Teguran Allah SWT kepada firaun melalui bencana
Allah s.w.t menurunkan tahun-tahun yang kering dan tandus kepada orang-orang Mesir di mana bumi tampak kering kontang dan sungai Nil pun mengering hingga buah-buahan jarang sekali ditemukan dan harga semakin mencekik leher.
Akibatnya, kelaparan melanda di sana-sini. Dalam keadaan demikian, orang-orang Mesir menganggap bahawa kehidupan mereka terancam. Adalah hal yang maklum bahawa seksa yang seperti ini akan selalu menimpa manusia ketika mereka berpaling dari keimanan dan takwa. Allah s.w.t berfirman: "Jikalau sekitarnya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami seksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. al-A'raf: 96) Hukum yang lama diperlakukan atas penduduk Mesir kerana dua sebab: pertama, sikap dingin mereka terhadap pembunuhan yang dilakukan Fir'aun kepada para tukang sihir, kedua, sikap dingin mereka terhadap kelaliman penguasa mereka. Aneh sekali ketika kaum Fir'aun mengembalikan masa paceklik ini dan musibah kelaparan ini pada suatu sebab yang sangat menghairankan. Mereka mengatakan bahawa apa yang menimpa mereka kerana kesialan yang dibawa oleh Musa. Kelaparan yang melanda mereka, kefakiran, dan kekurangan buah-buahan yang mereka rasakan saat ini adalah disebabkan oleh adanya Musa di tengah-tengah mereka. Kemudian kefakiran mereka semakin meningkat dan mereka semakin menjauh dari kebenaran. Mereka meyakini bahawa sihir Musa adalah yang bertanggungjawab terhadap apa yang menimpa mereka pada musim paceklik ini. Mereka mengira dengan kebodohan mereka bahawa kekeringan yang melanda negeri mereka adalah sebagai alat atau kekuatan yang digunakan oleh Musa untuk menyihir mereka. Namun perlu diperhatikan bahawa pemikiran demikian tidak mewakili pemikiran umumnya masyarakat saat itu, tetapi pemikiran ini datang dan dihembuskan oleh kelompok-kelompok yang berkuasa. Akhirnya, Allah s.w.t menurunkan azab yang lebih keras kepada mereka. Allah s.w.t berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: 'Ini adalah kerana (usaha) kami.' Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan neraka tidak mengetahuinya. Mereka berkata: 'Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu maka, kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.' Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (QS. al-A'raf: 130-133) Allah s.w.t mengirimkan berbagai macam azab dengan harapan agar mereka kembali kepada Allah s.w.t dan melepaskan Bani Israil serta membiarkan mereka pergi bersama Musa.
Allah s.w.t mengirim taufan kepada mereka. Setelah masa paceklik, datanglah tahun yang penuh dengan air sehingga bumi pun tenggelam dengan air sehingga mereka tidak dapat bercucuk tanam. Setelah mereka diseksa dengan sedikitnya air maka kali ini mereka mendapatkan limpahan air yang luar biasa. Mereka segera datang kepada Nabi Musa sambil berkata: "Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata: 'Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dari kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.'" (QS. al-A'raf: 134) Kemudian Nabi Musa berdoa kepada Tuhannya sehingga azab disingkirkan dari mereka. Air yang memancar dengan dahsyat itu berhenti dan bumi kembali mengambil air yang cukup sehingga layak untuk dibuat bercucuk tanam. Nabi Musa meminta kepada mereka untuk mewujudkan janji mereka, yaitu melepaskan tawanan Bani Israil. Tapi mereka tidak memenuhinya. Kemudian datanglah tanda kebesaran yang lain yaitu dalam bentuk turunnya belalang. Allah s.w.t mengirim sekawanan belalang yang memenuhi tanaman dan buah-buahan. Ketika belalang- belalang itu terbang maka tanaman-tanaman mereka dan buah-buahan mereka tersembunyi dari pandangan kerana saking banyaknya belalang- belalang itu. Belalang itu memakan makanan orang-orang Mesir.

0 comments:
Posting Komentar