Latar belakang penelitian nasab para habaib adalah kecurigaan masyarakat karena sifat arogansi dan akhlak yang jauh dari cerminan akhlak Rasulullah Saw melalui metode pendekatan kitab sezaman terlebih lagi ada oknum habib yang menafikan nasab Walisanga tentunya hal ini menyakiti sebagian besar ulama pribumi pada awalnya semua masyarakat sudah menghusnudzoni nasab tersebut tetapi karena ada banyak kejanggalan dari akhlak yang mengaku dari golongan nasab yang mulia tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Metode kitab sezaman tentunya tidak hanya satu metode untuk mencari bukti kebenaran apakah nasab tersebut benar-benar tersambung kepada baginda Nabi Muhammad Saw perlu adanya tambahan metode lain kitab sezaman hanya pencarian data awal untuk melakukan penelitian yang lebih kompleks atau lanjutan penelitian untuk mencari kebenaran bukan pembenaran
dalam catatan kitab abad ke 3 sampai
ke 9 tidak pernah mencatat Ahmad bin Isa mempunyai anak bernama Ubaidillah
Ahmad bin Isa wafat pada tahun 345 Hijriah
Berikut kitab-kitab abad ke 3-9 yang
bisa menjadi rujukan untuk pengembangan penelitian
Sisilah catatan kitab abad ke 3-9
Kitab awal catatan keturunan ahmad
bin isa ada dalam Kitab Muntaqilat
al- Thalibiyah karya Abu Ismail Ibrahim bin Nasir ibnu Thobatoba (w.400 an H.),
yaitu sebuah kitab yang menerangkan tentang daerah-daerah lokasi perpindahan
para keturunan Abi Thalib. Dalam kitab itu disebutkan, bahwa keturunan Abi Thalib
yang ada di Roy adalah Muhammad bin Ahmad al-Naffat.bukan Ahmad al Muhajir
ada
keturunan Abu Tholib bernama) Muhammad bin Ahmad an- Naffat bin Isa bin
Muhammad al-Akbar bin Ali al-Uraidi. Keturunannya (Muhammad bin Ahmad) ada
tiga: Muhammad, Ali dan Husain.‛
Kitab rujukan setelah kitab sezaman adalah sebagai berikut
Pertama, Kitab
Tahdib al- Ansab wa Nihayat al-Alqab
yang dikarang Al- Ubaidili (w.437 H.). hidup satu masa dengan Alwi, dan satu masa
pula dengan ayahnya yaitu Ubaidillah Ketika ia menyebut keturunan Ali
al- Uraidi, Al-Ubaidili tidak menyebut nama Ubaidillah
sebagai anak Ahmad bin Isa
Pada masa Ubailah dan Alwi
Kitab sezaman pada masa itu mencatat
Hanya
mencatat nama Muhammad sebagai anak ahmad (Ahmad bin Isa)
Ahmad
bin Isa al-Naqib bin Muhammad bin Ali al-Uraidi, diberikan gelar Al- Naffat,
sebagian dari keturunannya adalah Abu Ja’far (al-A’ma: yang buta) Muhammad bin
Ali bn Muhammad bin Ahmad, ia buta di akhir hayatnya, ia pergi ke Basrah
menetap dan wafat di sana. Dan ia mempunyai anak. Saudaranya di Al-Jabal
(gunung) juga mempunyai anak.‛ Al-Ubaidli ini selama hidupnya sering
mengunjungi banyak negara seperti: Damaskus, Mesir,
Tabariyah,
Bagdad dan Mousul,46 jika demikian, seyogyanya Al-Ubaidili, ketika menerangkan
keturunan Ahmad bin Isa, ia mencatat nama Alwi sebagai
cucu Ahmad bin Isa dan Ubaidillah sebagai anak Ahmad bin Isa
Kedua, Kitab Al-Majdi fi Ansab
al-Talibiyin karya Sayyid Syarif Najmuddin Ali bin Muhammad al-Umari
al-Nassabah ) (w.490 H.)
Pada masa itu catatan yang ditulis di buku nasab tentang
keturan Ahmad bin isa adalah
Dan Ahmad Abul Qasim al-Abah yang dikenal dengan ‚al-Naffat‛
karena ia berdagang minyak nafat (sejenis minyak tanah), ia mempunyai keturunan
di bagdad dari al-Hasan Abu Muhammad ad-Dalal Aladdauri di Bagdad, aku
melihatnya wafat diakhir umurnya di Bagdad, ia anak dari Muhammad bin Ali bin
Muhammad bin Ahmad bin Isa bin Muhammad (an-Naqib) bin (Ali) al-Uraidi.‛
Dari 3 generasi
hingga cucu masih belum ditemukannya nama Ubaidillah
Kitab yang ketiga adalah Al-Syajarah
al-Mubarakah karya Imam Al-Fakhrurazi (w.606 H.),
kitab itu selesai ditulis pada tahun 597 Hijriah, dalam kitab
itu Imam Al- Fakhrurazi menyatakan dengan tegas bahwa Ahmad bin Isa tidak
mempunyai anak bernama Ubaidillah. Kutipan dari kitab itu sebagai berikut:
Adapun Ahmad al-Abh, maka anaknya yang berketurunan ada tiga:
Muhammad Abu ja’far yang berada di kota Roy, Ali yang berada di Ramallah, dan
Husain yang keturunanya ada di Naisaburi.‛
pada masa Imam al Faqih Muqaddam pun nama Ubaidullah ini belum dikenal
Dalam
kitab tersebut ada penegasan jumlah anak
Dari kutipan di atas, Imam Al-Fakhrurazi tegas menyebutkan
bahwa Ahmad al-Abh bin Isa keturunannya hanya dari tiga anak, yaitu:
Muhammad, Ali dan Husain. Tidak ada anak bernama Ubaidilah atau Abdullah, baik
yang berketurunan, maupun tidak.. Ia menyebutkan jumlah anak Ahmad bin Isa
dengan menggunakan ‚jumlah ismiyah‛ (proposisi dalam Bahasa Arab yang disusun
menggunakan kalimat isim atau kata benda) yang menunjukan ‚hasr‛ (terbatas
hanya pada yang disebutkan). Para ahli nasab mempunyai kaidah-kaidah khusus
dalam ilmu nasab, diantaranya, jika menulis dengan ‚jumlah fi’liyah‛ (proposisi
Bahasa Arab yang disusun dengan menggunakan
kalimat fi’il atau kata kerja) misalnya dengan
lafadz ثٚثة من
َب ْعَق أَ
(ia berketurunan dari tiga anak), maka maksudnya jumlah anak yang
dipunyai tidak terbatas kepada bilangan yag disebutkan, masih ada anak yang
tidak disebutkan karena suatu hal. Tetapi jika menggunakan ‚jumlah ismiyah‛
seperti kalimat kitab Al-Syajarah al-Mubarakah itu, maka maksudnya adalah
jumlah anak yang berketurunan hanya terbatas kepada bilangan yang disebutkan.
Dan kitab kitab rujukan yang lain seperti kitab Al-Syajarah
al-Mubarakah menggunakan redaksi ‚jumlah ismiyah‛ : ‚fa ‘aqibuhu min salasati
banin‛ (maka keturunan Ahmad Al-Abh itu dari tiga anak) Artinya, Imam
Al-Fakhrurazi telah yakin seyakin-yakinnya, berdasar pengetahuannya dari
sejumlah saksi, bahwa jumlah anak yang berketurunan dari Ahmad hanya terbatas
kepada tiga anak: Muhammad, ‘Ali dan Husain. Ahmad al-Abh tidak mempunyai anak
bernama Ubaidillah
pengarang kitab ini wafat tahun 606 Hijriah, sudah 261 tahun
dihitung mulai dari wafatnya Ahmad bin Isa
Kitab
Al-Fakhri fi Ansabitalibin karya Azizuddin Abu Tolib Ismail bin Husain
al-Marwazi (w.614 H.) menyebutkan yang sama seperti kitab-kitab abad kelima,
yaitu hanya menyebutkan satu jalur keturunan Ahmad bin Isa yaitu dari jalur
Muhammad bin Ahmad bin Isa.
Sampai
abad ketujuh ini tidak ada nama anak Ahmad yang bernama Ubaidillah dan pula
tidak ada disebutkan bahwa Ahmad bin Isa Hijrah ke Hadramaut dan mempunyai
keturunan di sana.
Kitab Al-Asili fi Ansabittholibiyin karya
Shofiyuddin Muhammad ibnu al- Toqtoqi al-Hasani (w.709 H.) menyebutkan satu
sampel jalur keturunan Ahmad bin Isa yaitu melalui anaknya yang bernama
Muhammad bin Ahmad bin Isa. Kutipan lengkapnya seperti
berikut ini
Nama Ubaidillah baru ditemukan pada masa
Ali bin Abu bakar Asy Syakran
Rentang
waktu sekitar 550 tahun nama ubaidillah
baru dicatat oleh habib Ali bin Abu Bakar asy Syakran jika di misalkan dimana
artikel ini dibuat tahun 2024 nama Ubaidillah
ini hidup pada tahun 1474 pada masa Walisanga era sebelum Voc
Logika :
Jika
masa sekarang ada yang mengaku keturunan Walisanga atau petinggi Voc bisakah
orang menemukan kebenarannya?Tentu saja jawabannya sangat sulit
Dalam masyarakat jawa Keturunan di beri nama
masing-masing sesuai silsilahnya Urutannya
Trah moyang ke-1 disebut dengan
nama bapak/ simbok.
Trah moyang ke-2 disebut dengan
nama simbah atau eyang. Untuk perempuan akan disebut dengan simbah puteri atau
eyang puteri, sementara untuk laki-laki akan disebut dengan simbah kakung atau
eyang kakung.
Trah moyang ke-3 disebut mbah
buyut
Trah moyang ke-4 disebut mbah
canggah
Trah moyang ke-5 disebut mbah
wareng
Trah moyang ke-6 disebut mbah
udheg-udheg
Trah moyang ke-7 disebut mbah
gantung siwur
Trah moyang ke-8 disebut mbah
gropak senthe
Trah moyang ke-9 disebut mbah
debok bosok
Trah moyang ke-10 disebut mbah
galih asem
Trah moyang ke-11 disebut mbah
gropak waton
Trah moyang ke-12 disebut mbah
cendheng
Trah moyang ke-13 disebut mbah
giyeng
Trah moyang ke-14 disebut mbah
cumpleng
Trah moyang ke-15 disebut mbah
ampleng
Trah moyang ke-16 disebut mbah
menyaman
Trah moyang ke-17 disebut mbah
menya-menya
Trah moyang ke-18 disebut mbah
trah tumerah
1.Keturunan ke-1 Anak
2.Keturunan ke-2 Putu
3.Keturunan ke-3 Buyut
4.Keturunan ke-4 Canggah
5.Keturunan ke-5 Wareng
6.Keturunan ke-6 Udhek-Udhek
7.Keturunan ke-7 Gantung Siwur
8.Keturunan ke-8 Gropak Senthe
9.Keturunan ke-9 Debog Bosok
10.Keturunan ke-10 Galih Asem
11.Keturunan ke-11 Gropak Waton
12.Keturunan ke-12 Cendheng
13.Keturunan ke-13 Giyeng
14.Keturunan ke-14 Cumpleng
15.Keturunan ke-15 Ampleng
16.Keturunan ke-16 Menyaman
17.Keturunan ke-17 Menyo-Menyo
18.Keturunan ke-18 Tumerah
Jika
kita Analisa melalui Tulisan habib Ali bin Abu Bakar Asy-Syakran
Jika
ditinjau dari pandangan masyarakat jawa Habib Ali bin Abu Bakar asy-Syakaran
ini memiliki kekerabatan dengan Ubaidullah yang dinamakan Keturunan ke-12
Cendheng
Logika:
Jika
ada seseorang mengaku saudara kita dan mengatakan kita satu cendheng apa yang
kita rasakan?jawabannya mungkin sudah terlalu jauh bahkan orang cenderung tidak
peduli khususnya di masyarakat jawa
Sebenarnya
metode kitab sezaman itu bisa membantu logika kita jika kita mencurigai nasab
seseorang tetapi perlu dilakukan penelitian dan uji coba yang lain
Download menganalisa tulisan ali abu bakar asy syakran dalam kitab Al Burqat al-Musiqat
Analisa Kitab al Burqat musyiqat |
0 comments:
Posting Komentar