Kisah bani israil di tanah palestina
' Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (kerana takut kepada musuh) maka kamu menjadi orang-orang yang rugi. Mereka berkata: 'Hai Musa, sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar darinya, pasti kami akan memasukinya.' Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: 'Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya nescaya kamu akan menang.
Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.' Mereka berkata: 'Hai Musa, kami sekali-kali tidak memasukinya selama-lamanya selagi mereka ada di dalamnya, kerana itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.' Berkata Musa: 'Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu. 'Allah berfirman: '(Jika demikian), maha sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu." (QS. al-Maidah: 20-26) Dimulailah hari-hari kesesatan.
Mereka
melewati tempat yang
tertutup. Mereka memulai dari
tempat yang mereka
akhiri dan sebaliknya. Alhasil, mereka berjalan
tanpa tujuan sepanjang
siang-malam, pagi-sore. Mereka memasuki daratan di daerah Saina'.
Nabi Musa kembali ke tempat yang beliau bertemu di
dalamnya untuk pertama
kalinya dengan kalimat-
kalimat Allah s.w.t. Bani Israil
turun dari at-Thur, dan Nabi Musa mendaki gunung sendirian. Di sana diturunkan
Taurat dan Tuhannya berdialog dengannya. Sebelum Nabi Musa naik untuk
bertemu dengan Tuhannya, ia menjadikan saudaranya, Harun, sebagai khalifahnya
untuk kaumnya. Harun diangkatnya sebagai wakilnya yang
bertanggungjawab untuk
mengurus kaumnya.

0 comments:
Posting Komentar