Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Minggu, 27 Juli 2025

Makna Bertasbih diwaktu pagi dan petang

 Bertasbih diwaktu pagi dan petang

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 41:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالإبْكَارِ

“Dan sebutlah nama Tuhanmu banyak-banyak, dan bertasbihlah pada waktu petang dan pagi hari.”

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa perintah ini ditujukan untuk memperbanyak dzikir, bersyukur, dan bertasbih dalam keadaan apapun. Ini menunjukkan betapa pentingnya konsistensi dalam mengingat Allah.

makna bertasbih diwaktu dan petang

Apakah bertasbih hanya mengucapkan Subhanallah?

Meskipun ucapan “Subhanallah” adalah bentuk tasbih yang paling umum, makna bertasbih sebenarnya lebih luas dari itu. Para ulama tafsir memiliki beberapa pendapat mengenai hal ini:

1. Al-Wahidi menafsirkan bahwa bertasbih dalam konteks ayat tersebut berarti melaksanakan shalat.

2. Ibnu ‘Athiyyah berpendapat bahwa maknanya adalah mengucapkan “Subhanallah” secara lisan.

3. At-Thabari menggabungkan kedua pendapat, menyatakan bahwa bertasbih mencakup ibadah secara umum, termasuk shalat dan dzikir.

Apa perbedaan antara dzikir dan tasbih?

Meskipun sering digunakan secara bergantian, dzikir dan tasbih memiliki perbedaan subtle. Dzikir secara umum berarti mengingat Allah dalam berbagai bentuk, termasuk menyebut nama-Nya, memuji-Nya, atau merenung tentang kebesaran-Nya.

Tasbih, di sisi lain, lebih spesifik. Ia merupakan bentuk dzikir yang menekankan pada pensucian Allah dari segala kekurangan atau hal-hal yang tidak layak bagi-Nya.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (No. 2731):

أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ

“Kalimat yang paling dicintai Allah ada empat: Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah), Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar).”

Apa hikmah di balik perintah bertasbih secara rutin?

Bertasbih secara rutin membawa banyak hikmah dalam kehidupan seorang muslim:

1. Mengingatkan kita akan kebesaran Allah dan kecilnya diri kita sebagai hamba.

2. Membantu kita tetap fokus pada tujuan hidup yang hakiki.

3. Membersihkan hati dan pikiran dari hal-hal negatif.

4. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.

5. Menguatkan iman dan ketaqwaan kita.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 41-42:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴿٤١﴾ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا ﴿٤٢﴾

“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”

Untuk mengamalkan perintah bertasbih dengan optimal, kita bisa memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Konsistensi: Usahakan untuk bertasbih secara rutin setiap pagi dan petang.

2. Kekhusyukan: Bertasbihlah dengan penuh penghayatan, bukan sekadar ucapan lisan.

3. Variasi: Selain mengucapkan “Subhanallah”, kita juga bisa membaca tasbih yang lain seperti “Subhanallah wa bihamdihi” atau “Subhanallahil ‘azhim”.

4. Integrasi dengan ibadah lain: Misalnya, bertasbih setelah shalat wajib atau sunnah.

5. Memanfaatkan teknologi: Gunakan aplikasi pengingat dzikir di smartphone jika diperlukan.

Makna dari sore dan pagi

Ayat ini tertera pada firman Allah terkait Nabi Zakariya –‘alaihis salam-:

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمْزًا وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

“Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Allah berfirman, “Tanda bagimu, adalah bahwa engkau tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu banyak-banyak, dan bertasbihlah (memuji-Nya) pada waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali Imron: 41)

Maksud dari ayat di atas menurut beberapa tafsir

Pertama:

Para ahli tafsir telah menyebutkan arti Al ‘Asyiy wal Ibkar, Al ‘Asyiy adalah akhir siang, yaitu; condongnya matahari sampai terbenam. Al Ibkar adalah pagi hari dan awal fajar, dari terbit fajar sampai waktu dhuha. Mujahid berkata: “Al Ibkar adalah awal fajar, dan al ‘Asyiy adalah condongnya matahari sampai terbenam”. Selesai. (Jami’ Al Bayan: 5/392)

Kedua:

Maksud dari tasbih dalam ayat; وسبح بالعشي والإبكار

Adapun maksud dari tasbih di sini, maka ahli tafsir telah menyebutkan beberapa pendapat:

Maksudnya adalah shalat

Al Wahidi berkata: “Firman Allah Ta’ala; وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ adalah shalatlah kepada Allah. Shalat juga dinamakan tasbih; karena shalat itu mentauhidkan Allah Ta’ala di dalamnya, dan mensucikannya, dan mensifati semua yang akan membebaskannya dari keburukan”. Selesai. (At Tafsir al Basith: 5/242)

Al Baghawi berkata: “Dikatakan; maksud dari tasbih adalah shalat, dan al ‘Asyiy adalah antara tergelincirnya matahari sampai terbenam, dan darinya juga shalat dzuhur dan ashar dinamakan dengan shalat Al ‘Asyiy. Dan Al ibkar adalah antara shalat subuh sampai waktu dhuha”. Selesai. (Tafsir Al Baghawi: 2/36)

Ibnul Jauzi berkata: “Firman Allah Ta’ala: وَسَبِّحْ Muqatil berkata: “Shalatlah”. Az Zajjaj berkata: “Dikatakan; saya selesai dari subhati adalah dari shalatku. Dan Shalat juga dinamakan dengan tasbih; karena tasbih adalah pengagungan kepada Allah, dan membebaskan-Nya dari keburukan, maka shalat disifati di dalamnya dengan semua hal yang membebaskan-Nya dari keburukan”. Selesai. (Zaadul Masiir: 1/281)

Ar Rozi menguatkan hal ini karena beberapa hal: “Firman Allah وسبح ada dua pendapat:

Salah satunya maksudnya adalah dan shalatlah; karena shalat dinamakan dengan tasbih; Allah Ta’ala berfirman:

فسبحان الله حين تمسون

“Maka bertasbihlah kepada Allah saat petang hari”. (QS. Ar Rum: 17)

Demikian juga; bahwa shalat itu mencakup tasbih, maka shalat boleh dinamai dengan tasbih.

Di sinilah dalil yang menunjukkan akan terjadinya kemungkinan ini dari dua sisi:

Pertama; kalau saja kita bawa maknanya kepada tasbih dan tahlil maka tidak ada perbedaan antara ayat ini dan antara ayat sebelumnya, yaitu firman Allah:

واذكر ربك

“Dan berdzikirlah kepada Tuhanmu”.

Maka saat itu menjadi batal; karena menyambungkan sesuatu pada dirinya ini tidak boleh.

Kedua; bahwa hal itu sangat cocok dengan firman Allah Ta’ala:

أقم الصلاة طرفي النهار

“Dirikanlah shalat pada dua ujung siang”.

Dan keduanya bahwa firman Allah: “dan berdzikirlah kepada Tuhanmu” dibawa kepada berdzikir dengan lisan”. Selesai. (Tafsir ar Rozi: 8/216)

Maksudnya adalah berdzikir dengan lisan

Ibnu ‘Athiyyah berkata: “Firman Allah Ta’ala; (وَسَبِّحْ) artinya adalah katakanlah subhanallah, dan suatu kaum berkata: artinya adalah shalatlah. Pendapat pertama yang lebih benar; karena sesuai dengan dzikir, dan termasuk aneh saat manunia enggan berbicara. Selesai. (Al Muharrah al Wajiz fi Tafsir Al Kitab Al Aziz: 1/432)

Ibnu Katsir berkata:

“Kemudian diperintahkan untuk memperbanyak dzikir, bersyukur, tasbih pada keadaan ini”. Selesai. (Tafsir Ibnu Katsir: 2/39)

Dan nampaknya yang dilakukan oleh At Thobari bahwa beliau telah menggabungkan antara dua pendapat; bahwa maksud dari tasbih adalah ibadah, dan adapun firman Allah: وسبح بالعشي (dan bertasbihlah pada petang pada petang hari) (QS. Ali Imron: 41) maknanya adalah “Agungkanlah Tuhanmu, dengan beribadah kepada-Nya pada petang hari”. Selesai. (Tafsir Thobari: 5/391)

0 comments:

Posting Komentar