KISAH NABI SULAIMAN A.S
Allah s.w.t berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami
telah memberi ilmu
kepada Daud dan
Sulaiman;
dan keduanya mengucapkan: 'Segala puji bagi Allah yang melebihkan
kami
dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang
beriman.' Dan Sulaiman
telah
mewarisi Daud dan dia berkata: 'Hai manusia, kami telah diberi
pengertian
tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu, sesungguhnya
(semua)
ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.'" (QS. an-Naml: 15-16)
"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud. " Beliau mewarisi Daud dalam sisi kenabian
dan kekuasaan, bukan mewarisi harta kerana para nabi tidak mewariskan.
Sebab sepeninggal mereka, harta mereka menjadi sedekah bagi orang-orang
yang ada di sekitar mereka, yaitu orang-orang fakir dan orang yang
membutuhkan. Dan harta para nabi tidak dikhususkan bagi kalangan
keluarganya. Rasulullah saw bersabda: "Kami para nabi tidak mewariskan."
Sulaiman mewarisi kenabian dari Daud. Ini adalah hal yang jelas. Allah s.w.t
telah memilihnya sebagai Nabi dari Bani Israil. Begitu juga, Allah s.w.t telah
memberinya kekuasaan (kerajaan) sehingga ia menjadi pimpinan Bani Israil.
Barangkali sesuatu yang paling penting yang diwarisi oleh Sulaiman dari Daud
adalah tradisi militer. Kemajuan militer yang dahsyat ini telah berpindah
kepada Sulaiman. Daud sebenarnya adalah seorang penggembala kambing yang
miskin, tetapi seiring dengan perjalanan waktu, ia menjadi komandan pasukan
yang tiada tandingannya. Perubahan keadaan ini adalah sebagai bentuk ilham
dari Allah s.w.t dan sebagai dukungan dari-Nya.
Daud mengetahui bahawa kekuatan yang hakiki yang mengatur alam wujud
adalah kekuatan Allah s.w.t. Ketika ia menghulurkan tangannya dan memegang
potongan batu lalu beliau melemparkannya melalui katapelnya ke arah Jalut,
maka ini sebagai bentuk demonstrasi kekuatan darinya. Kehadiran Nabi Daud
mengubah keadaan pasukan Bani Israil di mana mereka sebelumnya lari jika
berhadapan dengan musuh, maka kini keberadaan mereka mulai
diperhitungkan. Di masa hidupnya, Daud mengalami peperangan yang cukup
banyak namun Al-Quran tidak menceritakan secara terperinci hal itu. Al-Quran
adalah kitab dakwah di jalan Allah s.w.t, dan bukan kitab sejarah. Al-Quran
hanya mengatakan:
"Dan Kami kuatkan kerajaannya." (QS. Shad: 20)
Ayat tersebut bererti bahawa Daud belum pernah terkalahkan dalam
peperangan yang diikutinya. Di samping dukungan yang Allah s.w.t berikan
kepada Daud, juga pasukannya dan rakyatnya di mana mereka adalah
orang-orang yang bertauhid dan menyerahkan diri kepada Allah s.w.t, Allah
s.w.t mengungkapkan kepada Daud hal-hal yang menjadikan pasukannya
memiliki keistimewaan yang dengannya mereka dapat mengalahkan
pasukan-pasukan yang lain yang ada di bumi saat itu.
Allah s.w.t berfirman:
"Dan Kami telah melunakkan besi untuknya." (QS. Saba': 10)
Masalah baju besi yang dibuat untuk orang-orang yang hendak berperang cukup
mengganggu gerakan mereka. Anda bisa bayangkan ketika ada dua orang yang
berperang yang salah satunya dapat bergerak dengan bebas, sementara yang
lain tidak leluasa bergerak. Namun dengan kekuasaan Allah s.w.t, Nabi Daud
dapat melunakkan besi dan membuat darinya baju besi yang ringan. Ini adalah
kemajuan penting yang Allah s.w.t berikan kepada Daud dan tenteranya.
Kemajuan ini kini dimiliki oleh Sulaiman. Demikianlah Sulaiman memiliki
pasukan yang dahsyat yang melebihi pasukan mana pun di bumi saat itu.
Bahkan Allah s.w.t menambah kurnia-Nya kepada Sulaiman:
"Dan Sulaiman telah
mewarisi Daud, dan
dia berkata: 'Hai
manusia, kami
telah diberi pengertian tentang
suara burung dan
kami diberi segala
sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang
nyata.'"
(QS. an-Naml: 16)
Ketika kita membuka lembaran-lembaran sejarah kehidupan Nabi Sulaiman
yang diungkap oleh Al-Quran, maka kita akan mengetahui bahawa kita berada
di masa keemasan Bani Israil, yaitu masa Nabi mereka dan penguasa mereka
Sulaiman. Sulaiman tidak merasa puas dengan apa yang telah diwarisinya dari
Daud. Ambisinya mendorongnya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar.
Pada suatu hari ia menadah tangannya dan berdoa kepada Allah s.w.t. Antara
hati Nabi dan Allah s.w.t tidak ada penghalang, jarak, atau waktu. Tak seorang
pun dari para nabi yang berdoa kepada Allah s.w.t kecuali doanya pasti
terkabul. Kejernihan hati ketika mencapai puncak tertentu, maka ia akan
menggapai apa saja yang diinginkan di jalan Allah s.w.t. Dalam doanya, Nabi
Sulaiman berkata:
"Ia berkata: Ya
Tuhanku, ampunilah aku
dan anugerahilah kepadaku
kerajaan yang tidak dimiliki oleh seseorangpun sesudahku." (QS.
Shad: 35)
Sulaiman menginginkan dari Allah s.w.t suatu kerajaan yang belum pernah
diperoleh oleh siapa pun setelahnya. Allah s.w.t mengabulkan doa hamba-Nya
Sulaiman dan memberinya kerajaan tersebut. Barangkali orang-orang yang
hidup di saat ini bertanya-tanya mengapa Sulaiman meminta kerajaan ini yang
belum pernah dicicipi oleh seorang pun setelahnya? Apakah Sulaiman - sesuai
dengan bahasa kita saat ini - seorang lelaki yang gila kekuasaan. Tentu kita
tidak menemukan sedikit pun masalah yang demikian dalam hati Sulaiman.
Ambisi Sulaiman untuk mendapatkan kekuasaan atau kerajaan adalah ambisi
yang ada di dalam seorang nabi, dan tentu ambisi para nabi tidak berkaitan
kecuali dengan kebenaran. Ambisi tersebut adalah bertujuan untuk
memudahkan penyebaran dakwah di muka bumi. Sulaiman sama sekali tidak
cinta kepada kekuasaan dan ingin menunjukkan sikap kesombongan namun
beliau ingin mendapatkan kekuasaan untuk memerangi kelaliman yang
menyebar di muka bumi. Perhatikanlah kata-kata Sulaiman kepada Balqis
ketika beliau berdialog dengannya tentang singgahsananya dalam surah
an-Naml:
"Dan ketika Balqis
datang, ditanyakanlah kepadanya: 'Serupa inikah
singgahsanamu?' Dia menjawab: 'Seakan-akan singgahsana ini
singgahsanaku,
kami telah diberi
pengetahuan sebelumnya dan
kami adalah orang-orang
yang berserah diri." (QS. an-Naml: 42)
Demikianlah kata-kata Sulaiman yang bijaksana. Menurut kami, itu adalah
kata-kata yang membenarkan permintaannya untuk memiliki kekuasaan dan
kekuatan. Sulaiman telah mengerahkan semua kemuliaan dan kekuasaannya
dalam rangka menegakkan agama Allah s.w.t dan menyebarkan Islam. Tidakkah
ratu Saba' berkata pada akhir ceritanya bersama Sulaiman:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat lalim terhadap
diriku dan aku
berserah diri bersama
Sulaiman kepada Allah,
Tuhan semesta alam."
(QS.
an-Naml: 44)
Setelah Mukadimah pokok ini, marilah kita membuka halaman-halaman cerita
Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman mewarisi kekuasaan, kenabian, dan hikmah
(ilmu) dari Daud. Orang-orang menyebutnya: Sulaiman al-Hakim (Sulaiman
yang bijaksana). Kebijaksanaan Nabi Sulaiman tidak terbatas pada keadilannya
di tengah-tengah manusia dan kasih sayangnya kepada mereka namun
kebijakan Sulaiman juga berlaku di kalangan burung dan binatang lainnya. Nabi
Daud juga mengenal bahasa burung, tetapi Sulaiman dapat berbicara dengan
bahasa burung, bahkan ia dapat menjadikannya pembantunya. Ketika Nabi
Daud bertasbih, maka gunung- gunung dan burung-burung serta
binatang-binatang buas pun ikut bertasbih bersamanya bahkan angin pun
berhenti untuk mendengarkan tasbih ini, sedangkan Nabi Sulaiman, Allah s.w.t
memberinya kurnia lebih dari itu di mana binatang-binatang buas tunduk
padanya, begitu juga angin dan burung.
Allah s.w.t berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami
telah memberi ilmu
kepada Daud dan
Sulaiman;
dan keduanya mengucapkan: 'Segala puji bagi Allah yang melebihkan
kami
dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang
beriman.' Dan Sulaiman
telah
mewarisi Daud dan dia berkata: 'Hai manusia, kami telah diberi
pengertian
tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu, sesungguhnya
(semua)
ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.'" (QS. an-Naml: 15-16)
Nabi Sulaiman mampu mendengar bisikan semut yang berbicara dengan sesama
mereka, bahkan ia mampu memerintahkan semut tersebut sehingga semut itu
taat kepada perintahnya. Pasukan Nabi Sulaiman memiliki kekuatan yang
sangat dahsyat di dunia. Belum pernah ada di dunia suatu pasukan yang
memiliki kekuatan seperti ini, Kekuatan Nabi Sulaiman berasal dari beberapa
kombinasi yang sangat mengagumkan sehingga kerananya ia tidak dapat
tertanding. Kekuatan itu terdiri dari manusia, jin, dan burung. Kita
mengetahui bahawa jin adalah makhluk Allah s.w.t dan manusia tidak mampu
melihatnya atau menghadirkannya atau meminta pertolongannya, sedangkan
Sulaiman telah diberi Allah s.w.t kemampuan untuk menundukkan jin dan
memperkerjakan mereka sebagai tentera di tengah-tengah peperangan,
bahkan ia mampu menjadikan mereka sebagai pekerja-pekerja kasar di
kerajaannya saat tidak ada peperangan. Ketika ada pasukan lain yang mencuba
melawan pasukan ini, maka mustahil mereka akan merasakan kemenangan.
Bahkan pasukan Sulaiman juga diperkuat oleh pasukan burung. Burung di
pasukan Sulaiman memerankan tugas penting. Yaitu apa yang kita kenal saat
ini dengan istilah badan perisikan. Kita mengetahui bahawa peranan informasi
saat peperangan adalah hal yang sangat penting. Dari informasi tersebut,
pasukan dapat mengetahui keadaan musuhnya. Demikianlah peranan burung
pada pasukan Sulaiman. Ia terbang di tengah-tengah musuh kemudian ia
kembali kepada Sulaiman untuk menyampaikan berita tentang keadaan
musuhnya. Di samping jin dan burung, Allah s.w.t juga menundukkan angin
untuk Sulaiman. Nabi Sulaiman dapat memerintah angin dan ia mampu untuk
menaiki angin bersama tenteranya.
Sekarang, kita mengetahui bahawa ide adanya pesawat terbang adalah
berangkat dari usaha memanfaatkan udara di mana pesawat tersebut dapat
terbang di dalamnya meskipun ia lebih berat darinya. Namun sejak dahulu
Allah s.w.t memberikan kemampuan ini kepada Sulaiman di mana ia mampu
menundukkan angin dan menggunakannya demi kepentingannya. Oleh kerana
itu, pasukan Sulaiman juga terdiri dari pasukan udara pada saat di mana tak
seorang pun memimpikan untuk terbang di udara. Barangkali mukjizat ini yang
Allah s.w.t berikan kepada Sulaiman menjadi sebab kejayaan militernya
sehingga pasukannya tidak tertanding.
Allah s.w.t berfirman:
"Dan dihimpunkan kepada Sulaiman tenteranya dari
jin, manusia dan
burung, lalu mereka diatur dengan tertib (dalam barisan)." (QS.
an- Naml: 17)
"Kemudian Kami tundukkan kepada
angin yang berhembus dengan
baik
menurut kemana saja
yang dikehendakinya, dan
(Kami tundukkan pula
kepadanya)
syaitan-syaitan semuanya ahli
bangunan dan penyelam,
dan
syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah
Kami;, maka
berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri)
dengan
tiada pertanggungan jawab.
Dan sesungguhnya dia
mempunyai kedudukan
yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik." (QS.
Shad: 36-40)
Kita akan mengetahui bahawa Sulaiman akan meninggalkan ide untuk
menggunakan kuda di tengah-tengah pasukannya setelah ia pada suatu hari
dibuatnya lupa pada solat. Ketika Sulaiman meninggalkan kuda dalam rangka
mencapai redha Allah s.w.t, maka Dia menggantikannya dengan angin yang
bertiup sesuai dengan perintahnya ke mana pun ia pergi dan ke mana pun
tempat yang diinginkannya. Di samping senjata udara yang Allah s.w.t berikan
kepada Sulaiman, Allah s.w.t juga memberikan kemampuan yang tak seorang
pun dari para nabi mendapatkannya. Yaitu kemampuan untuk memerintah
syaitan. syaitan adalah salah satu bahagian dari jin. Ia adalah kelompok yang
celaka dari jin. Kelompok ini sebenarnya tidak mampu dikuasai oleh manusia,
bahkan jin yang soleh pun tidak dapat mengatur mereka. Adapun Sulaiman,
Allah s.w.t telah memberinya kekuasaan untuk menundukkan syaitan dan
mempekerjakannya bahkan mengikatnya dengan rantai serta menghukumnya
jika ia menentang perintahnya.
syaitan membangun untuk Sulaiman istana dan patung-patung dan alat- alat
perang. Bahkan syaitan-syaitan itu menyelam di dasar lautan untuk
mengeluarkan permata dan yakut untuk Sulaiman. Jika ada di antara syaitan
yang menentang perintahnya, maka Nabi Sulaiman mengikatnya dengan rantai.
Ini semua menunjukkan kekayaan Sulaiman dan kekuasaannya di mana ia
mampu mengatur banyak makhluk di dunia. Tentu kemampuannya itu atas izin
atau kehendak dari Tuhannya sebagai mukjizat dari-Nya. Allah s.w.t berfirman:
"Dan sebahagian dari
jin ada yang
bekerja di hadapannya (di
bawah
kekuasaannya) dengan izin
Tuhannya. Dan siapa
yang menyimpang di
antara
mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang
apinya
menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang
dikehendakinya
dari gedung-gedung yang
tinggi dan patung-patung dan
piring-piring yang
(besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas
tungku)." (QS. Saba': 12)
Nabi Sulaiman yang bijaksana adalah penguasa yang tak tertanding di muka
bumi. Meskipun memperoleh nikmat-nikmat yang khusus dan agung ini yang
Allah s.w.t berikan kepada Sulaiman, beliau tetap menunjukkan sebagai
manusia yang paling banyak berzikir kepada-Nya dan manusia yang paling
banyak bersyukur di zamannya.
Allah s.w.t berfirman tentang Sulaiman:
"(Sulaiman)
sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia
amat taat (kepada
Tuhannya)." (QS. Shad: 30)
Al-Aubah ialah kembali kepada Allah s.w.t melalui solat, puasa, tasbih,
menangis, istighfar, dan mengungkapkan rasa cinta yang dalam. Hamba yang
kembali adalah hamba yang menuju Allah s.w.t. Waktu solat bagi Sulaiman
adalah waktu yang sangat penting sehingga ketika datang waktu itu, maka
beliau tidak bisa disibukkan dengan hal yang lain. Pada suatu hari, beliau
nyaris kehilangan waktu solat. Tentu hal ini di luar kehendaknya. Pada saat
itu, beliau sibuk mengurus persoalan yang penting, yaitu menyiapkan tentera
untuk perang. Saat itu bertepatan dengan waktu Asar. Sulaiman masih
menyiapkan kuda tentera- tenteranya. Kuda pada waktu itu menjadi senjata
yang penting di tengah-tengah pasukannya. Sulaiman lewat di depan kuda dan
memeriksanya sehingga beliau nyaris kehilangan waktu solat Asar.
Sulaiman sujud kepada Allah s.w.t kemudian ia solat. Ia meminta agar kuda itu
dikembalikan kepadanya. Ketika kuda datang, ia mengusap lehernya dan
kakinya dengan tangannya lalu ia meminta ampun kepada Allah s.w.t kerana ia
sibuk menyiapkan pasukan untuk berjihad sehingga nyaris kehilangan waktu
solat. Sejak peristiwa itu, Sulaiman merasa tidak lagi membutuhkan kuda di
tengah-tengah pasukannya. Lalu Allah s.w.t menggantikannya dengan angin
yang mampu membawa tenteranya ke mana pun ia pergi. Allah s.w.t
berfirman:
"Dan Kami kurniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah
sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat
taat (kepada Tuhannya). (Ingatlah) ketika
dipertunjukkan
kepadanya kuda-kuda yang
tenang di waktu
berhenti dan
cepat waktu berlari pada waktu sore. maka ia berkata: 'Sesungguhnya
aku
menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku
lalai
mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan.' Bawalah
semua
kuda itu kembali kepadaku.' Lalu ia potong kaki dan leher kuda
itu." (QS. Shad: 30-33)
Sulaiman mengetahui penyakit
kuda dan ia
mampu berbicara dengan
bahasa
kuda, bahkan kuda itu pun mentaati perintah Nabi Sulaiman. Allah
s.w.t juga
memberikan kenikmatan lain atas Sulaiman Allah s.w.t berfirman:
"Dan Kami alirkan cairan tembaga baginya." (QS. Saba': 12)
Al-Kithir adalah tembaga yang dicairkan. Sebagaimana Allah s.w.t memberikan
nikmat atas ayahnya Daud di mana ia mampu melunakkan besi dan Allah s.w.t
mengajarinya bagaimana cara mencairkannya, maka Sulaiman pun
memanfaatkan tembaga yang cair itu untuk peperangan dan di saat
perdamaian. Pada saat peperangan beliau mencampur tembaga dengan besi
dan membuat darinya perunggu. Mereka menggunakan senjata-senjata
perunggu dalam peperangan, seperti pedang, baju besi dan pisau.
Senjata-senjata ini adalah senjata yang paling kuat di saat itu. Sedangkan di
saat perdamaian, tembaga digunakan untuk membuat bangunan, patung, dan
sebagainya. Meskipun Nabi Sulaiman mendapatkan nikmat yang besar ini dan
kurnia yang khusus, Allah s.w.t telah mengujinya dengan suatu ujian. Ujian
akan selalu datang pada seorang hamba. Ketika hamba itu mendapat
kedudukan besar, maka ujiannya pun menjadi besar. Allah s.w.t menguji
Sulaiman dengan penyakit.
Allah s.w.t berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami
telah menguji Sulaiman
dan Kami jadikan
(dia)
tergeletak di atas
kerusinya sebagai tubuh
(yang lemah kerana
sakit),
kemudian ia bertaubat. Ia
berkata: 'Ya
Tuhanku, ampunilah aku
anugerahkanlah kerajaan yang tidak dimiliki oleh seseorang pun
sesudahku,
sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Pemberi. Kemudian
Kami tundukkan
kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang
ia kehendakinya, dan
(Kami tundukkan pula
kepadanya) syaitan-syaitan
semuanya ahli bangunan dan penyelam. " (QS. Shad: 34-37)
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang fitnah atau ujian yang dialami oleh
Nabi Sulaiman. Barangkali riwayat yang paling terkenal dalam hal ini adalah
riwayat yang paling penuh dengan kebohongan. Dikatakan bahawa Sulaiman
bertekad untuk menggilir isteri-isterinya yang berjumlah tujuh ratus pada satu
malam saja untuk melakukan hubungan seks dengan mereka, sehingga para
wanita itu akan melahirkan seorang anak yang dapat berperang di jalan Allah
s.w.t. Sulaiman tidak mengatakan insya- Allah lalu ia menggilir isteri-isterinya
dan tidak ada seorang pun yang melahirkan kecuali seorang wanita yang
melahirkan anak yang buruk rupa.
Kisah tersebut berbeda atau kontradiksi dari permulaannya dan akhirannya.
Tentu kisah itu berasal dari cerita khurafat yang direkayasa oleh orang-orang
Yahudi atau termasuk dari israiliyat. Hakikat ujian yang dialami Nabi Sulaiman
adalah apa yang disebutkan oleh Fakhrur Razi: "Sulaiman diuji dengan suatu
penyakit yang keras di mana kedoktoran saat itu tidak mampu mengatasinya.
Sakitnya Sulaiman sangat keras sehingga para doktor dari kalangan manusia
dan jin pun tidak mampu menghilangkan penyakitnya. Lalu burung-burung
menghadirkan rumput- rumput yang dianggap sebagai ubat tetapi Sulaiman pun
belum juga sembuh. Semakin hari penyakit Sulaiman semakin menjadi-jadi
sehingga ketika Sulaiman duduk di atas kerusi ia duduk bagaikan tubuh tanpa
roh, seakan-akan ia mati kerana saking kerasnya penyakit yang dideritanya.
Sakit yang diderita oleh Sulaiman terus berlanjutan untuk beberapa saat
namun Sulaiman tidak henti-hentinya berzikir kepada Allah s.w.t dan meminta
kesembuhan kepada-Nya serta beristighfar kepada-Nya dan mengungkapkan
rasa cintanya kepada-Nya."
Selesailah ujian Allah s.w.t terhadap hamba-Nya, Sulaiman. Beliau pun
sembuh. Kini Sulaiman merasakan kembali kesehatannya setelah ia mengetahui
segala kejayaannya dan segala kekuasaannya serta segala kebesarannya tidak
lagi mampu menghilangkan penyakit yang dideritanya kecuali jika Allah s.w.t
menghendakinya. Inilah pendapat yang lebih menenangkan hati kami.
Pendapat tersebut sesuai dengan kemaksuman Sulaiman sebagai Nabi yang
bijaksana dan Nabi yang mulia:
"Dan sesungguhnya Kami
telah menguji Sulaiman
dan Kami jadikan
(dia)
tergeletak di atas kerusinya sebagai tubuh (yang lemah kerana sakit)" (QS. Shad: 34)
Sakit yang diderita Sulaiman membuat dirinya seperti jasad yang tak
bernyawa. Kata jasad dalam bahasa Arab diungkapkan atas sesuatu yang
kehilangan kehidupan atau kesehatan. Sulaiman berubah menjadi jasad kerana
saking kerasnya penyakit yang dideritanya.
"Kemudian ia bertaubat." (QS. Shad: 34)
Lalu Nabi Sulaiman kembali sehat. Ia meminta pertolongan dengan rahmat
Allah s.w.t lalu Allah s.w.t menyembuhkannya dan merahmatinya. Nabi
Sulaiman telah membangun masjid atau tempat beribadah sehingga manusia
menyembah Allah s.w.t di dalamnya. Rumah ini menunjukkan keunggulan seni
arkitektur dan seni pahat. Orang-orang yang membangun rumah ini berjumlah
puluhan ribu orang. Tentu setiap kelompok dari mereka memiliki pekerjaan
masing-masing. Di antara mereka ada yang mencairkan tambang; di antara
mereka ada tukang pahat; ada yang membelah batu; ada yang
memotong-motong kayu; ada yang mendatangkan rumput-rumput dari
Lebanon; ada yang melelehkan emas dan menjadikannya
lempengan-lempengan yang mengkilat untuk menutupi kayu dan menutupi
dinding.
Bahkan golongan jin juga membantu pembangunan rumah tersebut, tentu
dengan perintah dan bimbingan Nabi Sulaiman. Mereka membuat patung-
patung yang besar dan membuat bejana yang besar untuk tempat, makanan
para tentera dan pekerja, yaitu bejana seperti gunung kerana saking beratnya
dan besarnya. Mereka juga membuat tempat-tempat minum yang besarnya
seperti kolam. Sulaiman mengawasi para pekerjanya dan juga mengurus
masyarakatnya di mana beliau mengenali masalah mereka dan berusaha
memecahkannya. Beliau juga mengawasi pasukannya dari kalangan binatang
dan burung. Beliau mengetahui apakah ada satu di antara mereka yang tidak
hadir dan di mana ia pergi serta mengapa ia pergi.
Nabi Sulaiman bukan hanya mengetahui masalah tenteranya dari kalangan
manusia dan tenteranya dari kalangan burung, namun ia juga menunjukkan
kasih sayangnya terhadap semut di mana beliau mendengar bisikannya dan
tidak suka untuk menginjaknya. Nabi Sulaiman selalu menundukkan kepalanya
ke bumi sebagai bentuk rasa rendah diri dan syukur kepada Allah s.w.t. Pada
suatu hari ia berjalan di depan tenteranya dan tiba-tiba ia mendengar suara
semut yang berkata kepada temannya dari kalangan semut:
"Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut:
'Hai semut-semut, masuklah
ke dalam sarang-sarangmu agar
kamu tidak
terinjak oleh Sulaiman dan
tenteranya, sedangkan mereka tidak
menyedari';, maka dia tersenyum kerana (mendengar) perkataan semut
itu.
Dan dia berdoa:
'Ya Tuhanku, berilah
aku ilham untuk
tetap mensyukuri
nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku
dan kepada ke
dua
orang ibu dan
bapakku dan untuk
mengerjakan amal soleh
yang Engkau
redhai; dan masukkanlah aku
dengan rahmat-Mu ke
dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang soleh." (QS. an-Naml: 18-19)
Sulaiman mendengarkan pembicaraan semut itu lalu beliau tersenyum kerana
mendengar pembicaraannya. Apa yang dibayangkan oleh semut kecil itu?
Meskipun Sulaiman mendapatkan kekuasaan dan memiliki tentera yang besar,
namun beliau menunjukkan kasih sayang terhadap semut. Beliau mendengar
bisikannya dan melihat semut yang di depannya. Oleh kerana itu, tak mungkin
baginya untuk menginjaknya. Sulaiman bersyukur kepada Allah s.w.t yang telah
memberinya nikmat ini, yaitu nikmat rahmat dan nikmat kasih sayang. Di
samping itu, Sulaiman orang yang paling kaya di dunia di mana istananya
terbuat dari kayu gaharu yang memiliki bau yang harum dan istananya terbuat
dari emas dan terkadang dari kristal. Beliau juga memiliki kerusi besar yang
dibuat dari emas dan permata. Istana Sulaiman merupakan istana yang paling
besar di dunia. Sulaiman menggunakan pakaian dari emas dan permata.
Meskipun demikian, Sulaiman tetap menunjukkan sebagai hamba yang berserah
diri dan rendah diri kepada Allah s.w.t dan kepada manusia. Nabi Sulaiman
yang merendahkan dirinya di hadapan Allah s.w.t dan ia selalu sujud pada
Allah s.w.t sebagaimana ayahnya yang selalu bertasbih kepada Allah s.w.t.
Sulaiman selalu melantunkan lagu-lagu cinta Ilahi dan hanya memuji Allah
s.w.t.
Pada suatu hari, Nabi Sulaiman mengeluarkan perintahnya kepada pasukannya
untuk bersiap-siap. Sulaiman keluar memeriksa pasukannya. Satu demi satu
pasukannya ditelitinya. Kelompok yang pertama adalah kelompok manusia.
Sulaiman memperhatikan kesiapan mereka, lalu Sulaiman mengeluarkan
perintah-perintahnya. Kemudian Sulaiman memeriksa kelompok jin dan
menyampaikan perintah-perintahnya kepada mereka. Beliau memenjarakan jin
yang tampak bermalas-malas saat bekerja. Lalu ia memeriksa binatang dan
berkata kepada mereka, apakah mereka sudah, makan dengan baik dan tidur
dengan nyenyak, apakah ada yang mengadu kepadanya, misalnya kerana
penyediaan, makanan tidak layak, apakah di sana ada yang sakit, dan
sebagainya. Ketika Sulaiman merasa puas dengan semuanya, Sulaiman
memasuki tenda tempat berkumpulnya burung. Belum lama Sulaiman
memasuki tenda tersebut dan mengamat-amati keadaan di sekitarnya sehingga
ia mengetahui burung yang tidak hadir yaitu Hud-hud:
"Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: 'Mengapa aku tidak melihat
hud-hud." (QS. an-Naml: 20)
Burung-burung yang lain tampak terdiam sebagai penghormatan dan akan
mendengarkan apa yang akan dikatakan pemimpin mereka Sulaiman. Beliau
mengarahkan pandangannya pada semua burung dan tidak menemukan
Hud-hud di antara mereka. Tak seekor burung pun yang mengetahui
keberadaannya. Sulaiman mulai menampakkan kemarahannya:
"Apakah dia termasuk yang tidak hadir?" (QS. an-Naml: 20)
Tiba-tiba seekor burung kecil memberanikan diri untuk berkata kepada
Sulaiman: "Wahai Nabi yang mulia, seharusnya hud-hud ada bersamaku
kelmarin untuk melaksanakan tugas penyelidikan. Ia adalah pemimpin misi itu
namun hud-hud belum datang. Oleh kerana itu, aku tidak pergi bersamanya."
Burung itu tampak gementar ketakutan. Sulaiman mengetahui bahawa hud-hud
tidak hadir, dan tak seorang pun mengetahui kepergiannya. Hud-hud pergi
tanpa terlebih dahulu meminta izin kepada Sulaiman dan tidak memberitahu di
mana keberadaannya. Dalam keadaan marah, Sulaiman berkata:
"Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau
benar-benar menyembelihnya kecuali jika ia benar-benar datang kepadaku
dengan alasan yang jelas." (QS. an-Naml: 21)
Kawanan burung mengetahui bahawa Sulaiman sedang marah dan telah
menetapkan untuk menyeksa hud-hud atau menyembelihnya atau justru
memaafkannya dengan syarat, ia datang dengan membawa alasan yang dapat
menyelamatkannya. Atau dengan kata lain, hud-hud dapat memastikan bahawa
ia melaksanakan tugas yang penting. Sulaiman menunjukkan kemarahan yang
besar sehingga siapa pun akan merasa takut. Ketika Sulaiman marah -
meskipun beliau terkenal dengan kasih sayangnya - maka kemarahannya kerana
membela kebenaran, kemudian beliau dapat melaksanakan ancamannya
dengan cara yang mudah. Seekor burung tampak gementar ketakutan melihat
kemarahan Sulaiman, lalu beliau menghulurkan tangannya ke burung itu dan
memegang-megang kepalanya sehingga burung itu pun merasa tenang dan rasa
takutnya hilang.
Sulaiman pergi dari tenda burung itu dan menuju istananya. Sulaiman masih
memikirkan keadaan hud-hud. Seharusnya hud-hud menjadi bahagian penting
dari badan perisikan. Apakah ia pergi untuk menyingkap sesuatu, atau apakah
ia pergi hanya untuk bermain-main? Sulaiman telah memperhatikan dan
mengetahui bahawa hud-hud adalah seekor burung yang cerdik dan juga fasih
berbicara. Terkadang Sulaiman mendapati hud-hud sedang bermain-main dan
menunda pekerjaannya. Sulaiman melihatnya dan hud-hud memakami bahawa
ini tidak benar. Sebab, ia tidak boleh mencampur adukkan antara waktu serius
dan waktu bermain.
Akhirnya, tidak lama setelah kepergiannya, hud-hud tiba di tenda burung.
Burung-burung yang lain berkata kepadanya: "Pergilah engkau ke tempat tuan
kita Sulaiman. Jika ia mengetahui bahawa engkau telah sampai, maka jiwamu
benar-benar terancam." Hud-hud terbang dan menemui Sulaiman. Pada waktu
itu beliau sedang duduk sambil, makan. Hud-hud berdiri dan telah menetapkan
untuk memulai pembicaraan dengan Sulaiman sebelum beliau bertanya
kepadanya ke mana dia pergi. Ini sebagai bukti bahawa ia melaksanakan tugas
penting. Hud-hud berkata:
"Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: Aku telah
mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa
kepadamu dari negeri Saba' suatu berita penting yang diyakini." (QS.
an-Naml: 22)
Aku adalah hud-hud yang miskin, tetapi aku mengetahui apa yang tidak engkau
ketahui, dan aku telah datang kepadamu dari kerajaan Saba' dengan membawa
berita yang sangat penting. Sulaiman tampak terdiam dan menunggu hud-hud
menyelesaikan pembicaraannya:
"Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka,
dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgahsana yang
besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah;
dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah),
sehingga mereka tidak dapat petunjuk." (QS. an-Naml: 23-24)
Hud-hud diam sejenak dan Sulaiman merasa bahawa hud-hud menunjukkan
kefasihan lisannya dan berbicara dengan baik kepadanya. Hud-hud
mengemukakan perkataan yang sering disampaikan Sulaiman kepada manusia
dan burung:
"Agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang
terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan (yang berhak
disembah) kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai Arasy yang besar." (QS.
an-Naml: 25-26)
Jelas sekali bahawa hud-hud mengulangi perkataan pemimpin kita Sulaiman,
sebagai usaha terakhir untuk memperoleh kasih sayang Sulaiman dan agar
beliau puas dengan penjelasannya itu. Sulaiman berkata sambil menunjukkan
senyuman manis di wajahnya:
"Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang- orang
yang berdusta." (QS. an-Naml: 27)
Hud-hud ingin mengatakan, aku tidak bohong wahai Nabi yang mulia namun
diamnya Sulaiman membuatnya takut, sehingga ia pun terdiam. Sulaiman
terdiam kerana berfikir, lalu ia memutuskan sesuatu. Setelah itu, beliau
mengangkat kepalanya dan meminta secarik kertas dan pena. Sulaiman segera
menulis surat singkat dan menyerahkannya kepada hud- hud serta
memerintahkannya:
"Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka,
kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka
bicarakan." (QS. an-Naml: 28)
Al-Quran al-Karim hanya menceritakan dalam surah an-Naml bagaimana
perginya hud-hud dan bagaimana ia menyerahkan surat itu. Lalu, Al- Quran
langsung menyebut keadaan kerajaan Balqis yang saat itu ia sedang membaca
surat tersebut di depan para pembesar kerajaannya dan para menterinya:
"Berkata ia (Balqis): 'Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah
dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari
Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya: 'Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. bahawa janganlah kalian berlaku
sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri.'" (QS. an-Naml: 29- 31)
Dalam surat Sulaiman itu disebutkan, hendaklah mereka menyerahkan diri dan
tunduk kepada perintahnya. Sulaiman memerintahkan agar mereka
meninggalkan penyembahan terhadap matahari. Sulaiman tidak
mempersoalkan akidah mereka dan tidak memuaskan mereka dengan apa pun.
Sulaiman hanya memerintahkan bahawa ia berada di atas kebenaran. Bukankah
ia didukung kekuatan yang berlandaskan keyakinan yang dimilikinya Sulaiman
hanya memerintahkan mereka agar tunduk dan patuh kepadanya. Ratu Saba'
menyampaikan surat tersebut di tengah- tengah kaumnya:
"Berkata dia (Balqis): 'Hai putera para pembesar, berilah aku pertimbangan
dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan
sebelum kamu berada dalam majlis(ku).'" (QS. an- Naml: 32)
Sementara itu, reaksi para pembesar istana adalah menentang surat tersebut.
Isi surat itu membangkitkan kecongkakan kaum Saba' di mana mereka merasa
lebih kuat. Mereka mengetahui bahawa di sana ada orang yang mencuba
menentang mereka dan mengisyaratkan peperangan kepada mereka, lalu ia
meminta kepada mereka untuk memenuhi syarat- syaratnya sebelum
terjadinya peperangan dan kekalahan:
"Mereka menjawab: 'Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan
(juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan
berada di tanganmu;, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu
perintahkan." (QS. an-Naml: 33)
Para pembesar kaumnya ingin berkata, kita siap untuk melaksanakan
peperangan. Tampaknya ratu itu memiliki kebijakan yang lebih baik daripada
pembesar kaumnya. Surat Sulaiman itu membuatnya berfikir lebih jernih dan
lebih hati-hati. Ia berusaha seboleh mungkin menghindari peperangan. Ratu itu
berfikir dalam tempo yang lama. Nama Sulaiman tidak diketahuinya dan ia pun
belum pernah mendengarnya. Oleh kerana itu, ratu tidak mengetahui
kekuatannya. Boleh jadi Sulaiman memiliki kekuatan yang dahsyat sehingga ia
mampu memerangi kekuasaannya dan mengalahkannya. Kemudian ratu
memperhatikan apa yang ada di sekelilinginya. Ia melihat kemajuan
masyarakatnya dan kekayaannya. Barangkali ia mengira bahawa Sulaiman iri
terhadap kemajuan dan kekayaan ini sehingga Sulaiman ingin menyerangnya.
Setelah mempertimbangkan isi surat Sulaiman dengan cermat, ratu Saba'
memilih untuk tidak bersikap ceroboh. Ratu lebih suka untuk menggunakan
bahasa kelembutan. Ia mengirim kepada Sulaiman suatu hadiah yang besar.
Ratu mengira bahawa Sulaiman seorang yang ambisius yang boleh jadi ia telah
mendengar tentang kekayaan kerajaannya.
Para utusan pergi dengan membawa hadiah dari ratu Saba'. Ratu berharap agar
mereka dapat memasuki kerajaan Sulaiman dan akan mengetahui kondisi
kerajaannya. Saat mereka pulang, ratu ingin mendengar secara langsung dari
mereka tentang keadaan kaum Sulaiman dan pasukannya. Setelah
mendapatkan informasi yang cukup, maka si ratu dapat membuat sesuatu
keputusan yang tepat. Ratu menyembunyikan apa yang terlintas dalam dirinya
lalu ia berbicara kepada pembesar istananya bahawa ia dapat menyingkap niat
jahat raja Sulaiman melalui cara mengirim hadiah kepadanya. Ratu lebih
memilih cara tersebut dan menunggu reaksi Sulaiman. Ratu berhasil
memuaskan para pembesar istananya, dan untuk sementara ia menghilangkan
ide berperang, kerana para raja jika menyerang suatu desa, maka pemimpin
desa tersebut adalah orang yang paling banyak mendapatkan kehinaan dan cercaan. Akhirnya, para pembesar kaumnya merasa puasa dengan fikirannya
itu. Allah s.w.t berfirman:
"Dia berkata: 'Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri,
nescaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang
mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan
sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa)
hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh
utusan-utusan itu.'" (QS. an-Naml: 34- 35)
Kemudian sampailah hadiah ratu Balqis ke Nabi Sulaiman. Para badan
perisikannya memberitahunya bahawa para utusan Balqis datang dengan
membawa hadiah. Sulaiman langsung mengetahui bahawa ratu itu sengaja
mengirim orang-orangnya untuk mengetahui atau mendapatkan informasi
tentang kekuatannya, lalu setelah itu, ia mengambil keputusan atau sikapnya
kepada Sulaiman. Sulaiman segera memanggil semua pasukannya untuk
berkumpul.
Utusan Balqis segera memasuki istana Sulaiman yang dipenuhi dengan pasukan
besar yang bersenjata. Tiba-tiba, utusan Balqis tampak tercengang ketika
melihat kekayaan mereka dan harta mereka tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan kerajaan Sulaiman. Hadiah mereka tampak tidak bererti.
Emas yang mereka bawa tampak tidak bererti saat mereka memasuki istana
Sulaiman yang terbuat dari kayu-kayu pohon gaharu yang mengeluarkan bau
yang harum serta dihiasi dengan emas. Para utusan Balqis berdiri bersama
Sulaiman dan menyaksikan bagaimana Sulaiman mengendalikan pasukannya.
Kemudian mereka mulai berfikir tentang kekuatan dan kualiti pasukan
Sulaiman. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat di tengah-tengah pasukan
itu terdapat singa, burung dan tentera dari kalangan manusia yang mampu
terbang. Mereka pun sadar bahawa mereka di hadapan pasukan yang tiada
taranya.
Selesailah demonstrasi pasukan Sulaiman. Kemudian para utusan ratu
dipersilakan maju ke tempat hidangan, makan. Para utusan itu sangat terkejut
ketika melihat berbagai macam, makanan dari penjuru bumi ada di depannya,
dan di antara, makanan itu pun terdapat, makanan yang biasa di temukan di
negeri mereka, tetapi mereka melihat bahawa, makanan itu memiliki rasa
yang istimewa. Selain itu, piring-piring yang ada di depan mereka dan
dijadikan tempat, makanan terbuat dari emas dan mereka dilayani oleh
laki-laki yang berhias dengan emas, ratu mereka pun tidak mengenakan hiasan itu.
0 comments:
Posting Komentar