Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Jumat, 08 Agustus 2025

Kisah Nabi Muhammad SAW dan Halimah ibu susu Nabi Muhammad SAW

 Kisah Nabi Muhammad SAW dan Halimah ibu susu Nabi Muhammad SAW

ibunya seringkali memeluknya lebih dari sebelumnya. Ia melihat bahwa banyak dari wanita-wanita yang menyusui tidak berkenan untuk mengasuhnya. Adalah sudah menjadi tradisi yang    berkembang      di  Mekah     di  mana    keluarga-keluarga      yang   mulia    mengirim     anaknya    ke kawasan   dusun   agar   anak   tersebut     menyerap   dan   menghirup   udara   segar   serta   memperoleh mainan   yang   memadai.   

kisah halimah

Dan   biasanya   wanita-wanita   yang   menyusui   anak-anak   lebih   tertarik menyusui   anak-anak   dari   orang-orang   kaya.   Namun   ketika   pemimpin   manusia   seorang   yang fakir, maka wanita-wanita yang biasa menyusui tidak berminat kepadanya. Marilah kita telusuri bagaimana Halimah binti Abi Duaib menceritakan kisahnya bersama anak kecil yang disusuinya: "Saat itu terjadi musim tandus dan kami tidak memiliki sesuatu sehingga aku   dan   suamiku   mengalami   kemiskinan   yang   luar   biasa.   Lalu   kami   menetapkan   keluar   ke Mekah   dan   menemani   wanita-wanita   dari   Bani   Sa'ad.   Kami   semua   mencari   anak-anak   yang masih menvusu agar orang tua mereka dapat membantu kami untuk memenuhi kebutuhan hidup. Binatang   yang   aku   tunggangi   sangat   lemah   dan   sangat   kurus   yang   itu   semua   disebabkan   oleh kekurangan   makanan.   Bahkan   kami   khawatir   kalau-kalau   ia   berhenti   di   tengah   perjalanan   dan mati. Dan kami tidak tidur semalaman karena melihat kondisi anak kecil yang bersama kami. Ia menangis      karena   tidak   menemukan       makanan     yang   dapat   dimakannya.      Ia  menangis     karena kelaparan dan tidak mendapat air susu, baik dari air susuku maupun air susu unta yang dibawa oleh suamiku, sehingga kami tidak dapat memuaskan dahaganya. Di tengah-tengah malam, aku merasakan   keputusasaan.   Aku   bertanya-tanya   bagaimana   aku   dapat   melakukan   sesuatu   dalam keadaan yang demikian. Akhirnya, kami sampai di Mekah. Sementara itu, wanita-wanita yang ingin mencari anak-anak yang   dapat   mereka   susui   telah   mendahului   kami.   Mereka   mengambil   anak-anak   kecil           yang mereka   sukai,   kecuali   satu   anak,   yaitu   Muhammad   di   mana   ayahnya   telah   meninggal   dan   ia berasal   dari   keluarga   yang   miskin   meskipun   sebenarnya   kedudukannya   sangat   mulia   di   antara tokoh-tokoh   Quraisy.   Oleh   karena   itu,   wanita-wanita   enggan   untuk   mengasuhnya.   Namun   aku dan   suamiku   tidak   sepaham   dengan   mereka   karena   aku   tidak   peduli   dengan   keyatiman   dan kcfakirannya.   Kemudian   aku   malu   untuk   kembali   dan   tidak   mengambil   bayi   yang   dapat   aku susui kemudian. Di samping itu, aku malu jika mendapat cercaan dari   wanita-wanita itu.   Lalu aku merasakan adanya kasih sayang yang memenuhi hatiku terhadap anak kecil yang tampan itu yang akan diganggu oleh udara yang kotor."

Kisah     tersebut   mengatakan      bahwa    saat  anak-anak     kecil  mendapatkan       wanita-wanita     yang menyusuinya, maka Muhammad bin Abdillah sedang tidur dalam keadaan lapar di ranjangnya yang kasar, tanpa disusui oleh siapa pun. Suatu hikmah yang tinggi berkehendak agar bayi yang masih menyusui itu menghadapi dunia dalam keadaan yatim dan dalam keadaan kelaparan agar ia   dapat   merasakan     penderitaan    anak-anak     yatim    dan  orang-orang      yang   lapar  sebelum     ia menyelamatkan mereka. Halimah mengatakan bahwa ia meyakinkan suaminya bahwa ia merasakan keinginan yang kuat untuk mengambil anak yatim ini, sehingga suaminya menyetujuinya. Halimah tidak mengetahui rahasia   keinginannya   yang   samar   agar   ia   kembali   untuk   mengambil   anak   yatirn   yang   masih menyusu ini. Ia tidak mengetahui bahwa Allah SWT telah menanamkan rasa cinta kepada anak kecil   itu   dalam   hatinya   seperti   Allah   SWT   menanamkan   cinta   kepada   Musa   pada   hati   isteri Fir'aun. Jika Musa menolak wanita-wanita lain untuk menyusuinya kecuali ibunya setelah Allah SWT      mencegahnya       dari  susuan   wanita-wanita      lain  agar  ibunya    merasa    bahagia   dan   tidak bersedih, maka Muhammad bin Abdillah—seorang anak kecil yang masih menyusu dan mulia— -justru   ditolak   oleh   wanita-wanita   yang   menyusui,   sedangkan   ia   sendiri   tidak   pernah   menolak seseorang pun. Halimah kembali kepadanya dan ia memberitahu bahwa ia akan mengasuhnya. Nabi Muhammad saw adalah seorang yang mulia. Halimah meletakkan tangannya di dadanya, sehingga anak kecil itu tertawa. Halimah mencium di antara kedua matanya. la meletakkannya di kamarnya. Halimah mengetahui      bahwa    kedua    air  susunya   telah   kering,  namun     tiba-tiba  air  susunya    memancar dengan keras sebagai bentuk kasih sayang dan tanda kebesaran dari Allah SWT. Kini Halimah pun dapat menyusuinya. Apakah itu merupakan hikmah yang tinggi di mana anak kecil tersebut merasa cukup dengan sesuatu yang sedikit? Ataukah anak kecil itu sudah dapat mendidik dirinya untuk   zuhud   dan   qanaah   sebelum   ia   mendidik   orang-orang   dewasa   tentang   pengorbanan   dan kesatriaan? Halimah kembali ke gurun Bani Sa'ad dan ia membawa Muhammad bin Abdillah. Belum lama ia menyaksikan   tanahnya   yang   tandus   sehingga   tiba-tiba   kebaikan   dunia   terbuka   dan   mekar   di hadapanya,   di   mana   bumi   dipenuhi   dengan   kehijau-hijauan   setelah   mengalami   masa   tandus. Pohon-pohon   berbuah   dan   buah   kurma   tampak   berseri-seri   setelah   sebelumnya   layu,   bahkan susu-susu   binatang   pun   mulai   tampak   banyak.   Allah   SWT   memberikan   berkah-Nya   kepada tempat tersebut. Halimah mengetahui bahwa kabaikan ini telah datang bersama kedatangan anak kecil yang diberkahi, sehingga cintanya kepada anak itu semakin bertambah. Bahkan suaminya pun menjadi tawanan cinta yang lain kepada Muhammad saw.

Pada suatu hari ia berkata kepada isterinya: "Apakah engkau mengetahui wahai Halimah bahwa engkau   telah   mengambil   seorang   anak   yang   mulia?"   Halimah   berkata:   "Anak   kecil   itu   tidak menangis dan tidak berteriak kecuali ketika ia telanjang." Ketika anak kecil itu gelisah di tengah malam      dan   tidak  tidur,  maka     Halimah    membawanya        keluar   dari   kemah    dan   ia  berhenti bersamanya   di   bawah   sinar   bintang.   Saat   itu   anak   itu   tampak   bergembira   ketika   menyaksikan langit. Setelah kedua matanya terpuaskan oleh pandangan ke arah langit, ia pun mulai tidur. Ketika   anak   itu   mencapai    tahun   yang   kedua,   maka   ia   telah   disapih,   sehingga   ibunya   ingin mengambilnya, tetapi Halimah tidak kuat untuk menahan perpisahan ini. Halimah menjatuhkan dirinya    di  hadapan    kedua    kaki  sang   ibu  dan   ia  mulai   menciuminya       dan  ia  meminta     agar membiarkannya         bersama    anaknya     sehingga    anak   itu  benar-benar     kuat  dan   dapat   kembali menghirup   udara   segar   gurun.   Akhirnya,   Rasulullah   saw   tinggal   di   tempat   Bani   Sa'ad   sampai lima    tahun.   Dan   pada   masa   lima   tahun   ini  terjadi  peristiwa   penting   yang   terkenal   dengan peristiwa pembelahan dada. Kehendak Ilahi telah menetapkan kepada Ruhul Amin, yaitu Jibril untuk   menemui   Muhammad   bin   Abdillah   dan   membelah   dadanya   dengan   perintah   Ilahi   serta menyuci hatinya dengan rahmat dan mengeringkannya dengan cahaya dan mengeluarkan bagian dunia darinya. Seperti   biasanya   Rasulullah   saw   keluar   pada   suatu   hari   bersama   saudara   susuannya   dengan menunggangi       sekawanan      domba    menuju     tempat   pengembalaan.     

0 comments:

Posting Komentar