Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Selasa, 29 April 2025

 KISAH NABI SULAIMAN A.S

Allah s.w.t berfirman:

"Dan   sesungguhnya   Kami   telah   memberi   ilmu   kepada   Daud   dan   Sulaiman;

dan keduanya mengucapkan: 'Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami

dari    kebanyakan      hamba-hamba-Nya         yang   beriman.'     Dan   Sulaiman     telah

mewarisi Daud dan dia berkata: 'Hai manusia, kami telah diberi pengertian

tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu, sesungguhnya (semua)

ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.'" (QS. an-Naml: 15-16)

kisah nabi sulaiman

"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud. " Beliau mewarisi Daud dalam sisi kenabian

dan   kekuasaan,   bukan   mewarisi   harta   kerana   para   nabi   tidak   mewariskan.

Sebab   sepeninggal   mereka,   harta   mereka   menjadi   sedekah   bagi   orang-orang

yang     ada   di  sekitar    mereka,    yaitu   orang-orang      fakir  dan    orang   yang

membutuhkan.         Dan    harta    para   nabi    tidak   dikhususkan     bagi    kalangan

keluarganya.   Rasulullah   saw   bersabda:   "Kami   para   nabi   tidak   mewariskan."

Sulaiman mewarisi kenabian dari Daud. Ini adalah hal yang jelas. Allah s.w.t

telah memilihnya sebagai Nabi dari Bani Israil. Begitu juga, Allah s.w.t telah

memberinya   kekuasaan   (kerajaan)   sehingga   ia   menjadi   pimpinan   Bani   Israil.

Barangkali sesuatu yang paling penting yang diwarisi oleh Sulaiman dari Daud

adalah    tradisi  militer.   Kemajuan     militer   yang  dahsyat    ini  telah  berpindah

kepada Sulaiman. Daud sebenarnya adalah seorang penggembala kambing yang

miskin, tetapi seiring dengan perjalanan waktu, ia menjadi komandan pasukan

yang tiada tandingannya. Perubahan keadaan ini adalah sebagai bentuk ilham

dari Allah s.w.t dan sebagai dukungan dari-Nya.

Daud   mengetahui   bahawa   kekuatan   yang   hakiki   yang   mengatur   alam   wujud

adalah kekuatan Allah s.w.t. Ketika ia menghulurkan tangannya dan memegang

potongan batu lalu beliau melemparkannya melalui katapelnya ke arah Jalut,

maka ini sebagai bentuk demonstrasi kekuatan darinya. Kehadiran Nabi Daud

mengubah   keadaan   pasukan   Bani   Israil   di   mana   mereka   sebelumnya   lari   jika

berhadapan        dengan      musuh,      maka     kini    keberadaan       mereka     mulai

diperhitungkan.   Di   masa   hidupnya,   Daud   mengalami   peperangan   yang   cukup

banyak namun Al-Quran tidak menceritakan secara terperinci hal itu. Al-Quran

adalah kitab dakwah di   jalan   Allah   s.w.t, dan   bukan   kitab sejarah.   Al-Quran

hanya mengatakan:

 

"Dan Kami kuatkan kerajaannya." (QS. Shad: 20)

 

 

Ayat    tersebut     bererti   bahawa     Daud    belum    pernah     terkalahkan     dalam

peperangan   yang   diikutinya.   Di   samping   dukungan   yang   Allah   s.w.t   berikan

kepada     Daud,    juga   pasukannya      dan   rakyatnya    di  mana     mereka    adalah

orang-orang   yang   bertauhid   dan   menyerahkan   diri   kepada   Allah   s.w.t,   Allah

s.w.t    mengungkapkan       kepada    Daud    hal-hal   yang   menjadikan      pasukannya

memiliki      keistimewaan       yang    dengannya       mereka     dapat     mengalahkan

pasukan-pasukan yang lain yang ada di bumi saat itu.

 

Allah s.w.t berfirman:

"Dan Kami telah melunakkan besi untuknya." (QS. Saba': 10)

 

Masalah baju besi yang dibuat untuk orang-orang yang hendak berperang cukup

mengganggu gerakan mereka. Anda bisa bayangkan ketika ada dua orang yang

berperang yang salah satunya dapat bergerak dengan bebas, sementara yang

lain tidak leluasa bergerak. Namun dengan kekuasaan Allah s.w.t, Nabi Daud

dapat melunakkan besi dan membuat darinya baju besi yang ringan. Ini adalah

kemajuan      penting   yang   Allah   s.w.t  berikan   kepada    Daud    dan  tenteranya.

Kemajuan      ini  kini  dimiliki  oleh   Sulaiman.    Demikianlah     Sulaiman    memiliki

pasukan   yang   dahsyat   yang   melebihi   pasukan   mana       pun   di   bumi  saat   itu.

Bahkan Allah s.w.t menambah kurnia-Nya kepada Sulaiman:

 

"Dan   Sulaiman   telah   mewarisi   Daud,   dan   dia   berkata:   'Hai   manusia,   kami

telah    diberi   pengertian     tentang    suara   burung     dan   kami    diberi   segala

sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.'"

(QS. an-Naml: 16)

 

 

Ketika   kita   membuka      lembaran-lembaran   sejarah       kehidupan   Nabi   Sulaiman

yang diungkap oleh Al-Quran, maka kita akan mengetahui bahawa kita berada

di masa keemasan Bani Israil, yaitu masa Nabi mereka dan penguasa mereka

Sulaiman. Sulaiman tidak merasa puas dengan apa yang telah diwarisinya dari

Daud. Ambisinya mendorongnya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar.

 

Pada suatu hari ia menadah tangannya dan berdoa kepada Allah s.w.t. Antara

hati Nabi dan Allah s.w.t tidak ada penghalang, jarak, atau waktu. Tak seorang

pun    dari   para   nabi   yang   berdoa    kepada     Allah   s.w.t  kecuali    doanya    pasti

terkabul.     Kejernihan   hati   ketika   mencapai   puncak   tertentu,        maka   ia   akan

menggapai apa saja yang diinginkan di jalan Allah s.w.t. Dalam doanya, Nabi

Sulaiman berkata:

"Ia   berkata:     Ya    Tuhanku,      ampunilah      aku    dan   anugerahilah       kepadaku

kerajaan yang tidak dimiliki oleh seseorangpun sesudahku." (QS. Shad: 35)

 

Sulaiman   menginginkan   dari   Allah   s.w.t   suatu   kerajaan   yang   belum   pernah

diperoleh oleh siapa pun setelahnya. Allah s.w.t mengabulkan doa hamba-Nya

Sulaiman      dan   memberinya       kerajaan    tersebut.    Barangkali    orang-orang     yang

hidup di saat ini bertanya-tanya mengapa Sulaiman meminta kerajaan ini yang

belum pernah dicicipi oleh seorang pun setelahnya? Apakah Sulaiman - sesuai

dengan   bahasa   kita   saat   ini   -   seorang   lelaki   yang   gila   kekuasaan.   Tentu   kita

tidak   menemukan   sedikit   pun   masalah   yang   demikian   dalam   hati   Sulaiman.

Ambisi   Sulaiman   untuk   mendapatkan   kekuasaan   atau   kerajaan   adalah   ambisi

yang ada di dalam seorang nabi, dan tentu ambisi para nabi tidak berkaitan

kecuali      dengan     kebenaran.       Ambisi     tersebut     adalah     bertujuan      untuk

memudahkan   penyebaran   dakwah   di   muka   bumi.   Sulaiman   sama   sekali   tidak

cinta   kepada   kekuasaan   dan   ingin   menunjukkan   sikap   kesombongan   namun

beliau     ingin   mendapatkan        kekuasaan      untuk    memerangi       kelaliman     yang

menyebar       di  muka    bumi.    Perhatikanlah     kata-kata     Sulaiman    kepada     Balqis

ketika     beliau    berdialog    dengannya      tentang     singgahsananya       dalam    surah

an-Naml:

 

"Dan     ketika     Balqis   datang,     ditanyakanlah       kepadanya:       'Serupa     inikah

singgahsanamu?' Dia menjawab: 'Seakan-akan singgahsana ini singgahsanaku,

kami   telah   diberi   pengetahuan   sebelumnya   dan   kami   adalah   orang-orang

yang berserah diri." (QS. an-Naml: 42)

 

Demikianlah       kata-kata    Sulaiman    yang    bijaksana.    Menurut    kami,    itu  adalah

kata-kata   yang   membenarkan   permintaannya   untuk   memiliki   kekuasaan   dan

kekuatan.   Sulaiman   telah   mengerahkan   semua   kemuliaan   dan   kekuasaannya

dalam rangka menegakkan agama Allah s.w.t dan menyebarkan Islam. Tidakkah

ratu Saba' berkata pada akhir ceritanya bersama Sulaiman:

 

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat lalim terhadap diriku dan aku

berserah   diri   bersama   Sulaiman   kepada   Allah,   Tuhan   semesta   alam."   (QS.

an-Naml: 44)

 

Setelah Mukadimah pokok ini, marilah kita membuka halaman-halaman cerita

Nabi    Sulaiman.   Nabi  Sulaiman    mewarisi   kekuasaan,    kenabian,   dan   hikmah

(ilmu)   dari  Daud.   Orang-orang    menyebutnya:     Sulaiman    al-Hakim   (Sulaiman

yang bijaksana). Kebijaksanaan Nabi Sulaiman tidak terbatas pada keadilannya

di   tengah-tengah     manusia    dan   kasih   sayangnya    kepada    mereka    namun

kebijakan Sulaiman juga berlaku di kalangan burung dan binatang lainnya. Nabi

Daud juga mengenal bahasa burung, tetapi Sulaiman dapat berbicara dengan

bahasa   burung,   bahkan   ia   dapat   menjadikannya   pembantunya.   Ketika   Nabi

Daud      bertasbih,    maka      gunung-     gunung     dan    burung-burung      serta

binatang-binatang      buas  pun   ikut  bertasbih   bersamanya     bahkan   angin   pun

berhenti untuk mendengarkan tasbih ini, sedangkan Nabi Sulaiman, Allah s.w.t

memberinya      kurnia   lebih  dari  itu  di  mana  binatang-binatang     buas  tunduk

padanya, begitu juga angin dan burung.

 

Allah s.w.t berfirman:

 

"Dan   sesungguhnya   Kami   telah   memberi   ilmu   kepada   Daud   dan   Sulaiman;

dan keduanya mengucapkan: 'Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami

dari   kebanyakan      hamba-hamba-Nya       yang   beriman.'    Dan   Sulaiman    telah

mewarisi Daud dan dia berkata: 'Hai manusia, kami telah diberi pengertian

tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu, sesungguhnya (semua)

ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.'" (QS. an-Naml: 15-16)

 

Nabi Sulaiman mampu mendengar bisikan semut yang berbicara dengan sesama

mereka, bahkan ia mampu memerintahkan semut tersebut sehingga semut itu

taat   kepada    perintahnya.   Pasukan    Nabi   Sulaiman   memiliki   kekuatan    yang

sangat    dahsyat   di  dunia.  Belum   pernah   ada   di  dunia  suatu  pasukan    yang

memiliki kekuatan seperti ini, Kekuatan Nabi Sulaiman berasal dari beberapa

kombinasi     yang   sangat   mengagumkan      sehingga   kerananya    ia  tidak   dapat

tertanding.     Kekuatan    itu  terdiri   dari  manusia,    jin,   dan   burung.   Kita

mengetahui bahawa jin adalah makhluk Allah s.w.t dan manusia tidak mampu

melihatnya   atau   menghadirkannya   atau   meminta   pertolongannya,   sedangkan

Sulaiman   telah    diberi  Allah  s.w.t   kemampuan   untuk   menundukkan   jin   dan

memperkerjakan        mereka    sebagai    tentera   di  tengah-tengah     peperangan,

bahkan     ia  mampu     menjadikan    mereka    sebagai    pekerja-pekerja    kasar   di

kerajaannya saat tidak ada peperangan. Ketika ada pasukan lain yang mencuba

melawan   pasukan   ini,   maka   mustahil   mereka   akan   merasakan   kemenangan.

Bahkan     pasukan   Sulaiman   juga   diperkuat   oleh  pasukan    burung.   Burung   di

pasukan Sulaiman memerankan tugas penting. Yaitu apa yang kita kenal saat

 

ini dengan istilah badan perisikan. Kita mengetahui bahawa peranan informasi

saat    peperangan     adalah    hal  yang   sangat   penting.    Dari  informasi    tersebut,

pasukan   dapat   mengetahui   keadaan   musuhnya.   Demikianlah   peranan   burung

pada     pasukan    Sulaiman.    Ia  terbang    di  tengah-tengah      musuh     kemudian     ia

kembali      kepada    Sulaiman     untuk    menyampaikan        berita    tentang    keadaan

musuhnya.   Di   samping   jin   dan   burung,   Allah   s.w.t   juga   menundukkan   angin

untuk Sulaiman. Nabi Sulaiman dapat memerintah angin dan ia mampu untuk

menaiki angin bersama tenteranya.

 

 

Sekarang,      kita  mengetahui      bahawa      ide  adanya     pesawat     terbang    adalah

berangkat   dari   usaha   memanfaatkan   udara   di   mana   pesawat   tersebut   dapat

terbang   di   dalamnya   meskipun   ia   lebih   berat   darinya.   Namun   sejak   dahulu

Allah s.w.t   memberikan   kemampuan   ini kepada   Sulaiman   di mana   ia   mampu

menundukkan angin dan menggunakannya demi kepentingannya. Oleh kerana

itu, pasukan Sulaiman juga terdiri dari pasukan udara pada saat di mana tak

seorang pun memimpikan untuk terbang di udara. Barangkali mukjizat ini yang

Allah    s.w.t   berikan    kepada    Sulaiman     menjadi    sebab    kejayaan     militernya

sehingga pasukannya tidak tertanding.

 

 

 Allah s.w.t berfirman:

 

"Dan     dihimpunkan       kepada     Sulaiman     tenteranya     dari   jin,  manusia     dan

burung, lalu mereka diatur dengan tertib (dalam barisan)." (QS. an- Naml: 17)

"Kemudian       Kami    tundukkan      kepada    angin   yang    berhembus      dengan     baik

menurut       kemana     saja  yang    dikehendakinya,       dan   (Kami    tundukkan      pula

kepadanya)       syaitan-syaitan     semuanya      ahli  bangunan      dan   penyelam,     dan

syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami;, maka

berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan

tiada   pertanggungan   jawab.   Dan   sesungguhnya   dia   mempunyai   kedudukan

yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik." (QS. Shad: 36-40)

 

Kita    akan    mengetahui      bahawa      Sulaiman     akan    meninggalkan      ide   untuk

menggunakan   kuda   di   tengah-tengah   pasukannya   setelah   ia   pada   suatu   hari

dibuatnya lupa pada solat. Ketika Sulaiman meninggalkan kuda dalam rangka

mencapai   redha   Allah   s.w.t,   maka   Dia   menggantikannya   dengan   angin   yang

bertiup   sesuai   dengan   perintahnya   ke   mana   pun   ia   pergi   dan   ke   mana   pun

tempat yang diinginkannya. Di samping senjata udara yang Allah s.w.t berikan

kepada Sulaiman, Allah s.w.t juga memberikan kemampuan yang tak seorang

pun   dari   para   nabi   mendapatkannya.      Yaitu   kemampuan   untuk   memerintah

 

syaitan. syaitan adalah salah satu bahagian dari jin. Ia adalah kelompok yang

celaka dari jin. Kelompok ini sebenarnya tidak mampu dikuasai oleh manusia,

bahkan   jin   yang   soleh   pun   tidak   dapat   mengatur   mereka.   Adapun   Sulaiman,

Allah    s.w.t  telah   memberinya      kekuasaan     untuk   menundukkan       syaitan   dan

mempekerjakannya   bahkan   mengikatnya   dengan   rantai   serta   menghukumnya

jika ia menentang perintahnya.

 

 

syaitan   membangun   untuk   Sulaiman   istana   dan   patung-patung   dan   alat-   alat

perang.      Bahkan     syaitan-syaitan     itu  menyelam       di   dasar   lautan    untuk

mengeluarkan permata dan yakut untuk Sulaiman. Jika ada di antara syaitan

yang menentang perintahnya, maka Nabi Sulaiman mengikatnya dengan rantai.

Ini   semua    menunjukkan      kekayaan    Sulaiman     dan  kekuasaannya      di  mana    ia

mampu mengatur banyak makhluk di dunia. Tentu kemampuannya itu atas izin

atau kehendak dari Tuhannya sebagai mukjizat dari-Nya. Allah s.w.t berfirman:

 

 

"Dan    sebahagian      dari  jin   ada   yang   bekerja     di  hadapannya      (di  bawah

kekuasaannya)   dengan   izin   Tuhannya.   Dan   siapa   yang   menyimpang   di   antara

mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya

menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya

dari   gedung-gedung       yang   tinggi  dan   patung-patung      dan   piring-piring   yang

(besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku)." (QS. Saba': 12)

 

Nabi   Sulaiman   yang   bijaksana   adalah   penguasa   yang   tak   tertanding   di   muka

bumi.   Meskipun   memperoleh   nikmat-nikmat   yang   khusus   dan   agung   ini   yang

Allah    s.w.t  berikan    kepada    Sulaiman,     beliau   tetap   menunjukkan      sebagai

manusia     yang   paling   banyak    berzikir  kepada-Nya     dan   manusia    yang   paling

banyak bersyukur di zamannya.

 

Allah s.w.t berfirman tentang Sulaiman:

"(Sulaiman)      sebaik-baik     hamba.     Sesungguhnya       dia   amat    taat   (kepada

Tuhannya)." (QS. Shad: 30)

 

Al-Aubah     ialah   kembali    kepada    Allah   s.w.t   melalui   solat,  puasa,    tasbih,

menangis, istighfar, dan mengungkapkan rasa cinta yang dalam. Hamba yang

kembali   adalah   hamba   yang   menuju   Allah   s.w.t.   Waktu   solat   bagi   Sulaiman

adalah   waktu   yang   sangat   penting   sehingga   ketika   datang   waktu   itu,   maka

 

beliau   tidak   bisa   disibukkan   dengan   hal   yang   lain.   Pada   suatu   hari,   beliau

nyaris   kehilangan   waktu   solat.   Tentu   hal   ini   di   luar   kehendaknya.   Pada   saat

itu, beliau sibuk mengurus persoalan yang penting, yaitu menyiapkan tentera

untuk     perang.    Saat   itu   bertepatan     dengan     waktu    Asar.   Sulaiman     masih

menyiapkan kuda tentera- tenteranya. Kuda pada waktu itu menjadi senjata

yang penting di tengah-tengah pasukannya. Sulaiman lewat di depan kuda dan

memeriksanya sehingga beliau nyaris kehilangan waktu solat Asar.

 

 

Sulaiman sujud kepada Allah s.w.t kemudian ia solat. Ia meminta agar kuda itu

dikembalikan       kepadanya.     Ketika    kuda   datang,    ia  mengusap      lehernya    dan

kakinya dengan tangannya lalu ia meminta ampun kepada Allah s.w.t kerana ia

sibuk   menyiapkan   pasukan   untuk   berjihad   sehingga   nyaris   kehilangan   waktu

solat.   Sejak   peristiwa   itu,   Sulaiman   merasa   tidak   lagi   membutuhkan   kuda   di

tengah-tengah   pasukannya.   Lalu   Allah   s.w.t   menggantikannya   dengan   angin

yang     mampu      membawa       tenteranya     ke   mana     pun   ia  pergi.    Allah   s.w.t

berfirman:

 

 

"Dan Kami kurniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba.

Sesungguhnya         dia    amat     taat    (kepada     Tuhannya).       (Ingatlah)     ketika

dipertunjukkan   kepadanya   kuda-kuda   yang   tenang   di   waktu   berhenti   dan

cepat waktu berlari pada waktu sore. maka ia berkata: 'Sesungguhnya aku

menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai

mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan.' Bawalah semua

kuda itu kembali kepadaku.' Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu." (QS. Shad: 30-33)

Sulaiman   mengetahui   penyakit   kuda   dan   ia   mampu   berbicara   dengan   bahasa

kuda, bahkan kuda itu pun mentaati perintah Nabi Sulaiman. Allah s.w.t juga

memberikan kenikmatan lain atas Sulaiman Allah s.w.t berfirman:

"Dan Kami alirkan cairan tembaga baginya." (QS. Saba': 12)

 

Al-Kithir adalah tembaga yang dicairkan. Sebagaimana Allah s.w.t memberikan

nikmat atas ayahnya Daud di mana ia mampu melunakkan besi dan Allah s.w.t

mengajarinya         bagaimana       cara     mencairkannya,        maka      Sulaiman       pun

memanfaatkan         tembaga      yang    cair   itu   untuk    peperangan       dan   di   saat

perdamaian.   Pada   saat   peperangan   beliau   mencampur   tembaga   dengan   besi

dan     membuat       darinya    perunggu.      Mereka     menggunakan        senjata-senjata

perunggu       dalam     peperangan,       seperti    pedang,      baju    besi    dan    pisau.

 

Senjata-senjata ini adalah senjata yang paling kuat di saat itu. Sedangkan di

saat perdamaian, tembaga digunakan untuk membuat bangunan, patung, dan

sebagainya. Meskipun Nabi Sulaiman mendapatkan nikmat yang besar ini dan

kurnia   yang   khusus,   Allah   s.w.t   telah   mengujinya   dengan   suatu   ujian.   Ujian

akan     selalu   datang     pada    seorang    hamba.     Ketika    hamba     itu   mendapat

kedudukan       besar,   maka    ujiannya    pun   menjadi     besar.   Allah  s.w.t   menguji

Sulaiman dengan penyakit.

 

Allah s.w.t berfirman:

"Dan   sesungguhnya   Kami   telah   menguji   Sulaiman   dan   Kami   jadikan   (dia)

tergeletak      di  atas   kerusinya     sebagai    tubuh    (yang   lemah     kerana    sakit),

kemudian        ia   bertaubat.      Ia   berkata:      'Ya   Tuhanku,       ampunilah      aku

anugerahkanlah kerajaan yang tidak dimiliki oleh seseorang pun sesudahku,

sesungguhnya   Engkaulah   Yang   Maha   Pemberi.   Kemudian   Kami   tundukkan

kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang

ia   kehendakinya,       dan   (Kami    tundukkan      pula   kepadanya)      syaitan-syaitan

semuanya ahli bangunan dan penyelam. " (QS. Shad: 34-37)

 

Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang fitnah atau ujian yang dialami oleh

Nabi   Sulaiman.   Barangkali   riwayat   yang   paling   terkenal   dalam   hal   ini   adalah

riwayat   yang   paling   penuh   dengan   kebohongan.   Dikatakan   bahawa   Sulaiman

bertekad untuk menggilir isteri-isterinya yang berjumlah tujuh ratus pada satu

malam   saja   untuk   melakukan   hubungan   seks   dengan   mereka,   sehingga   para

wanita itu akan melahirkan seorang anak yang dapat berperang di jalan Allah

s.w.t. Sulaiman tidak mengatakan insya- Allah lalu ia menggilir isteri-isterinya

dan    tidak   ada   seorang    pun   yang   melahirkan     kecuali    seorang    wanita   yang

melahirkan anak yang buruk rupa.

 

 

Kisah   tersebut   berbeda   atau   kontradiksi   dari   permulaannya   dan   akhirannya.

Tentu kisah itu berasal dari cerita khurafat yang direkayasa oleh orang-orang

Yahudi atau termasuk dari israiliyat. Hakikat ujian yang dialami Nabi Sulaiman

adalah   apa   yang   disebutkan   oleh   Fakhrur   Razi:   "Sulaiman   diuji   dengan   suatu

penyakit yang keras di mana kedoktoran saat itu tidak mampu mengatasinya.

Sakitnya   Sulaiman   sangat   keras   sehingga   para   doktor   dari   kalangan   manusia

dan    jin  pun   tidak   mampu     menghilangkan       penyakitnya.     Lalu  burung-burung

menghadirkan rumput- rumput yang dianggap sebagai ubat tetapi Sulaiman pun

belum   juga   sembuh.   Semakin   hari   penyakit   Sulaiman   semakin   menjadi-jadi

sehingga ketika Sulaiman duduk di atas kerusi ia duduk bagaikan tubuh tanpa

roh,   seakan-akan   ia   mati   kerana   saking   kerasnya   penyakit   yang   dideritanya.

 

Sakit   yang   diderita   oleh  Sulaiman    terus   berlanjutan    untuk   beberapa    saat

namun Sulaiman tidak henti-hentinya berzikir kepada Allah s.w.t dan meminta

kesembuhan   kepada-Nya   serta   beristighfar   kepada-Nya   dan   mengungkapkan

rasa cintanya kepada-Nya."

 

 

Selesailah    ujian   Allah   s.w.t   terhadap    hamba-Nya,      Sulaiman.    Beliau   pun

sembuh. Kini Sulaiman merasakan kembali kesehatannya setelah ia mengetahui

segala kejayaannya dan segala kekuasaannya serta segala kebesarannya tidak

lagi mampu menghilangkan penyakit yang dideritanya kecuali jika Allah s.w.t

menghendakinya.        Inilah   pendapat     yang    lebih   menenangkan       hati   kami.

Pendapat   tersebut   sesuai   dengan   kemaksuman   Sulaiman   sebagai   Nabi   yang

bijaksana dan Nabi yang mulia:

 

"Dan   sesungguhnya   Kami   telah   menguji   Sulaiman   dan   Kami   jadikan   (dia)

tergeletak di atas kerusinya sebagai tubuh (yang lemah kerana sakit)" (QS. Shad: 34)

Sakit    yang   diderita   Sulaiman     membuat      dirinya   seperti   jasad   yang   tak

bernyawa.      Kata   jasad  dalam    bahasa   Arab   diungkapkan     atas  sesuatu    yang

kehilangan kehidupan atau kesehatan. Sulaiman berubah menjadi jasad kerana

saking kerasnya penyakit yang dideritanya.

 

"Kemudian ia bertaubat." (QS. Shad: 34)

 

Lalu   Nabi   Sulaiman   kembali   sehat.   Ia   meminta   pertolongan   dengan   rahmat

Allah    s.w.t  lalu  Allah   s.w.t   menyembuhkannya        dan    merahmatinya.      Nabi

Sulaiman   telah   membangun   masjid   atau   tempat   beribadah   sehingga   manusia

menyembah Allah s.w.t di dalamnya. Rumah ini menunjukkan keunggulan seni

arkitektur dan seni pahat. Orang-orang yang membangun rumah ini berjumlah

puluhan   ribu   orang.   Tentu   setiap   kelompok   dari   mereka   memiliki   pekerjaan

masing-masing.   Di   antara   mereka   ada   yang   mencairkan   tambang;   di   antara

mereka       ada    tukang    pahat;     ada    yang    membelah       batu;    ada    yang

memotong-motong          kayu;    ada   yang    mendatangkan       rumput-rumput       dari

Lebanon;         ada      yang      melelehkan         emas      dan       menjadikannya

lempengan-lempengan          yang  mengkilat    untuk   menutupi     kayu  dan   menutupi

dinding.

Bahkan     golongan    jin  juga  membantu     pembangunan       rumah    tersebut,   tentu

 dengan     perintah    dan   bimbingan     Nabi   Sulaiman.    Mereka    membuat      patung-

patung   yang   besar   dan   membuat   bejana   yang   besar   untuk   tempat,   makanan

para tentera dan pekerja, yaitu bejana seperti gunung kerana saking beratnya

dan   besarnya.   Mereka   juga   membuat   tempat-tempat   minum   yang   besarnya

seperti    kolam.    Sulaiman     mengawasi     para   pekerjanya     dan    juga   mengurus

masyarakatnya        di  mana    beliau   mengenali     masalah     mereka    dan   berusaha

memecahkannya.   Beliau   juga   mengawasi   pasukannya   dari   kalangan   binatang

dan burung. Beliau mengetahui apakah ada satu di antara mereka yang tidak

hadir dan di mana ia pergi serta mengapa ia pergi.

 

 

Nabi    Sulaiman    bukan    hanya   mengetahui      masalah    tenteranya    dari   kalangan

manusia   dan   tenteranya   dari   kalangan   burung,   namun   ia   juga   menunjukkan

kasih   sayangnya   terhadap   semut   di   mana   beliau   mendengar   bisikannya   dan

tidak suka untuk menginjaknya. Nabi Sulaiman selalu menundukkan kepalanya

ke bumi sebagai bentuk rasa rendah diri dan syukur kepada Allah s.w.t. Pada

suatu hari ia berjalan di depan tenteranya dan tiba-tiba ia mendengar suara

semut yang berkata kepada temannya dari kalangan semut:

"Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:

'Hai   semut-semut,   masuklah   ke   dalam   sarang-sarangmu   agar   kamu   tidak

terinjak      oleh    Sulaiman      dan    tenteranya,       sedangkan       mereka      tidak

menyedari';, maka dia tersenyum kerana (mendengar) perkataan semut itu.

Dan   dia   berdoa:   'Ya   Tuhanku,   berilah   aku   ilham   untuk   tetap   mensyukuri

nikmat-Mu   yang   telah   Engkau   anugerahkan   kepadaku   dan   kepada   ke   dua

orang   ibu   dan   bapakku   dan   untuk   mengerjakan   amal   soleh   yang   Engkau

redhai;     dan    masukkanlah       aku   dengan     rahmat-Mu       ke   dalam    golongan

hamba-hamba-Mu yang soleh." (QS. an-Naml: 18-19)

 

Sulaiman mendengarkan pembicaraan semut itu lalu beliau tersenyum kerana

mendengar       pembicaraannya.       Apa   yang   dibayangkan      oleh  semut    kecil   itu?

Meskipun Sulaiman mendapatkan kekuasaan dan memiliki tentera yang besar,

namun   beliau   menunjukkan   kasih   sayang   terhadap   semut.   Beliau   mendengar

bisikannya dan melihat semut yang di depannya. Oleh kerana itu, tak mungkin

baginya untuk menginjaknya. Sulaiman bersyukur kepada Allah s.w.t yang telah

memberinya   nikmat   ini,   yaitu   nikmat   rahmat   dan   nikmat   kasih   sayang.   Di

samping   itu,   Sulaiman   orang   yang   paling   kaya   di   dunia   di   mana   istananya

terbuat dari kayu gaharu yang memiliki bau yang harum dan istananya terbuat

dari emas  dan   terkadang   dari   kristal.   Beliau   juga   memiliki   kerusi besar   yang

dibuat dari emas dan permata. Istana Sulaiman merupakan istana yang paling

 

besar    di   dunia.   Sulaiman     menggunakan       pakaian    dari   emas    dan   permata.

Meskipun demikian, Sulaiman tetap menunjukkan sebagai hamba yang berserah

diri   dan   rendah   diri   kepada   Allah   s.w.t   dan   kepada   manusia.   Nabi   Sulaiman

yang   merendahkan   dirinya   di   hadapan   Allah   s.w.t   dan   ia   selalu   sujud   pada

Allah   s.w.t   sebagaimana   ayahnya   yang   selalu   bertasbih   kepada   Allah   s.w.t.

Sulaiman   selalu   melantunkan   lagu-lagu   cinta   Ilahi   dan   hanya   memuji   Allah

s.w.t.

 

 

Pada suatu hari, Nabi Sulaiman mengeluarkan perintahnya kepada pasukannya

untuk   bersiap-siap.   Sulaiman   keluar   memeriksa   pasukannya.   Satu   demi   satu

pasukannya   ditelitinya.   Kelompok   yang   pertama   adalah   kelompok   manusia.

Sulaiman      memperhatikan        kesiapan     mereka,     lalu   Sulaiman     mengeluarkan

perintah-perintahnya.         Kemudian      Sulaiman      memeriksa      kelompok      jin   dan

menyampaikan perintah-perintahnya kepada mereka. Beliau memenjarakan jin

yang   tampak   bermalas-malas   saat   bekerja.   Lalu   ia   memeriksa   binatang   dan

berkata kepada mereka, apakah mereka sudah, makan dengan baik dan tidur

dengan      nyenyak,    apakah     ada   yang   mengadu      kepadanya,     misalnya     kerana

penyediaan,       makanan      tidak   layak,   apakah    di   sana   ada   yang    sakit,   dan

sebagainya.       Ketika    Sulaiman     merasa     puas    dengan     semuanya,      Sulaiman

memasuki        tenda    tempat     berkumpulnya        burung.     Belum     lama    Sulaiman

memasuki tenda tersebut dan mengamat-amati keadaan di sekitarnya sehingga

ia mengetahui burung yang tidak hadir yaitu Hud-hud:

 

 

"Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: 'Mengapa aku tidak melihat

hud-hud." (QS. an-Naml: 20)

 

 

Burung-burung       yang    lain  tampak    terdiam     sebagai   penghormatan       dan   akan

mendengarkan   apa   yang   akan   dikatakan   pemimpin   mereka   Sulaiman.   Beliau

mengarahkan        pandangannya        pada    semua     burung    dan    tidak   menemukan

Hud-hud       di  antara    mereka.      Tak   seekor     burung    pun    yang    mengetahui

keberadaannya. Sulaiman mulai menampakkan kemarahannya:

 

"Apakah dia termasuk yang tidak hadir?" (QS. an-Naml: 20)

Tiba-tiba     seekor    burung    kecil   memberanikan        diri  untuk    berkata    kepada

Sulaiman:      "Wahai    Nabi    yang   mulia,    seharusnya      hud-hud     ada   bersamaku

kelmarin untuk melaksanakan tugas penyelidikan. Ia adalah pemimpin misi itu

namun hud-hud belum datang. Oleh kerana itu, aku tidak pergi bersamanya."

Burung itu tampak gementar ketakutan. Sulaiman mengetahui bahawa hud-hud

tidak   hadir,   dan   tak   seorang   pun   mengetahui   kepergiannya.   Hud-hud   pergi

tanpa terlebih dahulu meminta izin kepada Sulaiman dan tidak memberitahu di

mana keberadaannya. Dalam keadaan marah, Sulaiman berkata:

 

 

"Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau

benar-benar menyembelihnya kecuali jika ia benar-benar datang kepadaku

dengan alasan yang jelas." (QS. an-Naml: 21)

 

 

Kawanan      burung    mengetahui      bahawa     Sulaiman    sedang    marah    dan   telah

menetapkan       untuk    menyeksa     hud-hud     atau   menyembelihnya       atau   justru

memaafkannya dengan syarat, ia datang dengan membawa alasan yang dapat

menyelamatkannya. Atau dengan kata lain, hud-hud dapat memastikan bahawa

ia melaksanakan tugas yang penting. Sulaiman menunjukkan kemarahan yang

besar    sehingga    siapa   pun   akan   merasa     takut.  Ketika    Sulaiman    marah   -

meskipun beliau terkenal dengan kasih sayangnya - maka kemarahannya kerana

membela       kebenaran,     kemudian     beliau    dapat   melaksanakan       ancamannya

dengan cara yang mudah. Seekor burung tampak gementar ketakutan melihat

kemarahan   Sulaiman, lalu   beliau   menghulurkan   tangannya   ke   burung   itu   dan

memegang-megang kepalanya sehingga burung itu pun merasa tenang dan rasa

takutnya hilang.

 

 

Sulaiman   pergi   dari   tenda   burung   itu   dan   menuju   istananya.   Sulaiman   masih

memikirkan keadaan hud-hud. Seharusnya hud-hud menjadi bahagian penting

dari badan perisikan. Apakah ia pergi untuk menyingkap sesuatu, atau apakah

ia   pergi   hanya   untuk    bermain-main?      Sulaiman    telah   memperhatikan       dan

mengetahui bahawa hud-hud adalah seekor burung yang cerdik dan juga fasih

berbicara. Terkadang Sulaiman mendapati hud-hud sedang bermain-main dan

menunda pekerjaannya. Sulaiman melihatnya dan hud-hud memakami bahawa

ini tidak benar. Sebab, ia tidak boleh mencampur adukkan antara waktu serius

dan waktu bermain.

 

Akhirnya,   tidak   lama   setelah   kepergiannya,   hud-hud   tiba   di   tenda   burung.

Burung-burung yang lain berkata kepadanya: "Pergilah engkau ke tempat tuan

kita Sulaiman. Jika ia mengetahui bahawa engkau telah sampai, maka jiwamu

benar-benar terancam." Hud-hud terbang dan menemui Sulaiman. Pada waktu

itu beliau sedang duduk sambil, makan. Hud-hud berdiri dan telah menetapkan

untuk     memulai     pembicaraan      dengan    Sulaiman     sebelum     beliau   bertanya

kepadanya ke mana dia pergi. Ini sebagai bukti bahawa ia melaksanakan tugas

penting. Hud-hud berkata:

 

"Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: Aku telah

mengetahui       sesuatu    yang    kamu    belum     mengetahuinya;       dan   kubawa

kepadamu       dari  negeri   Saba'   suatu   berita   penting   yang   diyakini."   (QS.

an-Naml: 22)

 

 

Aku adalah hud-hud yang miskin, tetapi aku mengetahui apa yang tidak engkau

ketahui, dan aku telah datang kepadamu dari kerajaan Saba' dengan membawa

berita yang sangat penting. Sulaiman tampak terdiam dan menunggu hud-hud

menyelesaikan pembicaraannya:

 

 

"Sesungguhnya   aku   menjumpai   seorang   wanita   yang   memerintah   mereka,

dan    dia  dianugerahi    segala   sesuatu    serta  mempunyai      singgahsana     yang

besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah;

dan       syaitan      telah     menjadikan         mereka       memandang         indah

perbuatan-perbuatan   mereka   lalu   menghalangi   mereka   dari   jalan   (Allah),

sehingga mereka tidak dapat petunjuk." (QS. an-Naml: 23-24)

 

 

Hud-hud   diam   sejenak   dan   Sulaiman   merasa   bahawa   hud-hud   menunjukkan

kefasihan      lisannya   dan    berbicara     dengan     baik   kepadanya.      Hud-hud

mengemukakan perkataan yang sering disampaikan Sulaiman kepada manusia

dan burung:

 

 

"Agar    mereka     tidak   menyembah       Allah   Yang    mengeluarkan      apa    yang

terpendam      di  langit  dan   di  bumi   dan  yang   mengetahui     apa   yang   kamu

sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan (yang berhak

disembah)      kecuali  Dia,  Tuhan    yang   mempunyai      Arasy   yang  besar."   (QS.

an-Naml: 25-26)

 

 

Jelas   sekali   bahawa   hud-hud   mengulangi   perkataan   pemimpin   kita   Sulaiman,

sebagai   usaha   terakhir   untuk   memperoleh   kasih   sayang   Sulaiman   dan   agar

beliau puas dengan penjelasannya itu. Sulaiman berkata sambil menunjukkan

senyuman manis di wajahnya:

 

 

"Akan   kami   lihat,   apa   kamu   benar,   ataukah   kamu   termasuk   orang-   orang

yang berdusta." (QS. an-Naml: 27)

 

Hud-hud   ingin   mengatakan,   aku   tidak   bohong   wahai   Nabi   yang   mulia   namun

diamnya      Sulaiman    membuatnya      takut,   sehingga    ia  pun   terdiam.   Sulaiman

terdiam     kerana    berfikir,  lalu  ia  memutuskan      sesuatu.    Setelah   itu,  beliau

mengangkat kepalanya dan meminta secarik kertas dan pena. Sulaiman segera

menulis      surat    singkat    dan    menyerahkannya        kepada     hud-    hud    serta

memerintahkannya:

 

 

"Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka,

kemudian   berpalinglah   dari   mereka,   lalu   perhatikanlah   apa   yang   mereka

bicarakan." (QS. an-Naml: 28)

 

 

Al-Quran     al-Karim    hanya    menceritakan      dalam    surah    an-Naml    bagaimana

perginya   hud-hud   dan   bagaimana   ia   menyerahkan   surat   itu.   Lalu,   Al-   Quran

langsung menyebut keadaan kerajaan Balqis yang saat itu ia sedang membaca

surat tersebut di depan para pembesar kerajaannya dan para menterinya:

 

 

"Berkata      ia   (Balqis):    'Hai    pembesar-pembesar,          sesungguhnya        telah

dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari

Sulaiman   dan   sesungguhnya   (isi)nya:   'Dengan   menyebut   nama   Allah   Yang

Maha     Pengasih    lagi   Maha    Penyayang.     bahawa     janganlah     kalian   berlaku

sombong      terhadapku      dan   datanglah    kepadaku      sebagai   orang-orang     yang

berserah diri.'" (QS. an-Naml: 29- 31)

 

Dalam surat Sulaiman itu disebutkan, hendaklah mereka menyerahkan diri dan

tunduk      kepada      perintahnya.      Sulaiman      memerintahkan        agar    mereka

meninggalkan          penyembahan         terhadap       matahari.       Sulaiman       tidak

mempersoalkan akidah mereka dan tidak memuaskan mereka dengan apa pun.

Sulaiman hanya memerintahkan bahawa ia berada di atas kebenaran. Bukankah

ia didukung kekuatan yang berlandaskan keyakinan yang dimilikinya Sulaiman

hanya   memerintahkan   mereka   agar   tunduk   dan   patuh   kepadanya.   Ratu   Saba'

menyampaikan surat tersebut di tengah- tengah kaumnya:

 

"Berkata dia (Balqis): 'Hai putera para pembesar, berilah aku pertimbangan

dalam     urusanku     (ini)  aku   tidak   pernah    memutuskan       sesuatu    persoalan

sebelum kamu berada dalam majlis(ku).'" (QS. an- Naml: 32)

 

Sementara itu, reaksi para pembesar istana adalah menentang surat tersebut.

Isi surat itu membangkitkan kecongkakan kaum Saba' di mana mereka merasa

lebih   kuat.   Mereka   mengetahui     bahawa    di  sana   ada  orang   yang   mencuba

menentang   mereka   dan   mengisyaratkan   peperangan   kepada   mereka,   lalu   ia

meminta       kepada    mereka     untuk    memenuhi      syarat-   syaratnya     sebelum

terjadinya peperangan dan kekalahan:

 

 

"Mereka   menjawab:   'Kita   adalah   orang-orang   yang   memiliki   kekuatan   dan

(juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan

berada     di   tanganmu;,     maka     pertimbangkanlah       apa   yang    akan    kamu

perintahkan." (QS. an-Naml: 33)

 

 

Para    pembesar      kaumnya     ingin  berkata,    kita   siap   untuk   melaksanakan

peperangan. Tampaknya ratu itu memiliki kebijakan yang lebih baik daripada

pembesar kaumnya. Surat Sulaiman itu membuatnya berfikir lebih jernih dan

lebih hati-hati. Ia berusaha seboleh mungkin menghindari peperangan. Ratu itu

berfikir dalam tempo yang lama. Nama Sulaiman tidak diketahuinya dan ia pun

belum     pernah    mendengarnya.       Oleh   kerana    itu,  ratu   tidak   mengetahui

kekuatannya. Boleh jadi Sulaiman memiliki kekuatan yang dahsyat sehingga ia

mampu       memerangi      kekuasaannya     dan    mengalahkannya.       Kemudian     ratu

memperhatikan        apa    yang   ada    di  sekelilinginya.    Ia  melihat    kemajuan

masyarakatnya   dan   kekayaannya.   Barangkali   ia   mengira   bahawa   Sulaiman   iri

terhadap kemajuan dan kekayaan ini sehingga Sulaiman ingin menyerangnya.

Setelah    mempertimbangkan        isi  surat  Sulaiman   dengan    cermat,    ratu  Saba'

memilih   untuk   tidak   bersikap   ceroboh.   Ratu   lebih   suka   untuk   menggunakan

bahasa   kelembutan.   Ia   mengirim   kepada   Sulaiman   suatu   hadiah   yang   besar.

Ratu mengira bahawa Sulaiman seorang yang ambisius yang boleh jadi ia telah

mendengar tentang kekayaan kerajaannya.

 

 

Para utusan pergi dengan membawa hadiah dari ratu Saba'. Ratu berharap agar

mereka     dapat   memasuki     kerajaan    Sulaiman   dan   akan   mengetahui     kondisi

kerajaannya. Saat mereka pulang, ratu ingin mendengar secara langsung dari

mereka      tentang     keadaan      kaum     Sulaiman     dan    pasukannya.      Setelah

mendapatkan       informasi   yang   cukup,   maka   si  ratu  dapat  membuat     sesuatu

keputusan yang tepat. Ratu menyembunyikan apa yang terlintas dalam dirinya

lalu ia berbicara kepada pembesar istananya bahawa ia dapat menyingkap niat

jahat    raja  Sulaiman   melalui   cara   mengirim    hadiah   kepadanya.    Ratu   lebih

memilih      cara   tersebut    dan   menunggu      reaksi   Sulaiman.     Ratu   berhasil

memuaskan para pembesar istananya, dan untuk sementara ia menghilangkan

ide berperang, kerana para raja jika menyerang suatu desa, maka pemimpin

desa   tersebut   adalah   orang   yang   paling   banyak   mendapatkan   kehinaan   dan cercaan.   Akhirnya,   para   pembesar   kaumnya   merasa   puasa   dengan   fikirannya

itu. Allah s.w.t berfirman:

 

 

"Dia    berkata:    'Sesungguhnya      raja-raja    apabila    memasuki      suatu   negeri,

nescaya     mereka     membinasakannya,         dan   menjadikan      penduduknya       yang

mulia    jadi   hina;  dan   demikian     pulalah   yang   akan    mereka    perbuat.    Dan

sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa)

hadiah,     dan   (aku   akan)   menunggu      apa   yang   akan   dibawa     kembali    oleh

utusan-utusan itu.'" (QS. an-Naml: 34- 35)

 

 

Kemudian       sampailah    hadiah    ratu   Balqis   ke   Nabi   Sulaiman.     Para   badan

perisikannya      memberitahunya       bahawa     para   utusan    Balqis   datang    dengan

membawa   hadiah.   Sulaiman         langsung   mengetahui      bahawa   ratu   itu  sengaja

mengirim      orang-orangnya      untuk    mengetahui     atau   mendapatkan       informasi

tentang kekuatannya, lalu setelah itu, ia mengambil keputusan atau sikapnya

kepada      Sulaiman.    Sulaiman     segera    memanggil     semua     pasukannya     untuk

berkumpul.

 

 

Utusan Balqis segera memasuki istana Sulaiman yang dipenuhi dengan pasukan

besar    yang   bersenjata.    Tiba-tiba,   utusan    Balqis  tampak    tercengang     ketika

melihat      kekayaan     mereka      dan    harta    mereka     tidak    ada    apa-apanya

dibandingkan dengan kerajaan Sulaiman. Hadiah mereka tampak tidak bererti.

Emas   yang   mereka   bawa   tampak   tidak   bererti   saat   mereka   memasuki   istana

Sulaiman   yang   terbuat   dari   kayu-kayu   pohon   gaharu   yang   mengeluarkan   bau

yang   harum   serta   dihiasi   dengan   emas.   Para   utusan   Balqis   berdiri   bersama

Sulaiman   dan   menyaksikan   bagaimana   Sulaiman   mengendalikan   pasukannya.

Kemudian       mereka     mulai   berfikir   tentang    kekuatan     dan   kualiti   pasukan

Sulaiman. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat di tengah-tengah pasukan

itu   terdapat   singa,   burung   dan   tentera   dari   kalangan   manusia   yang   mampu

terbang.   Mereka   pun   sadar   bahawa   mereka   di   hadapan   pasukan   yang   tiada

taranya.

 

 

Selesailah     demonstrasi      pasukan    Sulaiman.     Kemudian      para    utusan    ratu

dipersilakan maju ke tempat hidangan, makan. Para utusan itu sangat terkejut

ketika melihat berbagai macam, makanan dari penjuru bumi ada di depannya,

dan di antara, makanan itu pun terdapat, makanan yang biasa di temukan di

negeri   mereka,   tetapi   mereka   melihat   bahawa,   makanan   itu   memiliki   rasa

yang    istimewa.     Selain  itu,  piring-piring    yang   ada   di  depan    mereka     dan

dijadikan     tempat,    makanan     terbuat   dari   emas    dan   mereka    dilayani   oleh

laki-laki yang berhias dengan emas, ratu mereka pun tidak mengenakan hiasan itu.

 

0 comments:

Posting Komentar