Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Kamis, 22 Mei 2025

Kisah NABI MUHAMMAD s.a.w DENGAN PENGEMIS BUTA

 NABI MUHAMMAD s.a.w DENGAN PENGEMIS BUTA

 Di   sudut   pasar   Madinah   Al-Munawarah   seorang   pengemis   Yahudi   buta,   hari demi     hari  apabila   ada   orang   yang   mendekatinya       ia  selalu  berkata    "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu   tukang   sihir,   apabila   kalian   mendekatinya   kalian   akan   dipengaruhinya". Setiap   pagi   Rasulullah   SAW   mendatanginya   dengan   membawa   makanan,   dan tanpa     berkata   sepatah    kata   pun   Rasulullah    SAW    menyuapi     makanan     yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak     mendekati       orang     yang    bernama       Muhammad.         Rasulullah     SAW melakukannya        setiap   hari   hingga    menjelang      Beliau   SAW    wafat.    Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis   Yahudi   buta   itu.   Suatu   hari   Abu   Bakar   r.a   berkunjung   ke   rumah anaknya Aisyah r.ha.

NABI MUHAMMAD s.a.w DENGAN PENGEMIS BUTA

Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku      yang   belum     aku   kerjakan",    Aisyah   r.ha   menjawab       pertanyaan ayahnya, "Wahai ayahanda engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu   sunnah    pun   yang   belum   ayahanda   lakukan   kecuali   satu   sunnah       saja". "Apakah Itu?", tanya Abu Bakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung   pasar   dengan   membawakan   makanan   untuk   seorang   pengemis   Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha. Keesokan   harinya   Abu   Bakar   r.a.   pergi   ke   pasar   dengan   membawa   makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu   dan   memberikan   makanan   itu   kepada   nya.   Ketika   Abu   Bakar   r.a.   mulai menyuapinya,   si   pengemis   marah   sambil   berteriak,   "siapakah   kamu   ?".   Abu Bakar   r.a   menjawab,   "aku   orang   yang   biasa".   "Bukan   !,   engkau   bukan   orang yang   biasa    mendatangiku",   jawab   si     pengemis   buta   itu.    Apabila   ia   datang kepadaku      tidak    susah   tangan    ini  memegang       dan   tidak   susah    mulut    ini mengunyah.       Orang    yang    biasa   mendatangiku      itu  selalu   menyuapiku,      tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia   berikan    pada   ku   dengan    mulutnya     sendiri",   pengemis     itu  melanjutkan perkataannya. Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil   berkata   kepada   pengemis   itu,   aku   memang   bukan   orang   yang   biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada lagi. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar   cerita   Abu   Bakar   r.a.   ia   pun   menangis   dan   kemudian   berkata, benarkah   demikian?,   selama   ini   aku   selalu   menghinanya,   memfitnahnya,   ia tidak    pernah    memarahiku       sedikitpun,    ia  mendatangiku      dengan     membawa makanan      setiap   pagi,  ia  begitu   mulia....   Pengemis     Yahudi   buta   tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a. NABI-NABI YANG DIUTUS KEPADA KAUM YASIN Allah SWT berfirman: "Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka. (Yaitu) ketika Kami mengutus kepada     mereka     dua   orang   utusan,    lalu  mereka    mendustakan       keduanya; kemudian   Kami   kuatkan   dengan   (utusan)   yang   ketiga,   maka   ketiga   utusan itu berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.' Mereka   menjawab:   'Kamu   tidak   lain   hanyalah   manusia   seperti   kami   dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah      pendusta     belaka.'   Mereka     berkata:    'Tuhan    kami    mengetahui bahawa   sesungguhnya   kami   adalah   orang   yang   diutus   kepada   kamu.   Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.'   Mereka     menjawab:      'Sesungguhnya      kami   bernasib    malang     kerana kamu, sesungguhnya kamu jika tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan   merejam   kamu   dan   kamu   pasti   akan   mendapat   siksa   yangpedih   dari kami.'    Utusan-utusan      itu  berkata:    'Kemalangan     kamu    itu  adalah    kerana kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu mengancam kami)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas. " (QS. Yasin: 13-19)

 Allah    SWT   menceritakan      kepada    kita  tentang    tiga  nabi   tanpa   menyebut nama-nama mereka. Hanya saja, Al-Qur'an menyebutkan bahawa kaum yang didatangi tiga nabi tersebut mendustakan mereka. Mereka mengingkari bahawa tiga nabi itu sebagai    utusan    Allah.  Ketika   para   rasul  itu  menunjukan      bukti   kebenaran mereka,      kaumnya     berkata    bahawa     kedatangan     mereka    justru   membawa kesialan. Mereka   mengancam   para   nabi   itu   dengan   rajam, pembunuhan,   dan siksaan yang pedih. Para nabi itu menolak ancaman ini dan menuduh kaumnya membuat       tindakan    yang   melampui     batas.  

Mereka    justru   menganiaya     diri mereka sendiri. Al-Qur'an al-Karim dalam konteks ayat tersebut tidak menceritakan bagaimana urusan   para   nabi   itu.   Yang   ditonjolkan   oleh   Al-Qur'an   adalah   urusan   seorang mukmin yang mengikuti para nabi itu. Hanya dia satu- satunya yang beriman kepada nabi. Kelompok yang kecil ini berhadapan dengan kelompok yang besar yang   menentang   para   nabi.   Laki-laki   itu   datang   dari   negeri   yang   jauh.   Dan dalam keadaan berlari, ia mengingatkan kaumnya. Hatinya telah terbuka untuk menerima       kebenaran.     Belum    lama    ia  menyatakan      keimanannya      sehingga kemudian ia dibunuh oleh orang-orang kafir. Allah SWT berfirman: "Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki (Habib an-Najjar) dengan bergegas-gegas ia berkata: 'Hai kaumku, ikutilah utusan- utusan itu, ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang    mendapat      petunjuk.    Mengapa     aku   tidak   menyembah       (Tuhan)    yang telah   menciptakanku   dan   yang   hanya   kepada-Nya-lah   kamu   (semua)   ahan dikembalikan? Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya, jika (Allah)    Yang     Maha    Pemurah      menghendaki       kemudharatan        terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikit pun bagi diriku dan mereka      tidah   (pula)   dapat    menyelamatkanku?         Sesungguhnya      aku   kalau begitu   pasti   berada   dalam   kesesatan   yang   nyata.   Sesungguhnya   aku   telah beriman   kepada   Tuhanmu;   maha   dengarkanlah   (pengakuan   keimanan)ku.'" (QS. Yasin: 20-25) Konteks      Al-Qur'an    hanya    menyebutkan       atau   membatasi      tentang     proses pembunuhan        itu.  Belum    lama    orang   mukmin     itu   atau   belum    sampai    ia menghembuskan          nafas    terakhirnya     sehingga     Allah    SWT     mengeluarkan perintah-Nya dan mengatakan: "Dikatakan (kepadanya): 'Masuklah ke syurga.' Ia berkata: 'Alangkah baiknya sekiranya   kaumku   mengetahui,   apa   yang   menyebabkan   Tuhanku   memberi ampun       kepadaku      dan    menjadikan       aku    termasuk      orang-orang      yang dimuliakan.'" (QS. Yasin: 26-27) Jadi,   Al-Qur'an    al-Karim   tidak   menyebutkan      nama-nama      para  nabi   itu  dan kisah-kisah   mereka,   tetapi   yang   ditonjolkan   adalah   kisah   lelaki   mukmin   di mana      dalam    konteks    ayat    tersebut    nama    laki-laki   mukmin     pun    tidak disebutkan.      Tentu   penyebutan      namanya     tidak  penting,    tetapi   yang   lebih penting adalah apa yang terjadi padanya. Beliau adalah seorang mukmin yang mengikuti para nabi AllahSWT.

Dikatakan   kepadanya:   masuklah   ke   dalam   syurga.   Tentu   proses   penyiksaan yang diterimanya dan pembunuhannya bukan membawa suatu nilai yang besar tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahawa ia beriman dan tetap berjuang membela      para  nabi.  Meski-pun    ia  mendapatkan    ancaman     pembunuhan,     ia tetap     menunjukkan      keimanannya      dan    keimanannya      tetap    membara. "Sesungguhnya      aku   telah  beriman    kepada    Tuhanmu;     maka   dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku."'?

0 comments:

Posting Komentar