Mushola Al-Islah Jl leces no.7 Sonosari Kab.Malang kumpulan doa rezeki,kumpulan doa tasawuf,makrifat,bahasa arab,sejarah kerajaan islam,sejarah kerajaan indonesia,sejarah kebudayaan islam

Jumat, 04 Juli 2025

Cerita nabi Daud A.S tentang Hari Sabtunya Bani Isra'il

 Cerita nabi Daud A.S  tentang Hari Sabtunya Bani Isra'il

Hari Sabtunya Bani Isra'il Di antara ajaran-2 Nabi Musa a.s. kepada Bani Isra'il ialah bahawa mereka mewajibkan untuk mengkhususkan   satu   hari   pada   tiap   minggu   bagi   melakukan   ibadah   kepada   Allah   mensucikan hati dan fikiran mereka dengan berzikir, bertahmid dan bersyukur atas segala kurnia dan nikmat Tuhan,   bersolat   dan   melakukan   perbuatan-2   yang   baik   serta   amal-2   soleh.   Diharamkan   bagi mereka pada hari yang ditentukan itu untuk berdagang dan melaksanakan hal-hal yang bersifat duniawi. Pada mulanya hari Jumaatlah yang ditunjuk sebagai hari keramat dan hari ibadah itu, akan tetapi mereka     meminta     dari   Nabi   Musa    agar   hari   ibadah   itu 

cerita nabi daud tentang hari sabtu

dijatuhkan    pada   setiap   hari  Sabtu, mengingatkan   bahwa   pada   hari   itu   Allah   selesai   menciptakan   makhluk-Nya.   Usul   perubahan yang mereka ajukan itu diterima oleh Nabi Musa, maka sejak itu, hari Sabtu pada setiap minggu daijadikan      hari   mulia    dan    suci,   di  mana     mereka     tidak    melakukan      perdagangan       dan mengusahakan         urusan-2    duniawi.    Mereka     hanya    tekun    beribadah    dan   ebrbuat    amal-amal kebajikan yang diperintahkan oleh agama. Demikianlah hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun namun adat kebiasaan mensucikan hari Sabtu tetap dipertahankan turun temurun dan generasi demi generasi.

Pada masa Nabi Daud berkuasa di suatu desa bernama "Ailat" satu diantara beberapa desa yang terletak di tepi Laut Merah bermukim sekelompok kaum dari keturunan Bani Isra'il yang sumber percariannya   adalah   dari   penangkapan   ikan,   perdagangan   dan   pertukangan   yang   dilakukannya setiap hari kecuali hari Sabtu. Sebagai   akibat   dari   perintah   mensucikan   hari   Sabtu   di   mana   tiada   seorang   malakukan   urusan dagangan atau penangkapan ikan, maka pasar-pasar dan tempat-2 perniagaan di desa itu menjadi sunyi senyap pada tiap hari dan malam sabtu, sehingga ikan-2 di laut tampak terapung-apung di atas permukaan air, bebas berpesta ria mengelilingi dua buah batu besar berwarna putih terletak ditepi laut dekat desa Ailat.Ikan-ikan itu seolah-olah sudah terbiasa bahwa pada tiap malam dan hari Sabtu terasa aman bermunculan di atas permukaan air tanpa mendapat gangguan dari para nelayan tetapi begitu matahari terbenam pada Sabtu senja menghilanglah ikan-ikan itu kembali ke perut dan dasar laut sesuai dengan naluri yang dimiliki oleh tiap binatang makhluk Allah. Para    nelayan    desa  Ailat   yang   pd   hari-hari   biasa  tidak   pernah   melihat    ikan  begitu   banyak terapung-apung di atas permukaan air, bahkan sukar mendapat menangkap ikan sebanyak yang diharapkan, menganggap adalah kesempatan yang baik dan menguntungkan sekali bila mereka melakukan penangkapan ikan pada tiap malam dan hari Sabtu. Fikiran itu tidak disia-siakan dan tanpa   menghiraukan   perintah   agama   dan   adat   kebiasaan   yang   sudah   berlaku   sejak   Nabi   Musa memerintahkannya, pergilah mereka ramai-ramai ke pantai menangkap ikan di malam dan hari yang    terlarang    itu,  sehingga   berhasillah    mereka    menangkap       ikan  sepuas    hati  mereka     dan sebanyak yang mereka harapkan, Berbeda jauh dengan hasil mereka di hari-hari biasa. Para penganut   yang setia dan para mukmin   yang soleh datang menegur para orang fasiq   yang telah    berani   melanggar     kesucian    hari   Sabtu.   Mereka     diberi   nasihat   dan   peringatan     agar menghentikan        perbuatan     mungkar      mereka     dan   kembali     mentaati    perintah    agama     serta menjauhkan diri dari semua larangannya, supaya menghindari murka Allah yang dapat mencabut kurnia dan nikmat yang telah diberikan kepada mereka. Nasihat dan peringatan para mukmin itu tidak dihiraukan oleh para nelayan yang membangkang itu bahkan mereka makin giat melakukan pelanggaran secara demonstratif karena sayang akan kehilangan keuntungan material yang besar yang mereka perolrh dan penangkapan ikan di hari- hari yang suci. Akhirnya pemuka-pemuka agama terpaksa mengasingkan mereka dari pergaulan dan melarangnya masuk ke dalam kota dengan menggunakan senjata kalau perlu. Berkata para nelayan pembangkang itu memprotes: "sesungguhnya kota   Ailat adalah kota dan tempat     tinggal  kami    bersama    kami   mempunyai       hak  yang    sama   seperti   kamu    untuk   tinggal menetap   di   sini   dan   sesekali   kamu   tidak   berhak   melarang   kami   memasuki   kota   kami   ini   serta melarang kami menggali sumber-2 kekayaan yang terdapat di sini bagi kepentingan hidup kami. Kami tidak akan meninggalkan kota kami ini dan pergi pindah ke tempat lain.

 Dan jika engkau enggan bergaul dengan kami maka sebaiknya kota Ailat ini di bagi menjadi dua bahagian dipisaholeh    sebuah    tembok     pemisah,    sehingga     masing-2    pihak    bebas   berbuat    dan   melaksanakan usahanya tanpa diganggu oleh mana-mana pihak lain." Dengan      adanya    garis  pemisah     antara  para   nelayan    pembangkang       yang   fasiq   dan   pemeluk- pemeluk      agama    yang   taat  bebaslah    mereka    melaksanakan       usaha   penangkapan      ikan   semahu hatinya secara besar-besaran pada tiap-tiap hari tanpa berkecuali. Mereka   membina   saluran-2   air   bagi   mengalirkan   air   laut   ke   dekat   rumah-2   mereka   dengan mengadakan bendungan-2 yang mencegahkan kembalinya ikan-2 le laut bila matahari terbenam pada setiap petang Sabtu pada waktu mana biasanya ikan-2 yang terapung-apung itu meluncur kembali ke dasar laut. Para nelayan yang makin manjadi kaya karena keuntungan besar yang meeka peroleh dari hasil penangkapan       ikan   yang    bebas   menjadi    makin     berani   melakukan     maksiat    dan   pelanggaran perintah-2 agama yang menjurus kepada kerusakkan akhlak dan moral mereka. Sementara para pemuka agama yang melihat para nelayan itu makin berani melanggar perintah Allah    dan   melakukan      kemungkaran      dan   kemaksiatan      di  daerah   mereka    sendiri   masih   rajin mendatangi mereka dari masa ke semasa memperingatkan mereka dan memberi nasihat , kalau-2 masih   dapat   ditarik   ke   jalan   yang   benar   dan   bertaubat   dari   perbuatan   maksiat   mereka.   Akan tetapi   kekayaan   yang   mereka   peroleh   dari   hasil   penangkapan   yang   berganda   menjadikan   mata mereka buta untuk melihta cahaya kebenaran, telinga mereka pekak untuk mendengar nasihat-2 para   pemuka   agama   dan   lubuk   hati   mereka   tersumbat   oleh   nafsu   kemaksiatan   dan   kefasiqan, sehingga menjadikan sebahagian dari pemuka dan penganjur agaam itu berputus asa dan berkata kepada   sebahagian   yang   masih   menaruh   harapan:   "Mengapa   kamu   masih   menasihati   orang- orang     yang   akan   dibinasakan     oleh   Allah   dan   akan   ditimpahi     hati  orang-orang     yang   akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi azab yang sangat keras." Demikianlah   pula   Nabi   Daud   setelah   melihat   bahawa   segala   nasihat   dan   peringatan   kepada kaumnya   hanya   dianggap   sebagai         angin   lalu   atau   seakan   suara   di   padang   pasir   belaka   dan melihat tiada harapan lagi bahwa mereka akan sedar dan insaf kembali maka berdoalah beliau memohon kepada Allah agar menggajar mereka dengan seksaan dan azab yang setimpal. doa   Nabi   Daud   dikabulkan   oleh   Allah   dan   terjadilah   suatu   gempa   bumi   yang   dahsyat   yang membinasakan   orang-orang   yang   telah   membangkang   dan   berlaku   zalim   terhadap   diri   mereka sendiri dengan mengabaikan perintah Allah dan perintah para hamba-Nya yang soleh. Sementara mereka yang mukmin dan soleh mendapat perlindungan Allah dan terhindarlah dari malapetaka yang melanda itu. Beberapa Kurnia Allah Kepada Nabi Daud Allah mengutusnya sebagai nabi dan rasul mengurniainya nikmah, kesempurnaan ilmu, ketelitian amal perbuatan serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.

 

Kepadanya diturunkan kitab "Zabur", kitab suci yang menghimpunkan qasidah-2 da sajak-2 serta lagu-2 yang mengandungi tasbih dan pujian-pujian kepada Allah, kisah umat-2 yang dahulu dan berita nabi-nabi yang akan datang, di antaranya berita tentang datangnya Nabi Muhammad s.a.w. Allah   menundukkan   gunung-2   dan   memerintahkannya   bertasbih   mengikuti   tasbih   Nabi   Daud tiap pagi dan senja. Burung-2 pun turut bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud berulang-ulang. Nabi Daud diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa burung-2. Allah telah memberinya kekuatan melunakkan besi, sehingga ia dapat membuat baju-baju dan lingkaran-2 besi dengan tangannya tanpa pertolongan api. Nabi   Daud   telah   diberikannya   kesempatan   menjadi   raja   memimpin   kerajaan   yang   kuat   yang tidak   dapat   dikalahkan   oleh   musuh,   bahkan   sebaliknya   ia   selalu   memperolehi   kemenangan   di atas semua musuhnya. Nabi   Daud   dikurniakan   suara     yang   merdu   oleh   Allah  yang   enak   didengar   sehingga   kini   ia menjadi   kiasan   bila   seseorang   bersuara   merdu   dikatakan   bahawa   ia   memperolehi   suara   Nabi Daud. Kisah Nabi Daud dan kisah Sabtunya Bani Isra'il terdapat dalam Al-Quran surah "Saba'" ayat 11, surah "An-Nisa'" ayat 163, surah "Al-Isra'" ayat 55, surah "Shaad" ayat 17 sehingga ayat 26 dan surah "Al-'Aaraaf" ayat 163 sehingga ayat 165. Beberapa Pelajaran Dari Kisah Nabi Daud A.S Allah   telah   memberikan   contoh   bahwa   seseorang   yang   bagaimana   pun   besar   dan   perkasanya yang hanya menyandarkan diri kepada kekuatan jasmaninya dapat dikalahkan oleh orang yang lebih lemah dengan hanya sesuatu benda yang tidak bererti sebagaimana Daud yang muda usia dan lemah fizikal mengalahkan Jalout yang perkasa itu dengan bersenjatakan batu sahaja. Seorang yang lemah dan miskin tidak patut berputus asa mencari hasil dan memperoleh kejayaan dalam usaha dan perjuangannya selama ia bersandarkan kepada takwa dan iman kepada Allah yang akan melindunginya. Kemenangan   Daud   atas   Jalout   tidak   menjadikan   dia   berlaku   sombong   dan   takabbur,   bahkan sebaliknya ia bersikap rendah hati dan lemah-lembut terhadap kawan maupun lawan

Read More

Kamis, 03 Juli 2025

Ilmu Tashrif

 Shahih (Bab: Tsulátsi Mujarrad Fa'ala - Yaf'ulu)

 

Ilmu shorof adalah ilmu yg memalingkan satu kata menjadi beberapa rupa dan sifat untuk menghasilkan beberapa makna

Kita masuk pada pembahasan yang pertama:

 

Ilmu Tashrif

 

الباب الأول من ثلاثى المجرد

Al baabul awwal min tsulaatsi al mujarrad.

Bab yang pertama dari tsulatsi almujarrad.

 

BAB 1: TSULÂTSI AL MUJARRAD

1)    Dikatakan tsulâtsi karena asalnya terdiri dari 3 huruf:فعل, yaitu fa', 'ain dan lam :  ف – ع - ل

2) Dikatakan mujarrad karena tidak ada tambahan lain padanya.

TASHRIF

Wazan/timbangannya adalah:

فعل يفعل فعلا ومفعلا فهو فاعل وذاك مفعول افعل لا تفعل مفعل مفعل مفعل.
Fa'ala ,yaf'ulu,fa'lan,wa maf'alan,fahuwa faa'ilun,wa dzaaka maf'uulun,uf'ul,laa taf'ul,maf'alun,maf'alun,mif'alun.



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Perhatikan makna wazannya:

 

1

(فعَل)

fa'ala

fiil maadhi,bentuk lampau

2

(يفعُلُ)

yaf'ulu

fiil mudhaari,sedang terjadi atau yg akan datang.

3

(فعلاً)

fa'lan

mashdar,merupakan urutan ketiga dalam tashrif.

4

(مفعلا)

maf'alan

mashdar mim,yang diawali dengan mim.

 

5

(فاعل)

faa'ilun

fail,pelaku

6

(مفعول)

maf'uulun

maf'ul,objek/yg dikenai pekerjaan

7

(افعُل)

uf'ul

fi'il amr,perintah

8

( لا تفعُل)

laa taf'ul

nahyi,larangan

9

(مَفعَل )

maf'alun ,

 isim makan

10

(مَفعَل )

maf'alun

 isim zaman.

11

( مِفعَل)

mif'alun

isim alat

 

 

1. Subjek (S)

Subjek adalah pelaku kegiatan atau pokok pembicaraan. Subjek bisa berupa kata benda atau nomina, kelompok kata benda atau frasa nomina, serta klausa yang berperan sebagai pelaku dalam kalimat. Contoh subjek dalam kalimat yaitu orang, hewan, benda, tanaman atau hal-hal lainnya.

 

2. Predikat (P)

Predikat adalah kata kerja yang terdapat pada kalimat. Nah, kata kerja ini merupakan sebuah aksi atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek. Dalam kalimat, predikat terletak setelah subjek. Predikat juga dapat disisipi kata “tidak”.

 

 

 

3. Objek (O)

Dalam sebuah kalimat, objek adalah sesuatu yang dikerjakan atau menjadi sasaran oleh Subjek. Objek bisa berupa kata benda, frasa benda, atau kata ganti.

 

4. Keterangan (K)

Keterangan adalah unsur yang tidak wajib disertakan saat membuat kalimat. Namun, dengan adanya keterangan, kalimat terkesa lebih utuh, padu, jelas. Keterangan yang dimaksud adalah penjelasan di mana, kapan serta bagaimana suatu peristiwa bisa terjadi.

 

Kakak membeli obat di klinik (Subjek = Kakak, predikat = membeli, objek = obat, keterangan = di klinik)


Untuk memudahkan memahaminya,kita masuk pada contoh kata-katanya.

 

TASHRIF FIIL SHAHIH

Contoh yg shahih:
نصر(nashoro)
Perhatikan:

Yang dimaksud dengan shahih disini adalah kata yang huruf penyusunna tidak mengandung huruf-huruf illah*)

*)huruf illah itu terdiri dari 3:
ا alif,و waw, ي ya

Coba kita mentashrif kata nashoro sesuai wazan diatas:

Nashoro نصَر

Yanshuru ينصُر

Nashron نصراً

Wa manshoran ومنصَراً

Fahuwa naashirunٌفهو ناصِر

Wa dzaaka manshuurun وذاك منصور

Unshur انصر

Laa tanshur لا تنصر

Mansharunمَنصرٌ

Mansharunمَنصرٌ

Minsharunمِنصرٌ

 

1

نصَر

Nashoro

 telah menolong

2

ينصُر

Yanshuru

sedang/akan menolong

3

نصراً

Nashron

pertolongan

4

منصَراً

manshoron

pertolongan

5

ناصِر

naashirun

penolong

6

منصور

manshuurun

yang ditolong

7

انصر

Unshur

tolonglah

8

لاتنصر

Laa tanshur

angan engkau menolong

9

مَنصرٌ

Manshorun

tempat menolong

10

مَنصرٌ

Manshorun

waktu menolong

11

مِنصرٌ

Minshorun

alat untuk menolong

 

Materi TASHRIF FIIL SHAHIH

 

 

 

Mudhoaf dan Ajwaf Wawi (Bab fa'ala-yaf'ulu)

 

FIIL MUDHO'AF

mudho'af.
Mudho'af pada pembahasan shorof adalah kata yang bertasydid.

▶▶perhatikan pada contoh :
مَدَّ
Madda=mengulurkan

Penjelasan:
1) Asal katanya adalah َمَدَد
2) Karena ada dua huruf dal, maka keduanya disatukan/dilebur dengan tasydid dan diberi harokat fathah, menjadi مَدَّ

TAHSRIF MUDHO'AF BAB فَعَلَ - يَفْعُلُ

Perhatikan Tashrif
مَدَّ - يَمُدُّ - مَدًّا - و مَمَدًّا - فَهُوَ مَادٌّ - وَذَاكَ مَمدُودٌ - مُدَّ - لَا تَمُدَّ - مَمَدٌّ ٢ - مِمَدٌّ .

 

 

1

(مَدَّ)

Madda

telah mengulurkan

2

(يَمُدُّ)

Yamuddu

akan/sedang mengulurkan

3

(مَدًّا)

Maddan

penguluran

4

(وَ مَمَدٌّ)

Wa Mamaddun

penguluran

5

(فَهُوَ مَادٌّ)

Fahuwa māddun

 pengulur

6

(وَذَاكَ مَمْدُودٌ)

Wadzāka mamdūdun

yang diulur

7

(مُدَّ)

Mudda

ukurlah

8

(لَا تَمُدَّ)

Laa tamudda

 jangan engkau mengulur

9

(مَمَدٌّ)

 Mamaddun

waktu mengulur

10

( مَمَدٌّ)

Mamaddun

tempat mengulur

11

(مِمَدٌّ)

Mimaddun  

 alat mengulur

 

FIIL AJWAF WAWI

 أجوف واوى Ajwaf waawi

1) Disebut ajwaf waawi karena dia dimasuki oleh salah satu dari huruf illah*) yaitu huruf و.
*)
huruf 'illah ada 3: ا ، و dan ي.

2) Huruf illah tersebut berada di tengah,yakni pada 'ain fiilnya.

TAHSRIF AJWAW WAWI BAB فَعَلَ - يَفْعُلُ

Perhatikan contohnya:

صان  يصون  صونا  ومصانا  فهو صائن   وذاك مصون  صن  لاتصن  مصان  مصان  مصون

Untuk mengetahui huruf aslinya,maka lihat pada mashdarnya.yakni pada صونا

Oleh karena itu dinamakan ajwaf waaw

Lihat huruf tengahnya,terdapat huruf illah,yakni  (و )

Arti dari wazan صان di atas

1

(صَانَ)

-Shoona

Telah menjaga

2

(يَصُوْنُ)

-Yashuunu

Sedang menjaga

3

(صَوْنًا)

-Shaunan 

 penjagaan

4

(وَ مَصَانًا)

Wa mashoonan

 penjagaan

5

(فَهُوَ صَائِنٌ)

Fa huwa shooinun

Yang menjaga

6

(وَذَاكَ مَصُوْنٌ)

Wa dzaka mashuunun

Yang di jaga

7

(صُنْ)

-Shun 

 jagalah

8

(لَا تَصُنْ)

-Laa tashun

 jangan engkau menjaga

9

(مَصَانٌ)

-Mashoonu

Tempat menjaga

10

(مَصَانٌ)

-Mashoonun

waktu menjaga

11

(مِصْوَنٌ)

-Mishwanun 

Alat menjaga

 

Mufrad & Mutsanna

 

اجعل مثنّى
رَسُوْلٌ
👈 رَسُْولَانِ/رَسُوْلَيْنِ
نَبِيٌّ
👈نَبِيَّانِ / نَبِيَّيْنِ
مُسْلِمٌ
👈 مُسْلِمَانِ/ مُسْلِمَيْنِ
كَافِرٌ
👈كَافِرَانِ/ كَافِرَيْنِ
مَدْرَسَةٌ
👈 مَدْرَسَتَانِ / مَدْرَسَتَيْنِ
سَبُّوْرَةٌ
👈 سَبُّوْرَتَانِ/سَبُّوْرَتَيْنِ
عُثْمَانُ
👈 عُثْمَانَانِ/ عُثْمَانَيْنِ
سَلْمَانُ
👈 سَلْمَانَانِ/سَلْمَانَيْنِ
عِلْمٌ
👈عِلْمَانِ/عِلْمَنَيْنِ
عَالِمٌ
👈 عَالِمَانِ/عَالِمَيْنِ

اجعل مفرد:

يَدَيْنِ 👈 يَدٌ
رَجُلاَنِ
👈 رَجُلٌ
رِجْلَيْنِ
👈 رِجْلٌ
بَابَيْنِ
👈 بَابٌ
جَنَّتَانِ
👈 جَنَّةٌ

 

 

 

 

Al muqabalah

 

بــــــــسم اللـــــه الـرحمن الـرحيـــــــــــم

Al Muqobalah : Perbandingan.
Wazan : timbangan/pola.
Mauzun : yang di timbang/yang di pola.

Perhatikan contoh 👇🏻

📚WAZAN
Wazan adalah timbangan/pola
فعل
ف : فاء الفعل
ع : عين الفعل
ل : لام الفعل

Fa 'a la disebut wazan, yang terdiri dari:

1) huruf pertama disebut fa' fiil

2) huruf kedua disebut 'ain fiil

3) huruf ketiga disebut lam fiil

🏻Apa manfaat mengetauhi wazan fiil?
Mengetahui wazan fiil akan memudahkan  kita dalam mencari sebuah arti kata dalam kamus.

📚MAUZUN
Mauzun adalah yang ditimbang berdasarkan wazan.

1⃣ WAZAN فَــــعَـــلَ
Untuk fiil yang tiga huruf, wazannya mengikuti wazan
فَــــعَـــلَ

Contoh:
Misalnya fiil "kataba" (
كتب).
Mana 'ain fiil, fa fiil dan 'ain fiilnya?
Maka kita timbang mauzun dengan wazan.
Wazannya:
فَعَلَ
Mauzunnya: 
كَتَبَ

Caranya adalah mencocokkan (menimbang) dengan wazan "fa'ala" (فعل)

فعل 🔁 كتب

فَــــعَـــل
كَـــتَـــب

ف= ك فاء الفعل
ع = ت
عين الفعل.
ل = ب
لام الفعل

 

Perhatikan, karena huruf kaf (كَ) mencocoki/berhadap-hadapan dengan huruf fa' (ف) pada fa'ala (فَــــعَـــل), maka kita katakan bahwa kaf pada "kataba" (كَتَبَ)  adalah 'ain fiil.

Karena huruf ta (تَ) mencocoki/berhadap-hadapan dengan huruf 'ain (عَ) pada fa'ala (فَــــعَـــل), maka kita katakan bahwa ta pada fiil "kataba" (كَتَبَ) adalah  'ain fiil.

Karena huruf  ba (بَ) mencocoki/berhadap-hadapan dengan huruf 'ainل) pada fa'ala (فَــــعَـــل), maka kita katakan bahwa ta pada fiil "kataba" (كَتَبَ) adalah lam fiil.

Contoh lain misalnya:

ذَهَبَ
ذ
فاء الفعل
ه‍
عين الفعل
ب
لام الفعل

2⃣WAZAN AF'ALA (أَفْــعَـلَ)

أَفْــعَـلَ adalah فَــــعَـــلَ،  berarti ada satu huruf tambahan pada wazan أَفْــعَـلَ, yaitu huruf أَ.

jadi, fiil-fiil yang berwazan أَفْــعَـلَ seperti:

أَخْرَجَ - أَدْخَلَ - أَنْزَلَ

dapat kita ketahui bahwa:

🏻Fiil أَخْرَجَ berasal dari خَرَجَ، sedangkan hamzah (أَ) adalah huruf tambahan.

🏻Fiilَ أَدْخَلَ berasal dari دَخَلَ sedangkan hamzah (أَ) adalah huruf tambahan.

🏻Fiil أَنْزَلَ berasal dari نَزَلَ sedangkan hamzah (أَ) adalah huruf tambahan.

أ : huruf tambahan

ف=خ فاء الفعل

ع=ر عين الفعل

ل = ج لام الفعل

 

2WAZAN IFTA'ALA (اِفــْتَــعَــلَ)

اِفــْتَــعَــلَ

contoh mauzun

اِجـْتـَـمَــعَ

ا ، ت: huruf tambahan

ف=ج فاء الفعل

ع= م عين الفعل

ل = ع لام الفعل

Maraji' tambahan:

Kitab الكافي في علم الصرف (A. Zakaria)  Belajar Tashrif Sistem 20 Jam

Contoh :

Wazan:

أَفْــعَـلَ

Mauzun:

أَخـْرَجَ

 

AL MUQABALAH

المقابلة

(فاء الفعل، عين الفعل، ولام الفعل)

Muqabalah itu artinya berhadap-hadapan atau mencocokkan.

Sebagian besar dari fiil-fiil  di dalam bahasa Arab itu aslinya tiga huruf.

Seperti:

مَنَعَ - كَتَبَ dll.

 

مَنَعَ

Mana'a  (مَنَعَ) dikatakan atas timbangan fa'ala (فَعَلَ).

فــَعَــلَ

مَــنَــعَ

 

Karena huruf nun berhadapan dengan 'ain dari fa'ala, maka (nun) disebut 'ain fiil.

Karena huruf 'ain berhadapan dengan lam dari fa'ala, maka ('ain) disebut lam fiil.

Begitulah semua fiil yang asalnya (terdiri dari) tiga huruf.

 

Yakni:

Setiap fiil yang jumlah huruf penyusunnya adalah 3 huruf, kita katakan:

1) huruf yang pertama (di depan) adalah fa' fiil walaupun bukan fa

2) huruf yang kedua (di tengah) adalah 'ain fiil walaupun bukan 'ain

3) huruf yang ketiga (diakhir) adalah lam fiil walaupun bukan lam

Jika fiil itu ditambahi hurufnya (mazìdـ yaitu fiil yang aslinya مَنَعَ ditambahi huruf), seperti

يَمْنَعُ - يَمْنَعُوْنَ - امْتَنَعَ

 

 

 

Maka huruf tambahan itu tidak dihitung

Tetapi tetap kita katakan (dari contoh diatas):

1) mim adalah fa' fiil

2) nun adalah 'ain fiil

3) 'ain adalah lam fiil

 

Selain ketiga huruf tersebut (م، ن، ع) dinamakan "zaidah" yakni huruf tambahan.

 

Dan terkadang, fiil itu aslinya empat huruf (fiil ruba'i mujarrad) seperti:

دَحْرَجَ

Dengan wazan:  فَعْلَلَ

 

Maka:

1) dal (د) dikatakan fa fiil

2) ha (ح) dikatakan 'ain fiil

3) ro ( ر)  dikatakan lam fiil kesatu

4) jim (ج)  dikatakan lam fiil kedua.

Jika fiilnya mendapat tambahan huruf lagi seperti:

مُدَحْرِجٌ - مُتَدَحْرِجَات

Maka wazannya tidak dihitung akan tetapi dikatakan:

1) dal  ( د) itu fa' fiil

2) ha (ح) itu 'ain fiil

3) ro (ر) itu lam fiil pertama

4) jim  (ج) itu lam fiil  kedua

Selain dari itu dikatakan huruf zaidah

Maraji': Kitabut tashrif, Ahmad bin Hasan

FIIL TSULAATSI & FIIL RUBA'I

PEMBAGIAN FIIL BERDASARKAN JUMLAH HURUF PENYUSUNNYA

 

Berdasarkan jumlah huruf penyusunnya, fiil dibagi menjadi 2:

1) Fiil tsulatsi ( الفعل ثلاثي)

👉🏻 fiil yang huruf aslinya terdiri dari 3 huruf.

Terbagi menjadi 2:

a. Fiil Tsulasi Mujarrad

b. Fiil Tsulasi Mazydun fìh

 

2) Fiil ruba'i (الفعل رباعي)

👉🏻 fiil yang huruf aslinya terdiri dari 4 huruf

Terbagi menjadi 2:

a. Fiil Ruba'i Mujarrad

b. Fiil Ruba'i Mazydun fìh

 

==::PENJELASAN RINCI::==

::::::::📚FIIL TSULATSI ( الفعل ثلاثي):::::::

Fiil tsulaatsi terbagi menjadi dua:

1. Fiil tsulaatsi mujarrad (الفعل  ثلاثي مجرّد)

Contohnya: كَتَبَ - فَتَحَ – ذَهَبَ

 

 

كَتَبَ👈 كَ + تَ + بَ

فَتَحَ👈فَ + تَ + حَ

ذَهَبَ 👈 ذَ + هَ + بَ

2. Fiil tsulaatsi maziiydun fiyh (الفعل ثلاثي مزيد فيه)

👉Contohnya: دَحْرَجَ - زَلْزَلَ - وَسْوَسَ

دَحْرَجَ 👈 د + ح + ر + ج

زَلْزَلَ 👈 ز + ل + ز + ل

وَسْوَسَ 👈 و + س + و + س

Arti kosakata:

كتب:  menulis

فتح:  membuka

ذهب:  pergi

دحرج: menggelincirkan

زلزل : menggoncangkan

وسوس : merasa was-was

 

 

Penjelasan tambahan:

a) FIIL TSULAATSI MUJARRAD

1. Fiil tsulaatsi mujarrad (الفعل  ثلاثي مجرّد)

👉Adalah fiil yang asalnya tersusun dari 3 huruf tanpa adanya huruf tambahan lain.

Misalnya:

خَرَجَ 👈 خَ+ رَ + جَ

قَطَعَ👈قَ + طَ + عَ

غَفَرَ 👈غَ + فَ + رَ

 

b) FIIL TSULAATSI MAZIYDUN FIHI

2. Fiil tsulaatsi maziiydun fiyh (الفعل ثلاثي مزيد فيه)

👉Adalah fiil yang asalnya terdiri dari 3 huruf kemudian mendapatkan tambahan huruf lain.

Misalnya:

Dari contoh fiil tsulatsi mujarrad diatas, ditambahkan huruf lain.

أَخَرَجَ👈 أَ + خَرَجَ

َطَعَ 👈ا + نْ + قَطَعَ

اِسْتَغْفَرَ 👈 ا + سْ + تَ +غفَرَ

Misalkan:

-khoroja : keluar ; akhroja mengeluarkan

-qotho'a : memotong ; inqotho'a : terpotong

-ghofaro : mengampuni ;istaghfara : memohon ampun

:::::::📚FIIL RUBA'I (الفعل الرباعي):::::::::

Dibagi menjadi 2:

1) Fiil Ruba'i Mujarrad

2) Fiil Ruba'i Mazìdun fìh

 

1) Fiil Ruba'i Mujarrad

Adalah fiil yang asalnya terdiri dari 4 huruf.

Contohnya:

زلزل

دحرج

وسوس

 

Adalah fiil yang asalnya terdiri dari 4 huruf dan mendapatkan huruf tambahan padanya.

Contoh:

Fiil ruba'i yang mendapatkan tambahan huruf ت

ت + زلزل  =تزلزل

ت + دحرج =تدحرج

ت + وسوس =توسوس

👈🏻 تزلزل:  Tergoncang

👈🏻 تدحرج : menggelinding

👈🏻 توسوس : tergoda

Catt:

Fiil itu minimalnya tersusun dari 3 huruf asal.

Maksimalnya, dia tersusun dari 6 huruf (dengan ditambahkan huruf dari kata asalnya)

Sehingga: Tambahan huruf itu bisa satu, dua atau tiga huruf.

Kesimpulannya, fiil jika dilihat dari jumlah huruf penyusunnya, terdiri dari tiga, empat, lima dan enam huruf.

Fawaid tambahan dari Ummu Ahmad حفظها الله:

*Faidah*

Istilah fi'il tsulatsi dan ruba'i  di kalangan ulama nahwu dan sharaf berbeda.

👉🏻 Ulama nahwu mengistilahkan:

1)  tsulatsi untuk semua fiil yg terdiri dari 3 huruf saja.

2) ruba'i untuk semua fiil yg terdiri dari 4 huruf.

3) khumasi untuk smua fiil yg terdiri 5 huruf dan seterusnya

 

Hal diatas berbeda dg ulama sharaf. Dan yang kita pelajari saat ini istilah dari ulama sharaf.

والله أعلم بالصواب

DHOMIR-DHOMIR YANG TERPISAH

 

الضّمَائِرُ المُنْفَصِلَة

 

Sebagaimana telah kita pelajari pada pelajaran yang telah lalu, bahwa dhomir itu dibagi menjadi 2:

1) Dhomir munfashil

2) Dhomir muttashil.

 

Pada pelajaran kali ini, kita akan mempelajari tentang pembagian dhomir munfashil.

 

Dhomir² munfashil dibagi menjadi 2:

a) Dhomir  rofa' munfashil

b) Dhomir nashob munfashil

 

a) Dhomir  Rofa' Munfashil

___________________________

Dhomir rofa' munfashil ada 14, yaitu:

 

هُوَ - هُمَا - هُمْ - هِيَ - هُمَا - هُنَّ

أَنْتَ - أَنْتُمَا - أَنْتُمْ - أَنْتِ - أَنْتُمَا - أَنُتُنَّ

أَنَا - نَحْنُ

 

Penjelasan:

1) Kelompok pertama (baris pertama) adalah dhomir  untuk ghoib yaitu kata ganti untuk orang ketiga.

هُوَ - هُمَا - هُمْ - هِيَ - هُمَا - هُنَّ

Dibagi menjadi dua:

1. Untuk mudzakar : هُوَ - هُمَا - هُمْ

2. Untuk muannats: هِيَ - هُمَا - هُنَّ

 

2) Kelompok kedua (baris kedua) adalah dhomir untuk mukhoththob yaitu kata ganti untuk orang kedua.

أَنْتَ - أَنْتُمَا - أَنْتُمْ - أَنْتِ - أَنْتُمَا - أَنُتُنَّ

Dibagi menjadi dua:

1. Untuk mudzakar : أَنْتَ - أَنْتُمَا - أَنْتُمْ

2. Untuk muannats: أَنْتِ - أَنْتُمَا - أَنُتُنَّ

 

 

3) Kelompok ketiga (baris ketiga) adalah dhomir untuk mutakallim yaitu kata ganti untuk orang pertama.

أَنَا - نَحْنُ

Dimana, dhomir  أَنَا - نَحْنُ  ini berfungsi sebagai kata ganti untuk mudzakar sekaligus untuk muannats juga.

Arti dari masing² dhomir tersebut diatas adalah sbb:

هو -

Artinya: dia seorang laki-laki.

هما -

Artinya: mereka dua orang laki-laki.

هم -

Artinya: mereka laki-laki.

هي -

Artinya: dia seorang perempuan.

هما -

Artinya: mereka dua orang perempuan.

هنّ -

Artinya: mereka perempuan.

انتَ -

Artinya: kamu seorang laki-laki.

 

انتما -

Artinya: kamu dua orang laki-laki.

انتم -

Artinya: kalian laki-laki.

انتِ -

Artinya: kamu seorang perempuan.

انتما -

Artinya: kamu dua orang perempuan.

انتنّ -

Artinya: kalian perempuan.

انا -

Artinya: saya,aku,beta

نحن -

Artinya: kami, kita.

 

b) Dhomir Nashob Munfashil

_____________________________

Dhomir nashab munfashil ada 14, yaitu:

اِيَّاهُ - اِيَّاهُمَا - اِيَّاهُمْ - اِيَّاهَا - اِيَّاهُمَا – اِيَّاهُنَّ

 

اِيَّاكَ - اِيَّاكُمَا - اِيَّاكُمْ - اِيَّاكِ - اِيَّاكُمَا - اِيَّاكُنَّ

اِيَّايَ - اِيَّانَا

 

Penjelasan untuk dhomir nashab munfashil ini sama dengan dhomir rofa' munfashil yang telah dijelaskan diatas.

Kecuali tentang maknanya, ada perbedaan antara dhomir nashab munfashil dengan dhomir rofa' munfashil.

Contohnya:

Dhomir rofa munfashil هُوَ artinya dia seorang laki-laki

Dhomir nashob munfashil اِيَّاهُ artinya kepada dia seorang laki-laki.

Dhomir rofa munfashil اَنْتَ artinya kamu seorang laki-laki

Dhomir nashob munfashil اِيَّاكَ artinya kepada kamu seorang laki-laki

 

DHOMIR YANG BERSAMBUNG DENGAN ISIM

الضميرُ المتّصلِ بالاسمِ

Contohnya:

بَيْتُهُ - بَيْتُهُمَا - بَيْتُهُمْ - بَيْتُهَا - بَيْتُهُمَا - بَيْتُهُنَّ

بَيْتُكَ - بَيْتُكُمَا - بَيْتُكُمْ - بَيْتُكِ - بَيْتُكُمَا - بَيْتُكُنَّ

بَيْتِيْ - بَيْتُنَا

 

Penjelasan:

Dhomir muttashil bil ism adalah dhomir yang penulisannya bersambung dengan isim.

Pada contoh tashrif diatas, isim ( بَيْتٌ) disandarkan pada ke-14 dhomir.

PEMBAGIAN DHOMIR

Dalam ilmu shorof, dhomir terbagi menjadi 2:

1l Dhomir Munfashil

2l Dhomir Muttashil

 

Dhomir:  kata ganti

Munfashilun:  yang terpisah

Muttashilun:  yang bersambung

 

Catt:

1l Dhomir Munfashil

Yaitu: dhomir yang penulisannya terpisah dari kata lainnya.

Contohnya:

هُوَ - هُمَا - هُمْ - هِيَ - هُمَا - هُنَّ

أَنْتَ - أَنْتُمَا - أَنْتُمْ - أَنْتِ - أَنْتُمَا - أَنُتُنَّ

أَنَا - نَحْنُ

 

2l Dhomir Muttashil

Yaitu: dhomir yang penulisannya bersambung dengan kata lainnya.

 

Contohnya:

دَفْتَرُهُ - دَفْتَرُهُمَا - دَفْتَرَهُمْ - دَفْتَرُهَا - دَفْتَرُهُمَا - دَفْتَرُهُنَّ

دَفْتَرُكَ - دَفْتَرُكُمَا - دَفْتَرُكُمْ - دَفْتَرُكِ - دَفْتَرُكُمَا - دَفْتَرُكُنَّ

دَفْتَرِيْ – دَفْتَرُنَا

DHOMIR

الضَّمِيْرُ

Dhomir adalah kata yang kembali pada isim dhohir, yang menunjukkan pada mutakallim atau mukhothob atau ghoib.

Seperti:

أَنَا ← aku, saya

أَنْتَ ← kamu, anda

هُوَ ← dia

 

Catt:

*Mutakallim:  orang yang berbicara

*Mukhoththob: orang yang diajak berbicara

*Ghoib:  orang yang dibicarakan yang tidak ada ketika percakapan sedang berlangsung.

 

Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal tentang "kata ganti".

Kata ganti terbagi menjadi 3:

1) Kata ganti orang pertama (mutakallim)

Contohnya: aku, saya

2) Kata ganti orang kedua ( mukhoththob)

Contohnya: kamu, anda, engkau

3) Kata ganti orang ketiga (ghoib)

Contohnya: dia, mereka

 

PENGERTIAN ILMU TASHRIF

علمُ التصريفِ

DEFINISI ILMU TASHRIF:

1) Definisi secara bahasa (lughawi)

2) Definisi secara istilah (menurut ulama shorof)

 

1) Definisi secara bahasa (lughawi)

Tashrif secara bahasa adalah التَّغْيِيْرُ (at taghyir) yang artinya perubahan.

2) Definisi secara istilah (menurut ulama shorof)

Ilmu tashrif adalah perubahan asal kata kepada  contoh yang berbeda-beda untuk menghasilkan makna yang  diinginkan, dan tidak akan menghasilkan (makna tersebut) kecuali dengan merubahnya.

 

Misalnya:

Ada kata: كَتَبَ.

Dari asal kata ini, kita rubah (kita tashrif) kepada bentuk² lain yang berbeda-beda untuk menghasilkan makna yanh berbeda pula.

كَتَبَ ← يَكْتُبُ - أُكْتُبْ - كَاتِبٌ - مَكْتُوْبٌ - مَكْتَبٌ.

Kata كَتَبَ yang artinya dia seorang laki² telah menulis. Ditashrif ke:

يَكْتُبُ - أُكْتُبْ - كَاتِبٌ - مَكْتُوْبٌ - مَكْتَبٌ.

Setelah ditashrif, selain tulisannya berubah, artinya pun ikut berubah.

يَكْتُبُ - dia seorang laki-laki sedang/akan menulis

أُكْتُبْ - tulislah

كَاتِبٌ - yang menulis

مَكْتُوْبٌ - yang ditulis

مَكْتَبٌ - tempat untuk menulis

Contoh kedua:

Kata نَصَرَ ditashrif ke: يَنْصُرُ - اُنْصُرْ - نَاصِرٌ - مَنْصُوْرٌ - مَنْصَرٌ.

نَصَرَ : dia seorang laki-laki  telah menolong

يَنْصُرُ - dia seorang laki-laki sedang/akan menolong

اُنْصُرْ - tolonglah

 نَاصِر  yang menolong

مَنْصُوْرٌ - yang ditolong

مَنْصَر - alat untuk menolong

ضمير رفع متّصل بالماضى

ضمير رفع متّصل بالماضى

Yaitu:

فَعلَ  -  فَعَلَا  - فَعَلُوا  - فَعَلَتْ  - فَعَلْتَا  - فَعَلْنَ

فَعَلْتَ  - فَعَلْتُمَا  - فَعَلْتُمْ  - فَعَلْتِ  - فَعَلْتُمَا  - فَعَلْتُنَّ

فَعَلْتُ  - فَعَلْنَا

 

Keterangan:

فَعَلَ:

Artinya: telah berbuat ia seorang laki-laki (هو). Didalam fiil itu ada dhomir yang semakna dengan هو.

فَعَلَا:

Artinya: telah berbuat dua orang laki-laki (هُمَا). Huruf alif (ا)  yang ada pada فعلا  itu adalah dhomir yang semakna dengan هُمَا.

فَعَلُوْا:

Artinya: telah berbuat mereka laki-laki (هُمْ). Huruf و pada  فَعَلُوْا adalah dhomir yang semakna dengan هُمْ. Adapun huruf ا  (alif) pada فَعَلُوْا  tidak ada maknanya hanya sebagai tanda jamak saja.

 

فَعَلَتْ:

Artinya: telah berbuat ia seorang perempuan (َهِي). Didalam فَعَلَتْ ada dhomir yang semakna dengan َهِي.

فَعَلَتَا:

Artinya: telah berbuat mereka dua orang perempuan (هُمَا). Alif yang ada pada فَعَلَتَا itu adalah dhomir yang semakna dengan هُمَا. Adapun ت adalah alamat (tanda) ta'nits bukan dhomir.

 

فَعَلْنَ:

Artinya: telah berbuat mereka perempuan (هُنَّ). َن pada فَعَلْنَ itu adalah dhomir yang semakna dengan هُنَّ.

فَعَلْتَ:

Artinya: telah berbuat kamu seorang laki-laki (أَنْتَ). َت pada فَعَلْتَ adalah dhomir yang semakna dengan أَنْتَ.

فَعَلْتُمَا:

Artinya:  telah berbuat kamu dua orang laki-laki (أَنْتُمَا). تُمَا pada فَعَلْتُمَا adalah dhomir yang semakna dengan أَنْتُمَا.

فَعَلْتُمْ:

Artinya: telah berbuat kalian laki-laki (أَنْتُمْ). تُمْ pada فَعَلْتُمْ adalah dhomir yang semakna dengan أَنْتُمْ.

فَعَلْتِ:

Artinya: telah berbuat kamu seorang perempuan (أَنْتِ).  تِ  pada فَعَلْتِ adalah dhomir yang semakna dengan أَنْتِ

فَعَلْتُمَا:

Artinya:  telah berbuat kamu dua orang perempuan (أَنْتُمَا). تُمَا pada فَعَلْتُمَا adalah dhomir yang semakna dengan أَنْتُمَا.

فَعَلْتُنَّ:

Artinya: telah berbuat kalian perempuan (أَنْتُنَّ). تُنَّ pada فَعَلْتُنَّ adalah dhomir yang semakna dengan أَنْتُنَّ.

فَعَلْتُ:

Artinya: saya ( أَنَا) telah berbuat. Saya disini bisa laki-laki atau perempuan. تُ pada فَعَلْتُ adalah dhomir yang semakna dengan أَنَا.

فَعَلْنَا:

Artinya: kami/kita (نَحْنُ) telah berbuat. نَا pada فَعَلْنَا adalah dhomir yang semakna dengan نَحْنُ.

▫▫📚PENJELASAN📚▫▫

🏻 Dari فَعَلَ sampai فَعَلْنَا , namanya adalah fiil madhi ma'ruf.

🏻Maka 14 dhomir sebagiannya yang ada di dalam fiil madhi dan sebagian lain bersambung penulisannya dengan fiil madhi, dinamakan dhomir rofa' muttashil karena dhomir²  tersebut penulisannya bersambung tidak terpisah.

 

📚FIIL MADHI MAJHUL📚

فَعَلَ فُعِلَ

فَعَلَ 👈 fiil madhi  ma'ruf

فُعِلَ 👈 fiil madhi majhul

📚Apabila fiil madhi ma'ruf tersebut dijadikan fiil maadhi majhul, maka kita katakan:

فُعِلَ  - فُعِلَا  - فُعِلُوْا  - فُعِلَتْ  - فُعِلَتَا  - فُعِلْنَ

فُعِلْتَ  - فُعِلْتُمَا  - فُعِلْتُمْ  - فُعِلْتِ  - فُعِلْتُمَا  - فُعِلْتُنَّ

فُعِلْتُ  - فُعِلْنَا

🏻Maka artinya itu dari "berbuat" berubah menjadi "dibuat".

🏻Seperti فَعَلَ yang artinya telah berbuat dia seorang laki-laki, ketika dirubah menjadi fiil madhi majhul, artinya berubah menjadi telah dibuat dia seorang laki-laki (فُعِلُ).

Demikianlah seterusnya penjelasan tentang artinya sampai habis (فُعِلْنَا).

🏻Walaupun maknanya berubah, tetapi dhomir² yang ada pada fiil madhi majhul sama dengan dhomir² yang ada pada fiil madhi ma'ruf.

Contohnya: sebagaimana dalam فَعَلَ ada dhomir هُوَ , maka didalam فُعِلَ ada dhomir هُوَ juga. Begitulah sampai habis.

Read More