Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Rabu, 13 Agustus 2025

Kisah Uzlah Nabi Muhammad SAW dan permulaan mendapatkan risalah

 Kisah Uzlah Nabi Muhammad SAW dan permulaan mendapatkan risalah

Kami   tidak   mengetahui   secara   pasti   bentuk   kelahiran   yang   terjadi   dalam   dirinya.   Yang   kita ketahui   adalah   bahwa   beliau   tidak   berpikir   tentang   kenabian   dan   beliau   tidak   berpikir   untuk memberikan petunjuk kepada manusia; beliau tidak melakukan praktek-praktek sufisme karena beliau   sudah   menjadi   seorang   sufi   sebelum   diutus   di   tengah-tengah   manusia.   Kemudian   Allah SWT   memilihnya   sebagai   Nabi   lalu   beliau   meninggalkan   uzlahnya   dan   turun   ke   medan   serta membawa        senjata.    

kisah uzlah nabi muhammad


Beliau    mempertahankan         kebenaran,     sehingga     beliau   bertemu     dengan Tuhannya.      Mula-mula      lahirlah   tasawuf    dan   setelahnya     lahirlah  jihad   di  jalan  Allah    SWT. Tasawuf   bukanlah   puncak   atau   hasil   sebagaimana   diyakini   oleh   manusia   sekarang,   tetapi   ia adalah permulaan jalan yang panjang di mana pada akhirnya yang bersangkutan menggunakan senjata sebagai bentuk usaha untuk membela manusia dan kehormatannya. Pada   suatu   hari   beliau   duduk   di   gua   Hira   dan   tiba-tiba   beliau   dikagetkan   dengan   kedatangan Jibril    yang    berdiri   di   depan    pintu    gua.   Malaikat     tersebut    memeluknya        erat-erat   lalu memerintahkannya          untuk    membaca      sambil    berkata:    "Bacalah!"     Muhammad        bin   Abdillah menjawab:       "Aku    tidak   mampu      membaca."       Beliau   ingin   mengatakan       bahwa     beliau   tidak mengenal   bacaan   dan   tulisan.   Kalau   begitu,   apa   yang   harus   beliau   baca?      Malaikat   kembali memeluknya dengan kuat sehingga Rasulullah saw menganggap bahwa ia meninggal. Kemudian malaikat melepasnya dan memerintahkannya untuk membaca. Beliau kembali menjawab: "Aku tidak   bisa   membaca."   Malaikat   yang   mulia   kembali   memeluknya   dan   kembali   memerintahkan untuk membaca. Dan lagi-lagi Rasulullah saw menjawab dengan gemetar: "Apa yang aku baca?" Kemudian Jibril membaca permulaan ayat-ayat yang turun kepada beliau: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. al-'Alaq:   1-5)   Setelah   peristiwa   itu,   Jibril   menghilang   secara   tiba-tiba   sebagaimana   ia   muncul secara tiba-tiba. Rasulullah saw merasakan dalam dirinya kejadian yang luar biasa yang pernah dirasakan   oleh   Nabi   Musa   saat   beliau   mendengar   panggilan-panggilan   suci   di   lembah   Thuwa. Sebagaimana Nabi Musa lari ketakutan, maka Muhammad bin Abdillah pun segera menuju ke rumahnya dalam keadaan ketakutan. Ia turun ke gunung dan kembali ke rumahnya dan kembali ke   isterinya.   Tubuhnya   yang   mulia   bergetar   denga   keras   dan   beliau   merasakan   ketakutan   dan kegelisahan.   Apakah   beliau   kali   ini   berhubungan   dengan   jin   atau   alam   perdukunan?   Apakah beliau   telah   mengigau   sehingga   beliau   mendengar   suara-suara   dan   melihat   wajah-wajah   yang belum pernah dilihatnya? Rasulullah saw mengkhawatirkan dirinya karena beliau sangat benci kepada     perdukunan.      Beliau   memasuki       rumahnya     dengan     keadaan    gemetar.    Beliau    berkata kepada   isterinya:   "Selimutilah   aku,   selimutilah   aku!"   Kemudian   isterinya   segera   menyelimuti dengan selimut dari wol dan mengusap keringat yang berada di keningnya.

Isterinya dikagetkan dengan     kepucatan    wajah beliau   yang   mulia  dan  kegemetaran  tubuhnya.      Khadijah    bertanya kepadanya: "Apa   yang sedang terjadi?" Kemudian Muhammad saw menceritakan secara detail apa yang dialaminya. Kemudian ia berkata: "Sungguh aku khawatir terhadap diriku." Khadijah mengetahui   bahwa   ia   sekarang   berhadapan   dengan   masalah   yang   serius,   suatu   berita   gembira yang    ia   tidak  mengetahui    hakikatnya,   suatu   berita   gembira   yang   seharusnya    tidak   dihadapi Muhammad saw dengan kekhawatirkan dan kegelisahan.

 Khadijah berkata dengan maksud untuk meredakan      ketakutannya:     "Tenanglah.    Demi    Allah,  Allah   SWT   tidak    akan   menghinakanmu selama-lamanya. Sungguh engkau adalah seorang yang baik, yang menyambung tali silaturahmi, yang berbicara dengan jujur, dan yang menghormati tamu." Meskipun kalimat-kalimat tersebut penuh     dengan   kedamaian     dan   kesejukan,    tetapi  kegelisahan    Rasul   saw   juga  belum    hilang. Kemudian Khadijah pergi bersama beliau ke rumah Waraqah bin Nofel, yaitu anak dari paman Khadijah. Waraqah adalah seorang Nasrani dan dia mampu menulis kitab dalam bahasa Ibrani dan ia cukup mengetahui kitab-kitab Taurat dan Injil di mana matanya telah buta karena masa tua.   Khadijah   berkata   kepadanya:     "Wahai    putra  pamanku,   dengarlah   dari   anak   saudaramu." Waraqah berkata: "Wahai anak saudaraku, apa yang engkau lihat?" Rasulullah saw menceritakan apa   yang   dialaminya   secara   sempurna.   Waraqah   berkata   sambil   mengangkat   kepalanya   yang tampak keheranan: "Itu adalah Namus (Jibril) yang Allah SWT turunkan kepada Musa." Sebagai seorang   yang   mengerti,   Waraqah   bin   Nofel   mengetahui   bahwa   ia   berada   di   hadapan   seorang Nabi   yang   berita   gembiranya   disampaikan   oleh   Taurat   dan   Injil.   Setelah   keheningan   sesaat, Waraqah       berkata:   "Seandainya     aku    masih    hidup   ketika    kaummu      mengeluarkanmu        dan mengusirmu."   Rasulullah   saw   bertanya:   "Mengapa   aku   harus   diusir   oleh   mereka?''   Waraqah menjawab: "Benar, tidak ada seorang pun yang akan datang seperti dirimu kecuali engkau akan mengalami      penderitaan    dan   pengusiran.   Seandainya   aku   hadir   di   saat  itu   niscaya  aku   akan menolongmu."  Demikianlah,      akhirnya    Islam   pun    dikembangkan.    

0 comments:

Posting Komentar