Allah SWT berfirman mengisahkan Nabi Ibrahim As saat beruzlah meninggalkan kaum-kaumnya, sebagai berikut:
واعتزلكم وما تدعون من دون الله وادعو ربي عسى الا اكون بدعاء ربي
شقيا
“Dan aku akan menjauhkan diri
darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada
Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada
Tuhanku.” (QS: Maryam: 48)
Menurut para ulama, ada sepuluh manfaat ‘Uzlah, sebagai berikut:
Pertama, selamat
dari bahaya lisan
Sebab orang yang menyendiri tidak akan menemukan orang yang
mengajaknya bicara. Karena, kesalhan terbanyak dari Bani Adam terdapat dalam
lisannya dan orang yang paling banyak dosanya pada hari kiamat adalah orang yang
paling banyak menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat.
Kedua, Menjaga
pandangan dan selamat dari bahaya pengliatan
Muhammad bin Sirrin mengatakan, “Hati-hatilah dengan pandangan
yang berlebihan. Sebab, ia menyebabkan syahwat yang berlebihan pula.
Ketiga, menjaga
hati dan memeliharanya dari sifat riya’, sifat cari muka dan sebagainya.
Sebagian ahli hikmah mengatakan, “Orang yang paling banyak bergaul dengan orang
lain, akan banyak memuji-muji mereka. Sedangkan seorang yang banyak memuji
orang lain, akan banyak memperlihatkan diri di hadapan mereka. Orang yang
banyak memperlihatkan diri di hadapan orang lain, kana terjerumus ke dalam
kondisi yang buruk. Akibatnya, dia akan celaka seperti mereka.
Keempat, jauh
dari kesenangan dunia dan merasa cukup atas pemberian yang ada.
Hal itu hanya akan tercapai dengan kecintaan Allah dan kecintaan
manusia kepadanya, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah dunia,
niscaya engkau akan dicintai Allah. Jauhilah apa yang ada di hadapan manusia,
niscaya engkau akan dicintai oleh mereka.”
Kelima, selamat
dari pertemanan orang-orang jahat dan pergaulan orang-orang yang banyak dosa.
Bergaul dengan orang-orang yang buruk akhlaknya adalah sebuah
kerusakan yang besar dan bahaya yang nyata. Sebab, teman itu adalah gambaran
diri sendiri, Rasulullah SAW bersabda, “Agama seseorang tak jauh dari agama
temannya. Sehingga melihat seseorang, lihatlah agama orang yang menemaninya.”
Keenam, memiliki
banyak kesempatan untuk beribadah, berzikir, dan bertekad untuk takwa dan
berbuat baik.
Biasanya saat menyendiri, seorang memiliki banyak waktu untuk
beribadah kepada Tuhannya, memfokuskan seluruh anggota tubuhnya, hati, dan
akalnya untuk beribadah. Karena, tidak ada orang yang menggangu dirinya untuk
melakukan semua itu.
Ketujuh, menemukan
manisnya ketaatan dan nikmatnya munajat kepada Allah.
Hal itu karena kosongnya hati dari segala hiruk pikuk kehidupan
yang dapat menyibukkan diri dari menghadap Tuhannya.
Kedelapan, Merasakan
ketenangan badan dan ketenangan hati.
Kesembilan, memelihara
diri dan agama dari segala bentuk keburukan dan permusuhan yang disebabkan
terlalu banyak bergaul.
Kesepuluh, memudahkan
diri untuk melakukan ibadah tafakur dan mengambil pelajaran. Nabi Isa As telah
bersabda, “Berbahagialah orang yang tutur katanya adalah zikir, diamnya adalah
tafakur dan penglihatannya adalah mengambil pelajaran.”
Waallahu a’lam
0 comments:
Posting Komentar