Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki

Kamis, 22 Agustus 2024

silsilah wali songo (Sunan Gunung Jati) Versi Naqib Hasyimiyyun Turki

Silsilah Sunan Gunung jati menurut Menurut data dari Keprabon Cirebon yang disahkan oleh Naqib Internasional melalui Naqib Hasyimiyyun Turki, berdasarkan atas

manuskrip

kitab nasab

isbat international

uji dna

Versi Naqib Hasyimiyyun Turki

1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

2. Husein Asy-Syahid (imam III Syiah Dua Belas Imam)

3. Ali Zainal Abidin (imam IV Syiah Dua Belas Imam)

4. Muhammad Al-Baqir (imam V Syiah Dua Belas Imam)

5. Ja’far Ash-Shadiq (imam VI Syiah Dua Belas Imam)

6. Musa Al-Kadzim (imam VII Syiah Dua Belas Imam)

7. Ali Ar-Ridha (imam VIII Syiah Dua Belas Imam)

8. Muhammad Al-Jawad (imam IX Syiah Dua Belas Imam)

9. Ali Al-Hadi (imam X Syiah Dua Belas Imam)

10. Ja’far Az-Zaki

11. Ali Al-Asykar

12. Abdullah At-Taqi

13. Ahmad

14. Mahmud

15. Muhammad

16. Ja’far

17. Ali Al-Mu’ayyid

18. Sayyid Husain Jalaluddin Al-Bukhari / Jalal Azamatkhan

19. Ahmad Al-Kabir

20. Makhdum Husein Jalaluddin An-Naqwi

21. Mahmud Nasiruddin

22. Husein Jamaluddin Al-Akbar

23. Ali Nuruddin

24. Abdullah Umdatuddin

25. Sultan Syarif Hidayatullah Al-Hidayat Sunan Gunung Jati ll Cirebon

silsilah wali songo

Manuskrip Bangkalan (tahun 1624M)

Manuskrip bangkalan ini selesai ditulis hari kamis 12 Dzulhijjah 1033 H atau 24 September 1624. Didalamnya ada silsilah Sunan Bonang sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Sunan Bonang adalah putra dari Sunan Ampel. Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati sama-sama keturunan Seh Jumadil Kubro. Dalam manuskrip Bangkalan ini disebutkan silsilah Sunan Bonang sampai Rasulullah melalui Sayidina Husain. Disebut pula nama-nama yang menunjukan bahwa silsilah ini melalui jalur Sayyid Musa al-kadzim seperti nama Ali al-Naqiy, al-Rido. Sama dengan kebiasaan manuskrip nusantra lainnya, dalam menulis silsilah, manuskrip Bangkalan ini tidak lengkap secara berurut. Tetapi kadang kala di loncat-loncat seperti menyebut anak langsung ke kakek tanpa menyebut ayah.

Manuskrip Tapal Kuda tahun 1650

Manuskrip Tapal Kuda ini menjelaskan tentang silsilah isteri dari Syekh Ibrohim Asmoro melalui Syekh Jumadil Kubro. Dijelaskan bahwa silsilah Syekh Jumadil Kubro adalah dari Zainal Abidin, dari Ja’far Shadiq yang berputra Musa. Terus dilanjut secara tidak tertib silsilah sampai kepada Syaikh Jumadil Kubro dan isteri Syaikh Ibrahim Asmoro. Silsilah dalam manuskrip ini tidak tertib seperti yang seharusnya dikenal dalam kitab-kitab nasab mu’tabaroh. Yang demikian itu kebiasaan manuskrip-manuskrip nusantara dalam menulis silsilah. Kemungkinan besar adanya salah penempatan antara nama dan gelar; terbalik antara nama ayah dan anak-pun sering terjadi. Namun manuskrip ini telah tegas menyebut silsilah Jumadil Kubro kepada Sayyid Musa al-kadzim.

Manuskrip Pamekasan (Tahun 1700 M)

Manuskrip Pamekasan tahun 1700 Masehi ini nampaknya adalah salinan dari manuskrip Tapal Kuda tahun 1650 M. Menjelaskan tentang silsilah isteri dari Syekh Ibrohim Asmoro melalui Syekh Jumadil Kubro. Dijelaskan bahwa silsilah Syekh Jumadil Kubro adalah dari Zainal Abidin, dari Ja’far Shadiq yang berputra Musa.

Manuskrip Syekh Hasan Muhyi (1787 M)

Manuskrip Syekh Hasan Muhyi tahun 1787 M ini menerangkan tentang silsilah Nabi Muhammad Saw dari Nabi Muhammad Saw melalui Sayyid Musa al-Kadzim. Dalam manuskrip itu terjadi distorsi ketika Kadzim disebut sebagai anak dari Musa, padahal al-Kadzim adalah merupakan gelar dari Musa. Juga terjadi distorsi ketika menyebut nama Muhammad Mubarak, seharusnya Muhammad al-Baqir. Namun dengan itu semua, manuskrip ini mtegas menyebut silsilah Sunan Gunung Jati. Walau nama Sunan Gunung Jati tidak disebut lengkap, hanya ditulis Kangjeng Sunan, tetapi dapat diketahui bahwa yang dimaksud itu adalah Sunan Gunung Jati Karena ada nama Ratu bani Israil dan raja Mesir. Dimana dapat dikonfirmasi dari sumber lain bahwa silsilah Sunan Gunung Jati ke atas ada dua nama tersebut.

Asal-Usul Kesultanan Cirebon (1809 M)

Dalam manuskrip ini disebutkan silsilah Sunan Gunung Jati melalui Musa al-Kadzim. Dalam manuskrip ini disebutkan nama Sunan Gunung Jati sebagai Kangjeng Sinuhun Carbon.

Tinjauan Kritis Sajarah Banten (1913 M)

Tinjauan Kritis Sejarah Banten, adalah buku yang berasal dari desertasi Prof. Husein Djayadiningrat. Dalam buku ini disebutkan enam versi silsilah Sunan Gunug Jati yang diambil dari sumber-sumber tua diantaranya: Daftar Raja-raja banten dari Priangan, Sejarah Banten Rante-Rante, Abdulkahar, Sejarah Para Wali (Jawa), Sejarah Para Wali (Sunda) dan Wawacan Sunan Gunung Jati. Dari enam versi itu lima menyebut Jumadil Kubro, dan satu tidak. Menariknya, yang tidak menyebut Jumadil Kubro justru menyebut nama Musa al-kadzim. Namun dari enam versi itu terkonfirmasi semuanya melalui jalur Musa al-Kadzim, karena dalam manuskrip tertua tahun 1624 yaitu manuskrip Bangkalan, dan manuskrip tapal kuda tahun 1650 yang telah disebutkan di atas, Jumadil Kubro adalah keturunan Musa al-kadzim.

Enam manuskrip di atas, sangat kuat menunjukan bahwa Sunan Gunung Jati merupakan keturunan Nabi Muhammad Saw dari jalur Musa al-kadzim. Sedangkan silsilah Nabi Muhammad Saw melalui jalur Ba Alawi terdapat dalam manuskrip Negara Kertabumi yang ditemukan tahun 1970. Manuskrip itu berangka penulisan tahun 1698 M, tetapi para ahli filologi meragukannya. Para ahli memperkirakan bahwa naskah ini palsu dan ditulis baru pada tahun 1960 M. Kertas manuskrip ini diolah sedemikian rupa sehingga nampak tua, namun ketika disentuh dengan jari berludah dan ditekan, warna ketuaannya luntur dan kertas ini ternyata ditulis di atas kertas manila, yaitu kertas yang hari ini diproduksi.

Manuskrip kedua yang mengkesankan bahwa silsilah Sunan Gunung Jati ke Ba Alawi adalah manuskrip Carita Purwaka Caruban Nagari. Naskah ini ditulis tahun 1720 M. Dalam naskah itu terdapat silsilah Sunan Gunung Jati melalui Ja’far al-Shadiq. Dari Ja’far al-Shadiq ke bawah ada yang aneh, yaitu ketika disebut anak Ja’far adalah Kasim al-Malik, atau ada yang membaca Kasim al-Manik. Nama ini jelas bukan Ali al-Uraidi bin Ja’far Shadiq sebagaimana silsilah Ba Alawi diakui keluarga Ba Alawi. Nama Kasim al-Malik, lebih dekat ke Musa al-Kadzim bin Ja’far al-Shadiq. Namun, di bawah nama Kasim al-Malik ada dua nama yang tidak masuk daftar lazimnya silsilah Musa al-Kadzim juga tidak masuk lazimnya silsilah Ba Alawi yaitu: Idris dan Al-Bakir. Selanjutnya ada nama Ahmad sebagai anak al-Bakir dan Ahmad mempunyai anak Baidillah. Dua nama ini memang mirip sebagaimana pengakuan Ba Alawi bahwa Ubaidillah anak Ahmad. Kemudian Baidillah mempunyai anak Muhammad. Ini tidak sama dengan silsilah Ba Alawi di mana Ubaidillah mempunyai anak bernama Alawi. Justru nama Alwi kemudian disebut setelah Muhammad.

Download Silsilah Sunan gunung jati versi naqib turki

naqib turki


0 comments:

Posting Komentar