Ayat
supaya mendapat harta karun
Apabila diantara
kita mengiginkan harta karun yang terpendam dalam bumi,hendaklah kita berpuasa
selama 7 hari berturut-turut disamping itu kita harus bersuci dari hadats yakni selalu berwudlu dan tidak boleh batal
selama 7 hari tersebut dan pada setiap malam diusahakan untuk bisa bangun
tengah malam dan mengerjakan shalat hajat li qadhail hajati sebanyak 4
rakaat , dengan setiap rakaatnya membaca surat Al-fatihah sebanyak 7kali dan sesudah membaca surat
Al-fatihah hendaknya membaca surat Al-mulk ayat 1 sampai dengan 4 dan pada
lafal “wahuwal azizul ghafur” di ulangi sebanyak 14 kali selanjutnya
mintalah kepada Allah apa yang anda butuhkan dengan demikian insya Allah apa
yang kita butuhkan untuk mendapatkan harta karun segera terkabul
1. Melakukan puasa
selama 7 hari berturut-turut selama berpuasa tidak boleh batal wudlu
2.
3.
Tata cara
Melaksanakan shalat hajat pada setiap rakaatnya
·
Membaca surat Al-fatihah sebanyak 7 kali
بِسۡمِ
اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ ١
Dengan nama Allah
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
اَلۡحَمۡدُ
لِلّٰهِ رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَۙ ٢
Segala puji bagi
Allah, Tuhan seluruh alam,
الرَّحۡمٰنِ
الرَّحِيۡمِۙ ٣
Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang,
مٰلِكِ
يَوۡمِ الدِّيۡنِؕ ٤
Pemilik hari
pembalasan.
اِيَّاكَ
نَعۡبُدُ وَاِيَّاكَ نَسۡتَعِيۡنُؕ ٥
Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
اِهۡدِنَا
الصِّرَاطَ الۡمُسۡتَقِيۡمَۙ ٦
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ
الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ
٧
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat.
·
Kemudian
dilanjutkan dengan membaca surat Al-Mulk ayat 1-4
بِسۡمِ
اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ
تَبٰرَكَ
الَّذِىۡ بِيَدِهِ الۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرُۙ
١
1. Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
·
Pada
ayat ke-2 ketika membaca akhir ayat “wahuwal
azizul ghafur” 14 kali
اۨلَّذِىۡ
خَلَقَ الۡمَوۡتَ وَالۡحَيٰوةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ اَيُّكُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡغَفُوۡرُۙ ٢
2. Yang menciptakan
mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.
الَّذِىۡ خَلَقَ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا
ؕ مَا تَرٰى فِىۡ خَلۡقِ الرَّحۡمٰنِ مِنۡ تَفٰوُتٍ ؕ فَارۡجِعِ الۡبَصَرَۙ هَلۡ تَرٰى
مِنۡ فُطُوۡرٍ ٣
3. Yang menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu
lihat sesuatu yang cacat?
ثُمَّ ارۡجِعِ الۡبَصَرَ كَرَّتَيۡنِ يَنۡقَلِبۡ
اِلَيۡكَ الۡبَصَرُ خَاسِئًا وَّهُوَ حَسِيۡرٌ ٤
4. Kemudian ulangi
pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali
kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.
Setelah melakakukan shalat hajat
kemudian berdoalah kepada Allah sesuai dengan apa yang kita inginkan yaitu
harta karun
Artikel ini
bersumber dari kitab syamsul maarif waa lathaiful ‘Awarif sebagian ustadz ada
yang menetang isi pada kitab ini atau tidak sependapat karena cenderung kepada bid'ah bahkan musyrik pendapat penulis sendiri jika doa
kita hanya mengharapkan kepada Allah hal itu tidak mengapa karena bentuk
kepasrahan hamba kepada penciptanya karena
pada sebagian kitab yang ditulis Syech imam achmad Al-buni tersebut ada doa-doa
atau wifiq yang sebagian ustadz berpendapat jika itu meminta bantuan terhadap
makhluk lain (JIN) saran penulis teliti sebelum mengamalkan jika kita
bergantung kepada Allah maka hal itu masih diperbolehkan tapi ada beberapa ilmu yang ditulis didalam syamsul maarif memang menurut penulis cenderung kepada kemusyrikan tetapi perlu di garis bawahi tidak semuanya
Pendapat Penulis
pada dasarnya manusia adalah makhluk yang terlahir tanpa adanya dosa dan sang Maha pencipta telah menjanjikan kepada seluruh makhluk-Nya untuk selalu memanjatkan doa kepada-Nya Sesuai dengan Firman Allah dalam( Qs ghafir ayat 60)
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ
عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ ٦٠
Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina
dina."
- sedang menjaga air wudhu kita senantiasa menjaga kesucian dalam tubuh kita sehingga setan tidak mudah membisikan sesuatu yang membuat kita lalai sehingga menjadikan kita berbuat dosa
- sedang shalat hajat sendiri banyak hadits dari Rasullah yang menyarankan jika kita memiliki hajat kita hendaknya melaksanakan shalat hajat
Ulama yang menganjurkan adanya shalat
hajat berdalil dengan hadits dari ‘Utsman bin Hunaif sebagai berikut.
أَنَّ
رَجُلاً ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ: ادْعُ اللهَ لِي أَنْ يُعَافِيَنِي.
فَقَالَ: إِنْ شِئْتَ أَخَّرْتُ لَكَ وَهُوَ خَيْرٌ وَإِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ. فَقَالَ:
ادْعُهْ. فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيُصَلِّىَ رَكْعَتَيْنِ
وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ
بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى
رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى. اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ
Seorang buta datang kepada Nabi lalu
mengatakan, “Berdoalah engkau kepada Allah untukku agar menyembuhkanku.” Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Apabila engkau mau, aku akan menundanya
untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku akan
mendo’akanmu.” Orang itu pun mengatakan, “Do’akanlah.” Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam lalu menyuruhnya untuk berwudhu dan memperbagus wudhunya serta shalat
dua rakaat kemudian berdoa dengan doa ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai
Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku
ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.” (HR. Ibnu Majah
no. 1385 dan Tirmidzi no. 3578. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits
ini shahih)
- jika kita tela'ah lebih jauh tentang hadits tersebut maka kita disarankan untuk memperbanyak shalawat dalam melaksanakan shalat hajat
- waktu sepertiga malam yang akhir
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ
الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُوْلُ مَنْ يَدْعُوْنِيْ فَأَسْتَجِيْبَ
لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِيْ فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ [رواه
البخاري، واللفظ له، ومسلم].
Dari Abu Hurairah (diriwayatkan),
bahwa Rasulullah saw bersabda: Tuhan kami (Allah) tabaraka wa ta‘ala turun ke
langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir seraya
berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta
kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampun kepada-Ku, maka akan
Aku ampuni [H.R. al-Bukhari dan Muslim, dengan lafaz al-Bukhari].
- salah satu doa yang mustajab adalah do'a orang yang melaksanakan puasa
Nabi Shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda :
ﺛﻼﺙ
ﻻ ﺗﺮﺩ ﺩﻋﻮﺗﻬﻢ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﻔﻄﺮ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﺎﺩﻝ ﻭ ﺍﻟﻤﻈﻠﻮﻡ
”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya
orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil, dan doanya orang
yang terzhalimi.”
- terlebih lagi amalan tersebut dilakukan dengan puasa selama 7 hari
Terkadang menjadi pertanyaan adalah apakah waktu mustajab berbuka
puasa itu sebelum berbuka puasa (menjelang berbuka) atau setelah berbuka puasa.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan bahwa asalnya waktu
mustajab adalah sebelum berbuka puasa (menjelang berbuka) karena inilah keadaan
seorang hamba masih berpuasa, badan mungkin ada sedikit lemah dan butuh makanan
serta butuh dengan Rabb-nya. Akan tetapi, ada hadits membaca doa buka puasa
setelah berbuka, sehingga bisa saja doa tersebut adalah setelah berbuka. Beliau
berkata,
ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻳﻜﻮﻥ ﻗﺒﻞ
ﺍﻹﻓﻄﺎﺭ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻐﺮﻭﺏ ؛ ﻷﻧﻪ ﻳﺠﺘﻤﻊ ﻓﻴﻪ ﺍﻧﻜﺴﺎﺭ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﺍﻟﺬﻝ ﻭﺃﻧﻪ ﺻﺎﺋﻢ ، ﻭﻛﻞ ﻫﺬﻩ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﻟﻺﺟﺎﺑﺔ
ﻭﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻔﻄﺮ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻗﺪ ﺍﺳﺘﺮﺍﺣﺖ ﻭﻓﺮﺣﺖ ﻭﺭﺑﻤﺎ ﺣﺼﻠﺖ ﻏﻔﻠﺔ ، ﻟﻜﻦ ﻭﺭﺩ ﺩﻋﺎﺀ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻮ ﺻﺢ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻌﺪ ﺍﻹﻓﻄﺎﺭ ﻭﻫﻮ : ” ﺫﻫﺐ ﺍﻟﻈﻤﺄ ﻭﺍﺑﺘﻠﺖ ﺍﻟﻌﺮﻭﻕ ﻭﺛﺒﺖ
ﺍﻷﺟﺮ ﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ” } ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺣﺴﻨﻪ ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ ﺳﻨﻦ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ ( 2066
) { ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻔﻄﺮ
“Doa (yang mustajab) adalah sebelum/menjelang berbuka yaitu ketika
akan terbenam matahari. Karena saat itu terkumpul (sebab-sebab mustajabnya doa)
berupa hati yang tunduk dan perasaan rendah (di hadapan Rabb) karena ia
berpuasa. Semua sebab ini adalah penyebab doa dikabulkan. Adapun setelah
berbuka puasa, badan sudah segar lagi dan nyaman. Bisa jadi ia lalai (akan
sebab-sebab mustajab). Akan tetapi terdapat hadits yang seandainya shahih maka
doa mustajab itu setelah buka puasa yaitu doa: Dzahabaz dzama’ wabtallail ‘uruq
wa tsabatal ajru insyaallah. Maka doa mustajab itu setelah berbuka.”
- membaca surat al-Mulk sendiri bertujuan untuk mengingatkan kita bahwa sesungguhnya hanya milik sang penciptalah apa yang ada di langit dan bumi semua tunduk kepada ketetapan-Nya
- bacaan wahuwa 'azizun ghafur di baca sebanyak 14x mengingatkan kepada kita sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun memerintahkan kita untuk selalu memohon ampun atas dosa-dosa yang telah kita perbuat
- sedang meminta harta karun sendiri adalah cara kita meminta rezeki yang arahnya tidak terduga-duga
0 comments:
Posting Komentar