Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Sabtu, 16 Agustus 2025

Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling utama

 Nabi Muhammad sebagai manusia yang paling utama

Beliau adalah orang yang paling utama di antara manusia semuanya; beliau memiliki keutamaan yang     melebihi    semua    manusia;    beliau   memiliki     rahmat   dan   kemuliaan     yang    tidak  dapat ditandingi oleh seseorang pun. 

nabi muhammad saw pemimpin para nabi

Meskipun beliau datang sebagai Nabi yang terakhir namun justru karena posisi beliau sebagai Nabi yang terakhir, maka beliau menjadi bata yang terakhir dalam pembangunan rumah kenabian yang tinggi, sehingga bata yang terakhir itu harus menjadi puncak pembangunan manusia. Sedangkan ayat yang kedua adalah firman-Nya: "Dan Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta." (QS. al-Anbiya': 107) Beliau   bukan   hanya   menjadi   rahmat   bagi   orang-orang   Arab   saja;   beliau   bukan   hanya   menjadi rahmat bagi orang-orang Quraisy dan beliau bukan menjadi rahmat bagi zamannya saja, begitu juga beliau tidak menjadi rahmat bagi jazirah Arab saja, tetapi beliau menjadi rahmat bagi alam semesta; beliau senantiasa menjadi rahmat bagi alam semesta: dimulai dari diturunkannya wahyu kepadanya dengan kalimat iqra hingga Allah SWT mewariskan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya   kepada   orang-orang   yang   berhak   mewarisinya   sampai   hari   kiamat.   Alhasil,   beliau adalah rahmat yang dihadiahkan kepada manusia; beliau adalah rahmat yang tidak menonjolkan mukjizat     yang    mengagumkan,       tetapi  beliau   adalah   rahmat    yang    memulai     dakwah    dengan mengutamakan fungsi akal atau pembacaan dua kitab: pertama, pembacaan kitab alam atau Al- Qur'an   yang   diciptakan   atau   kalimat-kalimat   Allah   SWT   yang   terdiri   dari   jutaan   bentuk   dan kedua   pembacaan   Al-Qur'an   yang   diturunkan   melalui   malaikat   Jibril   di   mana   ia   merupakan kalamullah yang abadi. Dan kitab alam dibaca dengan ribuan cara: dibaca melalui penelusuran dunia: "Katakanlah:   'Berjalanlah   kamu   di   mnka   bumi   dan   amat-amatilah.'"   (QS.   an-Naml:   69)   Atau dibaca   melalui   usaha   menyingkap   misteri   dan   penggunaan   akal:   "Kami   akan   memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. " (QS. Fushilat: 53) Atau dibaca melalui ilmu dan pengamatan: "Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat     berdiam,    dan    yang   telah   menjadikan     sungai-sungai      di  celah-celahnya,     dan   yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut 1 Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui." (QS. an-Naml: 61) Jika di sana terdapat ribuan jalan atau cara untuk membaca kalimat-kalimat Allah SWT dan kitab alam, maka di sana terdapat satu jalan untuk membaca kalamullah yang abadi, yaitu hendaklah Al-Qur'an   dibaca   dengan   mata   hati   dan   kecermelangan   basirah,   sehingga   Al-Qur'an   menjadi bagian akhlak dari yang membaca sesuai dengan kemampuannya. Sebelum   turunnya   Al-Qur'an,   dunia   diliputi   dengan   kekurangan,   baik        secara   materi,   ruhani, undang-undang maupun dari dimensi kehidupan yang biasa melekat pada manusia saat itu.

Dan sebelum   diutusnya   Rasul   saw   yang   beliau   adalah   manusia   yang   sempurna   dan   paling   utama, alam    belum    mencapai     puncak    dari  penyerahan     diri  kepada    Allah   SWT     atau  puncak    dari keutamaan akhlak. Ketika Rasulullah saw diutus, maka manusia mengalami kesempurnaan dan mampu      mencapai     tingkat   kesempurnaannya.       Dengan    Kitab   yang   mulia    ini  dan  Nabi   yang pengasih,     Allah   SWT     yang   menyempurnakan         agama    bagi   manusia    dan   menyempurnakan nikmat-Nya atas mereka, sebagaimana firman-Nya: "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itujadi agama bagimu. " (QS. al-Maidah: 3) Namun semua itu tidak terwujud begitu saja, Nabi yang mulia harus berjuang secara serius dan sungguh-sungguh,        sehingga    beliau  menjadi    manusia     yang   paling  layak   untuk   mendapatkan pujian pendduduk bumi dan penduduk langit. Dan Rasulullah saw telah melakukan semua itu. Kita   tidak   mengenal   seorang   nabi    yang   perasaannya   dihina   dan   dicaci   maki   lebih   dari   apa diterima    oleh   Muhammad        bin  Abdillah;    kita  tidak  mengenal     seorang    nabi  yang    memikul berbagai     penderitaan,    dan   memiliki     kesabaran    yang    mengagumkan        di  jalan  Allah    SWT sebagaimana yang ditunjukkan oleh Nabi kita. Kemudian, seorang yang diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi alam semesta tidak akan mengajak manusia menuju kebenaran kecuali jika manusia tersebut dari   kalangan orang-orang yang kafir dan membangkang. Beliau berdakwah bagi orang yang berhak mendapatkan dakwah; beliau siap memikul tanggung jawab dakwah dengan berbagai tantangan dan cobaannya; beliau menunjukkan kesabaran yang luar biasa. Setelah itu, beliau datang kepada Allah SWT dengan hati yang puas dan air mata yang bercucuran dan dengan suara berbisik berkata: "Ya Allah, jika tidak ada kemurkaan pada diri-Mu, maka aku tidak akan peduli dengan manusia." Segala sesuatu akan menjadi mudah jika di sana terdapat ridha Allah SWT.

0 comments:

Posting Komentar