Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Sabtu, 09 Agustus 2025

Kisah Pembelahan dada Nabi Muhammad SAW

 Kisah Pembelahan dada Nabi Muhammad SAW

 Di   tengah   hari,  saudaranya berlari-lari dalam keadaan takut dan menangis sambil berteriak bahwa Muhammad telah terbunuh. Muhammad diambil oleh dua orang laki-laki yang memakai baju yang putih lalu kedua orang itu menelentangkannya dan membelah dadanya. 

kisah pembelahan dada nabi muhammad

Mendengar hal itu, Halimah sangat kaget dan terpukul.   Ia segera pergi sambil berlari mencari Muhammad   dan   diikuti oleh   suaminya     yang   mengikuti     petunjuk    anak   kecil   dari  saudara Muhammad.   Akhirnya,   mereka   menemukan Muhammad   sedang   duduk   di   atas   tanah   di   mana wajahnya tampak pucat dan kedua matanya menyala. Halimah   dan   suaminya   mencium   dengan   lembut   dan   mulai   menampakkan   kasih   sayangnya. Kemudian        mereka    bertanya,"apa   yang    terjadi?"    Muhammad        menjawab:      "Ketika     aku memperhatikan   domba-domba   yang   sedang  bermain   aku   dikagetkan   dengan   kedatangan   dua orang   yang   memakai   pakaian   yang   putih.   Mula-mula aku menyangka   bahwa   mereka   adalah burung   yang besar, namun ternyata aku salah.Mereka adalah dua orang   yang tidak aku kenal yang memakai pakaian warna putih.     

Salah seorang dari mereka berkata kepada temannya dengan menunjuk   ke   arahku,   "Apakah   ini   anaknya?"   Yang   lain   menjawab,   "benar."   Aku   merasakan ketakutan   yang   luar   biasa.   Lalu   mereka   mengambilku   dan   menidurkan   aku   serta   membelah dadaku dan mereka mengambil sesuatu darinya hingga mereka mendapatinya dan membuangnya jauh-jauh. Setelah itu, mereka bersembunyi laksana bayangan." Hadis   tersebut   diriwayatkan   oleh   Anas   dan   juga   diriwayatkan   oleh   Muslim   dan   Ahmad.   Para mufasir      berbeda    pendapat     tentang    simbolisme      yang    dalam    ini.   Sebagaian     besar    ulama menakwilkan        peristiwa    tersebut.   Pakar-pakar      klasik,   seperti   Qurthubi    berpendapat      bahwa peristiwa     itu  diisyaratkan    oleh   firman-Nya:      "Bukankah      Kami    telah  melapangkan       untukmu dadamu?. " (QS. Alam Nasyrah: 1) Sedangkan   tokoh-tokoh         hadis,   seperti   Ghazali   berpendapat     bahwa   manusia   istimewa   seperti Muhammad saw tidak mungkin terlepas dari bimbingan Ilahi dan tidak mungkin terkena waswas sekecil    apa   pun    yang   biasa   menimpa      manusia     biasa.  Jika   suatu   kejahatan    menjadi     suatu gelombang   yang   memenuhi   cakrawala,   maka   di   sana   terdapat   hati   yang   segera   memungutnya dan terpengaruh dengannya, namun hati para nabi dengan adanya bimbingan Allah SWT tidak akan terpanggil dan tidak terkena arus kejahatan tersebut. Dengan demikian, usaha para nabi terfokus pada peningkatan kemajuan atau ketinggian, bukan memerangi kerendahan. Diriwayatkan oleh Abdillah bin Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tidak   ada   seseorang   di   antara   kalian   kecuali   ia   diawasi   oleh   temannya   dari   kalangan   jin   dan temannya   dan   dari   kalangan   malaikat."   Para   sahabat   berkata:   "Apakah   hal   itu   juga   berlaku kepadamu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Ya, tetapi Allah SWT membantuku, sehingga ia berserah diri dan tidak memerintahkan kepadaku kecuali dalam kebaikan." Begitulah      sikap   orang-orang     yang    dahulu   dan   para   ahli   hadis   berkaitan    dengan    peristiwa pembelahan   dada.   Kami        kira   bahwa   kejadian    yang   luar   biasa   tersebut  berhubungan   dengan persiapan Nabi untuk melalui Isra' dan Mi'raj. Ia merupakan perjalanan di mana Rasulullah saw akan menebus alam angkasa dan akan mencapai alam langit. Kemudian beliau akan melampaui alam ini, sehingga sampai di Sidratul Muntaha yang di sana terdapat Janatul Ma'wah.

Pandangan       tersebut    kembali     kepada     pendapat     kami    yang    mengatakan       bahwa     peristiwa pembelahan dada berulang lebih dari sekali saat Rasul saw mencapai usia lima puluh tahun. Dan peristiwa pembelahan dada terjadi kedua kalinya pada malam Isra' dan Mi'raj. Bukhari   meriwayatkan   dari   Malik   bin   Sh'asha'a   bahwa   Rasulullah   saw   menceritakan   kepada mereka   peristiwa   malam   Isra'   di   mana   beliau   bersabda:   "Ketika   aku   berada   di   Hathim—atau beliau berkata di Hijr—saat aku dalam keadaan antara tidur dan bangun, maka seorang datang kepadaku lalu ia membelah antara ini dan ini. Yaitu antara kerongkongan dan perutnya. Beliau melanjutkan:      Lalu   ia  mengeluarkan       hatiku   dan   membawa      mangkok      dari  emas    yang    penuh dengan keimanan lalu ia menyuci hatiku. Kemudian diulanginya." Kami   kira   bahwa   pembelahan   dada   merupakan   bentuk   simbolis   yang   menunjukkan   kesucian Rasul   saw   dan   sebagai   bentuk   penyiapannya   untuk   melalui   Isra'   dan   Mi'raj.       Itu   merupakan pemberitahuan   dari   Ilahi   bahwa   anak   ini   akan   mencapai   suatu   kedudukan   yang   belum   pernah dicapai oleh manusia dan tidak akan dicapai manusia sesudahnya. Setelah peritiwa pembelahan dada, berubahlah kehidupan anak kecil itu di mana sebagian besar   waktunya digunakan untuk merenung   dan   menyendiri.   Dari   roman   wajahnya   tampak   keseriusan   yang   biasanya   menghiasi wajah orang-orang dewasa. Berlalulah hari demi hari, tahun demi tahun dan Selesailah masa menetapnya bersama Halimah di   dusun   Bani   Sa'ad.   Beliau   sangat   terpengaruh   dan   sangat   terkesan   dengan   keadaan   di   sana.

0 comments:

Posting Komentar