اللهُم صلِّ علٰى سَيِّدنا
مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ
وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
“NIKMAT IIJAD (DICIPTAKAN) DAN NIKMAT IMDAD (KELANJUTAN)”
نِعْمَتاَنِ ماَ خَرَجَ
موْجُودٌ عَنْهاَ ولاَ بُدَّ لِكُلِّ مُكـَوِّنٍ مِنْهُما نِعْمةُ الاِيْجادِ وَنِعْمة
ُالاِمْداَدِ
107.”Ada dua nikmat yang tidak ada satu mahlukpun yang terlepas dari keduanya, yaitu nikmat ciptaan (diwujudkan) dan nikmat kelanjutan."
Karena tiap makhluk asalnya tidak ada, maka nikmat yang diterima pertama kali adalah nikmat iijad/ diciptakan الله yang menjadikannya ada.kemudian dilanjutkan dengan nikmat Imdad/kelanjutan hidup, yakni melengkapi kebutuhan hidup, sebab bila tidak dilengkapi kebutuhan hidup maka tidak akan dapat bertahan hidup.
اَنْعَمَ عليكَ اوَّلاً
بِالاِيجَادِ واثاَنياً بِتَوالى الاِمدادِ
108. “Pada mulanya الله memberi nikmat kepadamu berupa iijad/diwujudkan, kemudian nikmat yang kedua: melengkapi kebutuhan-kebutuhan wujudmu yang terus-menerus (bantuan/pertolongan الله) ."
الله berfirman:
وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ
نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً
.(الله menuangkan kepadamu nikmat lahir batin yang terang dan samar, dan yang tidak terasa. Surat Luqman ayat 20(
Dan firman الله:
(وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ
فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ
هُمُ الرَّاشِدُونَ)
“Tetapi الله yang mencintakan kamu kepada iman,dan الله menghias iman itu dalam hatimu, dan الله yang membencikan kamu kepada kufur (kekafiran) dan pelanggaran dan maksiat dosa. Merekalah orang yang dapat petunjuk, itu semua karunia dari الله dan nikmat, dan الله maha mengetahui lagi bijaksana. Al-hujurat 8”.
Dzun-Nun Al-Mishri berkata: Siapa yang dalam tauhid itu merasa seolah-olah sebagai hasil kecerdasannya sendiri, maka tauhid itu, tidak dapat menyemenyelamatkannya dari api neraka, sehingga merasa bahwa tauhidnya itupun karunia dari الله تعالى.
Seseorang apabila telah merasa asal kejadiaannya dari الله dan kelanjutannya pun dari الله, merasa bahwa sifat fakirnya itu memang asli pada kejadiannya, dan ia tidak dapat melepaskan diri dari Tuhan yang di hajatkannya pada tiap detik dalam wujudnya.
0 comments:
Posting Komentar