya   adalah   perbuatan   sihir   dan   bahwa   Musa   dan   Harun adalah     ahli   sihir  yang    mahir    yang    datang    dengan     maksud     menguasai      Mesir    dan    para penduduknya akan kekuatan dengan sihirnya itu. Fir'aun dianjurkan oleh penasihatnya   yang dikepalai oleh Haman agar mematahkan sihir Musa dan Harun itu dengan mengumpulkan ahli-ahli sihir yang terkenal dari seluruh daerah kerajaan untuk bertanding melawan Musa dan Harun.

Anjuran mana disetujui oleh Fir'aun yang merasa itu adalah fikiran yang tepat dan jalan yang terbaik untuk melumpuhkan kedua mukjizat Allah yang   oleh   mereka   dianggapnya   sebagai   sihir.   Anjuran   itu   lalu   ditawarkan   kepada   Musa   yang seketika tanpa ragu-ragu sedikit pun menerima tentangan Fir'aun untuk   beradu dan bertanding melawan   ahli-ahli   sihir.   Musa   berkeyakinan   penuh   bahwa   dengan   perlindung   Allah   ia   akan keluar    sebagai    pemenang      dalam    pertarungan     itu,  pertandingan     antara   perbuatan    sihir  yang diilham oleh syaitan melawan mukjizat yang dikurniakan oleh Allah. Pada   suatu   hari   raya   kerajaan   telah   bersetuju   untuk   mengadakan   hari   pertandingan   sihir   maka berduyun-duyunlah penduduk kota menuju ke tempat yang telah ditentukan untuk menyaksikan perlumbaan kepandaian menyihir yang buat pertama kalinya diadakan di kota Mesir. Juga sudah berada   di   tempat   ahli-ahli   sihhir   yang   terpandai   yang   telah   dikumpulkan   dari   seluruh   wilayah kerajaan     masing-masing       membawa      tongkat    ,  tali  dan  lain-lain  alat  sihirnya.   mereka     cukup bersemangat   dan   akan   berusaha   sepenuh   kepandaian   mereka   untuk   memenangi   pertandingan. mereka   telah   memperolhi   janji   dari   Fir'aun   akan   diberi   hadiah   dan   wang   dalam   jumlah   yang besar bila berhasil mengalahkan Musa dengan mematahkan daya sihirnya. Setelah segala sesuatu selesai disiapkan dan masing-masing pembesar negeri sudah mengambil tempatnya      mengelilingi     raja  Fir'aun   yang    telah  duduk     di  atas  kursi   singgahsananya   maka dinyatakanlah       pertandingan     dimulai.    Kemudian      atas   persetujuan     Musa    dipersilakan     para lawannya beraksi lebih dahulu mempertujukan kepandai sihirnya. Segeralah ahli-ahli sihir Fir'aun menujukan aksinya melemparkan tongkat dan tali-temali mereka ke   tengah-tengah   lapangan   .   Musa   merasa   takut   ketika   terbayang   kepadanya   bahwa   tongkat- tongkat dan tali-tali itu seakan-akan ular-ular yang merayap cepat. Namun Allah tidak mebiarkan hamba   utusan-Nya   berkecil   hati   menghadapi   tipu-daya   orang-orang   kafir   itu.   Allah   berfirman kepada Musa disaat ia merasa cemas itu: "Janganlah engkau merasa takut dan cemas hai Musa! engkau adalah yang lebih unggul dan akan menang dalam pertandingan ini. Lemparkanlah yang ada ditanganmu segera." Para ahli-ahli sihir yang pandai dalam bidangnya itu tercengang ketika melihat ular besar yang menjelma dari tongkat Nabi Musa dan menelan ular-ular dan segala apa yang terbayangsebagai hasil tipu sihir mereka. mereka segera menyerah kalah bertunduk dan bersujud {kepada Allah} dihadapan Musa seraya berkata: "Itu bukanlah perbuatan sihir yang kami kenal yang diilhamkan oleh   syaitan   tetapi   sesuatu   yang   digerakkan   oleh   kekuatan   ghaib   yang   mengatakan   kebenaran kata-kata   Musa   dan   Harun   maka   tidak   ada   alasan   bagi   kami   untuk   tidak   mempercayai   risalah mereka   dn   beriman   kepada   Tuhan   mereka   sesudah   apa   yang   kami   lihat   dan   saksikan   dengan mata kepala kami sendiri." Fir'aun   raja   yang   congkak   dan   sombong   yang   menuntut   persembahan   dari   rakyatnya   sebagai tuhan segera membelalakkan matanya tanda marah dan jengkel melihat ahli-ahli sihirnya begitu cepat menyerah kalah kepada Musa bahkan menyatakan beriman kepada Tuhannya dan kepada kenabiannya   serta   menjadi   pengikut-pengikutnya.   Tindakan   mereka   itu   dianggapnya   sebagai pelanggaran terhadap kekuasaannya, penentangan terhadap ketuhanannya dan merupakan suatu tamparan bagi kewibawaan serta prestasinya. Ia berkata kepada mereka: "Adakah kamu berani beriman kepada Musa dan menyerah kepada keputusannya sebelum aku izinkan kepada kamu?" Bukankah ini suatu persekongkolan drp kamu terhadapku? Musa dpt mengalah kamu sebab ia mungkin      guru   dan   pembesar    yang    telah  mengajarkan      seni  sihir  kepadamu     dan   kamu    telah mengatur   bersama-samanya   tindakan   yang   kamu   sandiwarakan   di   depanku   hari   ini.   Aku   tidak akan tinggal diam menghadapi tindakan khianatmu ini.

Akanku potong tangan-tangan dan kaki- kakimu   serta   akanku   salibkan   kamu   semua   pada   pangkal   pohon   kurma   sebagai   hukuman   dan balasan bagi tindakan khianatmu ini." Ancaman   Fir'aun   itu   disambut   mereka   dengan   sikap   dingin   dan   acuh   tak   acuh.   Karena   Allah telah membuka mata hati mereka dengan cahaya iman sehingga tidak akan terpengaruh dengan kata-kata kebathilan yang menyesatkan atau ancaman Fir'aun yang menakutkan. mereka sebagai- orang-orang yang ahli dalam ilmu dan seni sihir dpt membedakan yang mana satu sihir dan yang mana  bukan.   Maka  sekali   mereka   diyakinkan   dengan   mukjizat   Nabi   Musa   yang   membuktikan kebenaran   kenabiannya   tidaklah   keyakinan   itu   akan   dpt   digoyahkan   oleh   ancaman   apa   pun. Berkata   mereka   kepada   Fir'aun   menanggapi         ancamannya:      "Kami   telah   memdpat   bukti-bukti yang   nyata   dan   kami   tidak   akan   mengabaikan   kenyataan   itu   sekadar   memenuhi   kehendak   dan keinginanmu.   Kami   akan   berjalan   terus   megikut   jejak   dan   tuntutan   Musa   dan   Harun   sebagai pesuruh oleh yang benar. Maka terserah kepadamu untuk memutuskan apa yang engkau hendak putuskan      terhadap    diri  kami.   Keputusan      kamu    hanya    berlaku    di  dunia    ini  sedang    kami mengharapkan pahala Allah di akhirat yang kekal dan abadi." Bacalah   tentang   isi   cerita   di   atas   dalam   surah   "Asy-Syu'ara"   ayat   32   sehingga   ayat   51 juz   19 sebagai berikut :~ "32~ Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu {menjadi ular}. 33~ Dan ia menarik tangannya {dr dalam saku bajunya} maka tiba-tiba tangan itu menjadi putih {bersinar} bagi    orang-orang     yang   melihatnya.    34~   Fir'aun   berkata   pembesar-pembesar         yang   berada   di sekelilingnya:     "Sesungguhnya       Musa    itu  benar-benar     seorang    ahli  sihir  yang   pandai,   35~   ia hendak mengusir kamu dari negeri kamu sendiri dengan sihirnya maka karena itu apakah yang kamu anjurkan?" 36~ mereka menjawab: "Tundalah {urusan} dia dan saudaranya dan kirimlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan {ahli sihir}, 37~ nescaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu". 38~ Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir pada   waktu     yang   ditetapkan   di   hari   yang   maklum,   39~   dan   dikatakan   kepada   orang   ramai: "Berkumpullah   kamu   sekalian,   40~   semoga   kita   mengikuti   ahli-ahli   sihir,   jika   mereka   adalah orang-orang yang menang". 41~ Maka tatkala ahli-ahli sihir dtg , mereka pun bertanya kepada Fir'aun: "Apakah kami sungguh-sungguh mendpt upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?" 42~ Fir'aun menjawab: "Ya, kalu demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar- benar akan menjadi orang yang didekatkan {kepadaku}". 43~ Berkatalah Musa kepada mereka: "Jatuhkalah   apa   yang   kamu   hendak   jatuhkan".   44~   Lalu   mereka   menjatuhkan   tali-temali   dan tongkat-tongkat mereka lalu berkata: " Demi kekuasaan Fir'aun, sesungguhnya kami akan benar- benar akan menang". 45~ kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu   yang mereka ada-adakan itu. 46~ Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud {kepada Allah}, 47~ mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam , 48~ yaitu   Tuhan   Musa   dan   Harun".   49~   Fir'aun   berkata:   "Apakah   kamu   sekalian   beriman   kepada Musa sebelumaku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu   yang mengajar      sihir  kepadamu,      maka     kamu    nanti   pasti   benar-benar     akan   mengetahui      {akibat perbuatanmu},   sesungguhnya   aku   akan   memotong   tanganmu   dan   kakimu   dengan   bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya". 50~ Mereka berkata: "Tidak ada kemudharatan {kepada kami},   sesungguhnya   kami   akan   kembali   kepada   Tuhan   kami,   51~   sesungguhnya   kami   amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang- orang yang pertama sekali beriman." {Asy-Syu'ara : 32 ~ 51 } Fir'aun tetap keras kepala dan semakin bingung Nabi   Musa   yang   telah   mengalahkan   ahli-ahli   sihir   dengan   kedua   mukjizatnya   makin   meluas pengaruhnya, sedan Fir'aun dengan kekalahan ahli sihirnya merasa kewibawaannya merosot dan kehormatannya menurun. ia khuatir jika gerakan Musa tidak segera dipatahkan akan mengancam keselamatan kerajaannya serta kekekalan mahkotanya. Para penasihat dan pembantu-pembantu terdekatnya   tidak   berusaha   menghilangkan   rasa   kecemasan   dan   kekhuatirannya,   tetapi   mereka sebaliknya      makin     membakar        dadanya     dan    makin     menakutu-nakutinya.        

mereka     berkata kepadanya: "Apakah engkau akan terus membiarkan Musa dan kaumnya bergerak secara bebas dan   meracuni   rakyat   dengan   amcam-macam   kepercayaan   dan   ajaran-ajaran   yang   menyimpang dari   apa   yang   telah   kita   warisi   dari   nenek-moyang   kita?   Tidakkah   engkau   sedar   bahwa   rakyat kita   makin     lama    makin    terpengaruh     oleh   hasutan-hasutan       Musa.    sehingga    lama-kelamaan nescaya   kita   dan   tuhan-tuhan   kita   akan   ditinggalkan   oleh   rakyat   kita   dan   pada   akhirnya   akan hancur binasalah negara dan kerajaanmu yang megah ini." Fir'aun menjawab: "Apa yang kamu huraikan itu sudah menjadi perhatiku sejak dikalahkannya ahli-ahli   sihir   kita   oleh   Musa.   Dan   memang   kalau   kita   membiarkan   Musa   terus   melebarkan sayapnya      dan   meluaskan      pengaruhnya      di  kalangan    pengikut-pengikutnya        yang    makin    lama makin     bertambah     jumlahnya,     pasti   pada   akhirnya    akan   merusakkan      adab    hidup   masyarakat negara   kita   serta   membawa   kehancuran   dan   kebinasaan   bagi   kerajaan   kita   yang   megah   ini. karenanya   aku   telah   merancang   akan   bertindak   terhadap   Bani   Isra'il   dengan   membunuh   setiap orang lelaki dan hanya wanita sahaja akanku biarkan hidup." Rancangan   jahat   fir'aun   diterapkan   oleh   pegawai   dan   kaki   tangan   kerajaannya.   Aneka   ragam gangguan dan macam-macam tindakan kejam ditimpakan atas Bani Isra'il yang memang menurut anggapan   masyarakat,   mereka   itu   adalah   rakyat   kelas   kambing   dalam   kerajaan   Fir'aun   yang zalim itu. Dengan makin meningkatnya kezaliman dan penindasan yang mereka terima dari alat- alat kerajaan Fir'aun, datanglah Bani Isra'il kepada Nabi Musa, mengharapkan pertolongan dan perlindungannya. Nabi Musa tidak dpt berbuat byk pada masa itu bagi Bani Isra'il yang tertindas dan   teraniaya.   Ia   hanya   menenteramkan   hati   mereka,   bahwa   akan   tiba   saatnya   kelak,di   mana mereka akan dibebaskan oleh Allah dari segala penderitaan yang mereka alami. Dianjurkan oleh Nabi   Musa   agar   mereka   bersabar   dan   bertawakkal   seraya   memohon   kepada   Allah   agar   Allah memberikan         pertolongan      dan    perlindungan-Nya        karena     Allah    telah    menjanjikan      akan mewariskan bumi-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang soleh, sabar dan bertakwa! Fir'aun bertujuan melemahkan kedudukan Nabi Musa dengan tindakan kejamnya terhadap Bani Isra'il yang merupakan kaumnya, bahkan tulang belakang Nabi Nusa.

0 comments:

Posting Komentar